Anda di halaman 1dari 19

UTILITAS

“PERANAN SISTEM REFRIGERASI DALAM INDUSTRI KIMIA”

Disusun Oleh :
Gyarida Aprilia P NIM. 21030117120020
Murest Patra Patriosa W NIM. 21030117130092
Rizal Dzaki Annafi NIM. 21030117130098
Grace Sheilla Kristiani H NIM. 21030117130100
Sarah Devonia Rahmadi NIM. 21030117140022
Mar’atu Masyaroh NIM. 21030117120035
Mutia Hafiza NIM. 21030117140043
M Yusuf Syafza NIM. 21030117130112
Hizkia Raynald Sutanto NIM. 21030117130114
Andrew Christian T.P NIM. 21030117130115
Ahmad Fauzan NIM. 21030117130116
Hesti Noviska Darmayanti NIM. 21030117130118
Niswatun Chasanah NIM. 21030117130120
Vimala Kamadjaja NIM. 21030117140027
Anisa Widia Utami NIM. 21030117120040
Cantika Aulia Salsabila NIM. 21030117120041
Dewi Masithoh NIM. 21030117120042
Peter Kusnadi NIM. 21030117120044
Lisa Adrina Pratiwi NIM. 21030117120046
Evie Riswanda NIM. 21030117120048

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019

i
PRAKATA

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya sehingga dapat
terselesaikan makalah Utilitas ini dengan judul “PERANAN SISTEM REFRIGERASI DALAM
INDUSTRI KIMIA”. Mata kuliah Utilitas ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
diambil oleh semua mahasiswa. Dalam penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami materi yang telah dibuat.
Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Utilitas, Ir. Slamet Priyanto, MS.
2. Teman-teman dan pihak-pihak yang telah banyak membantu atas terselesaikannya
makalah ini.
Penyusunan makalah ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Utilitas dan untuk
memenuhi sebagian persyaratan mengikuti ujian mata kuliah Utilitas .
Pada penulisan makalah ini, kami sebagai penyusun makalah memohon maaf yang sebesar-
besarnya bila makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna, sehingga sangat
dibutuhkan kritik maupun saran yang nantinya akan membuat makalah ini menjadi lebih baik.
Biarlah makalah ini dapat bermanfaat nantinya.
Manfaat penulisan makalah ini untuk memberikan pengetahuan pembaca tentang Utilitas,
khususnya mengenai sistem refrigerasi dalam industry kimia.

Semarang, 15 Juni 2019

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau
ruang untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,
sehingga mengambil kalor suatu benda ekuivalen dengan mengambil sebagian energi dari
molekul-molekulnya. Pada aplikasi tata udara (air conditioning), kalor yang diambil
berasal dari udara. Untuk mengambil kalor dari udara, maka udara harus bersentuhan
dengan suatu bahan atau material yang memiliki temperatur yang lebih rendah. Suatu
mesin refrigerasi akan memiliki tiga sistem terpisah yakni sistem refrigerasi, sumber daya
untuk menggerakkan kompresor yang berupa motor listrik dan sistem kontrol untuk
menjaga suhu benda atau ruangan seperti di inginkan.
Mesin pendingin (Refrigerator) ialah suatu rangkaian mesin atau pesawat yang
mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperatur dingin (temperatur rendah).
Sesuai dengan kegunaannya mesin pendingin terdiri dari beberapa jenis antara lain :
Refrigerator untuk keperluan Industri, Lemari es / Kulkas, Freezer (Pembekuan /
pendingin makanan dan minuman), Penyejuk ruangan (AC/Air Conditioning), Dispenser
(untuk menghasilkan air panas dan dingin) dan Kipas angin penyejuk (Najamudin, 2014).
Teknologi refrigerasi bukan hanya monopoli perusahaan besar ataupun institusi
ilmiah. Mesin refrigerasi dalam bentuk lemari pendingin (refrigerator) dan pengkondisi
udara (AC) sangat umum dijumpai di tengah-tengah masyarakat. Bukan sekedar gaya
hidup, karena mesin refrigerasi berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Mesin refrigerasi domestik merupakan mesin refrigerasi yang digunakan untuk keperluan
rumah tangga. Tetapi bagaimanapun juga karena unit-unit pelayanannya sangat luas,
refrigerasi domestik mewakili suatu bagian dari industri refrigerasi yang memiliki pangsa
pasar yang sangat besar. Akibatnya total penggunaan energi oleh refrigerasi domestik ini
semakin hari menjadi signifikan karena meluasnya penggunaan pada rumah tangga.
Berdasarkan Asosiasi Penyalur Refrigerant Ramah Lingkungan (Maulana 2010) jumlah
pemakaian refrigerant dalam kulkas selalu mengalami kenaikan dengan prediksi 3.226,82
ton tahun 2010 menjadi 4819 ton tahun 2015, naik 49,8 %.

1
Pendinginan kompresi uap adalah salah satu dari banyak siklus pendingin tersedia
yang  b a n y a k   d i g u n a k a n .   M e t o d e   i n i   m e r u p a k a n   y a n g   p a l i n g   b a n y a k   d i
g u n a k a n   u n t u k   AC  bangunan umum yang besar, rumah-rumah pribadi, hotel, rumah
sakit, bioskop, restoran danmobil. Metode ini juga digunakan dalam kulkas domestik dan
komersial, gudang skala besar untuk penyimpanan makanan dan daging, truk dan
mobil pendingin, dan sejumlah layanankomersial dan industri lainnya. kilang
minyak , petrokimia, pabrik pengolahan kimia, dan  pemrosesan gas alam adalah
salah satu dari banyak jenis industri yang sering memanfaatkan sistem pendingan
kompresi uap.
1.2 Manfaat
Operasi refrigerasi mempunyai manfaat yang banyak, antara lain:
1. Pengkondisian udara pada mangan dalam bangunan/rumah, sehingga temperatur di
dalam bangunan/rumah lebih dingin dibanding di luar rumah.
2. Pengolahan/transportasi/penyediaan bahan-bahan makanan/minuman menjadi legis
terhadap aktivitas mikro organisme.
3. Pembuatan batu es dan dehidrasi gas dalam skala besar .
4. Pemurnian minyak pelumas pada industri minyak bumi.
5. Melangsungkan reaksi-reaksi kimia pada temperatur rendah.
6. Pemisahan terhadap komponen-komponen hidrokarbon yang mudah menguap.
7. Pencairan gas untuk mendapatkan gas mumi (02 dan N2).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompressor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk menghisap uap refrigerant dan
mengkompresinya sehingga tekanan uap refrigerant naik sampai ke tekanan yang
diperlukan untuk pengembunan (kondensasi) uap regrigerant di dalam kondensor.
Kompressor ini digerakkan oleh sumber tenaga dari mesin penggerak, seperti:

- Motor listrik
- Motor bakar
- Diesel
- Mesin uap
- Turbin gas
Pada kompressor, neraca energi nya adalah

−W kompressor =∆ H

W kompressor =H 1−H 2

Karena kompresi, fluida kerja yaitu uap refrigerant terkompresi sehingga entalpinya
naik H2 > H1 dan dapat dikatakan energi dari sumber digunakan untuk menaikkan entalpi
fluida kerja.

3
Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem mesin pendingin. Kompresor
berfungsi memompa bahan pendingin keseluruh bagian kulkas Kompresor akan
memompa gas refrigerant dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi tekanan tinggi
dari sistem dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah).

Ada 3 kerja yang dilakukan oleh kompresor yaitu :


- Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigerant dari evaporator dikondensasi
dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant dinaikkan.
- Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga
membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke kondensor, dan
dikabutkan pada temperatur yang tinggi.
- Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan
mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan kompresi.

2.2 Kondensor
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat excharger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Kondensor biasanya mengubah fasa zat
gas menjadi zat cair dari temperature yang tinggi keluar melewati dinding-dinding
kondensor melewati media kondensasi, sebagai akibatnya uap akan didinginkan hingga
fasanya berubah menjadi fasa cair pada temperature rendah.
Kondensor berguna membuang kalor ke lingkungan dan mengubah wujud bahan
pendingin dari gas menjadi cair. Kondensor akan mengkondensasikan uap yang berasal
dari kompresor yang bertemperatur dan bertekanan tinggi menjadi refrigrean cair yang
akan mengalir ke katup ekspansi untuk diturunkan tekanannya. Kondensor harus
ditempatkan diluar ruangan yang didinginkan agar dapat membuang panasnya keluar.
Jenis-jenis kondensor
Kondensor memiliki beberapa jenis yang dapat dikelompokkan dari tipe aliran,
bidang kontak kondensor, dan media pendinginnya.
1. Surface Kondensor
Prinsip kerja surface kondensor steam masuk ke dalam shell kondensor melalui
steam inlet connection pada bagian atas kondensor, steam kemudian bersinggungan

4
dengan tube kondensor yang yang bertemperatur rendah sehingga temperature steam
turun dan terkondensasi.
Temperature rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang
menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini
disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of
condensation) dalam lingkup bahasan kondensor kondensat yang terkumpul di hotwell
kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke
exhaust kondensor ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah
terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara
yang ada di dalam system secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada
pemipaan, sharf seal, katup-katup, dan sebagainya.
Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan
oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan
udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air
ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vakum di kondensor. Untuk
menghilangkan udara yang terlarut dalam kondensat akibat adanya udara di
kondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan dikondensor dengan
memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlarut pada kondensat akan
menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section. Air ejector kemudian akan
memindahkan udara dari system.
2. Kondensor Horizontal
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke
dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk
lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.

5
Gambar 1. Kondensor Horizontal
Kelebihan kondensor horizontal adalah:
a. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersisip sehingga relative berukuran kecil dan
ringan.
b. Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah.
c. Bentuk sederhana dan mudah dipasang.
d. Pipa pendingin mudah di bersihkan.
3. Kondensor Vertikal
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke
dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk
lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.

Gambar 2 Kondensor Vertikal


Keterangan :
1. Esterification reactor.
2. Vertikal fractional column.
3. Vertikal kondensor.
4. Horizontal kondensor.
Kelebihan kondensor vertikal adalah:
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.

6
2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangannya.
3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin, pembersihan harusnya
dilakukan dengan menggunakan deterjen.
(Hafiz, 2012)
2.3 Akumulator
Akumulator berfungsi untuk menampung sementara refrigerant berwujud cair yang
belum sempat menjadi uap di evaporator. Sebelum masuk ke kompresor refrigerant
berbentuk cair dan uap dipidahkan di akumulator, agar kompresor tidak menghisap cairan
refrigerant yang dapat menyebabkan kompresor rusak.
Pada mesin refrigerasi system evaporator basah peranan akumulator sebagai
komponen pokok dan dipasang setelah katup ekspansi, namun pada evaporator system
kering akumulator bantu dan dipasang diantara evaporator dan kompresor.

Gambar 2.3 Alat Akumulator

2.4 Mesin Ekspansi


Mesin atau katup ekspansi ini merupakan komponen penting dalam alat
refrigerator. Alat ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan cairan refrigeran secara
adiabatik yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan
tekanan dan temperatur rendah. Sehingga refrigerant akan mudah menguap di evaporator
dan menyerap kalori (panas) dari media yang didinginkan.
Alat ekspansi akan mengatur aliran refrigeran baik secara manual maupun
otomatik. Alat ekspansi yang banyak digunakan adalah jenis pipa kapiler dan jenis
katup ekspansi termostatik (Thermostatic Expansion Valve/TEV).

7
Alat ekspansi jenis pipa kapiler adalah berupa sebuah pipa panjang yang
berdiameter sangat kecil. Kata kapiler adalah kurang tepat digunakan karena
tegangan permukaan tidak penting dalam pada penerapan pipa kapiler. Penurunan
tekanan dalam pipa kapiler terjadi karena 2 faktor. Pertama, refrigeran harus
mampu mengatasi tahanan gesek yang disebabkan oleh dinding tabung, sehingga
hal ini menyebabkan beberapa penurunan tekanan. Refrigeran cair yang mengalami
evaporasi ke dalam campuran cairan dan uap akan mengurangi tekanannya. Masa
jenis uap lebih ringan dari cairan, sehingga masa jenis rata-rata refrigeran akan turun saat
mengalir di dalam pipa. Kedua, laju aliran massa dan diameter tabung (termasuk
luas) adalah konstan, sehingga kecepatan refrigeran meningkat. Peningkatan
kecepatan atau percepatan refrigeran akan mengakibatkan penurunan tekanan. Namun,
setelah pipa kapiler dengan diameter dan panjang tertentu dipasang dalam sistem
pendingin , laju aliran massa yang melaluinya akan berbeda-beda sedemikian rupa
sehingga total penurunan tekanan yang melaluinya cocok dengan perbedaan tekanan
antara kondensor dan evaporator. Laju alir massanya benar-benar tergantung pada
perbedaan tekanan yang melewatinya, pipa kapiler tidak dapat menyesuaikan dirinya
dengan adanya variasi beban efektif (Refrigeration and Air Conditioning, 2008).
Katup ekspansi termostatik (KET) adalah katup ekspansi serbaguna dan
paling banyak digunakan dalam sistem pendingin. Sebuah KET akan
mempertahankan tingkat superheat konstan di ujung keluar evaporator , karena itu
TEV adalah yang paling efektif untuk evaporator kering dalam mencegah kerusakan
kompresor karena refrigeran cair tidak boleh masuk ke kompresor. Pada saat beban
pendingin bertambah, cairan refrigeran di evaporator akan menguap lebih banyak,
sehingga temperatur superheat akan naik. Kenaikan temperatur dari evaporator akan
menyebabkan cairan refrigeran yang sama yang terdapat dalam sensing bulb akan
menguap yang menyebabkan naiknya tekanan. Tekanan ini akan menekan diafragma
ke bawah sehingga katup terbuka lebih besar, selanjutnya cairan refrigeran dari
kondensor akan mengalir lebih banyak ke dalam evaporator. Temperatur superheat
di evaporator akan kembali berubah dan menyesuaikan dengan beban pendinginan
(Refrigeration and Air Conditioning, 2008).

8
2.5 Evaporator
Evaporator juga disebut : Boiler, freezing unit, low side, cooling unit. Fungsi dari
evaporator adalah untuk menyerap panas dari udara atau benda di dalam ruangan yang
didinginkan. Kemudian membuang kalor tersebut melalui kondenser di ruang yang tidak
didinginkan. Kompresor yang sedang bekerja menghisap refrigerant gas dari evaporator,
sehingga tekanan di dalam evaporator menjadi rendah. Evaporator fungsinya kebalikan
dari kondenser. Tidak untuk membuang panas ke udara di sekitarnya, tetapi untuk
mengambil panas dari udara di dekatnya. Evaporator ditempatkan di dalam ruangan yang
sedang didinginkan, tempatnya diantara alat ekspansi dan kompresor, jadi pada sisi
tekanan rendah dari sistem. Evaporator dibuat dari berbagai macam logam, tergantung
dari refrigerant yang dipakai dan pemakaian dari evaporator itu sendiri. Logam yang
banyak dipakai adalah besi, baja, tembaga, kuningan dan aluminium. 
Berikut ini adalah evaporator yang biasa digunakan dalam sistem pendinginan :

Macam-macam evaporator
1. Bare tube evaporator terbuat dari pipa baja atau pipa tembaga. Penggunaan pipa
baja biasanya untuk evaporator berkapasitas besar yang menggunakan refrigerant
ammonia. Pipa tembaga biasa digunakan untuk evaporator berkapasitas rendah
dengan refrigerant selain ammonia.

2. Finned tube evaporator adalah bare-tube evaporator tetapi dilengkapi dengan sirip-


sirip yang terbuat dari plat tipis alumunium yang dipasang disepanjang pipa untuk
menambah luas permukaan perpindahan panas. Sirip-sirip alumunium ini berfungsi
sebagai permukaan transfer panas sekunder.

9
3. Plate surface evaporator atau evaporator permukaan plat, dirancang sedemikian
rupa. Beberapa diantaranya dibuat dengan menggunakan dua plat tipis yang dipress
dan dilas sehingga membentuk alur untuk mengalirkan refrigerant. Cara lainnya
adalah, menggunakan pipa yang dipasang diantara dua plat tipis kemudian dipress
dan dilas.

10
BAB III
PRINSIP KERJA
3.1 Prinsip Kerja
Agar didapatkan kondisi temperatur selalu berada di bawah temperatur lingkungan,
maka temperatur rendah yang diperoleh tersebut harus dijaga dengan cara menyerap
panas yang dimiliki waduk/ reservoar / ruangan bertemperatur rendah secara kontinyu.
Untuk itu diperlukan suatu proses aliran panas yang berasal dari ruangan ini secara
kontinyu.
Penyerapan panas dilakukan dengan cara penguapan (evaporasi) refrigerant cair.
Refrigerant ini akan menguap pada evaporator pada tekanan evaporasi, untuk itu
refrigerant harus memiliki titik didih yang rendah. Panas yang diserap uap refrigerant ini
dibuang / dilepas pada ruangan bertemperatur tinggi (kondensor). Uap refrigerant ini
secara kontinu dikembalikan ke keadaan awalnya (refrigerant cair) agar dapat menyerap
panas dari ruangan temperatur rendah lagi. Untuk itu perlu suatu proses siklus, yang
disebut dengan situs refrigerasi.
Esensi dari siklus refrigerasi ini adalah pemindahan kalori / panas dari ruangan
temperatur rendah ke ruangan temperatur tinggi. Agar proses pemindahan panas ini
terjadi, perlu adanya kompensasi / pengorbanan energi dari luar / eksternal energi
(menurut Hukum II Thermodinamika). Energi ekstemal tersebut dipasok oleh
kompressor.
Siklus refrigerasi terdiri dari langkah-langkah:
1. Penyerapan panas pada ruangan temperatur rendah, oleh refrigerant cair pada
evaporator.
2. Kompressi uap refrigerant pada kompressor.
3. Pembuangan / pelepasan panas pada ruangan temperatur tinggi, oleh refrigerant pada
kondensor.
4. Ekspansi, pengembalian kondisi uap refrigerant seperti semula (refrigerant cair), oleh
mesin atau katup ekspansi.
3.2 Istilah-Istilah Penting
1. Situs refrigerasi adalah apabila yang menjadi tujuan adalah pemindahan panas dari
ruangan temperatur rendah.

11
Contoh : Kulkas, AC
2. Situs pompa kalor adalah apabila yang menjadi tujuan adalah penerimaan panas yang
mana panas tersebut berasal dari ruangan, bertemperatur rendah.
Contoh : Pompa kalor sebagai penghangat ruangan
3. Efek Refrigerasi ( refrigerating Effect) adalah jumlah panas yang diserap diambil dari
ruangan temperatur rendah.
4. Efek pemanasan (Heat Effect) adalah jumlah panas yang diterima oleh ruangan
temperatur rendah.
5. Ton Refrigerasi adalah laju efek refrigerasi pada suatu operasi pabrik refrigerasi
(pabrik es), yang merupakan laju penyerapan panas sebesar288.000 Btu per hari (24
jam).
1 ton refrigerasi = 288.000 Btu/hari
= 200 Btu/ menit
= 50 kkal/ menit
3.3 Tipe dan Contoh Soal
1. Suatu mesin pendingin menggunakan siklus Bell-Coleman, udara kelua ruang
pendingin (refrigerator) pada tekanan 1 kg/cm2, 10°C, lalu dikompressi sehingga
tekanannya menjadi 5 kg/cm2. Udara terkompressi ini didinginkan pada tekanan tetap
sampai temperatur 25°C di dalam cooler. Udara keluar cooler diekspansikan sampai ke
tekanan ruang pendingin 1 kg/cm2.

Pertanyaan : Nyatakan COP teoritis dan efek refrigerasi / kg udara secara teoritis.

Asumsi : Proses kompressi dan ekspansi berlangsung secara isentropis.

12
γ = 1,41 Cp = 0,241 kkal / kg °C

TA = 10 °C = 283°K

TC = 25 °C = 298°K

Dari persamaan : (TC/TD) = (TB/TA) = (P2/P1) (γ-1)/γ

= (5/1) (1,41 – 1)/1,41

(TB/TA) = 1,597

TB = 452 °K

Dari persaman : (TC/TD) = 1,597

TD = 187 °K

Efek refrigasi /Kg udara = Q2

Q2 = m Cp (TA – TD)

= 1 Kg (0,241)kkal/kg °C (283 – 187) °C

Q2 = 23,14 kkal/kg udara

panas dilepas pada cooler/kg udara = Q1

Q1 = 1kg (0,241) kkal/kg °C (452 –298) °C

= 37,11 kkal/kg udara

W eksternal / kg udara = Q1 -Q2

= 13,97 kkal

Q2 23,14

Wekstemal 13,97

COP = 1,66

13
2. The schematic diagram of a two evaporator refrigeration cycle is shown in the
figure below where refrigerant R-134a is used. The arrangement is used to achieve
refrigeration at two different temperatures with a single compressor and a single
condenser. The low-temperature evaporator operates at -18C with saturated vapor
at its exit and has a refrigerating capacity of 3 tons. The higher-temperature
evaporator produces saturated vapor at 3.2 bar at its exit and has a refrigerating
capacity of 2 tons. Compression is isentropic to the condenser pressure of 10 bar.
There are no significant pressure drops in the flows through the condenser and the
two evaporators, and the refrigerant leaves the condenser as saturated liquid at 10
bar. Calculate the mass flow rate of refrigerant through each evaporator, in kg/min.

Assumptions:
1) each component is analyzed as a control volume at steady-state

2) all processes are internally reversible, except for throttling through expansion valves

3) the compressor and exp. valves are adiabatic

4) potential and kinetic energies effects are negligible.

T 2

P = 10 bar

7
4 3.2 bar

8
-18 C 5
6 1 s

Analysis:
Fix each of the principal states:
State 3: P3 =10 bar, sat. liquid  h3 = 105.29 kJ/kg
State 4: Throttling process  h4 = h3 = 105.29 kJ/kg

14
State 5: Throttling process  h5 = h4 = 105.29 kJ/kg
State 6: T6 = -18 °C, sat. vapor  h6 = 236.53 kJ/kg
State 7: P7 = 3.2 bar, sat. vapor  h7 = 248.66 kJ/kg
State 8: Throttling process  h8 = h7 = 248.66 kJ/kg
Fixing state 1 and 2 requires the mass flow rates through the evaporators. Thus:
Q ¿ ,1=m 6 (h 6−h5 )
Q ¿,1 3 ton 211 kJ /min
m 6= = =4.823 Kg/min
(h6−h 5) ( 236.53−105.29 ) kJ / Kg 1 ton

and

Q ¿, 2 2 ton 211 kJ /min


m 8= = =2.943 Kg/min
(h7−h 4 ) ( 248.66−105.29 ) kJ / Kg 1ton

state 1: for adiabatic mixing streams 6 and 8 to form stream 1:


m 6 .h 6+ m 8 . h8 −( m 6+ m 8 ) h1=0

m 6 . h6 +m 8 . h8 kJ
h1 = =241.13
m 6 +m 8 Kg
Having the enthalpy and pressure of state 1, the specific entropy is found s1 = 0.9493
kJ/kg.K.

State 2: P2 = 10 bar, s2 = s1 h2 = 282.3 kJ/kg

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Agar didapatkan kondisi temperatur selalu berada di bawah temperatur lingkungan, maka
temperatur rendah yang diperoleh tersebut harus dijaga dengan cara menyerap panas yang
dimiliki waduk / reservoar / ruangan bertemperatur rendah secara kontinyu. Untuk itu
diperlukan suatu proses aliran panas yang berasal dari ruangan ini secara kontinyu.
2. Esensi dari siklus refrigerasi ini adalah pemindahan kalori / panas dari ruangan
temperatur rendah ke ruangan temperatur tinggi. Agar proses pemindahan panas ini
terjadi, perlu adanya kompensasi / pengorbanan energi dari luar / eksternal energi
(menurut Hukum II Termodinamika).
4.2 Saran
1. Mengkaji lebih dalam mengenai refrigerator dari berbagai sumber.
2. Memperlengkap secara detail mengenai komponen yang ada di bab refrigerator.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Indra S. 2004. Pengantar Teknik Refrigerasi. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.

17

Anda mungkin juga menyukai