Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Kelompok 1 :

Alya sholikhatul Ch

Aulia Shafira

Ilham Fauzan

Ismi Wafa

Luthfiyah Nur S

Nurhasanah Syaifani

Resha Cahyandani

TUJUAN PENELITIAN :

Mengamati perubahan warna larutan betadine dari orange menjadi bening.

ALAT DAN BAHAN :

ALAT BAHAN
2 BUAH BOTOL BENING AIR
2 BUAH TUTUP BOTOL BETADINE

VITACIMIN

KAJIAN TEORI :

Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Setiap reaksi
redoks terdiri dari reaksi reaksi reduksi dan oksidasi. Dan dalam redoks terdapat sel
elektrokimia yakni transfer electron pada reaksi redoks dalam larutan.berlangsung melalui
kontak langsung antara partikel partikel berupa atom, molekul atau ion yang saling serah
terima electron. Pembahasan transfer electron melalui sirkuit luar sebagai gejala listrik dan
reaksi redoks yang seperti ini.
URUTAN KERJA :

1. Siapkan 2 botol bening


2. isikan air hingga setengah volume botol.
3. tambahkan beberapa tetes betaine pada kedua botol tersebut.
4. Lalu tutup botol tadi
5. kocok botol tersebut.
6. lihat perubahan warna pada kedua botol itu.
.

PENGAMATAN :

Dari hasil percobaan yang telah kita lakukan dapat dilihat perubahan waarna larutan
air dan betadine ketika dikocok. Pada botol yang ditutupi dengan vitacimin pada tutupnya
larutan air yang telah dikocok berubah warnanya menjadi bening seperti semula,sedangkan
larutan air yang sama juga telah dtetesi betadine namun tidak ada vitacimin tidak brubah
menjadi bening tetapi tetap berwarna orange saat telah dikocok.

KESIMPULAN :

Larutan yang tidak dicampur dengan vitacimin tidak mengalami perubahan warna,
sedangkan yang dicampur dengan vitacimin mengalami perubahan menjadi bening seperti
semula. Vitacimin dapat menetralisir larutan tiodin(betadine) karena vitacimin adalah
elektrolit.
Lampiran :

Kunjungan :
Percobaan 2
A. Tujuan percobaan :

Untuk memngamati perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis pada


larutan CuSO4 dan ZnSO4.
B. Alat dan Bahan :

Alat : Bahan :

1. Jembatan garam 1. Larutan CuSO4

2. Gelas beker atau gelas reaksi 2. Larutan ZnSO4

3. Voltmeter 3. Zn (seng)

4. Cu (tembaga)

Kajian Teori:

Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan reaksi redoks dan
menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda, tempat berlangsungnya redoks
disebut anoda (-) dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda (+). Rangkaian sel
volta terdiri atas elektrode Zn yang dicelupkan ke dalam ZnSO 4 dan elektrode Cu yang
dicelupkan ke dalam CuSO4. Kedua larutan itu dihubungkan dengan jembatan garam,
sedangkan kedua elektrode dihubungkan dengan voltmeter. Bila elektrode Zn dan Cu
dihubungkan maka akan menghasilkan energi listrik. Untuk menjaga kenetralan listrik, maka
kedua larutan itu dihubungkan dengan jembatan garam. Jembatan garam menyebabkan
elektron mengalir seara terus menerus melalui kawat. Semakin ke kiri letak suatu logam
dalam deret volta, maka logam tersebut semakin mudah teroksidasi. Semakin ke kanan logam
makin mudah tereduksi.

Urutan Kerja :

1. Tuangkan 50 ml larutan CuSO4 1 mol ke dalam gelas reaksi

2. Tuangkan 50 ml ZnSO4 1 mol kedalam gelas reaksi yang berbeda

3. Celupkan Zn ke dalam gelas reaksi 50 ml CuSO4

4. Celupkan Cu ke dalam larutan ZnSO4 50 ml

5. Jepitkan 2 buah jepitan buatan ke masing-masing elektroda (Zn dan Cu)

6. Hubungkan larutan ZnSO4 dan CuSO4 dengan cara mencelupkan jembatan garam ke

dalam 2 gelas reaksi tersebut

7. Amati perubahan tegangan listrik pada voltmeter

8. Setelah diamati, terjadi kenaikan tegangan arus listrik mencapai 0,1 V


Kesimpulan ;

Dalam percobaan, logam Cu mempunyai potensial reduksi yang lebih positif dibandingkan
logam Zn, sehingga logam Zn bertindak sebagai anoda dan Cu sebagai katoda. Maka dari itu,
Cu akan mengalami reduksi dan Zn mengalami oksidasi. Perbedaan kecenderungan
teroksidasi menghasilkan perbedaan rapat muatan berakibat timbul beda potensial yang
disebut potensial sel yang diukur dengan menggunakan voltmeter. Potensial sel yang
dihasilkan suatu elektroda terhadap elektroda hidrogen disebut potensial elektroda. Dalam
percobaan ini, jembatan garam (NaCl) dibutuhkan kerena berfungsi menetralkan muatan
positif dan negatif dalam larutan elektrolit. Na+ akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam
larutan CuSO4. Cl- akan menetralkan ion Zn2+ dalam larutan ZnSO4.

Percobaan 3
Judul : Redoks dan Elektrokimia
Tujuan : untuk mengetahui proses korosi.
Alat dan Bahan:
Alat:
1. Gelas beker

2. Cawan petri

3. Kaki tiga

4. Lampu bunsen

5. Saringan

Bahan:
1. Air

2. Agar-agar

3. Fenoftalen

4. K2Fe(CN)4

Kajian Teori :
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir
dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat biasanya disebut korosi pada besi, padahal
korosi merupakan gejala dekstruktif yang mempengaruhi hampir semua logam walaupun besi
bukan logam utama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu
paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan korosi serius.
Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya korosi
juga merupakan fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam. Walaupun besi bukan
logam pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu
paling banyak digunakan. Dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius.
Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim.
Menurut roberge, korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya.sedangkan menurut gunaltun, korosi adalah fenomena elekrokimia dan hanya
menyerang logam karena adanya zat penyebab korosi.pada dasarnys peristiwa korosi adalah
reaksi elektrokimia. Secara alami pada permukaan logam dilapisi oleh suatu lapisan film
oksida (FeOOH) pasivitas dari lapisan film ini akan rusak karena adanya pengaruh dari
lingkungan. Misalnya adanya penurunan pH atau alkalinitas dari lingkungan ataupun
serangan dari ion-ion klorida. Pada proseskorosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar
elektron korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi.besi merupakan logam yang
mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi. Yaitu
beberapa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh.

Urutan Kerja :
1. Siapkan 1 paku beton lurus dan paku beton yang di bengkokan, agar-agar yang sudah

mendidih dan dua cawan petri serta Fenolftalein dan KaFe(CN)4

2. Kemudian, letakan masing-masing paku dalan cawan petri yag berbeda.

3. Lalu masukan agar-agar yang sudah mendidih ke cawan petri yang telah diletakkan

paku dan campuran fenolftalein serta KaFe(CN)4

4. Perhatikan masing-masing paku.

Pengamatan dan hasil percobaan :


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan paku yang dibengkokan lebih cepat
mengalami korosi karena partikel dalam paku telah rusak dan lebih cepat mengalami oksidasi
dan sudut juga mempercepat korosi pada paku.

Percobaan 4
A. Tujuan Percobaan :

Untuk mengetahui paku mana yang berkarat lebih dulu. Perbandingan antara
paku didalam larutan CaCl2, larutan NaCl, air mendidih, ruang hampa udara,
tempat terbuka, minyak tanah dan larutan CaCO3.
B. Alat dan Bahan :

Alat : 7. Penjepit

1. Tabung reaksi 8. Spatula

2. Spirtus Bahan:
1. Larutan NaCl
3. Kaki tiga
2. Larutan CaCl2
4. Api/korek
3. Bubuk CaCO3
5. Tujuh buah paku
4. Air
6. Pipet
5. Minyak tanah

C. Kajian Teori:

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Korosi
merupakan reaksi elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode yang mengalami oksidasi.

Fe(s) Fe2+(aq) + 2e-

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari


besi itu yang bertindak sebagai katode, dimana oksigen tereduksi, karat logam
umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia untuk karat besi adalah
F2O3. nH2O, suatu zat padat yang berwarna cokelat merah. Pada peristiwa korosi,
logam mengalami oksidasi sedangkan oksigen (udara) mengalami yang namanya
reduksi.

D. Urutan Kerja:

1. Sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan


2. Kemudian masukkan bahan-bahan yang telah disiapkan ke dalam tabung

reaksi dengan takaran yang telah ditentukan. Kemudian rebus air didalam

gelas beker untuk air yang mendidih

3. Masukkan paku ke dalam setiap tabung reaksi yang nanti nya akan kita uji .

dan untuk yang hampa udara, bagian tabung atas reaksi di isolasi supaya tidak

ada udara yang masuk.

E. Pengamatan :

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, pengamatan yang telah


kami dapatkan terhadap reaksi redoks antara logam (paku) dengan senyawa yang
direaksikan seperti larutan NaCl, bubuk CaCO 3 , air, serta ruang hampa udara,
pada menit-menit pertama logam sudah lebih cepat bereaksi dengan larutan NaCl,
mulai menghasilkan karat. Sesuai dengan hipotesa kami sebelumnya, logam
memang lebih cepat berkarat pada larutan NaCl atau yang bereaksidengan
oksigen. Tetapi lebih kuat atau lebih cepat pada larutan NaCl.

F. Kesimpulan:

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulakan bahwa faktor-faktor


yang mempengaruhi korosi adalah :

 Udara (O2)

Korosi terjadi lebih mudazah jika suatu logam bereaksi dengan udara
disekitarnya. Teori ini sesuai dengan hasil yang kami dapatkan.
 Air (H2O)

Korosi juga akan terjadi jika pereduksi nya adalah air


 Zat-zat Elektrolit

Terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi
logam

Anda mungkin juga menyukai