Anda di halaman 1dari 4

TOPIK PRAKTIKUM 2

KOROSI LOGAM

1. Kompetensi
1. Memahami sifat-sifat korosi pada beberapa besi/paku dan beberapa logam lain.
2. Mengaplikasikan data potensial reduksi pada perlindungan besi/paku terhadap proses
korosi.
3. Membandingkan sifat korosi pada berbagai jenis paku.

2. Pendahuluan
Reaksi redoks yang berjalan spontan dalam sel elektrokimia pada dasarnya
merupakan penjumlahan dari dua setengah-reaksi sel dengan nilai total electromotive
force, emf, Eᵒsel berharga positif. Dengan membandingkan tingkat kemudahan teroksidasi
dari berbagai logam relatif terhadap O2 dalam medium air dapat dipelajari tingkat korosi
logam yang bersangkutan. Reduksi oksigen dalam medium air dan lingkungan basa akan
menghasilkan OH- yang dapat diidentifikasi dengan indikator fenolftalein – pp dengan
hasil karakteristik warna pink-merah. Oksidasi logam besi menjadi ion Fe2+ dapat
diidentifikasi dengan ion ferisianida dengan hasil karakteristik warna biru. Jika proses
redoks semacam ini dilakukan dalam medium kenyal (agar-agar) maka terjadinya
warna-warna ini akan terlokalisir di daerah-daerah oksidasi/reduksi, karena ion-ion hasil
merambat sangat lambat sehingga dapat dengan mudah ditentukan pihak-pihak yang
bertindak sebagai anoda dan katoda. Untuk batangan besi, oksidasi terutama terjadi pada
daerah-daerah yang aktif yaitu bagian ujung, dan elektron mengalir melalui batang besi ke
tengah-tengah batang besi yang kemudian ditangkap oleh O2. Dengan demikian oksidasi
terjadi pada daerah ujung dan reduksi terkonsentrasi pada daerah tengah-tengah.

3. Alat Dan Bahan ● Logam tembaga


● Tabung reaksi ● Logam alumunium
● Gelas beker 250 mL
● Pembakar spiritus ● Gel Fe[Fe(CN)6]
● Paku beton ● Agar-agar
● Paku payung ● Fenolftalein (pp)
● Paku bengkirai ● Logam Zink
● Paku kawat baja ● Logam Timah

4. Prosedur Percobaan
Percobaan 1: Pembersihan Paku Besi
Sebanyak lima buah paku besi diamplas kemudian direndam dalam larutan 15 mL
H2SO4 (2 M) selama 5 menit. Sebanyak 50 mL air dalam gelas beker 250 mL dididihkan
untuk membilas paku yang telah direndam dalam asam sulfat sebelumnya. Kemudian paku
dibilas dan dikeringkan.
Larutan asam sulfat sisa perendaman harus dibuang pada penampungan limbah yang
sudah disediakan dan berhati-hatilah karena asam sulfat bersifat korosif.
Percobaan 2: Pembuatan larutan agar-agar
Air 80 mL dididihkan dalam gelas beaker 250 mL. Ke dalam air mendidih tersebut, larutan
0,5 g agar-agar dan 5 g natrium klorida disertai dengan pengadukan terus-menerus. Pada
larutan agar-agar tersebut, indikator PP sebanyak 2 mL dan 1 mL K3[Fe(CN6)] 0,1 M
ditambahkan sambil diaduk dan pemanasan dihentikan untuk dibiarkan menjadi hangat.
Percobaan 3: Pengaruh logam terhadap proses korosi pada paku
Sebanyak 4 paku besi dari percobaan 1 masing-masing dililit dengan lembaran timah,
zink, alumunium, dan tembaga. Semua paku (lima) tersebut dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang bersih dan dikering (lihat Gambar 1). Tabung yang berisi paku diletakkan dalam
rak tabung (label setiap tabung sangat diperlukan). Larutan agar-agar hangat dari percobaan
2 dituangkan pada setiap tabung yang berisi paku sehingga tinggi permukaan larutan dalam
tabung sama. Ketika larutan agar-agar dituangkan maka timer harus dicatat untuk setiap
tabung tersebut. Setiap perubahan yang teramati dari setiap sampel paku dalam tabung
dicatat beserta waktu perubahan tersebut terjadi.

Gambar 1. Preparasi sampel paku untuk percobaan 3.

Percobaan 4: Ulangi percobaan 1-3 di atas dengan menggunakan sampel paku


payung, bengkirai, dan kawat baja.

5. Lembar Pengamatan
KOROSI LOGAM (1)
Sistem Lokasi timbulnya Lokasi Persamaan Persamaan
(paku) warna merah timbulnya warna reaksi reaksi katodik
biru anodik
Fe Sepanjang batang Pada bagian ujung Reaksi anodik: Reaksi katodik:
paku dan kepala Fe(s) → Fe2+(aq) O2(aq) +
+e 2H2O(l) + 4e
→ 4OH-(aq)
Fe/Sn

Fe/Zn

Fe/Al

Fe/Cu

Tuliskan garis notasi untuk setiap reaksi korosi sel berikut dan hitunglah harga Eᵒ. Perlu
diingat bahwa Eᵒ menunjuk pada sel dari larutan Mn+ (1,0 M). Harga tersebut dapat
digunakan sebagai acuan untuk menentukan kemungkinan terjadinya korosi anodik bila
dua buah logam saling berhubungan.
Sistem Garis Notasi Sel Eᵒ(*)
(*) Fe / Sn
(*) Fe / Zn
(*) Fe / Al
(*) Fe / Cu

*) Gunakan data persamaan reaksi berikut:


Fe2+(aq) + 2e ⎯→ Fe(s) Eᵒ = -0,41 V
O2(g) + 2H2O(l) + 4e ⎯→ 4OH- Eᵒ = +0,40 V
Sn2+(aq) + 2e ⎯→ Sn(s) Eᵒ = -0,14 V
Zn2+(aq) + 2e ⎯→ Zn(s) Eᵒ = -0,76 V
Al3+(aq) + 3e ⎯→ Al(s) Eᵒ = -1,66 V
Cu2+(aq) + 2e ⎯→ Cu(s) Eᵒ = +0,34 V

6. Pertanyaan
1. Dari studi literatur, apa perbedaan kandungan dari keempat sampel paku yang
digunakan pada percobaan ini?
2. Berdasarkan percobaan yang Anda lakukan, jelaskan perbedaan hasil yang teramati
pada keempat sampel paku!
3. Kaleng timah dibuat dari lembaran besi yang dilapisi dengan timah. Bagaimana timah
dapat mencegah terjadinya korosi pada besi?
4. Jika permukaan lapisan tergores, kaleng timah terkorosi secara cepat, sedangkan
lembaran besi tergalvani tidak. Berilah alasan mengapa terjadi perbedaan kecepatan
dekomposisi antara keduanya.

7. Daftar Pustaka
1. Liptrot, G.F. 1980. Modern Inorganic Chemistry. London: The English Book Society
and Mills & Boon Limited.
2. Sugiyarto, K.H. 2001. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik. Jurusan
Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Yogyakarta: JICA.

Anda mungkin juga menyukai