Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nomor Praktikum : 07

“KOROSI BESI (1I)”

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Ketua Kelompok : Nico Andrianto (27)
Anggota Kelompok : 1. Calista Christabella (06)
2. Gerend Christopher (15)
3. Karyn Villela (19)

KELAS : XII MIPA 1

TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020


YAYASAN XAVERIUS PALEMBANG
SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG, Jalan Bangau No. 60/1258 Palembang
I. Nomor Praktikum : 07
II. Judul Praktikum : KOROSI BESI (1)
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui pengaruh logam lain terhadap
korosi besi.
IV. Landasan Teori :

 BESI

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat
sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam
penggunaannya

Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:


• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah
dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi
menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai
barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi
dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless
steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan
besi. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam
contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.

 KOROSI

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks


antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin
“corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas
korosi dikenal sangat merugikan. Korosi merupakan system termodinamika
logam dengan lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai
kesetimbangan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam


karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari
proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral
logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi
sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan
untuk pembuatan baja atau baja paduan

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari
bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk Kristal, unsur-
unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara,
suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan
sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri
atas asam, basa serta garam , baik dalam bentuk senyawa an organik
maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara
dapat mempercepat proses korosi. Uadara dalam ruangan yang terlalu asam
atau basa dapat mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada
dalam ruangan tersebut.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida
atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat
yang berwarna coklat-merah. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk
ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu
karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode
dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai
faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada
banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan
oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang
akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

V. Alat dan Bahan


No. Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah
1. Tabung reaksi dan rak biasa 4/1
2. Cawan petri - 5
3. Gelas kimia 1000 mL 1
4. Paku besi 5 cm 5
5. Amplas - 1 lembar
6. Pita magnesium 0,5x5 cm 1
7. Lempeng seng 0,5x5 cm 1
8. Lempeng tembaga 0,5x5 cm 1
9. Kawat timah 0,5x5 cm 1
10. Agar-agar Serbuk 6 gram
11. Larutan K3Fe(CN)6 5% 50 mL
12. Larutan NaOH - 5 mL
13. Larutan garam besi (I) - 5 mL
14. Larutan garam besi (II) - 5 mL
15. Larutan garam seng - 5 gram
16. Kristal NaCl - 15 gram
17. Larutan Fenolftalein - 5 mL
VI. Cara Kerja:
1. Percobaan pendahuluan. Percobaan ini diperlukan untuk menafsirkan hasil-
hasil percobaan selanjutnya.
a. Tambahkan larutan Fe2+ dan Fe3+ masing-masing ke dalam larutan
K3Fe(CN)6 di dalam 2 tabung yang berlainan. Amati dan catat
pengamatan Anda.
b. Tambahkan larutan Zn2+ ke dalam tabung reaksi yang berisi K-
3Fe(CN)6. Catat pengamatan Anda.
c. Tambahkan larutan fenolftalein ke dalam larutan yang bersifat basa,
catat pengamatan Anda.
2. Letakkan sebatang paku yang bersih di dalam sebuah cawan petri. Tuangkan
larutan agar-agar yang suam yang mengandung NaCl, K3Fe(CN)6, dan
fenolftalein sampai menutupi paku itu. Catat hasil yang terlihat setelah
beberapa menit dan sesudah beberapa jam.
3. Ambil 5 cawan petri dan 5 paku besi. Lilitkan sepotong pita magnesium
erat-erat pada 1 seperti pada gambar, kemudian letakkan ke dalam cawan
petri.

4. Dengan cara yang sama lilitkan lempeng logam seng, timah, dan tembaga
pada masing-masing paku dan letakkan juga pada cawan petri.
5. Ke dalam cawan petri tersebut tuangkan larutan agar-agar yang
mengandung NaCl, K3Fe(CN)6, fenolftalein sehingga paku-paku yang telah
dililit logam lain tersebut tertutup.
6. Catat pengamatan Anda setelah beberapa menit dan setelah beberapa jam.
7. Buatlah interpretasi hasil pengamatan Anda dengan mengacu pada deret
elektrokimia.

Catatan: Larutan agar-agar dibuat sebagai berikut: Tambahkan 6 gram


agar-agar dan 15 gram NaCl dalam 500 mL air dan panaskan sampai
larut semuanya. Tambahkan 10 mL larutan K3Fe(CN)6 5% dan 4 mL
larutan fenolftalein. Larutan agar-agar hendaknya dibiarkan agar
suhunya turun sampai hampir suhu kamar sebelum dituangkan ke dalam
cawan petri.

VII. Data hasil pengamatan

1. Percobaan Pendahuluan:
No. Larutan yang dicampur Pengamatan
1. Fe2+ + K3Fe(CN)6
2. Fe3+ + K3Fe(CN)6
3. Zn2+ + K3Fe(CN)6
4. Larutan basa + fenolftalein

2. Pengaruh logam lain terhadap korosi besi:


Pengamatan
Setelah beberapa
Setelah beberapa jam
menit
Pada Pada Pada Pada
paku logam lain paku logam lain
1. Paku
2. Paku yang
dililit:
a. Magnesium
b. Seng
c. Timah
d. Tembaga

VIII. Jawaban Pertanyaan dan Pembahasan

1. Sebutkan logam yang bertindak sebagai anode dan logam yang


bertindak sebagai katode pada percobaan b. 3-5 di atas.
2. Dengan menggunakan daftar potensial elektrode apakah hasil
pengamatan pada percobaan b. 3-5 di atas sesuai dengan diharapkan?
Jelaskan!
3. Logam manakah yang dapat melindungi dan logam mana yang dapat
mempercepat korosi besi? Apakah logam tersebut mempunyai potensial
elektrode lebih positif atau lebih negatif dibanding potensial elektrode
besi.
4. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini.

IX. Analisis dan Kesimpulan

X. Dokumen Foto dan Gambar


XI. Daftar Pustaka

http://pewoye.blogspot.com/2017/02/laporan-praktikum-korosi-pada-paku-
besi.html

http://praktikum-anorganik.blogspot.com/2012/10/laporan-prak-anor-
percobaan-1-korosi.html

http://widyaastutisahnur.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-korosi-
pada-paku.html
Daftar Hadir Proses Penyelesaian Laporan Tetap Praktikum
No Nama Siswa Nomor Absen Tanda Tangan

1 Calista Christabella 06

2 Gerend Christopher 15

3 Karyn Villela 19

4 Nico Andrianto 27

Hasil Penilaian
No Keterangan Yang Dinilai Nilai
1 Kelengkapan data halaman, sampul, dan desain. (Skor
2)
2 Menuliskan Nomor Praktikum (Skor 3)
3 Menuliskan Judul Praktikum (Skor 5)
4 Menuliskan Tujuan Praktikum (Skor 7)
5 Landasan Teori (Skor 20)
6 Menuliskan Alat dan Bahan (Skor 5)
7 Menuliskan Prosedur Kerja (Skor 10)
8 Menuliskan Data Hasil Pengamatan (Skor 10)
9 Jawaban Pertanyaan dan Pembahasan (Skor 20)
10 Analisis dan Kesimpulan (Skor 10)
11 Menyertakan Dokumen Foto/Gambar (Skor 5)
12 Menuliskan Daftar Pustaka (Skor 3)
Total Nilai :

Palembang, 4 Oktober 2019


Guru Pembimbing Praktikum

F. Untung Suprianto, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai