DISUSUN OLEH :
ATIKAH DESTYA CANDRA P
21030116120017
KELAS A
2016
11.1 TEORI IKATAN VALENSI DAN ORBITAL HIBRIDISASI
Apa itu teori ikatan valensi?. Jadi, teori ikatan valensi atau teori ikatan valens merupakan
suatu sifat ikatan kimia dalam suatu molekul dari sudut valensi atom. Teori ini menyimpulkan
suatu aturan bahwa atom pusat dalam suatu molekul cenderung untuk membentuk ikatan
elektron ganda sesuai dengan batasan geometris seperti kurang lebih ditentukan oleh aturan
oktet. Berdasarkan teori ikatan valensi pula, ikatan kovalen dapat terbentuk jika tumpang tindih
orbital valensi dari atom yang terikat. Dan pada teori ini menyebutkanbahwa bentuk ikatan
kovalen ketika dua orbital atom saling melengkapi dan daerah berdekatan dimana berada di
tengah nukleus dan diduduki oleh pasangan elektron. Ada prinsip utama yang dijelaskan dalam
teori ini,yaitu :
Menurut prinsip pengeluarannya, jarak yang terbentuk dari orbital itu memiliki kapasitas
maksimum yaitu dua buah elektron dengan arah putarnya yang berbeda. Contohnya pada
molekul H2 terbentuk, dua dari 1s elektron menempati dan saling bertumpang tindih pada
orbital 1s dan memiliki arah perputaran yang berbeda.
Cuping depan berhadapan antara satu dengan yang lain sehingga membentuk garis lurus
dengan sudut 180º antara dua orbital tersebut.
b. Hibridisasi sp2
Pada hibridisasi sp2 berguna untuk menjelaskan bentuk struktur molekul trigonal planar.
Sebuah orbital 2s dan dua orbital 2p pada atom pusat untuk membentuk 3 orbital hibrid
sp sehingga membentuk sebuah segitiga/ trigonal planar yang bersudut 120º pada setiap
bagiannya.
Gambar orbital sp2 tampak samping (kiri) dan tampak atas (kanan)
Cuping depan mensejajarkan diri membentuk segitiga planar, menghadap sudut segitiga
untuk meminimalisir penolakan elektron.
c. Hibridisasi sp3
Berdasarkan teori ikatan valensi, satu s dan tiga p orbital pada atom pusat bercampur dan
membentuk 4 orbital sp sehingga dapat menjelaskan struktur molekul tetrahedral.
Hibridisasi satu orbital s dengan tiga orbital p (px,py, dan pz) menghasilkan 4 orbital sp3
yang mempunyai sudut sebesar 109,5º antara satu sama lain. Contohnya pada metana,
atom C pada metana dihibridisasi menjadi sp3. 4 elektron valensi itu mengisi setengah
pada 4 sp3 hibrid yang bertumpang tindih pada orbital 1s dari 4 atom H sehingga
membentuk 4 ikatan C ˗ H.
Orbital sp3 membentuk tetrahedral(a) dan metana merupakan contoh senyawa hibridisasi sp3(b)
d. Hibridisasi sp3d
Bentuk molekul dari hibridisasi ini yaitu segitiga bipiramid.contohnya pada senyawa
PCl5, pada senyawa tersebut terjadi hibridisasi pada satu 3s , tiga 3p dan satu dari lima 3d
pada atom pusat P sehingga membentuk orbital hibrid sp3d.masing – masinghibrid
bertumpang tindih pada orbital 3p dari satu atom Cl, sedangkan lima elektron valensi dari
atom P bersama dengan satu dari atom Cl tersebut membentuk ikatan P˗Cl.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Ikatan_pi
wanibesak.wordpress.com
apridepasionis.blogspot.co.id
www.ilmukimia.org
TEORI IKATAN VALENSI
Apa itu teori ikatan valensi?. Teori ikatan valensi menjelaskan sifat ikatan kimia dalam suatu
molekul dari sudut valensi atom. Teori tersebut menyimpulkan suatu aturan bahwa atom pusat
dalam suatu molekul cenderung untuk membentuk ikatan elekron ganda sesuai dengan batasan
geometris seerti kurang lebih ditentukan oleh aturan oktet. Teori ikatan valensi juga menjelaskan
bahwa ikatan kovalen dapat terbentuk jika terjadi tumpang tindih orbital valensi dari atom yang
berikatan. Berdasarkan prinsip dasar teori ikatan valensi adalah bentuk ikatan kovalen ketika
dua orbital atom saling melengkapi dan daerah berdekatan, dimana di tengah elektron diisi oeh
pasangan elektron.
Jarak yang terbentuk dari orbital yang saling melengkapi mempunyai kapasitas
maksimum untuk dua elektron yang berbeda arah perputarannya