Anda di halaman 1dari 3

Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik partikel melalui batas

antara dua sistem. Ketika suatu objek memiliki temperatur yang berbeda dari benda atau lingkungan
di sekitarnya, panas mengalir sehingga keduanya memiliki temperatur yang sama pada suatu titik
kesetimbangan termal. Perpindahan panas secara spontan terjadi dari tempat bertemperatur tinggi
ke tempat bertemperatur rendah, seperti yang dijelaskan oleh hukum kedua termodinamika.

Berikut beberapa mekanisme dalam proses perpindahan panas:


1) Konduksi

Pada skala mikroskopik, konduksi panas muncul sebagai “rasa panas”, atom yang bergetar atau
berpindah sedemikian cepat berinteraksi dengan atom dan molekul sekelilingnya sehingga
memindahkan sejumlah energi mereka ke partikel di sekelilingnya. Dengan kata lain, panas
dipindahkan dengan konduksi ketika atom yang saling berdampingan menggetarkan satu sama lain,
atau ketika elektron berpindah dari satu atom ke atom lain. Konduksi adalah bentuk perpindahan
panas paling umum pada benda padat pada kontak termal. Fluida-terutama gas-kurang konduktif.
Konduktansi kontak termal adalah studi konduksi panas antara benda padat yang saling
bersentuhan.

Konduksi steady state (lihat hukum Fourier) adalah bentuk konduksi yang terjadi ketika perbedaan
temperatur yang terjadi pada konduksi berlangsung spontan, maka setelah waktu kesetimbangan,
distribusi spasial temperatur pada benda terkonduksi tidak berubah-ubah lagi. Pada konduksi steady
state, jumlah panas yang memasuki suatu bagian sama dengan jumlah panas yang keluar.

Konduksi transient (lihat persamaan panas) muncul ketika temperatur objek berubah sebagai fungsi
waktu. Analisis pada sistem transient lebih kompeks dan sering dipakai untuk aplikasi dari analisis
numerik oleh komputer.
1. a. Perpindahan Energi Panas Konduksi Perpindahan ini dapat terjadi pada benda padat,
cair, maupun gas. Laju perpindahan kalor melalui konduksi dapat dihitung secara
makroskopik berdasarkan Hukum Fourier. Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari
misalnya, ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok
untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas.
Panas dari air mengalir ke seluruh bagian sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita
membakar besi logam dan sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi logam
tersebut yang dipanaskan, namun panasnya akan menyebar ke seluruh bagian logam
sampai ke ujung logam yang tidak ikut dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah
dengan perantara besi logam tersebut.
2. b. Perpindahan Energi Panas Radiasi Perpindahan panas radiasi adalah pengetahuan
mengenai transfer energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Tidak seperti
perpindahan konduksi, gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium untuk
perambatan energinya. Oleh karena kemampuannya merambat di ruangan vakum, radiasi
panas menjadi dominan pada transfer panas di ruang hampa dan di luar angkasa Sebagai
contoh, ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka kita akan merasakan gerah atau
kepanasan. Atau ketika kita duduk dan mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat
walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di
atas, terjadi perpindahan panas yang dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga
disebut dengan Radiasi.
3. c. Perpindahan Energi Panas Konveksi Konveksi adalah perpindahan panas karena
perpindahan zat. Peristiwa konveksi (aliran zat) terjadi pada perubahan suhu suatu zat. Zat
cair atau gas yang terkena panas molekul-molekulnya bertambah besar dan beratnya tetap,
sehingga akan bergerak ke atas. Gerakan ke atas ini akan diikuti oleh gerakan zat lain
secara terus-menerus sehingga terjadi aliran zat karena panas. Dari peristiwa aliran inilah,
maka panas dapat merambat secara konveksi. Contoh ketika kita memanaskan air
menggunakan kompor, kalor mengalir dari nyala api (suhu lebih tinggi) menuju dasar wadah
(suhu lebih rendah). Karena mendapat tambahan kalor, maka suhu dasar wadah meningkat.
Ingat ya, yang bersentuhan dengan nyala api adalah bagian luar dasar wadah. Karena
terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar dasar wadah (yang
bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar wadah (yang bersentuhan
dengan air). Suhu bagian dalam dasar wadah pun meningkat. Karena air yang berada di
permukaan wadah memiliki suhu yang lebih kecil, maka kalor mengalir dari dasar wadah
(suhu lebih tinggi) menuju air (suhu lebih rendah).

1. Fluidized Bed Spray Dryer


Fluidisasi tercapai apabila kecepatan aliran udara lebih besar dari kecepatan minimum
fluidisasi. Selama proses pengeringan apabila kecepatan aliran udara ditingkatkan, tekanan
statik udara pengering meningkat dan bahan yang dikeringkan akan terangkat sampai
ketinggian tertentu dan menyebabkan bahan terfluidisasi. Pada kondisi ini bahan teraduk
secara merata dan bantalan udara yang menyangga bahan pada ketinggian tertentu disebut
dalam keadaan fluidisasi minimum. Jika batas fluidisasi minimum terlampaui maka akan
terbentuk bantalan gelembung udara yang mengakibatkan terjadinya letupan-letupan udara
pada permukaan lapisan, hal ini terjadi terus menerus.
Kelembaban adalah suatu istilah yang berkenaan dengan kandungan air di dalam udara.
Udara dikatakan mempunyai kelembaban yang tinggi apabila uap air yang dikandungnya
tinggi, begitu juga sebaliknya. Secara matematis, kelembaban dihubungkan sebagai rasio
berat uap air di dalam suatu volume udara dibandingkan dengan berat udara kering (udara
tanpa uap air) di dalam volume yang sama.
Proses perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena suhu bahan lebih rendah
daripada suhu udara pengering yang dialirkan di sekelilingnya. Udara panas yang dialirkan
ini akan meningkatkan suhu bahan dan menyebabkan tekanan uap air bahan menjadi lebih
tinggi daripada tekanan uap air di udara, sehingga terjadi perpindahan massa uap air dari
bahan ke udara. Apabila tekanan parsial uap air dalam bahan ternyata lebih besar daripada
tekanan parsial udara sekitarnya, maka uap air akan mengalir dari dalam bahan.
Sebaliknya, apabila tekanan parsial uap air di luar bahan lebih tinggi, maka uap air akan
mengalir masuk ke dalam bahan, maka disinilah terjadinya perpindahan massa karena
berkurangnya kandungan air di dalam bahan yang terbawa oleh udara panas yang berada di
sekeliling bahan. Dan apabila tekanan parsial uap air di dalam bahan sama besarnya
dengan tekanan parsial uap di luar bahan maka dalam keadaan demikian tidak akan terjadi
pergerakan uap air serta dalam keadaan demikian ini terjadi “moisture equilibrium content”
atau kadar air yang seimbang.
Pada saat berlangsungnya proses pengeringan, laju perpindahan kalor dapat dihubungkan
dengan laju perpindahan massa uap air ke udara.

Mekanisme difusi

Difusi adalah peristiwa mengalirnya suatu zat dari bagian yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah

Konduksi panas pada bahan padat adalah contoh difusi panas


Konveksi

Perpindahan panas konveksi terjadi pada saat sejumlah fluida (gas ataupun cair) mengalir dengan
membawa panas yang ikut dengan aliran fluida tersebut. Konveksi terjadi ketika aliran bahan curah
atau fluida (gas atau cairan) membawa panas bersama dengan aliran materi. Aliran fluida dapat
terjadi karena proses eksternal, seperti gravitasi atau gaya apung akibat energi panas
mengembangkan volume fluida. Konveksi paksa terjadi ketika fluida dipaksa mengalir menggunakan
pompa, kipas, atau cara mekanis lainnya.

Perpindahan panas konveksi atau konveksi adalah perpindahan panas dari satu tempat ke tempat
lain karena adanya perpindahan fluida, proses perpindahan panas melalui perpindahan massa.
Gerak serempak fluida menambah perpindahan panas pada banyak kondisi, seperti misalnya antara
permukaan solid dan permukaan fluida. Konveksi adalah perpindahan panas yang umum pada
cairan dan gas.

Konveksi bebas muncul ketika gerak fluida disebabkan oleh gaya apung yang berasal dari
perbedaan massa jenis akibat perbedaan temperatur di dalam fluida. Konveksi tak bebas adalah
istilah yang digunakan ketika aliran di dalam fluida diinduksi oleh benda eksternal, seperti kipas,
pengaduk, dan pompa, sehingga menyebabkan konveksi induksi buatan.

Pendinginan atau pemanasan konveksi di banyak kasus dapat dijelaskan oleh Hukum Newton
tentang pendinginan: “Kecepatan hilangnya panas pada benda sebanding dengan perbedaan
temperatur antara benda tersebut dengan lingkungannya.” Meskipun begitu, dari definisinya, hukum
Newton tentang pendinginan ini membutuhkan kecepatan panas hilang yang membentuk garis
linear pada grafik fungsi (“sebanding dengan”). Padahal, secara umum, konveksi tidak pernah
membentuk gradien garis lurus. Maka, hukum Newton tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai