Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ELEKTROLISIS

Oleh :

1. Prima Dwi Darmawan


2. Putra Alpratama Soma
3. Rafli Rosad Nur Yasin
4. Salwa Puspa Kamila
5. Widya Kournikova Siahaan

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 36 JAKARTA

SUKU DINAS PENDIDIKAN JAKARTA TIMUR

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR 1 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Elektrolisis adalah suatu proses kimia yang digunakan untuk memecah suatu
senyawa menjadi unsur-unsurnya dengan menggunakan aliran listrik. Proses ini memiliki
banyak aplikasi penting dalam dunia kimia dan industri. Salah satu aplikasi terkenalnya
adalah dalam produksi logam murni, di mana elektrolisis digunakan untuk memisahkan
logam-logam dari senyawa-senyawa mereka.

Latar belakang eksperimen ini juga melibatkan hukum Faraday, yang merupakan
konsep dasar dalam elektrokimia. Hukum Faraday menjelaskan hubungan antara jumlah
zat yang terlibat dalam reaksi elektrokimia, aliran listrik yang digunakan, dan masa molar
zat-zat tersebut. Memahami hukum Faraday adalah kunci untuk mengoptimalkan proses
elektrolisis dalam berbagai aplikasi industri, seperti produksi aluminium, klorin, natrium
hidroksida, dan banyak senyawa kimia lainnya.

Sistem elektrokimia terbentuk melalui reaksi elektrokimia yang ditimbulkan oleh


sel elektrokimia. Sel elektrokimia terbagi menjadi dua jenis, yaitu sek volta dan sel
elektrolisis. Sel yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kimia disebut Sel
Elektrolisis. Arus listrik dapat memicu reaksi kimia berupa reaksi redoks. Selain itu, pada
sel elektrolisis katoda adalah kutub negatif dan anoda adalah kutub positif.

2.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana reaksi yang terjadi pada larutan elektrolisis?


2. Bagaimana proses elektrolisis yang terjadi di dalam elektroda?
3. Apa saja substansi yang dihasilkan dari proses elektrolisis?

3.1 Tujuan
1. Mengamati dan mengidentifikasi proses elektrolisis yang terjadi di dalam elektroda.
2. Mengamati substansi yang terbentuk dan yang dihasilkan dari proses elektrolisis.
BAB II
LANDASAN TEORI

1.1 Reaksi Redoks

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara
berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas
dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi dan reduksi.

Menurut ahli, suatu zat dapat mengalami oksidasi karena pelepasan elektron,
sedangkan reduksi terjadi karena penerimaan elektron (Whitten dkk., 2004).

Contoh :

2.1 Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion
dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik (penghantar listrik). Ion-ion
merupakan atom-atom bermuatan elektrik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion). Elektrolit umumnya berupa asam, basa atau garam. Ion-ion dalam
elektrolit dapat bekerja dalam bentuk lelehan atau larutan.

Adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan
larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Semakin banyak jumlah ion yang
terkandung dalam larutan elektrolit, maka semakin tinggi pula daya hantar listriknya.
Sumber larutan elektrolit adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

Contoh larutan elektrolit adalah 𝐶𝑢𝑆𝑂4, 𝐻𝐶𝑙, dan 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻.


3.1 Elektroda

Elektroda adalah kutub-kutub listrik pada rangkaian sel elektrokimia (Bagotsky,


2005). Elektroda dibagi menjadi dua bagian, yaitu katoda dan anoda. Katoda adalah
elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi, di mana di dalamnya terjadi penangkapan
elektron oleh suatu spesi. Sedangkan anoda adalah elektroda tempat terjadinya reaksi
oksidasi, sehingga akan terjadi pelepasan elektron selama reaksi berlangsung. Oleh
karena itu dalam elektrolisis selalu diikuti oleh proses reduksi oksidasi (redoks).

Elektroda terbagi menjadi dua, yaitu


a. Elektroda inert yaitu elektroda yang tidak ikut bereaksi dalam reaksi kimia.
Elektroda inert hanya terdiri dari 3 zat yaitu platina (Pt), emas/aurum (Au), dan
karbon (Cu)
b. Elektroda non inert yaitu elektroda yang ikut bereaksi dalam reaksi kimia.
Elektroda non inert terdiri dari semua jenis unsur kecuali 3 zat pada elektroda
inert. Contoh elektroda non inert adalah tembaga (Cu), perak (Ag), dan seng (Zn).
4.1 Sel Elektrokimia

Sel Elektrokimia adalah suatu sel dimana terjadi perubahan darireaksi kimia
menghasilkan arus listrik atau sebaliknya, dari arus listrikmenghasilkan reaksi kimia. Sel
elektrokimia dibagi 2 yaitu; Sel Volta atau Sel Galvani dan Sel Elektrolisis.

5.1 Sel Elekrolisis


Elektrolisis merupakan proses di mana arus listrik bisa menguraikan suatu zat
elektrolit. Artinya, pada proses elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi
kimia (reaksi redoks).
Terdapat tiga ciri utama suatu proses elektrolisis, yaitu sebagai berikut :

a. Adanya ion bebas dalam suatu larutan elektrolit. Ion bebas inilah yang nantinya
akan menerima atau memberikan elektron yang dialirkan melalui larutan.
b. Terdapat sumber arus DC dari luar, misalnya baterai.
c. Memiliki dua elektroda, yaitu katoda dan anoda, dalam sel elektrolisis.

Pada sel elektrolisis, katoda berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi


reduksi dan sebagai kutub negatif, sedangkan anoda merupakan tempat berlangsungnya
reaksi oksidasi dan sebagai kutub positif.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

1.1 Alat dan Bahan


A. Alat

a. Statif dan Klem


b. Baterai
c. Penjepit buaya
d. Pipa U
e. Elektroda grafit
f. Corong
A. Bahan
a. Larutan CuSO4 0,5 M
b. Larutan KI 0,5 M
c. Kertas lakmus
2.1 Cara Kerja
a. Rangkai alat sesuai dengan gambar yang diberikan
b. Masukkan larutan KI atau CuSO4 ke dalam pipa U menggunakan corong kaca
hingga hampir penuh
c. Masukkan elektroda yang telah disiapkan
d. Amati reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda
e. Lakukan uji keasaman menggunakan kertas lakmus pada anoda dan katoda
f. Catat hasil pengamatan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS

1.1 Hasil Pengamatan

Larutan Persamaan Reaksi Hasil Pengamatan

CuSO4 CuSO4 (aq) → Cu 2+ + SO4 2- · Larutan CuSO4


mengalami reaksi berupa
Katoda : 2Cu 2+ + 4e- → 2Cu(s) munculnya gelembung
yang sangat banyak di
Anoda : 2H2O → 4H+(g) + O2(g) + 4e- anoda.
2Cu2++ 2H2O → 2Cu + 4H+ + O2 · Bagian ujung bawah
batang karbon di anoda
berubah warna menjadi
jingga.

· Saat dicelupkan kertas


lakmus terjadi perubahan
warna menjadi merah.

2.1 Analisis
Persamaan Reaksi: Larutan CuSO4 dengan grafit C :
CuSO4 (aq) → Cu 2+ + SO4 2-
Katoda : 2Cu 2+ + 4e- → 2Cu(s)
Anoda : 2H2O → 4H+(g) + O2(g) + 4e-
2Cu2++ 2H2O → 2Cu + 4H+ + O2
 Gelembung gas terjadi pada anoda, yaitu elektroda yang dialiri arus kutub positif.
Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi yang ditentukan oleh jenis elektroda. Elektroda
grafit (unsur C) termasuk elektroda Inert (tidabereaksi). Reaksi tersebut
mengoksidasi air sehingga menghasilkan oksigen. Dengan kata lain, gelembung-
gelembung udara yangdimaksud dalam pernyataan 1 adalah oksigen.

 Timbul endapan berwarna jingga pada grafit 2 yang dialiri arus oleh kabel hitam
(kutub negatif). Endapan berwarna jingga mengkilap terjadi pada katoda, yaitu
elektroda yang dialiri arus kutub negatif (kabel hitam). Pada katoda, terjadi reaksi
reduksi yang ditentukan oleh jenis ion-ion dalam larutan elektrolit.

Reaksi tersebut mereduksi kation sehingga menghasilkan endapan tembaga (Cu)


pada katoda.
 Jika diujikan dengan kertas lakmus maka akan menghasilkan warna merah.
CuSO4 merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat H2SO4 dan basa lemah
Cu(OH)2 sehingga yang terhidrolisis adalah Cu2+ dan akan melepaskan ion H+.
Karena reaksi hidrolisisnya melepas H+, maka CuSO4 bersifat garam asam.
CuSO4 → Cu2+ + SO42-
Cu2+ + 2H2O ⇌ Cu(OH)2 + 2H+
SO42- + H2O → tidak terhidrolisis
BAB V
KESIMPULAN

Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi
kimia. Hasil dari percobaan :

1. Pada Anoda

a. Warna larutan tetap biru muda bening


b. Reaksi yang terjadi : 2H2O → 4H+(g) + O2(g) + 4e-
c. Ada gelembung udara
d. Zat yang dihasilkan O2

2. Pada Katoda

a. Warna larutan tetap biru muda bening


b. Reaksi yang terjadi : Cu 2+(s) + 2e- → Cu(s)
c. Terdapat banyak gelembung
d. Zat yang dihasilkan endapan tembaga Cu
BAB VI
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai