Anda di halaman 1dari 4

1 Elektrolisis dengan arus tetap Metoda elektrolisis ini sederhana dalam pelaksanaannya, arus dijaga agar tetap harganya

terhadap waktu, dan tidak diperlukan pengaturan potensial katoda. Jika didalam larutan terdapat campuran berbagai sistem redoks, maka pengaliran arus akan mereduksi lebih dulu sistem redoks yang memakai potensial reduksi paling positif, disusul dengan proses elektrokimia yang memiliki potensial reduksi positif berikutnya dan demikian selanjutnya. Misalnya saja jika di dalam campuran terdapat ion tembaga(II), seng(II) dan hidrogen(I), maka yang pertama direduksi adalah tembaga, disusul dengan pembentukan gas hidrogen dan terakhir reduksi dari seng(II). Hal ini disebabkan karena selama pengaliran arus, konsentrasi ion bersangkutan menurun, demikian juga potensial elektroda yang berfungsi sebagai katoda akan menurun harganya. Tanpa pengaturan potensial katoda, harga potensial katoda akan terus menurun sampai pada akhirnya cukup negatif untuk mengendapkan kation berikutnya. Selama berlangsungnya pembentukan gas hidrogen pada katoda, harga potensial praktis tetap, dan baru akan menurun jika seluruh air telah dielektrolisis. Ini berarti bahwa dalam suasana asam ion seng(II) tidak dapat direduksi. Untuk menghitung beberapa potensial yang mula-mula diperlukan, dipakai sebagai contoh elektrolisis tembaga (konsentrasi 0,10 M) dari larutan 1,0 M asam sulfat dan memakai elektroda platina. Reaksi-reaksi yang berlangsung adalah : Katoda : Cu2+ + 2e Cu dan Anoda : 2H2O O2 + 4H+ + 4e Selama elektrolisis, konsentrasi ion tembaga(II) menurun dan demikian juga potensial katoda Pada anoda, potensial lebih karena konsentrasi dapat diabaikan mengingat konsentrasi air cukup besar dan praktis tidak berubah Pada katoda konsentrasi mula ion tembaga(II) cukup besar, sehingga potensial lebih karena konsentrasi tidak perlu diperhitungkan. Lagi pula reaksi reduksi tembaga pada elektroda platina berlangsung cukup cepat5, sehingga tidak menimbulkan potensial lebih kinetik. 3 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Arus Batas - Arus sisa : dapat disebabkan oleh adanya zat pengotor dalam larutan tetapi umum disebabkan karena dalam larutan tetes Hg ini dilapisi dengan lapisan ganda listrik sehingga menyerupai kapasitor. Untuk memberi muatan pada kapasitor ini diperlukan arus yang dinamakan arus kapasitan atau arus kondensor bersifat non-faradaik dan bertambah besar dengan meningkatnya potensial. Dalam praktek harga arus sisa ini harus dikurangkan dari jumlah total arus yang teramati. - Arus migrasi : bahan elektro-aktif dapat sampai pada elektroda melalui proses migrasi, yaitu gerakan partikel bermuatan dalam medan listrik yang disebabkan oleh adanya beda potensial antara permukaan elektroda dan larutan. Proses kedua adalah difusi yang akan dibahas dalam

pasal berikut. Arus migrasi ini dapat dihilangkan jika dalam larutan ditambahkan elektrolit inert dalam jumlah besar, minimal 100 kali lebih banyak dibandingkan bahan elektro-aktif. Elektrolit inert masih mampu menghantar arus tetapi tidak bereaksi dengan bahan yang sedang diamti maupun elektroda dalam daerah potensial kerja. - Arus difusi : adanya elektrolit inert atau pendukung dalam jumlah berlebihan akan meniadakan pengaruh gaya elektrik pada ion-ion yang sedang diamati. Dengan memakai kondisi kerja seperti ini, maka arus batas praktis hanya terdiri atas arus difusi. Faktor-faktor yang berpengaruh pada arus difusi telah dipelajari oleh likovic

Pada metoda elektrolisis, reaksi kimia dilangsungkan dengan pertolongan arus listrik, yang dibiarkan mengalir melalui larutan elektrolit dalam jangka waktu tertentu. Dengan mengethui besar arus dalam Amper dan jumlah waktu dalam detik dapat dihitung jumlah kuantitas listrik, dinyatakan dalam Coulomb, yang diperlukan untuk melangsungkan reaksi kimia. Untuk mereaksikan zat sebanyak satu ekivalen diperlukan kuantitas listrik sebanyak satu Faraday, yaitu kuantitas listrik setara dengan yang dibawa oleh satu mol elektron. Pada metoda elektrogravimetri, unsur yang ditentukan diendapkan secara elektrolitik pada elektroda sesuai. Berbeda dengan analisis gravimetri, endapan tidak perlu disaring dan pengendapan bersama dapat dihindari, asal telah diatur dengan cermat kondisi pengendapannya. Pengendapan elektrolitik diatur oleh baik hukum Ohm maupun hukum Faraday. Sel elektrolitik adalah sebuah sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektroda dan satu atau lebih larutan elektrolit ditempatkan dalam wadah sesuai. Sel ini dapat mensuplai energi listrik ke sebuah sistem eksternal dan dinamakan sel voltaik atau galvanik. Jika energi listrik disuplai dari sumber luar dan dialirkan melalui sebuah sel, maka sel ini dinamakan sel elektrolitik. Metode pemisahan elektrolitik lainnya contohnya elektrolisis dengan arus tetap dan elektrolisis dengan potensial katoda yang diatur. Voltametri berhubungan dengan studi pengamatan hubungan potensial-arus-waktu selama elektrolisis yang dilakukan dalam sel dimana salah satu elektroda mempunyai luas permukaan kecil dan umum dinamakan mikro elektroda, elektroda ini berfungsi sebagai elektroda kerja. Elektroda lainnya mempunyai luas permukaan relatif sangat besar. Dalam voltametri biasa dilakukan pengamatan pengaruh perubahan potensial terhadap arus yang mengalir dalam sel.
\

1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda 2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda

3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium, maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda 4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda ). Pada proses elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Terbentuknya gas H2 dan O2 ditandai dengan berkurangnya volume air dalam gelas kimia, akibat gelembung gas yang dihasilkan. Terbentunya gas ini juga ditandai dengan bertambahnya volume pada tabung reaksi yang dihubungkan pipa bengkok dengan pipa U (yang bereaksi larutan NaOH). Dalam reaksi elektrolisa dengan elektroda karbon ini, reaksi reduksi yang terjadi, yaitu reaksi terhadap kation Na+, tatapi hanya terjadi pada reaksi air yaitu H+ yang tereduksi menghasilkan gas H2. sedangkan pada anoda, ion yang dioksidasi adalah ion OH-dari basa yang teroksidasi membentuk gas oksigen. Penguraian suatu senyawa kimia menjadi unsur-unsur pembentuknya yang lebih sederhana dapat dilakukan dengan elektrolisis yang dihubungkan dengan arus listrik. Arus listrik/tegangan yang digunakan diperlukan untuk menjalankan reaksi elektrodeelektrode yang dihubungkan oleh pipa U dan larutan elektrolit. Pada katoda terjadi reaksi reduksi dan pada anoda terjadi reaksi oksidasi. Pipa U berfungsi untuk mendapatkan hasil elektrolisa yang baik karena kedua gas hasil tidak saling bercampur.

Dalam setiap peristiwa elektrolisis terjadi reduksi pada katoda untuk mengambil elektron yang mengalir keelektroda itu dan reaksi oksidasi terjadi pada anoda memberikan elektron yang meninggalkan sel elektrolisis itu keelektroda lain. Berdasarkan azas kesetimbangan arus pembuanagn elektron pada katoda harus sama. Persis dengan elektroda yang ditambah pada anoda ini (Irfan, Anshori, 1982). Ada beberapa hal yang membuat reaksi elektrolisis menjadi sulit, pertama diharapkan bahwa untuk mengatasi potensial reaksi reduksi negatif (yang menyebabkan reaksi pada sel spontan) diperlukan potensial reaksi reduksi dengan jumlah besar yang sama tetapi berlawanan. Seringkali potensial yang diberikan memulai reaksi jauh lebih besar pada yang diramalkan teoritis yang perbedaan ini diperlukan untuk memulai reaksi elektrolisis dengan potensial teoritis dikenal dengan nama over potensial. Ini merupakan hal yang kedua yang membuat reaksi ini sulit, yang ketiga adalah sulit untuk menduga reaksi yang terjadi pada elektroda selama proses elektrolisis berlangsung. Salah satu contoh, dalam larutan ion Na dan OH setra

N dan OH dari air. Hasil dari elektrolisis ini adalah dihasilkan gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2) di dalam air (Bird, 1993). Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada elektroda ( - ) kemana elektron dari sumber luar itu mengalir terjadi absorpsi pada ion positif atau oleh air, sehingga peoses ini merupakan reduksi. Pada elektroda positif terjadi proses pelepasan elektron. Jadi proses ini adalah oksidasi. Oleh karena pada elektroda ( - ) terjadi reduksi, maka elektroda ini berperan sebagai katoda, sedangkan elektroda ( + ) dimana terjadi oksidasi adalah anoda (Dogra, 1990). Ada beberapa tipe reaksi elektroda, yaitu: 1. Arus listrik yang membawa ion-ion akan dibebaskan pada elektroda. 2. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada anoda menyababkan penguraian H2O dan pembentukan O2, H+ dan elektron. 3. Ion positif yang sulit untuk dibebaskan pada katoda menyebabkan beberapa penguraian H2O dan pembentukan H2, OH- dan beberapa adsorpsi elektron.

Anda mungkin juga menyukai