Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

KOROSI PADA PAKU

Disusun Oleh:

1.Ariel Pratama
2.A Tegar Muzakir
3.Rafi Putra Ramdhani
4.Okta Saputra
5.Rahmatia Ivana
6.Nur Izzati

Kelas : XII MIPA 1

Guru Pembimbing: Nurlaili Fitria

SMA NURUL YAQIN TANJUNG BATU


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan  ini berisikan
tentang ” korosi pada paku”. Di harapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang ” korosi pada paku “.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................  i
Daftar isi..................................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah........................................................................................  1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................  1
C.     Tujuan Penelitian................................................................................................... 1
D.    Manfaat Penelitian.................................................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI  


A.    Pengertian Besi Dan Korosi .................................................................................. 2
1)      Besi ....................................................................................................................... 2
2)      Korosi .................................................................................................................... 2
B.     Penyebab Korosi Dan Pengendalian Korosi.......................................................... 3
1)      Penyebab Korosi ..................................................................................................  3
2)      Pengendalian Korosi ...........................................................................................   4

BAB III METODE PENELITIAN


A.    Alat dan Bahan ...................................................................................................... 6
B.     Langkah Kerja.......................................................................................................  6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil ...................................................................................................................    7
B.     Pembahasan ........................................................................................................   7

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan ........................................................................................................  9
B.     Saran..................................................................................................................   9

Lampiran Dokumentasi ............................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang
hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi
pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua
logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak
perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak
mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal
merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan
pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah
tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat
terjadinya korosi.   

B.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.    Apakah gelas di mana paku berkarat terdapat oksigen dan air?
2.    Apakah gelas di mana paku tidak berkarat terdapat oksigen dan air?

C.    TUJUAN PENELITIAN
Praktikum ini bertujuan untuk :
1.       Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2.       Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besiberkarat.
3.       Cara pencegahan korosi pada besi.

D.    MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.      Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2.       Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
3.       Dapat melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A.   Pengertian Besi dan Korosi


1.    Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang
merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi
juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:         
         Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar, 
         Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan 
         Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk
kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2.    Korosi          
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksiredoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi.       
             Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus
kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.  
           Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi           .

2
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuksenyawa besi
oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan
untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi
beda potensialterhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari
oksida.      
B.   Penyebab korosi dan Pengendalian korosi
1.    Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif
(yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam
bentuk senyawa an-organik maupun organik. 
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat
proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat
proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen
fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif.
Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik.

3
Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam
kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas
dan sangat mudah terlepas ke udara.       
2.    Pengendalian korosi       
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai
barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat
dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi,
proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.    
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa
berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan
korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.          
1.           Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
besi dengan udara dan air.       
2.           Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3.           Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan
air.       
4.           Tin plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut
electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah
tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan
tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi
lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan
membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian,
timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga
kaleng-kaleng bekas cepat hancur.       
5.           Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan
berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat
melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena
suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial
reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan

4
membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi
terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.    
6.           Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti
zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang
rusak.
7.           Sacrificial protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh
lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium
dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara
ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal
laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

5
BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Alat dan Bahan


a)      Alat :
 5 gelas aqua
 5 buah karet gelang
 5 buah paku
 5 buah akntong plastik
b)      Bahan :
 Cat
 Minyak goreng
 Air

B.    Langkah Kerja
1.      Ambillah 5 botol plastik, kemudian:
a)      Tambahkan kira-kira 10 mL minyak ke dalam botol plastik1 dan biarkan terbuka
b)      Tambahkan air ke dalam botol plastik 2 sampai paku tenggelam, lalu tutup
dengan kantong plastik
c)      Masukkan paku ke dalam botol plastik 3 dan biarkan terbuka
d)     Masukkan paku yang cat kedalam botol plastik 4 dan biarkan terbuka
e) Masukkan paku ke dalam botol plastik 5 dan tutup dengan kantong plastik.
2.      Simpanlah gelas-gelas tersebut, kemudian amati apa yang terjadi.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Berdasarkan dari pengamatan kami didapatlah hasil berikut:

Gelas Hari Ke
1 2 3 4
Paku + minyak sayur Tidak Tidak Tidak Tidak
(terbuka) berkarat berkarat berkarat berkarat
Paku + air dan cangkir Permukaan Permukaan Permukaan Permukaan
(tertutup) paku paku paku berkarat paku
berkarat berkarat dan dan air keruh berkarat dan
air keruh air keruh
Paku saja dan dibiarkan Tidak Permukaan Permukaan Permukaan
terbuka berkarat paku paku berkarat paku
berkarat berkarat
Paku di cat dan Tidak Tidak Tidak Tidak
dibiarkan terbuka berkarat berkarat berkarat berkarat

Paku saja dan ditutup Tidak Tidak Permukaan Permukaan


berkarat berkarat paku berkarat paku
berkarat

B. PEMBAHASAN
 Gelas 1 (berisi paku dan minyak ) tidak terjadi pengaratan selama penelitian.
 Gelas 2 (berisi paku dan air, kemudian ditutup) permukaan pakunya mulai berkarat
pada hari pertama. Pada hari kedua air mulai keruh.
 Gelas 3 (berisi paku dan dibiarkan terbuka) tidak terjadi pengaratan selama penelitian.
 Gelas 4 (berisi paku di cat dan dibiarkan terbuka) tidak terjadi pengaratan selama
penelitian.
 Gelas 5 (paku saja dan ditutup) tidak terjadi pengaratan selama penelitian.
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, kita dapat mengetahui bahwa KOROSI terjadi
karena adanya pengaruh lingkungan terhadap suatu benda, dan adanya beberapa faktor yang
menyebabkan korosi terjadi, adapun faktor itu adalah :

7
  Udara – O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara
disekitarnya, jadi korosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksi dengan
mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe). Teori ini sesuai dengan
hasil yang kami dapatkan.
  Air – H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya adalah air (H2O). Semakin sering
logam (besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Hal
ini juga sesuai dengan hasil yang kami dapat.

8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, kita dapatkan bahwa paku yang berkarat adalah
paku yang berada di tabung yang berisi air. Hal ini karena perkaratan pada paku tersebut di
pengaruhi oleh Oksigen dan Zat elektrolit (garam). Hal ini jelas menunjukkan bahwa
kombinasi antara air dan oksigen akan lebih memberikan efek yang lebih signifikan daripada
keberadaan O2saja atau H2O saja.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi Adalah  
A) Air
B) Oksigen

Faktor-Faktor Yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi


A) Elektrolit
B) Permukaan Besi

Cara Mengatasi Korosi Adalah


A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat

B. SARAN
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta
memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi
guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan
praktikum.

9
LAMPIRAN

10
11

Anda mungkin juga menyukai