Anda di halaman 1dari 6

Laboratorium Kimia SMA Methodist-3

Praktikum Ke-1 Kelas XII IPA 1 Semester I


Tahun Pelajaran 2022/2023

Judul : “Korosi Besi (II)”

Praktikan : Kelompok 4
Ketua : Aracely Psalmia Kusliawan (05)
Anggota : 1) Adrienne Valenzia Gowin (01)
2) Darren Ang (11)
3) Jovander A. Khosasih (21)
4) Vivian Limanto (31)

Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 19 November 2022

Tanggal Pengumpulan Laporan : 3 Desember 2022


Lembar Kegiatan Siswa
I. Tujuan Percobaan :
Untuk mempelajari pengaruh pelapisan logam magnesium, zink dan tembaga terhadap korosi
besi.

II. Teori Dasar


Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengrusakan material yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya tersebut. Dalam bahasa sehari-hari
korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin “Corrodere” yang
artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Korosi merupakan proses termodinamika logam
dengan lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan
setimbang apabila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil.

Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Besi adalah salah satu dari jenis banyak logam yang penggunaannya sangat
luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang mudah
mengalami korosi. Besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi
komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Besi merupakan logam
yang menempati urutan kedua yang umum terdapat pada kerak bumi. Besi cukup reaktif dan
bila dibiarkan di udara terbuka untuk beberapa lama mengalami perubahan warna yang lazim
disebut perkaratan besi. Proses perubahan besi menjadi besi berkarat merupakan reaksi redoks
yang mengikat oksigen:
            Fe(s) + O2         →         Fe2O3

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi besi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumitan yang ada dalam bahannya, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi, tingkat pencemaan
udara, suhu kelembapan, keberadaan zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-
bahan korosif ( yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik
dalam bentuk senyawa anorganik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan
korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam
atau terlalu basa dapat mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut.
III. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi 1. Agar-agar
2. Paku 2. Padatan NaCl
3. Cawan petri 3. Indikator fenolftalein
4. Lempengan logam zink 4. Larutan K3Fe(CN)6 5%
5. Lempengan logam tembaga 5. Aquades
6. Pita magnesium 6. Pemanas air

IV. Prosedur Kerja


1. Percobaan Pendahuluan
Untuk menafsirkan percobaan selanjutnya, amatilah terlebih dahulu reaksi berikut ini:
a. Tambahkan larutan Fe2+ dan larutan Fe3+ masing-masing ke dalam larutan
K3Fe(CN)6 di dalam 2 tabung reaksi yang berlainan.
b. Tambahkan larutan Zn2+ ke dalam tabung reaksi berisi larutan K3Fe(CN)6.
c. Tambahkan larutan fenolftalein ke dalam larutan yang bersifat basa. Catat
pengamatan anda
2. Letakkan sebatang paku yang bersih ke dalam sebuah cawan petri. Tuangkan larutan
agar-agar yang masih hangat yang mengandung NaCl, K3Fe(CN)6 dan fenolftalein
sampai menutupi paku itu. Catatlah hasil yang terlihat setelah beberapa menit.
3. Ambil 4 cawan petri dan 4 paku besi. Lilitkan sepotong pita magnesium erat-erat pada
paku pertama seperti terlihat pada gambar berikut:

Letakkan pasangan logam dan paku tersebut ke dalam cawan petri. Lakukan hal yang
sama pada paku lain dengan menggunakan lempengan logam zink dan tembaga
masing-masing paku dan letakkan pada cawan petri, kemudian tuangkan larutan agar-
agar yang masih hangat yang mengandung NaCl, K3Fe(CN)6 dan fenolftalein ke
dalam cawan-cawan itu sehingga paku-paku tertutup semua. Catatlah hasil
pengamatan setelah beberapa menit.
Catatan
Larutan agar-agar dibuat dengan cara berikut : tambahkan 6 gram agar-agar dan 15
gram NaCl dalam 500 ml air dan panaskan sampai larut semuanya. Tambahkan 10 ml
larutan K3Fe(CN)6 5% dan 4 ml larutan fenolftalein. Larutan agar-agar hendaknya
dibiarkan agar suhunya turun sampai ke suhu kamar sebelum dituangkan ke dalam
cawan petri.

V. Data Pengamatan
1. Percobaan Pendahuluan

Larutan yang dicampur Pengamatan


Fe2+ + K3Fe(CN)6 Berwarna hijau tua
Fe3+ + K3Fe(CN)6 Berwarna hijau kebiruan
Zn2+ + K3Fe(CN)6 Berwarna kuning kunyit
Larutan basa + fenolftalein Berwarna merah muda

2. Pengaruh logam lain terhadap korosi besi

Logam yang Pengamatan setelah beberapa menit


No
digunakan
Pada paku Pada logam lain
1. Paku Hijau kebiruan -
Paku yang dililit a. Hijau kebiruan a. Basa + H2
dengan: b. Pink b. Putih (Zink teroksidasi)
a. magnesium c. Hijau c. -
2.
b. zink
c. tembaga

VI. Pertanyaan dan Tugas


1. Sebutkan logam yang bertindak sebagai anode dan katode pada cara kerja nomor 3!
Logam yang bertindak sebagai anode : Magnesium dan Zink
Logam yang bertindak sebagai katode : Tembaga

2. Dengan menggunakan daftar potensial elektrode, apakah hasil pengamatan pada cara
kerja nomor 3 sesuai dengan yang diharapkan? Jelaskan!
Ya. Dimana logam tembaga yang memiliki E° lebih besar atau lebih positif daripada Fe,
hal ini dapat terlihat dari logam tembaga (Cu: +0,34 volt). Sedangkan potensial elektrode
besi (Fe) sendiri adalah (-0,44 volt). Sehingga paku (Fe) akan lebih mudah teroksidasi
ketika dililiti logam tembaga (Cu), karena logam tersebut memiliki elektrode yang lebih
besar daripada besi (Fe). Hal inilah yang mengakibatkan besi lebih mudah berkarat
(potensial reduksi besi lebih negatif daripada Cu (logam tembaga). Sedangkan, pada
logam magnesium (Mg) dan logam seng (Zn) yang memiliki E° yang lebih kecil/ lebih
rendah atau negatif daripada Fe, hal ini dapat terlihat dari logam magnesium (Mg: -2,375
volt) adalah yang terendah dan logam seng (Zn: -0,76 volt), sedangkan pada paku (Fe)
yang memiliki potensial elektrode yang mengakibatkan paku (Fe) akan lebih sulit
teroksidasi ketika dililiti logam magnesium (Mg) karena logam magnesium (Mg: -2,375
volt) memiliki potensial elektrode yang lebih kecil daripada besi (Fe) (Fe: -0,44 volt).

3. Logam manakah yang dapat mencegah dan logam mana yang mempercepat korosi?
Apakah logam itu mempunyai potensial elektrode lebih positif atau lebih negatif
daripada besi?
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat terlihat bahwa yang dapat melindungi besi
dari karat adalah paku yang dililitkan dengan logam magnesium (Mg) dan juga paku
yang dililitkan logam seng (Zn) yang bertindak sebagai anode. Hal ini disebabkan karena
logam magnesium dan logam seng memiliki E° lebih negatif atau lebih kecil daripada Fe
sehingga bersifat oksidasi. Sedangkan yang dapat mempercepat karat pada besi adalah
paku yang dililitkan pada logam tembaga (Cu) yang bertindak sebagai katode. Hal ini
disebabkan karena logam tembaga memiliki E° lebih positif atau lebih besar daripada Fe
sehingga bersifat reduksi.
VII. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat kami simpulkan bahwa, paku biasa akan
mengalami karat karena adanya oksidasi yang terlihat pada warnanya yang berubah
menjadi hijau kebiruan. Hal ini dipercepat oleh keberadaan larutan elektrolit dalam cawan
petri. Pada paku yang dililitkan logam magnesium dan juga pada paku yang dililitkan pada
logam seng dapat melindungi besi dari peristiwa karat.
Pada paku yang dililitkan pada logam tembaga dapat semakin mempercepat peristiwa
karat.
Semakin kecil nilai E° logam maka logam tersebut akan semakin mudah mengalami korosi
jika didekatkan atau dibandingkan dengan logam lain yang memiliki nilai E°lebih besar.

Saran:
Pada percobaan korosi besi di atas, praktikan disarankan untuk membersihkan paku dan
lempengan logam terlebih dahulu sebelum digunakan dan juga disarankan untuk lebih teliti
dalam melakukan pengamatan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

VIII. Daftar Pustaka


Chalid,Sri Yadial.2007.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.Jakarta : Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/reaksi-kimia-kimia-kesehatan-
materi_kimia/korosi-2/
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html
http://www.scribd.com/doc/46934647/korosi-besi
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern, Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai