Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENGANTAR TRANSFER MASSA


Transfer massa merupakan salah satu Chemical Engineering Tools, yang
merupakan konsep-konsep atau prinsip-prinsip seorang TK dalam menyelesaikan
tugasnya.

Chemical Engineering Tools :


1. Neraca Massa
2. Neraca Panas
3. Proses-proses Transfer
4. Keseimbangan
5. Ekonomi
6. Humanitas.

Proses-proses transfer di bidang TK meliputi :


A. FISIS
1. Transfer momentum
Dijumpai di kasus aliran fluida, pencampuran, sedimentasi dan filtrasi.
2. Transfer panas
Dijumpai pada alat-alat pertukaran panas, distilasi, dan pengeringan.
3. Transfer massa
Dijumpai pada alat-alat distilasi, pengeringan, ekstraksi, absorbsi, adsorpsi,
stripping dan membran.
B. KIMIA, yaitu kecepatan reaksi kimia.

Mengapa transfer massa perlu dipelajari?


Peristiwa perpindahan massa atau transfer massa atau difusi banyak
dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari, dalam ilmu pengetahuan dan di industri.
Contoh peristiwa transfer massa dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1) Larutnya kristal gula dalam air, artinya komponen gula mendifusi ke fase
air.
2) Larutnya kopi ke dalam air.
3) Terjerapnya zat beracun ke dalam arang.
4) Larutnya oksigen ke dalam darah.
5) Pada proses fermentasi, nutrisi dan oksigen yang terlarut dalam larutan
mendifusi ke mikroorganisme.
6) Pengambilan uranium dari batuan, dengan cara ekstraksi menggunakan
pelarut organik, misal heksan.
7) Penghilangan logam berbahaya dari limbah cair menggunakan adsorben,
dll.

Contoh peristiwa transfer massa pada bidang Industri adalah :


1) pemisahan komponen-komponen dari campurannya menggunakan alat
transfer massa seperti absorbsi, distilasi terjadi karena adanya transfer
massa.
2) Kondisi optimum suatu proses dapat ditentukan jika mekanisme dalam
peristiwa transfer massa diketahui.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN TRANSFER MASSA

Transport massa (Perpindahan massa) adalah perpindahan massa dari satu


lokasi, biasanya berupa aliran, fasa, fraksi, atau komponen, ke lokasi lainnya.
Perpindahan massa muncul pada banyak proses, seperti absorpsi, evaporasi,
adsorpsi, pengeringan, presipitasi, filtrasi membran, dan distilasi. Perpindahan
massa digunakan oleh berbagai ilmu sains untuk proses dan mekanisme yang
berbeda-beda, namun frasa ini banyak digunakan pada ilmu teknik untuk proses
fisika yang melibatkan difusi molekuler dan transport konveksi suatu speses kimia
dalam sistem.

Beberapa contoh sederhana proses perpindahan massa adalah evaporasi air


ke atmosfer, penjernihan darah pada ginjal dan liver, serta distilasi alkohol. Pada
proses industri, operasi perpindahan massa termasuk pemisahan komponen kimia
pada kolom distilasi, adsorber seperti scrubber, adsorber seperti activated carbon
bed, dan ekstraksi liquid-liquid. Perpindahan massa pada umumnya digabungkan
dengan proses perpindahan untuk penerapannya seperti pada menara pendingin
industri.

Ketika sistem berisi 2 atau lebih komponen yang konsentrasinya berbeda-


beda antar titik, ada kecenderungan alami dari massa untuk berpindah, untuk
meminimalkan perbedaan konsentrasi dalam sistem. Perpindahan massa dalam
sistem dijelaskan oleh Hukum pertama Fick: 'Difusi fluks dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah berbanding lurus dengan gradien konsentrasi substansi dan
difusivitas substansi pada medium.' Perpindahan massa dapat berlangsung karena
ada perbedaan driving force. Beberapa diantaranya adalah:
 Massa dapat berpindah akibat gradien tekanan (difusi tekanan).
 Difusi gata muncul akibat gerak beberapa gaya luar.
 Difusi disebabkan oleh gradien temperatur (difusi termal).

Transport massa (perpindahan massa) adalah murni massa dari satu lokasi,
biasanya diartikan sebagai aliran, phase, fraksi atau komponen lainnya,.
Perpindahan massa terjadi dalam berbagai proses, penyaringan membran, dan
destilasi. Perpidahan massa digunakan dalam berbagai disiplin ilmu untuk proses
dan mekanisme yang berbeda pula.

2.2 DASAR-DASAR TRANSFER MASSA


2.2.1 Transfer massa molekuler

Transfer massa molekuler pada tahun 1815 Parrot mengamati secara


kualitatif bahwa bila mana suatu campuran gas terdiri dari dua atau lebih spesies
(jenis) molekuler, yang konsentrasi relatifnya bervariasi dari satu titik ke titik lain,
maka akan terjadi suatu proses yang tampakya alamiah yang cenderung akan
mengurangi adanya ketidaksamaan komposisi. Transport massa makroskopis ini,
yang tidak bergantung pada ada atau tidaknya konveksi dalam system, di
definisikan sebagai difusi molekuler.

Persamaan Laju Fick

Hukum-hukum transfer massa menunujukan adanya hubungan antara fluks


dari substansi yang berdifusi dengan gradient konsentrasi yang menyebabkan
perpindahan massa ini. Sayang, deskripsi kuantitatif difusi molekuler jauh lebih
rumit dibandingkan deskripsi serupa untuk transfer molekuler momentum dan
energy yang terjadi dalam fasa satu komponen. Karena transfer massa, atau sering
disebut juga difusi, terjadi hanya dalam campuran (mixture), makan evaluasinya
mengharuskan kita untuk memeriksa pengaruh setiap komponen.

Gambar : Volume elemen yang mengandung suatu campuran


multikomponen.
Hukum pertama difusi fick

𝑑𝑐
𝐽 = −𝐷
𝑑𝑧

Fluks berbanding lurus dengan gradient konsentrasi, dc/dz. Dengan D


adalah koefisien difusi (cm2/det), C adalah konsentrasi (g/cm3), dan x merupakan
jarak dalam satuan cm. tanda negative pada persamaan menandakan bahwa difusi
terjadi dalam arah yang berlawanan dengan kenaikian konsentrasi (arah x positif).

Hukum kedua difusi fick

𝑑𝐶 𝑑2𝐶
=𝐷
𝑑𝑡 𝑑𝑧 2

Perubahan konsentrasi terhadap waktu dalam daerah tertentu adalah


sebanding dengan perubahan dalam perbedaan konsentrasi pada titik itu dalam
sistem tersebut.

Koefisien Difusi, kesebebandingan (proportionality) hukum fick, DAB,


dikenal sebagai koefisien difusi. Dimensi dasarnya, identic dengan dimensi dasar
dari properti-properti transport lainnya : viskositas kinetik, v, dan difusivitas
termal, 𝛼, atau rasio ekuivalennya, k/𝜌cp. difusivitas massanya diberikan dalam
cm2/s; satuan-satuan SI untuk ini adalah m2/s yang 10-4 kali lebih kecil. Dalam
system Inggris biasanya digunakan ft2/jam.

Koefisien difusi bergantung pada tekanan, temperatur, dan komposisi yang


dimiliki oleh system. Seperti yang dapat diduga setelah kita mengamati mobilitas
dari molekul-molekul ini, koefisien difusi biasanya lebih tinggi untuk gas (dari 5 x
10-6 sampai 1 x 10-5 m2/s), dibandingkan untuk cairan (10-10sampai 10-9 m2/s)
yang lebih tinggi dibandingkan nilai koefisien difusi untuk padatan (10-14sampai
10-10m2/s).
Kejadian-kejadian khusus. Bahan B tidak mendifusi (NB = 0)

2.2.2 Transfer Massa Konvektif

Transfer massa antar suatu fluida bergerak (moving fluids) dan suatu
permukaan atau anatr fluida-fluida bergerak imisibel, (immisible, tidak dapat
bercampur) yang dipsahkan oleh suatu ntarmuka (interface, yang mudah
bergerak). Seperti dalam suatu kontraktor gas dan cairan atau cairan dan cairan.
Seringkali dibantu oleh karakteristik dinamik fluida yang bergerak.

Mode transfer ini dinamakan transfer massa konvektif, dimana transfer ini
selalu berlangsung dari konsentrasi tingg ke konsentrasi rendah dari spesies yang
ditransfer.

Seperti halnya dlam kasus transfer panas konvektif, kita harus melakukan
perbedaan antara dua jenis aliran. Apabila penyebab gerakan fluida adalah suatu
pompa eksternal atau alat yang lain yang sejenis, proses dinamakan koveksi paksa.
Jika gerakan fluida disebabkan perbedaan densitas, maka prosesnya dinamakan
konveksi bebas atau konveksi natural.
Persamaan laju untuk transfer massa konveksinya digeneralisir dengan
cara yang mirip dengan “hukum” pendinginan Newton, adalah :

𝑁𝐴 = 𝐾𝐶 ∆𝐶𝐴

Dimana NA adalah transfer massa molar dari spesies A di ukur relative


terhadap koordinat special yang dibuat tetap; ΔcA adalah selisih antar konsentrasi
permukaan batas dan konsentrasi rata-rata dari arus fluida dari spesies berdifusi A;
dan kc adalah koefisien transfer massa konvektif.

Seperti dalam kasus transfer massa molekuler, transfer massa konvektif


terjadi searah dengan arah berkurang nya konsentrasi. Pesamaan diatas
mendefinisikan bahwa koefisien kc, dinyatakan dalam fluks massa dan perbedaan
konsentrasi, dari awal hingga jejak transfer massa. Resiprokal koefisien 1/kc,
menyatakan resistansi terhadap proses transfer melewati fluida bergerak. Pada
umumnya koefisien ini merupakan suatu fungsi dari geometri sistem, properti
fluida dan properti aliran, beda konsentrasi ΔcA .

2.2.2.1 Hukum Kekekalan massa


Hukum kekekalan massa atau dikenal sebagai hukum Lomonosov-
Lavoiseir adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup
akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses didalam sistem tersebut
(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama atau
tetap/konstan).
Hukum kekekaan massa diciptakan oleh Antonie Lavoisier pada tahun
1789. Oleh karena itu, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya
Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah
membuktikan dalam eksperimen.

Bunyi Hukum Kekekalan Massa adalah :


“Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi”
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan
massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusahkan. Untuk
suatu proses kimiawi didalam suatu sistem tertutup, massa direaktan harus sama
dengan massa diproduk.

2.2.2.2 Hukum kontinyuitas


Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang mengubah kecepatan fluida
dalam dari satu tempat ke tempat lain.
Sebelum menurunkan hubungan, anda harus memahami beberapa istilah
dalam aliran fluida yaitu :
a. garis aliran (stream line) : diartikan sebagai jalur aliran fluida ideal
(aliran lunak).
b. Garis singgung : disuatu titik pada garis memberikan kita arah
kecepatan aliran fluida.
c. Garis alir tidak berpotongan satu sama lain.

Bunyi Hukum Kontinuitas adalah:

“ jumlah fluida yang mengalir melalui sebuah pipa pada


penampang dengan kecepatan sama dengan jumlah fluida yang keluar
pada penampang dengan kecepatan dalam selang waktu yang sama “

Rumus persamaan kontinuitas adalah :


 Pada fluida nonkompresibel :

∆𝑚1 = ∆𝑚1

𝜌1 𝐴1 𝑣1 = 𝜌2 𝐴2 𝑣2

Persamaan diatas dikenal dengan persamaan kontinuitas pada fluida


nonkompresibel (massa jenisnya tidak berubah), maka persamaan menjadi :

𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
 Pada fluida kompresibel :

𝑚1 = 𝑚2

𝜌1 𝐴1 𝑣1 = 𝜌2 𝐴2 𝑣2

Pada gas ideal,

P.V=n.R.T

𝜌 = 𝑓(𝑇; 𝑃)

𝑃. 𝐵𝑀
𝜌= →≠ 𝑓(𝑇. 𝑃)
𝑅. 𝑇

𝑃
𝜌=
𝑇

Jadi,

𝑚1 = 𝑚2

𝜌1 𝐴1 𝑣1 = 𝜌2 𝐴2 𝑣2

𝑃1 𝑃2
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
𝑇1 𝑇2

Persamaan kontinyuitas ini berlaku umum, yaitu:

a. Untuk semua fluida, baik gas maupun cairan.


b. Untuk semua jenis aliran, baik laminar maupun bergolak.
c. Untuk semua keadaan.
d. Dengan atau tanpa adanya reaksi kimia didalam aliran itu
2.3 PERSAMAAN DIFERENSIAL TRANSFER MASSA
Perhatikan volume control, ∆𝑥 ∆𝑦 ∆𝑧, yang dialiri campuran termasuk
komponen A, sperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini , persamaan volum-
kontrol untuk kekekalan massa adalah :
𝜕
∬ 𝜌(𝑣. 𝑛)𝑑𝐴 + ∭ 𝜌 𝑑𝑉 = 0
𝑐.𝑠. 𝜕𝑡 𝑐.𝑣.

Yang dapat dinyatakan sebagai dengan kata-kata sebagai :

laju neto efluks laju akumulasi

massa fluks yang keluar + massa neto didalam =0

dari volume kontrol volume kontrol

Kecepatan massa masuk – kecepatan massa keluar = akumulasi

Kecepatan massa masuk pada x :

Kecepatan massa keluar pada x + Δx :


Kecepatan akumilasi massa : ( Δx Δy Δz) (𝜕𝜌⁄𝜕𝑡)

Keseimbangan massa :

Persamaan dibagi dengan Δx Δy Δz dan dilimitkan mendekati nol :

Dalam bentuk vector persamaan menjadi :


BAB III
ALAT-ALAT DAN PRINSIP KERJA
PADA TRANSFER MASSA

3.1 Jenis-jenis Peralatan Transfer Massa


Banyak operasi industri dimana komposisi larutan dan/atau campuran di
ubah melibatkan transfer massa antar fasa. Contoh-contoh tipikal dari operasi
seperti itu dapat meliputi :
1) Transfer suatu zat-terlarut dari fasa gas ke fasa cair, seperti yang di jumpai
absorpsi, dehumidifikasi, dan destilasi;
2) Trasfes suatu zat-terlarut dari fase cair ke fasa gas, seperti yang di jumpai
dalam desorpsi atau stripping dan humidifikasi ;
3) Trasfes suatu zat-terlarut dari satu fasa cair ke fasa cair imisible (tidak
dapat di campur) kedua (seperti transfer dari suatu fasa mengandung-air ke
suatu fasa hidrokarbon), seperti yang di jumpai dalam ekstraksi cairan-
cairan;
4) Trasfes suatu zat-terlarut dari suatu padatan ke dalan suatu fasa cair sepeti
yang di jumpai dalam pengeringan (drying) dan pelumeran(leaching);
5) Trasfes suatu zat-terlarut dari fluida kepermukaan suatu padatan seperti
yang di jumpai dalam adsorpsi dan pertukaran ion.

Operasi transfer massa biasanya dijumpai dalam menara (tower) atau


tangki yang di desain agar kontak antara kedua fasa betul-betul sempurna.
Peralatan ini dapat di klasifikasikan dalam empat tipe umum menurut metode
yang digunakan untuk menghasilkan kontak antar fasa. Ada banyak kombinasi
antara ke empat jenis ini; pembahasan akan dibatasi pada golongan-golongan
yang utama :
1. Menara-menara gelembung (bubble tower)
Terdiri dari ruang-ruang terbuka berukuran besar yang dilalui oleh fasa cair
yang mengalir. Ke dalam ruang-raung ini pula gas akan disebarkan ke dalam fasa
cair dalam bentuk gelembung-gelembung halus. Gelembung-gelembung kecil
akan memberikan luas kontak yang di inginkan. Transfer massa terjadi baik
selama pembentukan gelembung maupun saat gelembung naik melalui cairan.
Gelembung-gelembung yang naik ini menimbulkan aksi pencampuran di dalam
fasa cair, sehingga mengurang resistensi fasa cair tersebut terhadap transfer
massa.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Menara gelembung digunakan dengan sistem dimana fasa cair biasanya


mengontrol laju transfer massa. Sebagai contoh, menara gelembung digunakan
untuk absorpsi gas yang relative tidak dapat larut, seperti dalam oksidasi udara di
air. Gambar di atas mmenujukkan waktu kontak dan arah aliran fasa dalam suatu
menara gelembung. Seperti yang dapat di duga, waktu kontak, demikian juga luas
kontak, memegangan peranan penting dalam menentukan jumlah massa yang di
transfer antar kedua fasa. Mekanisme transfer massa dasar yang terjadi dalam
menara gelembung juga dapat dijumpai dalam tangki-tangki atau kolam-kolam
gelembung “batch” dimana gasnya tersebar di dasar tangki. Peralat seperti itu
umumnya dijumpai dalam oksidasi biologis dan dalam operasi pengolahan air
limbah.

2. Menara Semprot (spray tower)


Menara ini memiliki prinsip yang sama sekali berbeda dengan menara
gelembung. Dalam menara seemprot, fasa gas nya mengalir naik melalui sebuah
ruang terbuka berukuran besar dan fasa cairnya di masukkan menggunakan nosel
semprot atau dengan alat-alat penyemprot lainnya. Cairan, yang dimasukan
dalam rupa butiran-butiran halus, jatuh dengan arus yang berlawanan arah dengan
arus gas yang naik. Nosel semprot didesain untuk menguraikan cairan menjadi
tetesan kecil dalam jumlah yang besar; untuk suatu laju aliran cairan tertentu
tetesan yang berukuran kecil akan memberikan luas kontak antar fasa melintang
yang lebih besar (melalui daerah inilah massa ditransfer).

Meskipun begitu seperti juga yang dijumpai dalam menara gelembung, kehati-
hatian dalam mendesain harus dilakukan agar tetesan yang di hasilkan tidak
terlalu halus sehingga akan terbawa oleh aliran arus berlawanan yang bergerak
keluar.
Gambar di atas memperlihatkan waktu kontak dan arah aliran fasa dalam
menara semprot. Resistansi terhadap transfer didalam fasa gas dikurang akibat
gerakan berputar dari butiran-butiran cairan yang jatuh. Menara semprot
digunakan untuk transfer massa dari gas-gas yang sangat mudah larut dimana
resistansi fasa-gas biasanya akan menghambat laju transfer massa.

3. Menara-menara packed (packed tower)


Adalah tipe umum ketiga dari peralatan transfer massa. Pada jenis ini
terdapat suatu kontak arus berlawanan yang kontinyu antara dua fasa yang
imisibel. Menara-menara ini merupakan kolom-kolom vertikal yang telah diisi
dengan packing seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Bahan untuk packing ini sangat bervariasi, mulai dari packing keramik dan
plastik yang didesain secara khusus, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini

(gambar packing menara yang umum dipakai dalam industri) , sampai


pada batu yang dihancurkan.
Tujuan utama packing adalah untuk menyediakan luas kontak yang sangat
besar antara kedua fasa yang saling imisible ini. Cairan didistribusikan keseluruh
packing sebagai film tipis atau arus yang terurai. Gas biasanya mengalir ke atas,
berlawanan dengan cairan yang jatuh. Kedua fasa teraduk dengan baik. Jadi, jenis
peralatan ini dapat digunakan untuk sistem gas-cairan dimana salah satu dari
resistansi fasa yang mengontrol atau dimana kedua resistansi sama-sama
berpengaruh.
Beberapa jenis khusus menara packed digunakan untuk mendinginkan
agar air ini dapat disirkulasikan kembali sebagai mendum transfer panas. Struktur
ini dibuat dari dek-dek bilah-kayu, yang mempunyai konstruksi berbentuk louver
sehingga udara dapat menglir melalui setiap dek. Air disemprotkan di atas dek
teratas dan kemudian menetes kebawah melalui dek menuju kolam pengumpul
dibawah. Menara pendigin dapat diklasifikasikan sebagai aliran alami bila tersedia
angina alami yang cukup banyak ubtuk memawa udara lembap atau sebagai aliran
paksa (hasil induksi) ketika sebuah kipas angina digunakan. Dalam menara aliran-
paksa, udara tertarik ke dalam louver-louver di dasar struktur dan kemudian
mengalir ke atas melalui dek-dek berlawana arah dengan aliran air.

4. Menara pelat-gelembung dan menara pelat-ayakan


Biasa digunakan dalam industri. Menara-menara ini adalah contoh dari
mekanisme transfer kombinasi yang ditemukan pada menara semprot dan menara
gelembung. Pada setiap pelat akan terbentuk gelembung-gelembung gas pada
dasar salah satu kolam cairan akibat masuknya gas dengan paksa melalui lubang-
lubang kecil yang di pelat tersebut atau dibawah tutup-tutup berlubang yang
tercelup didalam cairan. Transfer massa antarfasa akan terjadi selama
pembentukan gelembung tersebut, dan juga saat gelembung-gelembung itu naik
melalui kolam cairan yang sudah diaduk. Transfer massa tambahan terjadi di atas
kolam cairan akibat adanya sisa semprotan yang dihasilkan oleh pencampuran
aktif antara cairan dan gas pada pelat. Pelat-pelat semacam itu disusun satu di atas
yang lain di dalam sebuah selubung berbentuk silinder seperti pada gambar
dibawah ini.

Cairan mengalir kebawah, pertama-tama melintasi pelat paling atas kemudian


pelat dibawah nya. Uap naik melalui setiap pelat. Seperti pada gambar atas,
kontak antara kedua fasa terjadi secara bertahap. Menara-menara seperti itu tidak
dapat didesain dengan persamaan-persamaan yang kita peroleh lewat
pengintegrasian terhadap luasan kontak antar fasa yang kontinu. Sebaliknya,
menara-menara itu didesai dengan perhitungan-perhitungan bertahap yang
diperoleh dan digunakan dalam kuliah-kuliah desain yang membahas operasi
bertahap.

3.1.1 Transfer Massa Antar Fase


a. Transfer massa antar fase pada satu film :
Satu film, terjadi pada kontak fase padat dengan fluida. Ditinjau difusi solute
dari fluida ke padatan. Transfer massa yang terlibat :
1) difusi A secara konvektif dari badan utama fluida ke permukaan padatan.
Difusi ini terjadi di film, dari 1 ke 2.
2) difusi A secara molekuler dari permukaan padatan ke dalam padatan, dari
3 ke 4.

Arah transfer tergantung konsentrasi.


Contoh kasus ini :
a. Pelarutan gula dengan pengadukan.
b. Penyerapan logam berat dalam arang.
Contoh lain dari kasus ini adalah :
Kecepatan perpindahan dari solute (A):

Nilai ketergantung dari sifat padatan, sifat fluida, geometri alat dan kecepatan
pengadukan.
satuan volume
Rumus kecepatan pengadukan = satuan waktu . satuan luas trasfer

b. Transfer massa antar fase pada dua film :


Dua film, terjadi pada kontak fase fluida dengan fluida. Ditinjau transfer massa
solut (A) dari fluida I (gas) ke fluida II (cairan).

o transfer massa dari badan utama fase I ke permukaan antar fase.


o transfer massa antar fase dari antar fase ke badan utama fase II.
o di batas antar fase, tidak ada tahana, sehingga terjadi keseimbangan.
PAi = f (XAi ; keseimbangan)

Perpindahan massa akan berlangsung selama ada perbedaan konsentrasi dilapisan


film. Jika konsentrasi di batas fase sudah sama dengan konsnentrasi di badan
utama, maka keadaan jenuh atau keseimbangan telah tercapai.
Dari uraian di atas, tampak bahwa hubungan keseimbangan menjadi sangat
penting untuk diketahui. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan profil
konsentrasi di kedua fase.

3.1.2 Hubungan Keseimbangan Fase


1. GAS-CAIR
Hubungan keseimbangan : data kelarutan. Sering dijumpai di operasi alat-alat
transfer massa yang berdasarkan perbedaan kelarutan ( absorber, stripper).
2. CAIR-CAIR
Hubungan keseimbangan : data kelarutan. Sering dijumpau di operasi ekstraksi
cair-cair.
3. UAP-CAIR
Hubungan keseimbangan : titik didih, titik embun, tekanan uap, relative
volatilitas. Banyak dijumpai di operasi distilasi, alat-alat pertukaran panas dengan
perubahan fase ( HE; condenser, vaporiser).
4. PADAT –CAIR
Hubungan keseimbangan : data kelarutan. Sering dijumpai di operasi adsorber,
leaching.

3.1.3 Proses Pemisahan Pada Transfer Massa


a. Pemisahan secara fisis-mekanis :
Pemisahan berdasarkan perbedaan densitas dan ukuran partikel, misalnya :
filtrasi dan screening.
1. Pemisahan dengan operasi transfer massa
Melibatkan perubahan komposisi larutan dan berdasarkan pada perbedaan
tekanan uap, kelarutan, konsentrasi.
Perpindahan massa merupakan salah satu dari tiga proses perpindahan
yang terjadi yaitu perpindahan momentum, perpindahan energy, dan
perpindahan massa sendiri. Aplikasinya di dinia perpabrikan cukup banyak
dan umumnya mudah untuk ditemukan seperti :
 Destilasi
 Absorbsi
 Pengeringan
 Ekstraksi liquid-liquid
 Adsorbsi
 Proses membrane
Berbeda dengan proses perpindahan yang lain, untuk perpindahan massa
juga melibatkan medium yang menjadi jembatan antar kedua tempat ikut
berpindah. Berbeda dengan perpindahan panas, bias dibayangkan jika kita
memanaskan sebatang besi di satu sisi dan sisi yang lainnya akan ikut panas
sedangan besinya tidak ikut pindah hanya panasnya saja yang mengalir tetapi
analogi demikian tidak berlaku untuk perpindahan massa.
Contoh lain dari perpindahan massa adalah yang paling mudah dan sering
kita lakukan sehari-hari yaitu mengaduk gula dalam susu, setelah lama kita
mengaduknya partikel-partikel gula padat yang tadinya banyak menjadi hilang
atau homogen. Hal ini telah terjadi perpindahan massa atau difusi yang telah
kita bicarakan sebelumnya. Karena konsentrasi gula dan air yang awalnya nol,
maka terjadi perbedaan gradient konsentrasi, sehingga gula tersebut berpindah
ke air (konsentrasi gula dalam air jadi meningkat).
Contoh-contoh proses perpindahan massa :
a. Penghilangan gas SO2 dari flue gas dengan absorbs oleh pelarut.
b. Pemurnian uranium dari pengotor sehingga bias digunakan sebagai
bahan baku nuklir.
c. Pemisahan alcohol dengan air.
d. Proses penguapan air.
e. Evaporasi air ke atmosfer.
f. Destilasi alcohol
g. Penjernihan darah pada ginjal dan liver.
h. Dll.
Perpindahan massa pada proses industry termasuk pemisahan komponen
kimia pada kolom destilasi, adsorber seperti scrubber,adsorber seperti
activated carbon bed. Perpindahan massa umumnya digabung dengan proses
perpindahan untuk penerapannya seperti pada menara pendingin industri.
BAB IV
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

Contoh Soal 1.
Suatu gas pembawa nitrogen-murni mengalir paralel terhadap permukaan seluas
0,6 m2 dari suatu aseton cair yang terletak di dalam sebuah tangki terbuka.
Temperatur aseton dipertahankan pada 290 K. jika koefisien transfer-massa rata-
rata , kc , untuk transfer massa aseton ke dalam arus nitrogen ini adalah 0,0324
m/s, tentukan laju total pelepasan aseton ke dalam satuan kg mol/s.
Penyelesaian
Laju molar total untuk transfer seton dari cairan menjadifasa gas adalah
WA=NA A= kc A (𝑐𝐴𝑠 − 𝑐𝐴∞ )
Laju transfer massa adalah 0,6 m2. Pada 290 K, aseton memberikan tekanan uap
sebesar 161 mm Hg atau 2,148×104 Pa . Karena itu, konsentrasi aseton didalam
fasa gas pada permukaan aseton adalah
𝑃𝐴 2,148 × 104 𝑃𝑎 𝑘𝑔 𝑚𝑜𝑙
𝑐𝐴𝑠 = = 3 = 8,91
𝑅𝑇 𝑃𝑎 × 𝑚 𝑚3
8,314
𝑘𝑔 𝑚𝑜𝑙 × 𝐾

Dan konsentrasi aseton di dalam gas pembawa nitrogen mendekati nol, karena
laju aliran molar dari gas pembawa jauh lebih besar daripada laju transfer aseton.
Jadi,
𝑚 𝑘𝑔 𝑚𝑜𝑙
𝑊𝐴 = 𝑘𝑐 𝐴(𝑐𝐴𝑠 − 𝑐𝐴∞ ) = (0,0324 ) (0,6 𝑚2 ) (8,91 − 0)
𝑠 𝑚3
𝑘𝑔 𝑚𝑜𝑙
= 0,1732
𝑠
Contoh soal 2.
Komposisi udara seringkali dinyatakan hanya dalam komposisi dari kedua spesies
utama di dalam campuran gas
Oksigen O2 , 𝑦𝑂2 = 0,21
Nitrogen N2 , 𝑦𝑁2 = 0,79
Tentukan fraksi massa dari oksigen dan nitrogen dan berat molekuler rata-rata dari
udara jika udara dipertahankan pada 25°C (298 K) dan 1 atm (1,013×105 Pa).
Berat molekuler oksigen adalah 0,032 kg/mol dan berat molekuler nitrogen adalah
0,028 kg/mol.
Penyelesaian
Sebagai dasar perhitungan, 1 mol campuran gas
Oksigen yang ada = (1 mol)(0,21) = 0,21 mol
(0,032 kg)
= (0,21) = 0,00672 kg
mol

Nitrogen yang ada = (1 mol)(0,79) = 0,79 mol


(0.028 kg)
= (0,79 mol) = 0,0221 kg
mol

Massa total yang ada = 0,00672 kg + 0,0221 kg = 0,0288 kg


0.00672 𝑘𝑔
𝜔𝑂2 = = 0,23
0,0288 𝑘𝑔
0.0221 𝑘𝑔
𝜔𝑁2 = 0,0288 𝑘𝑔 = 0,77

Karena 1 mol dari campuran gas di atas mempunyai massa 0,0288 kg, berat
molekul rata-rata udara haruslah 0,0288. Bila komponen lain yang ada di udara
ikut diperhitungkan, maka berat molekul rata-rata dari udara seringkali dibulatkan
menjadi 0,029 kg/mol.
Soal ini juga dapat dipecahan dengan menggunakan hukum gas ideal,
PV=nRT . Pada kondisi ideal, 0°C atau 273 K dan tekanan 1 atm atau 1,013×105
Pa, konstanta gas nya adalah
𝑃𝑉 (1,013 × 105 Pa)(22,4 𝑚3 ) 𝑃𝑎 . 𝑚3
𝑅= = = 8,314
𝑛𝑇 (1 𝑘𝑔 𝑚𝑜𝑙)(273 𝐾) 𝑚𝑜𝑙 . 𝐾

Volume campuran gas, pada 298 K, adalah


𝑝𝑎 . 𝑚3
𝑛𝑅𝑇 (1 𝑚𝑜𝑙) (8,314 )
𝑚𝑜𝑙 . 𝐾
𝑉= =
𝑃 1,013 × 105 Pa
= 0,0245 𝑚3
Konsentrasi-konsentrasi nya adalah
0,21 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙 𝑂2
𝑐𝑂2 = 3
= 8,75
0,0245 𝑚 𝑚3
0,79 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙 𝑁2
𝑐𝑁2 = 3
= 32,3
0,0245 𝑚 𝑚3
𝑛

𝑐 = ∑ 𝑐𝑖 = 8,75 + 32,3 = 40,9 𝑚𝑜𝑙/𝑚3


𝑖=1

Densitas totalnya, 𝜌, adalah


0,0288 𝑘𝑔
𝜌= = 1,180 𝑘𝑔/𝑚3
0,0245 𝑚3

Dan berat molekul rata-rata dari campurannya adalah


𝜌 1,180 𝑘𝑔/𝑚3 𝑘𝑔
𝑀= = 3
= 0,0288
𝑐 40,9 𝑚𝑜𝑙/𝑚 𝑚𝑜𝑙

Anda mungkin juga menyukai