Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN

PENGUKURAN KERUGIAN ENERGI ALIRAN PADA


SAMBUNGAN PIPA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 9
ANGGOTA: MUHAMMAD FATHUR RAHIM (1704102010033)

ROHIL ABNUR (1704102010034)

ZAHLUL HAYATULLAH (1704102010036)

FATTAH FADJRIR ADSA (1704102010037)

ASISTEN : M. FLINT AQSA

DOSEN PEMBIMBING : Dr.M.Ilham Maulana, ST,MT

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2020
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Untuk mengalirkan fluida dari tempat yang satu ke tempat yang lain
diperlukan suatu peralatan. Selain peralatan utama yang digunakan, ada bagian-
bagian yang tidak kalah penting dimana dalam bagian ini, sering terjadi peristiwa-
peristiwa yang dapat mengurangi efisiensi kerja yang diinginkan. Bagian dari
peralatan ini dapat berupa pipa-pipa yang dihubungkan. Dalam menggunakan pipa
yang harus diperhatikan adalah karakteristik dari fluida yang digunakan,
misalnya : sifat korosi, explosive, racun, suhu dan tekanan. Apabila fluida
dilewatkan ke dalam pipa maka akan terjadi gesekan antara pipa dengan fluida
tersebut. Besarnya gesekan yang terjadi tergantung pada kecepatan, kekerasan
pipa, diameter dan viskositas fluida yang digunakan.

Bentuk-bentuk kerugian energy pada aliran fluida antara lain dijumpai


pada aliran dalam pipa. Kerugian-kerugian tersebut diakibatkan oleh adanya
gesekan dengan dinding, perubahan luas penampang, sambungan, katup-katup,
belokan pipa dan kerugian-kerugian khusus lainnya. Pada belokan atau
lengkungan kerugian energi aliran yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan
pipa lurus.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Mengukur kerugian energi aliran pada sambungan pipa (long bend, short
bend, elbow bend, mitre bend, sudden pipe expansion (Enlargement,
Contraction)) pada laju volume aliran berbeda.

2. Menemukan koefisien kerugian (K) sebagai fungsi laju aliran untuk masing-
masing sambungan.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Perangkat Praktikum

1. Hydraulik Bench
2. Long Bench
3. Englargement
4. Contraction
5. Elbow Bend
6. Twelve Bank Manometer
7. Short Bend
8. Air Valve
9. Valve Fitting
10. Mitre Bend
11. Inlet Pipe
12. Control Valve
13. Hand Pump
14. Pressure Gauge

2.2 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Letakkan peralatan pengukuran kerugian aliran diatas Hydraulic Bench

2. Hubungkan pipa pemasukan peralatan pengukuran kerugian aliran


dengan pipa keluaran Hydraulic Bench. Letakkan pipa keluaran peralatan
peralatan pengukuran kerugian kedalam tangki penampungan pada
Hydraulic Bench. Saklar pompa dalam posisi OFF, dan yakin semua
katup dalam kondisi tertutup.

3. Posisikan saklar dalam posisi ON, buka katup pintu pada Hydraulic
Bench, dan buka pengatur aliran (Flow Control Valve) pada peralatan
pengukur kerugian aliran. Biarkan air mengisi penuh system guna
membuang semua udara yang terjebak dalam system. Yakin, bahwa
system telah terbebas dan udara terjebak (minta bantuan pada system
praktikum).

4. Lakukan pengukuran dengan variasi laju aliran yang diberikan oleh


asisten praktikum.

2.3 Data Alat Ukur

1. Diameter pipa kecil (Ds) = 0,0196 m


2. Diameter pipa besar (Dl) = 0,0262 m

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Prinsip Kerja Alat Ukur


Alat ini digunakan untuk menyelidiki kelakuan fluida inkompresibel
(fluida tak mampu tekan) dalam jaringan pipa, terutama kerugian head fluida
(Fluid Friction Loss) pada sambungan-sambungan pipa seperti pipa yang
penampangnya berubah dan juga pada belokan. Untuk aliran air dalam pipa yang
penampangnya tetap sepanjang arah alirannya, kerugian gesekannya akan
ditentukan oleh factor gesekan yang melalui sambungan-sambungan pipa akan
ditentukan oleh koefisien kerugian head.

Kerugian energi pada aliran dalam pipa dihasilkan dari gesekan antara
fluida dan dinding pipa, dan gesekan internal antara partikel-partikel fluida (pada
kondisi turbulen). Setiap perubahan pada pola aliran diakibatkan oleh kenaikan
turbulensi yang diikuti dengan kenaikan kerugian energi.

System pemipaan tidak hanya pipa lurus tetapi kombinasi dan pipa lurus,
sambungan, belokan, katup, pengecilan dan pembesaran, serta sisi masuk dan
keluar penampang. Aliran yang melalui sambungan akan mengakibatkan
perubahan pola aliran akibat perubahan kecepatan dan distribusi tekanan aliran.
Perubahan ini secara cepat meningkatkan turbulensi aliran dan akibatnya kerugian
energi meningkat.

3.2 Persamaan Pasar

Konservasi energi antara dua titik pada suatu fluida, diikuti dengan
kerugian energi dapat ditulis sebagai berikut:

P 1 V 21 P2 V 22
+ +Z = + + z +h ……………………………..(1)
γ 2g 1 γ 2 g 2 T

Persamaan kontinuitas yang menghubungkan laju volume aliran dengan


luas penampang laluan dan kecepatan adalah:

Q = A1 . V1 = A2 . V2 ……………………………………………….(2)

Dimana :

V1,V2 = kecepatan aliran pada titik 1 dan 2 (m/s)

P1, P2 = tekanan statis pada titik 1 dan 2 (mm H2O, Pa)

Z1, Z2 = ketinggian dan titik 1 dan 2 relatif terhadap datum (m)

ρ = densitas dari fluida (m/v)

g = percepatan akibat gravity

Q = laju volume aliran (Liter/s)


A2, A2 = luas penampang laluan titik 1 dan 2 (m2)

hT = kerugian total

Kerugian total adalah jumlah seluruh kerugian akibat gesekan antara dua
titik hT = Σ hi. Kerugian gesekan termasuk kerugian besar akibat gesekan dan
kerugian kecil pada sambungan. Dengan menggunakan persamaan persamaan
Darcy-Weisbach, asumsi kerugian energi (head loss) melalui sambungan pipa
adalah berbanding lurus dengan head kecepatan, diberikan oleh:

V 2L V 2L V 2L
hL = K ( ) hE = K ( ) hC = K ( )
2g 2g 2g

dimana :

hL = kerugian pada valve or bend

hE = kerugian pada expantion

hC = kerugian pada contraction atau masukan pipa

K = koefisien kerugian

Vs = kecepatan dalam pipa kecil

VL = kecepatan dalam pipa besar

3.3 Persamaan –persamaan yang digunakan

1. Perhitungan Data Enlargement

hL = h2 – h1

luas penampang pipa besar (DL = 0,0262 m)

1
(AL = π D2L )
4

Luas penampang pipa kecil (Ds = 0,0196 m)

1
(As = π D2s )
4
Kecepatan untuk pipa besar

Q
VL =
AL

Kecepatan untuk pipa kecil

Q
VS =
As

Koefisien kerugian (K) dalam pipa dapat dihitung menggunakan


persamaan:

H L .2 g
K=
(V L−V S )2

2. Perhitungan Data Contraction

HL= h3 – h4 = hL −¿hs
1 2
(AL = π D L)
4
1 2
(As = π D s )
4

Untuk menghitung kecepatan aliran (V), sebagai berikut :

Q
VL =
AL

Q
Vs =
As

Koefisien kerugian (K) dalam pipa, sebagai berikut :

H L .2 g
K=
(V L−V S )2

3. Perhitungan Data Long Bend


Untuk menghitung data Long Bend hanya menggunakan pipa berdiameter
kecil (Ds) = 0,0196 m dan dari data percobaan diketahui :

HL = h5 – h6

1
As = π D 2s
4

Untuk menghitung kecepatan aliran (V). sebagai berikut :

Q
Vs =
As

Koefisien kerugian (K) dalam pipa, sebagai berikut :

HL. 2 g
K=
(V S )2

4. Perhitungan Data Short Bend


Untuk menghitung data short bend hanya menggunakan pipa berdiameter
kecil (DD) = 0,0196 m dan dari data percobaan diketahui :

HL = h7 – h8

1
Vs = π D2s
4

Untuk menghitung kecepatan aliran (V), sebagai berikut :

Q
Vs =
As

Koefisien menghitung kecepatan aliran (K) dalam pipa sebagai berikut :

HL. 2 g
K=
(V S )2

5. Perhitungan Data Elbow Bend


Untuk perhitungan data Elbow Bend hanya menggunakan pipa
berdiameter kecil (Ds) = 0,0196 m dan dari data percobaan diketahui :
HL = h9 – h10

1
As = π D 2s
4

Untuk menhitung kecepatan aliran (V) :

Q
Vs =
As
Koefisien kerugian (K) dalam pipa berikut :

HL. 2 g
K=
(V S )2

6. Perhitungan Data Mitre

Untuk perhitungan data mitre hanya menggunakan pipa berdiameter kecil


(Ds) = 0,0196 m dan data dari data percobaan diketahui:

HL = h11 – h12

1
As = π D 2s
4

Untuk menghitung kecepatan aliran (V), sebagai berikut :

Q
Vs =
As

Koefisien kerugian (K) dalam pipa berikut:

HL. 2 g
K=
(V S )2
BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Hasil Pengukuran Pratikum

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran

No Q H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 P


L/
  mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm Gage
S
1 12 240 245 244 220 244 235 220 208 198 160 106 65 0,03
2 14 255 266 265 235 267 255 235 210 195 150 85 55 0,07
3 16 235 293 290 244 280 273 240 223 193 125 70 40 0,10
4 18 282 303 300 245 290 280 245 210 185 108 51 40 0,13
5 20 290 317 315 250 300 290 248 208 180 90 50 40 0,15
6 22 305 336 333 257 324 303 255 205 175 170 50 40 0,18

4.2 Perhitungan

Data peralatan yang diberikan

 Diameter Pipa Kecil ( D s ) = 0,0196 m


 Diameter Pipa Besar ( D L) = 0,0262 m

1. Perhitungan melalui Enlargement


a. Data 1

H L=H 2 −H 1
H L=245−240
H L=5 mm H 2 O

Luas Penampang Pipa Besar Luas Penampang Pipa


Kecil
π DL 2 π D s2
A L= A s=
4 4

3,14 x (0,0262)2
A L=
4
3,14 x( 0,0196)2
A s=
4

A L =5,38 x 10−4 m 2 A s=3,01 x 10− 4 m 2


Kecepatan Pipa Besar dan Pipa Kecil

Q Q
V L= V s=
AL As

12 x 10−3 12 x 10−3
V L= V s=
5,38 x 10−4 3,01 x 10−4

m m
V L=22,304 V s =39,867
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

240 x 2( 9,81)
K=
( 22,304−39,867 )2

K=0 , 0152

b. Data 2

H L=H 2 −H 1
H L=266−255
H L=11 mm H 2 O

Kecepatan Pipa Besar dan Pipa Kecil


Q Q
V L= V s=
AL As

14 x 10−3 14 x 10−3
V L= V s=
5,38 x 10−4 3,01 x 10−4
m m
V L=26,022 V s =46,511
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

255. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 26,022−46,511 )2
K=0 , 01191

c. Data 3

H L=H 2 −H 1
H L=293−235
H L=58 mm H 2 O

Kecepatan Pipa Besar dan Pipa Kecil


Q Q
V L= V s=
AL As
16 x 10−3 16 x 10−3
V L= V s=
5,38 x 10−4 3,01 x 10−4

m m
V L=29,739 V s =53,156
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

235. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 29,739−53,156 )2

K=0 , 0084

d. Data 4

H L=H 2 −H 1
H L=303−282
H L=21 mm H 2 O

Kecepatan Pipa Besar dan Pipa Kecil


Q Q
V L= V s=
AL As
18 x 10−3 18 x 10−3
V L= V s=
5,38 x 10−4 3,01 x 10−4
m m
V L=33,457 V s =59,8
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

282. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 33,457−59,8 )2

K=0 , 00797

e. Data 5

H L=H 2 −H 1
H L=317−290
H L=27 mm H 2 O

Kecepatan Pipa Besar dan Pipa Kecil


Q Q
V L= V s=
AL As

20 x 10−3 20 x 10−3
V L= V s=
5,38 x 10−4 3,01 x 10−4

m m
V L=37,174 V s =66,445
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

290. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 37,174−66,445 )2

K=0 , 00664

f. Data 6
H L=H 2 −H 1
H L=336−305
H L=31 mm H 2 O

Kecepatan Pipa Besar dan Pipa Kecil


Q Q
V L= V s=
AL As
22 x 10−3 22 x 10−3
V L= V s=
5,38 x 10−4 3,01 x 10−4

m m
V L=40,892 V s =73,089
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

305. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 40,892−73,089 )2

K=0 , 00577

2. Perhitungan mencari Contraction


a. Data 1
H L=H 3 −H 4
H L=244−220
H L=24 mm H 2 O

m m
V L=22,304 V s =39,867
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

24. 10−3 x 2( 9,81)


K=
( 22,304−39,867 )2
K=0 , 0152

b. Data 2
H L=H 3 −H 4
H L=265−235
H L=30 mm H 2 O

m m
V L=26,022 V s =46,511
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

255. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 26,022−46,511 )2

K=0 , 01191

c. Data 3
H L=H 3 −H 4
H L=290−244
H L=46 mm H 2 O

m m
V L=29,739 V s =53,156
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

235. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 29,739−53,156 )2

K=0 , 0084

d. Data 4
H L=H 3 −H 4
H L=300−245
H L=55 mm H 2 O

m m
V L=33,457 V s =59,8
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

290. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 37,174−66,445 )2

K=0 , 00664

e. Data 5
H L=H 3 −H 4
H L=315−250
H L=65 mm H 2 O

m m
V L=37,174 V s =66,445
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

290. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 37,174−66,445 )2

K=0 , 00664

f. Data 6
H L=H 3 −H 4
H L=333−257
H L=76 mm H 2 O
m m
V L=40,892 V s =73,089
s s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

H1 x 2 g
K= 2
( V L −V s )

305. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 40,892−73,089 )2

K=0 , 00577

3. Perhitungan menurut Long Bend


a. Data 1
H L=H 3 −H 6
H L=244−235
H L=9 mm H 2 O

m
V s =39,867
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

9. 10−3 x 2( 9,81)
K=
( 39,867 )2

K=0 , 00011

b. Data 2
H L=H 3 −H 6
H L=265−255
H L=10 mm H 2 O

m
V s =46,511
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa


HL x2g
K= 2
(V s )

10. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 46,511 )2

K=0 , 00090

c. Data 3
H L=H 3 −H 6
H L=290−273
H L=17 mm H 2 O

m
V s =53,156
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

17. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 53,156 )2

K=0 , 000118

d. Data 4
H L=H 3 −H 6
H L=300−280
H L=20 mm H 2 O

m
V s =59,8
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

20. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 59,8 )2
K=0 , 000109

e. Data 5
H L=H 3 −H 6
H L=315−290
H L=25 mm H 2 O

m
V s =66,445
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

25. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 66,445 )2

K=0 , 000111
f. Data 6
H L=H 3 −H 6
H L=333−303
H L=30 mm H 2 O

m
V s =73,089
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

30. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 73,089 )2

K=0 , 000110

4. Perhitungan menurut Short Bend


a. Data 1
H L=H 7 −H 8
H L=220−208
H L=12 mm H 2 O

m
V s =39,867
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

12. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 39,867 )2

K=0 , 000148

b. Data 2
H L=H 7 −H 8
H L=235−210
H L=25 mm H 2 O

m
V s =46,511
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

25. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 46,511 )2

K=0 , 000226

c. Data 3
H L=H 7 −H 8
H L=240−223
H L=7 mm H 2 O

m
V s =53,156
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa


HL x2g
K= 2
(V s )

7. 10−3 x 2(9,81)
K=
( 53,156 )2

K=0 , 000048

d. Data 4
H L=H 7 −H 8
H L=245−210
H L=35 mm H 2 O

m
V s =59,8
s
Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

35. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 59,8 )2

K=0 , 000192

e. Data 5
H L=H 7 −H 8
H L=248−208
H L=40 mm H 2 O

m
V s =66,445
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

40.10−3 x 2(9,81)
K=
( 66,445 )2

K=0 , 000177
f. Data 6
H L=H 7 −H 8
H L=255−205
H L=50 mm H 2 O

m
V s =73,089
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

50. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 73,089 )2

K=0 , 000184

5. Perhitungan menurut Elbow Bend


a. Data 1
H L=H 9−H 10
H L=198−160
H L=38 mm H 2 O

m
V s =39,867
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

38. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 39,867 )2

K=0 , 000469

b. Data 2
H L=H 9−H 10
H L=195−150
H L=45 mm H 2 O
m
V s =46,511
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

45.10−3 x 2(9,81)
K=
( 46,511 )2

K=0 , 000408

c. Data 3
H L=H 9−H 10
H L=193−125
H L=68 mm H 2 O

m
V s =53,156
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

68. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 53,156 )2

K=0 , 000472

d. Data 4
H L=H 9−H 10
H L=185−108
H L=77 mm H 2 O

m
V s =59,8
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa


HL x2g
K= 2
(V s )

77. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 59,8 )2

K=0 , 000422

e. Data 5
H L=H 9−H 10
H L=180−90
H L=90 mm H 2 O

m
V s =66,445
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

90. 10−3 x 2( 9,81)


K=
( 66,445 )2

K=0 , 000399

f. Data 6
H L=H 9−H 10
H L=195−190
H L=5 mm H 2 O

m
V s =73,089
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

5. 10−3 x 2(9,81)
K=
( 73,089 )2

K=0 , 0000183
6. Perhitungan melalui Mitre
a. Data 1
H L=H 11 −H 12
H L=106−65
H L=31 mm H 2 O

m
V s =39,867
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

31. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 39,867 )2

K=0 , 000382

b. Data 2
H L=H 11 −H 12
H L=85−55
H L=30 mm H 2 O

m
V s =46,511
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

30. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 46,511 )2

K=0 , 000272

c. Data 3
H L=H 11 −H 12
H L=70−40
H L=30 mm H 2 O
m
V s =53,156
s
Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

30. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 53,156 )2

K=0 , 000208

d. Data 4
H L=H 11 −H 12
H L=51−40
H L=11 mm H 2 O

m
V s =59,8
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

11. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 59,8 )2

K=0 , 0000603

e. Data 5
H L=H 11 −H 12
H L=50−40
H L=10 mm H 2 O

m
V s =66,445
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )
10. 10−3 x 2(9,81)
K=
( 66,445 )2

K=0 , 000044

f. Data 6
H L=H 11 −H 12
H L=50−40
H L=10 mm H 2 O

m
V s =73,089
s

Koefisien Kerugian Dalam Pipa

HL x2g
K= 2
(V s )

10. 10−3 x 2(9,81)


K=
( 73,089 )2

K=0 , 0000366

4.3 Data Hasil Perhitungan

4.3.1 Tabel Data Koefisien Kerugian masing masing sambungan

Kapasita
VL VS Koefisien Kerugian, K
s
Aliran Englargemen Contractio Long Short Elbow
(m/s) (m/s) Mitre
Air (L/s) t n Bend Bend Bend
12 22,304 39,867 0,0152 0,0152 0,00011 0,00148 0,000469 0,000382
14 26,022 46,511 0,01191 0,01191 0,00090 0,000226 0,000408 0,000272
0,00011
16 29,739 53,156 0,0084 0,0084 0,000048 0,000472 0,000208
8
0,00010 0,000060
18 33,457 59,8 0,00797 0,00664 0,000192 0,000422
9 3
0,00011
20 37,174 66,445 0,00664 0,00664 0,000177 0,000399 0,000044
1
22 40,892 73,089 0,00577 0,00577 0,00011 0,000184 0,000018 0,000036
0 3 6

Pada tabel diatas menunjukkan bahwasanya dengan bertambahnya Kapasitas


Aliran Air maka dapat mempengaruhi Koefisien Kerugian, dengan 6 cara perhitungan
(Englargement, Contraction, Long Bend, Short Bend, Elbow Bend, dan Mitre) memiliki
hasil yang berbeda-beda. Untuk VL dan Vs didapatkan hasil yang meningkat juga
dikarenakan kapasitas aliran air yang bertambah.

4.3.2 Tabel Data Head Losses untuk masing masing Sambungan

VL Vs Head Loss (HL) mmH2O


Englargemen Contractio Long Short Elbow Mitr
m/s m/s
t n Bend Bend Bend e
22,304 39,867 5 24 9 12 38 31
26,022 46,511 11 30 10 25 45 30
29,739 53,156 58 46 17 7 68 30
33,457 59,8 21 55 20 35 77 11
37,174 66,445 27 65 25 40 90 10
40,892 73,089 31 76 30 50 5 10

Pada tabel diatas menunjukkan bahwasanya dengan bertambahnya Kapasitas


Aliran Air maka dapat mempengaruhi Koefisien Kerugian, dengan 6 cara perhitungan
(Englargement, Contraction, Long Bend, Short Bend, Elbow Bend, dan Mitre) memiliki
hasil yang berbeda-beda.

4.4 Grafik analisis

1. Grafik Q, VS, K dan Q VS HL melalui Enlargement


Englargement
0.03

0.02

0.02

0.01

0.01

0
12 14 16 18 20 22
KoefisienKapasitas
KerugianLaju
(K) Aliran (Q) Head
L/s Loss (HL) mmH2O

Dari hasil perbandingan HL VS Q menunjukkan hasil yang tidak bersifat


konstan namun tetap meningkat, dan untuk nilai koefisiennya terus
menurun ketika kapasitas alirannya ditambah

2. Grafik Q, VS, K dan Q VS HL melalui Contraction

Contraction
0.02
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
12 14 16 18 20 22
Kapasitas
Koefisien Laju(K)
Kerugian Aliran (Q) L/s
Head Loss (HL) mmH2O

Dari hasil perbandingan Head Loss VS Q menunjukkan hasil yang tidak


bersifat konstan namun tetap meningkat, dan untuk nilai koefisiennya terus
menurun ketika kapasitas alirannya ditambah

3. Grafik Q, VS, K dan Q VS HL melalui Long Bend


Long Bend
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 14 16 18 20 22
Kapasitas
Koefisien Laju (K)
Kerugian Aliran (Q) L/s Head Loss (HL) mmH2O

Dari hasil perbandingan Head Loss VS Q menunjukkan hasil yang tidak


bersifat konstan namun tetap meningkat, dan untuk nilai koefisiennya
terdapat kesalahan dalam pengukuran sehingga terjadi peningkatan di
salah satu kondisi Q = 14 L/s, yang kemudian terus menurun ketika
kapasitas alirannya ditambah

4. Grafik Q, VS, K dan Q VS HL melalui Short Bend

Short Bend
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 14 16 18 20 22
Kapasitas
Koefisien Laju(K)
Kerugian Aliran (Q) L/sHead Loss (HL) mmH2O

Dari hasil perbandingan Head Loss VS Q menunjukkan hasil yang tidak


bersifat konstan namun tetap meningkat akan tetapi terjadi penurunan pada
Q = 16 L/s mungkin terjadi kesalahan pada saat pengukuran. Dan untuk
nilai koefisiennya terus menurun ketika kapasitas alirannya ditambah dan
juga naik pada kondisi Q = 18 L/s (mungkin terjadi kesalahan saat
pengukuran).
5. Grafik Q, VS, K dan Q VS HL melalui Elbow Bend

0
Elbow Bend
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 14 16 18 20 22
Kapasitas
Koefisien Laju
Kerugian (K)Aliran (Q) L/sHead Loss (HL) mmH2O

Dari hasil perbandingan Head Loss VS Q menunjukkan hasil yang tidak


bersifat konstan namun tetap meningkat akan tetapi terjadi penurunan pada
Q = 22 L/s mungkin terjadi kesalahan pada saat pengukuran. Dan untuk
nilai koefisiennya terus menurun ketika kapasitas alirannya ditambah dan
juga naik pada kondisi Q = 16 L/s (mungkin terjadi kesalahan saat
pengukuran).

6. Grafik Q, VS, K dan Q VS HL melalui Mitre

Mitre
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 14 16 18 20 22
Kapasitas
Koefisien Laju
Kerugian (K)Aliran (Q) L/sHead Loss (HL) mmH2O

Dari hasil perbandingan Head Loss VS Q menunjukkan hasil yang tidak


bersifat konstan namun tetap terjadi penurunan mungkin terjadi kesalahan
pada saat pengukuran. Dan untuk nilai koefisiennya terus menurun ketika
kapasitas alirannya ditambah.

4.5 Analisis dan Jawaban Pertanyaan

1. Lakukan analisis terhadap hasil pengolahan (data) dan berikan komentar

Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui pengujian masing-


masing parameter uji kerugian koefisien head loss yang paling besar
terjadi pada sambungan contraction dan yang paling kecil adalah pada
sambungan mitre.

2. Bandingkan hasil pengukuran dengan koefisien kerugian yang diberikan


dalam buku pegangan mekanika fluida yang ada miliki

Didalam buku disebutkan bahwa tegangan kerugian rata-rata terbesar


dialami oleh belokan siku. Sedangkan kerugian rata-rata terkecil dialami
pipa lurus. Dan dikatakan pula bahwa besar kecilnya head loss sangat
berkaitan dengan harga K

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mampu memahami
konsep Mengukur kerugian energi aliran pada sambungan pipa (long bend, short
bend, elbow bend, mitre bend, sudden pipe expansion (Enlargement,Contraction))
pada laju volume aliran berbeda.

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum antara lain:


1. Long Bend
Pada long bend dapat disimpulkan bahwa semakin besar head loss maka
semakin besar juga nilai head dari kecepatan, begitu pula sebaliknya.

2. Enlargement
Pada enlargement dapat disimpulkan bahwa semakin kecil diameter maka
head kecepatan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya.

3. Contraction
Pada contraction dapat disimpulkan bahwa semakin besar head kecepatan
maka akan semakin besar head lossnya.

4. Short Bend
Pada short bend dapat disimpulkan bahwa semakin besar head kecepatan
maka besar head loss akan semakin besar.

5. Elbow Bend
Pada elbow bend dapat disimpulkan bahwa semakin besar head loss maka
head kecepatan juga akan semakin besar.

6. Mitre Bend
Pada mitre bend dapat disimpulkan bahwa semakin besar head kecepatan
maka head loss akan semakin kecil.

5.2 Saran
Saran kami untuk praktikum pengukuran kerugian energi aliran pada sambungan
perpipaan adalah apabila alat praktikum rusak maka sebaiknya segera diperbaiki
demi lancarnya proses praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Streeten, Victor L., and Wylie, Benjamin E. 1975. Fluid Mechanics. Tokyo
: McGraw – Hill kogakusho, Ltd.

https://deadlinemahasiswa.blogspot.com/2016/10/kehilangan-head-pada-
berbagai-perlakuan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai