Anda di halaman 1dari 11

A.

JUDUL PERCOBAAN : REDOKS DAN SEL


ELEKTROKIMIA
B. TANGGAL MULAI PRAKTIKUM : Jumat, 8 Maret 2019 pukul
13.00 WIB
C. TANGGAL SELESAI PRAKTIKUM : Jumat, 8 Maret 2019 pukul
15.30 WIB
D. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna yang
diamati.
2. Menentukan daya gerak listrik (DGL) sel volta.
3. Menguji elektrolisis larutan KI
E. DASAR TEORI

Elektrokimia mempelajari hubungan diantara reaksi kimia dan energi


listrik. Reaksi kimia dapat menghasilkan energi listrik yang mengalir dalam
sirkuit dalam bentuk arus listrik dan sebaliknya arus listrik juga dapat
menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Semua reaksi elektrokimia, reaksi
redoks atau reaksi reduksi dan reaksi oksidadi, meyangkut perpindahan
elektron. Reaksi-reaksi ini berlangsung dalam sel yang disebut sel
elektrokimia. (Sugiarto, dkk, 2014).

Dalam elektrokimia terjadi reaksi redoks yang terdiri dari reaksi


oksidasi dan reaksi reduksi. Pada abad ke-19 konsep oksidasi digunakan untuk
menjelaskan reaksi suatu zat dengan oksigen sedangkan konsep reduksi
digunakan untuk menjelaskan reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat.
Sekarang konsep oksidasi dan reduksi telah diperluas sehingga menyangkut
reaksi dari spesi-spesi kimia yang tidak melibatkan oksigen. Oksidasi adalah
suatu reaksi kimia yang jika suatu spesi kimia melepaskan elektron, jika suatu
spesi kimia mengalami pertambahan bilangan atau tingkat oksidasi, yang
terjadi di anoda suatu sel elektrokimia. Sedangkan reduksi adalah jika suatu
spesi kimia menangkap elektron, jika suatu spesi kimia mengalami
pengurangan bilangan atau tingkat oksidasi, yang terjadi di katoda suatu sel
elektrokimia.

Pada reaksi redoks zat yang mengoksidasi zat lain disebut oksidator
atau pengoksidasi. Sedangkan zat yang mereduksi zat lain disebut reduktor
atau pereduksi. Oksidator mengalami reduksi sedangkan reduktor mengalami
oksidasi. Hubungan oksidator, reduktor, perubahan bilangan oksidasi, dan
perubahan elektron dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Pengertian Bilangan oksidasi Perubahan elektron
Oksidasi Bertambah Melepaskan elektron
Reduksi Berkurang Menerima elektron
Oksidator Berkurang Menerima elektron
Reduktor Bertambah Melepaskan elektron
Zat yang dioksidasi Bertambah Kehilangan elektron
Zat yang direduksi Berkurang Menerima elektron

Suatu reaksi redoks dapat dianggap terdiri atas dua setengah reaksi yaitu setengah
reaksi dalam bentuk reaksi oksidasi dan setengah reaksi dalam bentuk reaksi
reduksi.

1. Menyetarakan persamaan redoks

Untuk menyetarakan semua persamaan redoks ada teknik-teknik khusus


untuk menanganinya, teknik-teknik yang dapat mebuat kita lebih paham mengenai
proses transfer elektron. Salah satu teknik tersebut, yang dinamakan dengan
metode ion-elektron. Dalam metode ini, reaksi keseluruhan dibagi menjadi dua,
setengah reaksi, satu untuk oksidasi dan satu untuk reduksi. Persamaan untuk
kedua setengah reaksi ini disetarakan secara terpisah dan kemudian dijumlahkan
untuk menghasilkan persamaan secara keseluruhannya. (Chang, 2005).

2. Sel elektrokimia

Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang


perpindahan elektron yang terjadi pada sebuah media penghantar listrik
(elektroda). Elektroda terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini
disebabkan karena elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber
energi dalam pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari oleh reaksi
reduksi-oksidasi (redoks) dan larutan elektrolit. (Svehla, 1990)

Proses elektrokimia membutuhkan media penghantar sebagai tempat


terjadinya serah terima elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan
larutan. Larutan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit
kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit kuat
merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut yang dapat menghantarkan
arus listrik sangat baik sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat
dan energi yang dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah
merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut cenderung terionisasi
sebagian sehingga dalam proses serah terima elektron relatif lebih lambat dan
energi yang dihasilkan kecil. Namun demikian, proses elektrokimia tetap terjadi.
Larutan non elektrolit merupakan proses serah terima elektron tidak terjadi pada
proses elektrokimia tidak terlepas dari logam yang dicelupkan pada larutan yang
disebut elektroda. Terdiri dari anoda dan katoda. (Harahap, 2016).

Jenis-jenis sel elektrokimia

1. Sel gavani/ sel volta/ sel bahan bakar

Proses dalam elektrode yaitu reaksi redoks yang terjadi pada antar muka
(interface) suatu logam atau padatan penghantar ion (elektrode) dengan larutan
elektrodenya itu sendiri mungkin atau mungkin juga tidak terlibat secara langsung
dalam reaksi redoks tersebut. (Harahap, 2016).

Sel Daniel terdiri atas elektrode tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan
ion tembaga (II) dan sebuah elektrode zink yang dicelupkan ke dalam ion zink
(II). Hubungan listrik diantara keduanya dihantarkan dengan tabung yang
mengandung larutan garam KCl (jembatan garam). Elektroda tembaga dan zink
kemudian dihubungkan dengan sirkuit yang mengandung voltmeter. Voltmeter
akan mengukur beda potensial diantara dua buah elektrode yang masing-masing
dianggap seperti dua buah baterai yang dipasang seri pada masing-masing
elektrode (setengah sel) yang terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Apabila kedua
proses tersebut digabung menjadi reaksi redoks seperti ini :

Zn (s) + Cu2+ (aq) Zn2+ (aq) + Cu (s)

Ketika sel digunakan atau dihubungkan elektrode zink akan terlarut, sedangkan
elektrode tembaga akan bertambah dengan adanya endapan tembaga.

2. Sel elektrolisis

Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber


energi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Salah satu aplikasi dari
sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam emas dengan menggunakan larutan
elektrolit yang mengandung unsur emas (Au). Hal ini dilakukan untuk melapisi
kembali perhiasan yang kadar emasnya sudah berkurang. Sel elektrolisis terdiri
dari satu elektrolit dalam satu wadah dengan dua elektroda sama. Pada sel
elektrolisis, elektroda negative terjadi reaksi reduksi maka elektroda tersebut
merupakan katoda. Pada elektroda positif terjadi reaksi oksidasi maka pada
elektroda tersebut merupakan anoda.

1. Reaksi pada Elektroda

Reaksi yang terjaid pada elektroda tergantung pada jenis elelktrolit dan
jenis elektroda pada sel tersebut. elektrolit yang digunakan digolongkan pada
larutan dan leburan. Elektroda yang digunakan digolongkan dalam elektroda yang
sulit dioksidasi (inert) dan elektroda yang mudah dioksidasi (tak inert).
1. Reaksi di Katoda (elektroda yang terhubung dengan kutub negatif baterai,
terjadi reaksi reduksi).
a. Elektrolit : leburan
Kation pada leburan tersebut mengalami reduksi.
Contoh : Ni2+ + 2e Ni
b. Elektrolit : larutan berair
 Jika potensial reduksi kation lebih kecil dari potensial reduksi
air (Gol I A, II A, Mn2+, Al3+) maka air akan tereduksi terlebih
dahulu menjadi H2 (g).
Persamaan reaksi : 2H2O (l) + 2e H2 (g) + 2OH-
 Jika potensial reduksi kation lebih besar dari potensial reduksi
air, maka kation tersebut yang direduksi menjadi padatan.
Persamaan reaksi : Cu2+ (aq) + 2e Cu (s)
2. Reaksi di Anoda (elektroda yang terhubung degan kutub positif baterai,
terjadi reaksi oksidasi)
a. Elektroda inert (Pt, C, Au)
 Jika anion potensial reduksi lebih kecil dari potensial reduksi
air, maka anion tersebut yang mengalami reduksi.
Contoh : 2Cl- Cl2 + 2e
 Jika anion potensial reduksi yang lebih besar dari potensial
reduksi air (seperti : SO42-, NO3-, PO43-, CO32-), maka air yang
mengalami reduksi akan menghasilkan O2 (g).
Persamaan reaksi : 2H2O (l) O2 (g) + 4H+ + 4e
b. Elektroda tidak inert
 jika elektroda (anoda) yang digunakan adalah elektroda tidak
inert (selain Pt, C, Au) maka elektroda tersebut yang
teroksidasi.
Contoh : Cu (s) Cu2+ + 2e
F. ALAT DAN BAHAN
- Alat
1. Gelas kimia 100 mL 1 buah
2. Gelas kimia 250 mL 1 buah
3. Tabung reaksi 4 buah
4. Rak tabung reaksi 1 buah
5. Tabung U 1 buah
6. Batang karbon 2 buah
7. Voltmeter 1 buah
8. Adaptor 6 volt 1 buah
9. Kabel 2 buah
10. Pipet tetes 5 buah

- Bahan
1. KSCN 0,1 M secukupnya
2. H2SO4 2 M/ Pekat secukupnya
3. KI 0,1 M/ 0,25 M secukupnya
4. K2CrO7 0,1 M secukupnya
5. CuSO4 1 M secukupnya
6. ZnSO4 1 M secukupnya
7. KNO3/ NaNO3 1 M secukupnya
8. Lempeng tembaga secukupnya
9. Phenolptalein secukupnya
10. CHCl3 secukupnya
11. H2O2 3 % secukupnya
12. FeCl3 0.1 M secukupnya
13. HNO3 pekat secukupnya
14. Larutan kanji secukupnya
15. Larutan I2 secukupnya
G. ALUR PERCOBAAN

1. Reaksi redoks

1 mL KI 0,1 M + 5 1 mL KI 0,1 M + 5 1 mL KI 0,1 M + 5 5 tetes I2 + 2 tetes


tetes larutan kanji tetes larutan kanji tetes larutan kanji larutan kanji

Dimasukkan ke Dimasukkan Dimasukkan Dimasukkan ke


dalam tabung reaksi ke dalam ke dalam dalam tabung reaksi
tabung reaksi tabung reaksi

Tabung 1
Tabung 2 Tabung 3 Tabung pembanding

Ditambah 1 mL H2SO4 Ditambah 1 Ditambah


2M mL H2SO4 2 M HNO3 pekat
tetes demi
Ditambah 0,5 mL Ditambah 0,5 tetes
H2O2 3% mL FeCl3 0,1
M
Amati dan catat
warna campuran Amati dan catat warna Amati dan catat warna Amati dan catat warna
sebelum dan sesudah campuran sebelum dan campuran sebelum dan campuran sebelum
reaksi sesudah reaksi sesudah reaksi dan sesudah reaksi

Dibandingkan

Reaksi :

2KI(aq) + H2SO4(aq) + H2O2(aq)  K2SO4(aq) + I2(aq) + 2H2O(aq)

6KI(aq) + 2H2SO4(aq) + 2FeCl3(aq)  FeSO4(aq) + 3I 2 + 6KCL(aq) + 2H2(aq)

6KI(aq) + 8HNO3(aq)  6KNO3(aq) + 3I2(aq) + 4H2O(aq)

2I-  I2 + 2e
H2SO4 2 M 2 mL FeCl3 0,1 M

Dimasukkan ke
Dimasukkan
dalam tabung U ±
ke dalam
3 cm dari mulut tabung
tabung reaksi

Ditambah 2
mL KSCN 0,1
Mulut tabung kiri Mulut tabung kanan M

Ditambah 2 mL K2CrO7 0,1 M Ditambah 2


mL FeSO4
Perubahan warna Perubahan warna
jenuh

Dicelupkan elektroda karbon ±


Ditambah 5
2 cm dari mulut tabung tetes KSCN
0,1 M

Dihubungkan dengan kabel


Perubahan warna
Amati dan catat
perubahan warna sebelum Dicelupkan
& sesudah reaksi elektroda karbon
± 2 cm dari
mulut tabung

Dihubungkan dengan kabel

Amati dan catat


perubahan warna sebelum
& sesudah reaksi

Reaksi :

Kanan :

2H2SO4(aq) +K2Cr2O7(aq) 2Cr3+(aq) +SO3-(aq) + K2SO42-(aq) +2H2O(l)

Kiri :

2FeSO2(aq)+6KSCN(aq)+ H2SO4(aq)2Fe(SCN)3(aq) +3K2SO4(aq) + H2(g)


Reaksi tabung pembanding

FeCl3(aq) + KSCN(aq)  Fe(SCN)3(aq) + KCl(aq)

Katoda

Cr2O72- + 14H++ 6e  Cr3+ +7H2O

Anoda

6Fe2+  6Fe3++ 6e

Reaksi Sel

Cr2O72- + 6Fe2+ +14H+ Cr3+ + 6Fe3++ 7H2O

2. Penentuan daya gerak listrik dari sel kimia

15 mL CuSO4 0,1 M 25 mL ZnSO4 0,1 M

Dimasukkan ke Dimasukkan ke
dalam gelas kimia dalam gelas kimia

Dicelupkan batang tembaga Cu


Dicelupkan lempeng seng (Zn)

Dihubungkan dengan voltmeter

Dibuat jembatan garam dari


tisu yang digulung dan
dicelupkan ke dalam
larutan NaNO3

Daya gerak listik

Reaksi :
Katoda

Cu2+ (aq) + 2eCu(s)

Anoda

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e

Reaksi Sel

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)


3. Elektrolisis Larutan KI

Larutan KI 0,25 M

Diisikan pada tabung U ± 3 cm


dari mulut tabung

Mulut tabung kiri Mulut tabung kanan

Dicelupkan elektroda karbon ± Dicelupkan elektroda karbon ±


2 cm dari mulut tabung 2 cm dari mulut tabung

Dihubungkan elektroda Dihubungkan elektroda dengan


dengan kutub positif (anoda) kutub negatif (katooda)

Setelah 5 menit arus


diputuskan

Amati dan catat Amati dan catat


perubahan warna perubahan warna

Anoda Katoda

Diambil 2 mLlarutan Diambil 2 mL


hasil elektrolisis larutan hasil
elektrolisis
Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi Dimasukkan ke
dalam tabung
Ditambah beberapa reaksi
tetes phenolptalein
Ditambah 1
Ditambah 2 mL larutan FeCl3 0,1 M mL CHCl3

Dikocok

Catat peristiwa yang Catat peristiwa yang terjadi


terjadi dan jelaskan dan jelaskan mengapa
mengapa demikian demikian
Reaksi :

Katoda

2H2O(l) + 2eH2(g) + 2OH2(g) + 2OH-(aq)

Anoda

2I-(aq) I2(aq) + 2e

Reaksi sel

2I-(aq) + 2H2O(l)I2(aq) + H2(g) + 2OH-(aq)

Katoda

2OH-(aq) + FeSO4(aq) Fe(OH)2(s) + SO42-(aq)

Fe(OH)2(s) + SO42-(aq)

Anoda

I2(aq) + 2CHCl3(aq) 2CHI(aq) + 3Cl2

Anda mungkin juga menyukai