Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM KIMIA PENYEPUHAN LOGAM DENGAN TEMBAGA

Disusun oleh:

1. Kenia Ratna Azizah (11)

2. Mutiara Fadhilah (17)

3. Ustiningsih (31)

4. Siti Aminatussa'diah (27)

5. Yuliani Saputri (35)

6. Della Azzahra (7)

7. Nur Wahyuningrum (22)

8. Lutfiana Fauziah (13)

9. Dimas Andrean Syah (9)

10. Rahmat Samiaji (25)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 KEBUMEN

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


I. JUDUL PERCOBAAN : Penyepuhan sendok dengan logam tembaga

II.TUJUAN PERCOBAAN :

Mengamati peristiwa penyepuhan pada sendok dan logam tembaga

1.Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap penyepuhan terjadi.

2.Untuk mengetahui zat apa saja yang terlibat dalam penyepuhan tersebut.

3. Untuk mengetahui reaksi apa saja yang terjadi selama enyepuhan.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian elektroisis atau penyepuhan

2. Untuk mengetahui perbedaan sel elektroisis dengan sel galvani

3. Untuk mengetahui reaksi yang yang terjadi pada katodda dan anoda pada proses penyepuhan

4. Untuk mengetahui aliran elektron pada proses penyepuhan 5. Untuk mengetahui contoh-contoh
penyepuhan lain dalam kehidupan sehari-hari

LANDASAN TEORI

Elektrolisis yang pertama dicoba adalah elektrolisis air (1800). Davy segera mengikuti dan dengan sukses
mengisolasi logam alkali dan alkali tanah. Bahkan hingga kini elektrolisis digunakan untuk menghasilkan
berbagai logam. Elektrolisis khususnya bermanfaat untuk produksi logam dengan ionisasi tinggi
(misalnya alumunium). Produksi alumunium diindustri dengan elektrolisis dicapai tahun 1886 secara
independen oleh penemu Amerika Charles

Martin Hall (1863-1914) dan penemu Prancis Louis Toussaint Heroult (1963-1914) pada waktu yang
sama. Elektrolisis ini terbilang sukses karena berhasil pada uji penggunaan lelehan Na AIF sebagai
pelarut bijih (alumunium,oksida; Alumina Al-Os).

Sebagai syarat berlangsungnya elektrolisis adalah ion harus dapat bermigrasi ke elektroda. Salah satu
cara yang paling jelas agar ion mempunyai mobilitas adalah dengan menggunakan larutan dalam air.
Namun, dalam kasus elektrolisis Alumina, larutan dalam air jelas tidak tepat sebab air lebih mudah
direduksi daripada ion alumunium sabagaimana di tunjukkan: potensial elektroda normal 1,662 V

Al+3e- Al 2H₂O+2e → H₂ 201 potensial elektroda normal = 0.828 V

Metoda lain adalah dengan menggunakan lelehan garam Masalahnya Al2O; meleleh pada suhu sangat
tinggi 2050°C, dan elektrolisis pada suhu setinggi ini jelas tidak realistik. Namun, titik lelehan campuran
Al-O: dan Na AlFs adalah sekitar 1000°C dan suhu ini mudah dicapai. Prosedur detailnya adalah: bijih
alumunium, bauksit, mengandung berbagai oksida logam sebagai pengotor. Bijih ini diolah dengan alkali,
dan hanya oksida alumunium yang amfoter yang larut. Bahan yang tak larut disaring, dan karbon
dioksida dialirkan ke filtratnya untuk menghasilkan hidrolisis garamnya (Chang, 2004),

Reaksi kimia dapat ditimbulkan oleh arus listrik, sebaliknya reaksi kimia dapat dipakai untuk
menghasilkan arus listrik. Elektrolisis merupakan proses dimana reaksi redoks tidak berlangsung secara
spontan. Untuk lebih memahami apakah sebenarnya elektrolisis itu dapat dilihat pada proses pengisian
aki. Dalam proses pengisian aki tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila ke dalam suatu larutan
elektrolit dialiri arus listrik searah maka akan terjadi reaksi kimia, yakni penguraian atas elektrolit tadi.
Peristiwa penguraian (reaksi kimia) oleh arus searah itulah yang disebut elektrolisis. Sel elektrolisis
terdiri dari larutan yang dapat mengahantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan dua buah elektroda
yang berfungsi sebagai katoda dan anoda.

Sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan garam. Komponen utamanya adalah sebuah wadah,
elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron (listrik) memasuki larutan melalui kutub negatif
(katode). Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katode dan mengalami reduksi.
Sementara itu, spesi ion melepas elektron di anode dan mengalami oksidasi. Jadi, sama seperti pada sel
volta, reaksi di katode adalah reduksi, sedangkan reaksi di anode adalah oksidasi. Akan tetapi, muatan
elektrodenya berbeda. Pada sel volta, katode bermuatan positif, sedangkan anode bermuatan negatif.
Pada sel elektrolisis, katode bermuatan negatif, sedangkan anode bermuatan positif.

Apabila listrik dialirkan melalui lelehan senyawa ion maka senyawa ion itu akan diuraikan. Kation
direduksi di katode, sedangkan anion dioksidasi di anode. Reaksi elektrolisis dalam larutan elektrolit
berlangsung lebih kompleks. Spesi yang bereaksi belum tentu kation atau anionnya, tetapi mungkin saja
air atau elektrodenya. Hal itu bergantung pada potensial spesi spesi yang terdapat dalam larutan. Untuk
menuliskan reaksi elektrolisis larutan elektrolit, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah: 1.
Reaksi-reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektrode.

a. Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih positif. b.
Spesi yang mengalami oksidasi di anode adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif.

2. Jenis elektrode, apakah inert atau aktif Elektrode inert adalah elektrode yang tidak terlibat dalam
reaksi. Elektrode inert yang sering digunakan, yaitu platina dan grafit.

3. Overpotensial Overpotensial adalah potensial tambahan yang diperlukan sehingga suatu reaksi
Contoh :

elektrolisis dapat berlangsung.

Elektrolisis larutan CuSO, dengan katode dan anode Cu. Pada elektrolisis larutan CuSO, dengan elektrode
Cu, terbentuk endapan Cu di katode dan anodenya (Cu) larut. Hasil-hasil itu dapat dijelaskan sebagai
berikut: Dalam larutan CuSO. terdapat ion Cu, ion SO, molekul air serta logam tembaga (elektrode).
Berbeda dengan elektrode grafit yang inert (sukar bereaksi), tembaga dapat mengalami oksidasi di
anode. Kemungkinan reaksi yang terjadi di katode adalah reduksi ion Cu atau reduksi air. Oleh karena
potensial reduksi Cu lebih besar maka reduksi ion Cu lebih mudah berlangsung. Sementara itu,
kemungkinan reaksi yang terjadi di anode adalah oksidasi ion SO4, oksidasi air atau oksidasi Cu280 SO+
2e 2H2O →4H+O+4e E=-1.23 V

E--2.71 V

Cu -Cu+2e E--0.34 V Oleh karena potensial oksidasi Cu paling besar, maka oksidasi tembaga lebih mudah
berlangsung. Jadi, elektrolisis larutan CuSO, dengan Cu menghasilkan endapan Cu di katode dan
melarutkan Cu di anode. CuSO →Cu+ SO

Katode: Cu+ 2e Cu

(anode) (katode)

Anode :Cu

Cu

Berdasarkan daftar potensial elektrode standar dapat dibuat suatu ramalan tentang reaksi katode dan
reaksi anode pada suatu elektrolisis. Ramalan mungkin akan meleset jika spesi yang terlibat mempunyai
overpotensial yang signifikan (Keenan, 1984),

Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron agar mengalir dalam arah
yang berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan
perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan salah satu persoalan penting yang
dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday (1791-1867). Hukum faraday pertama tentang tentang
elektrolisis menyatakan bahwa "Jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya
muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis". Hukum kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa
"Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekuivalen yang sama dari benda apa saja dalam
suatu elektrolisis" (Petrucci, 1985).

Untuk menginduksi arus agar mengalir melewati sel elektrokimia, dan menghasilkan reaksi sel non-
spontan, selisih potensial yang diberikan harus melebihi potensial arus-nol sekurang kurangnya sebesar
potensial lebih sel, yaitu jumlah potensial ubin pada kedua elektroda dan penurunan ohm (1 x R) yang
disebabkan oleh arus yang melewati elektrolit. Potensial tambahan yang diperlukan untuk mencapai laju
reaksi yang dapat terdeteksi, mungkin harus besar, jika rapatan arus pertukaran pada elektrodanya kecil.
Dengan alasan yang sama, sel galvani menghasilkan potensial lebih kecil ketimbang pada kondisi arus
nol (Atkins, 1990).

|||

Cu→Cu + 2e

Reaksi tembaga dengan larutan ion perak dalam air berlangsung spontan dan tak reversibel. Dengan
demikian AG-0, walaupun pada titik ini magnitudonya tidak diketahui. Karena tidak ada kerja yang
dihasilkan, hukum pertama termodinamika menyebutkan bahwa seluruh perubahan energi muncul
sebagai perubahan kalor

Reaksi yang sama ini dapat dilakukan dengan amat berbeda tanpa pernah membawa kedua reaktan
kontak langsung satu dengan lainnya jika sebuah sel galvani (sebuah aki) dibuat oleh mereka. Sebuah
lembaran tembaga dimasukan sebagian kedalam larutan Cu(NO3)2 dan sebuah lembaran perak dalam
sebuah larutan AgNO, seperti dimasukan sebagian dalam gambar. Kedua larutan dihubungkan oleh
sebuah jembatan garam, yang merupakan tabung berbentuk U terbalik yang berisi larutan garam seperti
NaNO.. Ujung jembatan ditutup dengan penyumbat berpori yang menghindarkan kedua larutan
bercampur tetapi memungkinkan ion lewat. Kedua lembaran logam dihubungkan ke amperemeter,
sebuah alat yang mengukur arah dan magnitude arus listrik yang melaluinya.

Jika tembaga dioksida disisi kiri, ion Cu masuk ke larutan. Elektron yang dilepaskan pada reaksi melewati
rangkaian luar dari kiri ke kanan, seperti digambarkan oleh perubahan jarum amperemeter. Elektron
masuk ke lembaran perak dan pada antar muka logam larutan elektron diikat oleh ion Ag, sebagai atom
yang melapisi pada permukaan perak. Proses ini akan menyebabkan kenaikan muatan positif dalam
gelas piala sebelah kiri dan menurunkan muatan di gelas piala sebelah kanan, tetapi tidak untuk
jembatan garam Jembatan memungkinkan aliran netto ion positif ke gelas piala sebelah kanan dan ion
negatif ke gelas piala sebelah kiri, yang menjaga netralitas muatan disetiap sisi.

Reaksi oksidasi-reduksi ini terdiri dari dua setengah reaksi yang terpisah. Setengah reaksi oksidasi di
gelas piala sebelah kiri adalah:
Dan setengah reaksi reduksi di gelas piala sebelah kanan adalah:

Cu (s) → Cu (aq) + 2e Ag (aq) + 2e→ Ag (s)

Penggunaan penting dari elektrolisis adalah dalam pemurnian logam. Proses pemurnian logam hiasanya
menghasilkan logam tembaga yang kurang murni untuk penggunaan secara lazim. Misalnya, adanya
arsenik dapat menurunkan konduktivitas listrik dari tembaga. sehingga hasilnya kurang cocok untuk
dibuat kawat dan konduktor listrik yang lain. Sebongkah besar tembaga yang tidak murni sebagai anode
dan sebuah lempeng dari tembaga murni sebagai katode. Selama elektrolisis, tembaga dipindah secara
terus-menerus melalui larutan (sebagai CO2) dari anode ke katode. Emas dan perak biasanya ditemukan
sebagai "pengoksidator" dalam tembaga, Logam-logam ini kurang aktf dibandingtembaga, yaitu agak
sukar teroksidasi. Logam-logam tersebut tidak masuk ke dalam reaksi anoda, tapi mengendap pada
dasar tangki elektrolisis dalam suatu lumpur yang dinamakan lumpur anode. Nilai ekonomis dari lumpur
anode kerap cukup untuk menutup biaya pemurnian tembaga secara elektrolisis.

III. DASAR TEORI :

Proses penyepuhan adalah proses produksi benda-benda yang terbuat dari logam yang dilapisi
(disalut)dengan suatu lapisan tipis logam lain. Pada umumnya proses penyepuhan dilakukan untuk
melindungi logam ituterhadap korosi dan membuaat penampilan benda itu lebih menarik.

Salah satu cara dalam proses penyepuhan adalah dengan elekrolisis. Benda logam yang akan disepuh
dijadikan katode dan potongan tebal logam penyepuh dijadikan anode. Kedua elektrode itu dibenamkan
dalam suatu larutangaram dari logam penyepuh yang dihubungkan dengan sumber arus searah (arus
DC). Logam besi/baja mudah terkena korosi/karat. Untuk melindungi besi/baja dari korosi, maka
besi/baja dilapisi suatu logam yang sukar teroksidasi, seperti nikel (Ni), timah (Sn), krom(Cr), perak (Ag),
atau emas (Au). Prinsip kerja penyepuhan/pelapisan logam adalah sel elektrolisis larutan dengan
menggunakan elektrode yang bereaksi.

IV. ALAT DAN BAHAN :

1. Gelas kimia 1 buah


2. Larutan CuSO4 50 ml

3. Amplas - secukupnya

4. Logam Cu (tembaga)

5. Baterai 9 volt 1 buah

6. Kabel

7. Sendok

8. Jepit buaya

V.CARA KERJA :

1. Amplas sendok apabila berkarat, hingga karatnya menghilang

2. Hubungkan sendok ke katode (-) dan logam Cu ke anode (+) dengan menggunakan jepit buaya

3. Masukkan logam Cu dan sendok ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan larutanCuSO4 sebanyak
50 mL

4. Lalu, amatilah apa saja yang berubah dari sendok dan logam Cu tersebut.

VI. HASIL PENGAMATAN :

Logam Pengamatan

Sebelum penyepuhan Sesudah penyepuhan

Sendok ( katode ) Sendok berwarna Perlahan sendok


seperti keperakan terlapisi tembaga
berubah warna menjadi
hitam kecoklatan

Logam tembaga Logam tembaga Logam tembaga


( anode) berwarna kuning emas perlahan melebur dan
berwarna sedikit pucat

VII. PEMBAHASAN:
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menghasilkan data sebagai berikut:

Pada katode paper clip warna awal seperti putih keperakan dan warna awal logam tembaga berwarna
kuning keemasan. Setelah dilakukan penyepuhan paper clip yang telah dilapisitembaga berubah warna
menjadi hitam dan terlihat seperti terdapat endapan disekitar paperclip sedangkan logam tembaga
setelah penyepuhan perlahan-lahan melebur dan berwarnasedikit pucat.

Terlihat dalam percobaan ini paper clip terlapisi oleh tembaga hal ini disebabkan pergerakan ion Cu2+
yang tereduksi di katode, yang membentuk Cu(s) pada katode yang melapisi sendok, sebagaimana reaksi
yang terjadi secara teoritas pada katode.

Cu2+ (aq) + 2e- → Cu(s)

Pada anode terlihat logam Cu meluruh atau melebur hal ini karena Cu logam inert yangdapat teroksidasi
menjadi ion Cu2+ yang akan tereduksi menjadi logam Cu yang akanmelapisi paper clip. Sebagaimana
reaksi berikut :

Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e-

IX. KESIMPULAN DAN SARAN :

Kesimpulan

Penyepuhan adalah pelapisan dengan logam menggunakan sel elektrolisis untukmemperindah


penampilan dan pencegahan korosi. Benda yang akan disepuh dijadikan katode dan logam penyepuh
sebagai anode. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan elektrolit dari penyepuh seperti pada
penyepuhan tembaga adalah CuSO4. Dan lamanya proses penyepuhan mempengaruhi ketebalan lapisan
logam penyepuh pada logam yang disepuh.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada percobaan ini, maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut.

1. Pada katoda muncul gelembung-gelembung gas dan terbentuk endapan Cu. Sedangkan pada

anoda warna elektoda logam Cu menjadi lebih pucat.

2. Pada awal penimbangan, berat paku 9,8972 gr dan setelah proses penyepuhan selesai

menjadi 9,980 gr.

3. Penyepuhan (elektroplating) adalah pelapisan logam menggunakan sel elektrolisis untuk

memperindah penampilan dan mencegah korosi.

4. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut.


Anoda: Cu →Cup+2e

Katoda: Cu +20-Cu

5. Arah aliran electron yaitu dari kation pada anoda akan bergerak ke katoda menggantikan kation Cu
yang di reduksi di katode.

6. Contoh lain dari proses penyepuhan dalam kehidupan yaitu untuk melapisi sendok garpu yang terbuat
dari baja dengan perak dan pelapisan kromium pada mesin kendaraan bermotor sehingga terlihat
mengkilat.

Saran

Lakukanlah percobaan dengan benar. Perhatikan kebersihan peralatan pratikum agar mendapatkan hasil
yang akurat.

Anda mungkin juga menyukai