3.kharisma arjuna 19
5.Riya hidayati 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
sel elektrolisis adalah reaksi yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Sel ini merupakan
sel elektrokimia yang digunakan untuk mendorong reaksi redoks non-spontan lewat penerapan energi
listrik.
- Katode yaitu tempat terjadinya reaksi oksidasi yang bermuatan negatif untuk sel elektrolitik
- Anode yaitu tempat terjadinya reaksi reduksi yang bermuatan positif untuk sel elektrolisis
Penelitian ini bertujuan agar siswa dapat mengamati reaksi yang terjadi pada reaksi
elektrolisis,terutama pada elektroda (anoda dan katoda)
Penelitian diharapkan agar siswa mengerti dan memahami reaksi yang terjadi pada katode dan anoda
dalam reaksi elektrolisis
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian elektrolisis
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik pada sel elektrolisis. Reaksi kimia akan
terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik (arus listrik) diubah menjadi
energi kimia (reaksi redoks) Tiga ciri utama, yaitu:
•Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat memberikan atau menerima
elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
•Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah (DC).
Elektrode yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut katode, sedangkan elektrode
yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut anode. Katode adalah tempat
terjadinya reaksi reduksi yang elektrodanya negatif (-) dan anode adalah tempat terjadinya reaksi
oksidasi yang elektrodanya positif (+).
Faktor yang mempengaruhi elektrolisis antara lain penggunaan katalisator, luas permukaan tercelup,
sifat logam bahan elektroda, konsentrasi pereaksi, dan besar tegangan eksternal.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat peneletian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium SMA NEGERI 1 WONOAYU pada tanggal 17 Oktober 2022
Pada penelitian elektrolisis larutàn elektrolisis yang diuji adalah larutan cuso4, NaCI,KI dengan
elektrode C
2.baterai 9.amilum
3.pipa u
4.kawat tembaga
5.kabel
6.pipet
7.paku besar
Elektrolisis larutan KI
1.masukanlah larutan KI ke dalam lubang U sampai permukaan larutan kurang lebih 2 cm di bawah
mulut tabung
2. Pasanglah elektrode karbon hingga tercelup kedalam larutan. Kemudian hubungkanlah dengan
sumber arus (batu baterai)
3.ketika elektrolisis telah berlangsung selama 1 menit,teteskan pada daerah elektrode masing masing 3
tetes larutan fenolflatein dan 3 tetes amilium
1.lakukanlah NaCI 0,5 dengan cara yang sama seperti lada prosedur larutan KI
2.setelah pengamatan 1 menit teteskan 3 tetes larutan fenolflatein pada sekitar daerah elektrode
Soal No. 1
Pembahasan:
Elektroda pada reaksi sel elektrolisis ini adalah C yang termasuk elektrode inert atau tidak bereaksi,
sehingga reaksi yang terjadi di katoda maupun anoda hanya dari larutan.
Ion positif (kation) akan mengalami reduksi di katoda. Di katoda terjadi kompetisi antara Na+ dan
molekul air dalam menangkap elektron. Na+ adalah kation dari golongan IA, maka yang mengalami
reduksi di katoda adalah airnya, sehingga reaksinya:
2H2O + 2e– → 2OH– + H2
Sementara itu, ion negatif (anion) mengalami oksidasi di anode jika menggunakan elektroda inert.
Apabila menggunakan elektroda tidak inert maka yang akan mengalami oksidasi di anode adalah
elektrodanya. Anion pada reaksi ini yaitu Cl– dan elektroda pada reaksi ini adalah C (termasuk elektroda
inert), maka reaksi di anodanya sebagai berikut:
Jadi, reaksi elektrolisis yang terjadi di anoda dan katoda untuk larutan NaCl dengan elektroda C adalah:
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
b.larutan CuSO4 mengalami reaksi redoks selama elektrolisis berlangsung. Pada katoda terjadi
reduksi,pada elektrolis CuSO4 (kation Cu²+), Cu² terekduksi. Pada anoda yang terjadi oksidasi karena
H2O lebih mudah terokdisidasi daripada asam oksi yang ada pada larutan yaitu SO4²+.
c. Larutan NaCI mengalami reaksi redoks selama elektrolisis berlangsung. Pada katoda yang terjadi
reduksi H2O karena H2O lebih mudah terekduksi daripada ion Na+ pada anoda yang terjadi oksidasi ion
CI, karena kation CI lebib mudah teroksidasi daripada air (H2O).