Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TERMODINAMIKA

KOMPRESOR DENGAN SPESIFIK HEAT KONSTAN

Disusun oleh:

Nama Kelompok:
1. Tatap Dumaria Napitupulu (3.22.19.2.22)
2. Winda Margaretha (3.22.19.2.23)
3. Ziva Ahmad Khoyri (3.22.19.2.24)
Kelas : KE 2C

PROGRAM STUDI KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................. i


Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii
Isi .................................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................................ 1
C. Dasar Teori .................................................................................................................... 1
D. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 4
E. Gambar Rangkaian ........................................................................................................ 4
F. Langkah Kerja ............................................................................................................... 4
G. Data Hasil Pecobaan ..................................................................................................... 5
Perhitungan .................................................................................................................... 5
H. Pembahasan ................................................................................................................... 9
I. Kesimpulan ..................................................................................................................... 10
Lampiran ...................................................................................................................................... 11

ii
A. Latar Belakang
Kapasitas panas spesifik suatu zat terutama gas mungkin jauh lebih tinggi bila
dibiarkan memuai saat dipanaskan (kapasitas panas spesifik pada tekanan konstan) dari
pada Ketika dipanaskan dalam bejana tertutup yang mencegah pemuaian (kapsitas panas
spesifik pada volume konstan).
Istilah panas spesifik juga dapat merujuk pada rasio antara kapasitas panas spesifik
suatu zat pada suhu tertentu san zat referensi pada suhu referensi, seperti air 15˚C, banyak
dalam mode gravitasi spesifik. Kapasitas panas spesifik juga terkait dengan ukuran intensif
kapasitas panas lainnya dengan penyebut lain. Jika jumlah zat diukur sebagai jumlah mol,
maka akan didapatkan kapasitas panas molar yang satuan SI-nya adalah joule per kelvin
per mol (J/mol.K), jika jumlahnya diambil sebagai volume sampel maka diperoleh
kapasitas volumetric panas, yang satuan SI-nya adalah joule per kelvin per meter kubik
(J/m3.K).
Salah satu ilmuwan pertama yang menggunakan konsep tersebut adalah Joseph Black ,
seorang dokter medis abad ke-18 dan profesor kedokteran di Universitas Glasgow mengukur
kapasitas panas spesifik dari banyak zat menggunakan istilah kapasitas untuk panas.

B. Tujuan
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat menghitung nilai
indeks politropik pada kompresor dan dapat menghitung efisiensi kompresor.

C. Dasar Teori
1. Kompresor Torak
Kompresor adalah suatu mesin konversi energi yang digunakan untuk
memampatkan udara atau gas dengan cara menghisap udara atmosfer dari tekanan
normal kemudian dimampatkan untuk menjadi tekanan yang lebih tinggi, hasil dari
tekanan udara tersebut digunakan dalam peralatan-peralatan tertentu sesuai dengan
fungsinya.
Kompresor torak terdiri dari torak yang bergerak bolak-balik dalam silinder. Torak
digerakkan oleh batang torak dan engkol yang ditempatkan dalam ruang engkol. Katup
isap dan katup tekan ditempatkan pada kepala silinder dimana katup-katup tersebut
biasanya jenis tekanan differensial, maksudnya adalah katup tersebut beroperasi akibat
perbedaan yang bekerja pada katup-katup tersebut, langkah kerja torak ini adalah
sebagai berikut :
a. Langkah Isap
Proses engkol berputar dalam arah panah, torak bergerak kebawah oleh tarikan
engkol, maka terjadilah negatif (dibawah tekanan atmosfer) didalam engkol
silinder, dan katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan, sehingga udara
terhisap.
b. Langkah Kompresi
Bila torak bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas, katup isap dan katup

1
keluar tertutup maka udara di dalam silinder dimampatkan.
c. Langkah Keluar
Bila torak bergerak ke atas, tekanan didalam silinder akan naik, maka katup
keluar akan terbuka oleh tekanan dan udara akan keluar.
2. Proses kompresi udara
Kompresi gas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : dengan proses ishotermal,
adiabatik dan politropik, adapun perilaku masing-masing proses dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Kompresi Isothermal
Selama proses kompresi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur
walaupun tekanan naik, sehingga proses kompresi ini disebut kompresi isothermal.
𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
PV = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Dimana: P = tekanan mutlak (Pas)
V = volume spesifik (m3/kg)
Kemudian kerja isothermal dapat dihitung dengan persamaan berikut:
W isothermal = Ma . R . Ti . ln rp

Dimana: Ma = laju aliran masa udara (kg/s)


R = spesifik gas konstan (0,2871 KJ/kg K)
Ti = temperature absolut udara masuk kompresor (K)
rp = perbandingan tekanan (P2/P1)
Setelah diketahui besarnya kerja isothermal dan bila kerja elektrik diketahui maka
effisiensi isothermal dapat dihitung dengan persamaan:
𝑊𝑖𝑠𝑜𝑡ℎ𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙
Effisiensi isothermal (η) = x 100%
𝑊𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑖𝑘

𝑀𝑎 .𝑅.𝑇𝑖.𝑙𝑛 𝑟𝑝
= x 100%
𝑉 .𝐼.𝑐𝑜𝑠 𝐵

b. Kompresi adiabetik
Proses adiabatik terjadi apabila :
1) Sistem diisolasi secara sempurna
2) Pada sistem yang prosesnya berlangsung sangat cepat
3) Pada sistem yang prosesnya berlangsung sangat lambat
4) Pada sistem yang prosesnya tidak terjadi gesekan
Maka proses akan berlangsung tanpa ada panas yang keluar dan masuk sistem.
Didalam kompresor torak proses ini mempunyai hubungan antara tekanan dengan
volume yang dapat dinyatakan dalam persamaan.

2
𝑃𝑉 𝑘 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
atau
𝑃1 𝑉1𝑘 = 𝑃2 𝑉2𝑘 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐶𝑝
Dimana K = 𝐶𝑣

c. Kompresi Politropik
Kompresi politropik pada kompresor sesungguhnya bukan merupakan proses
isothermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Sehingga proses kompresi yang
sesungguhnya ada diantara keduanya yang disebut proses politropik. Hubungan
antara P dan V dapat diperoleh sebagai berikut :
𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑃1 𝑉1𝑘 = 𝑃2 𝑉2𝑘 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

Dimana: n = indeks politropik 1<n


Kenaikan temperature pada proses kompresi politropik mengikuti persamaan
seperti berikut ini:
𝑛−1
𝑇2 𝑃2 𝑛
= (𝑃 )
𝑇1 1

Dimana: T2 = temperature absolute keluar kompresor (K)


T1 = temperature absolute masuk kompresor (K)
P2 = tekanan absolute keluar kompresor (Pa)
P1 = tekanan absolute masuk kompresor (Pa)
n = indeks politropik
3. Effisiensi kompresor bertujuan untuk mengetahui/membandingkan kerja ideal
kompresor dengan kerja aktual kompresor. Effisiensi kompresor dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut :
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 µ2 − µ1
Ƞ = 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = ℎ2 − ℎ1

dimana besarnya µ1, µ2, h1, h2 didapat dari hasil interpolasi menggunakan table ideal
gas-properties of air berdasarkan temperatur ideal dan aktual.
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ = ( n = 1,4 )
𝑛−1

3
D. Alat dan Bahan
1. Alat peraga uji coba kompresor torak ( 1 paket )
2. Rol kabel ( 1 buah )
E. Gambar Rangkaian
Torak
Udara Keluar Sabuk-V Silinder

Katup isap

Tangki Udara

F. Langkah Kerja
1. Meminjam alat peraga uji coba kompresor torak.
2. Menghubungkan inverter dan thermokontroler dengan sumber tegangan AC.
3. Menghidupkan inverter dengan meng-Onkan MCB dan saklar No pada box pengatur
putaran.
4. Memutar pengatur putaran untuk mendapatkan putaran motor yang diinginkan.
5. Mengatur tekanan P2 pada tekanan konstan dengan mengatur katup 4.
6. Setelah P2 konstan, melakukan pengambilan data dengan putaran motor 700rpm.
7. Mencatat data dalam tabel.
8. Mengulangi langkah untuk putaran motor yang berbeda.

4
G. Tabel Percobaan
No. Putaran (rpm) P1 (KPa) T1 (K) P2 (KPa) T2(K)
1. 700 100 301 280 310
2. 850 100 303 320 314
3. 1000 100 303 360 315
4. 1150 100 303 400 318
5. 1300 100 303 440 321
Perhitungan:
1. Putaran : 700 rpm
𝑛−1
𝑇2 𝑃2 𝑛
= ( )
𝑇1 𝑃1
𝑛−1
310 280 𝑛
= ( )
301 100
𝑛−1
1,03 = (2,8) 𝑛

𝑛 = 1,0295
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (310 𝐾 − 301 𝐾)
= 1,4 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (9 𝐾)
= 0,4

= 6, 4575 𝐾𝐽/𝑘𝑔

𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (310 𝐾 − 301 𝐾)
= 1,0295 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (9 𝐾)
= 0,0295

= 87,56 𝐾𝐽/𝑘𝑔
Sehingga, diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut:

5
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Ƞ = 𝑥 100%
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

6,4575
= 𝑥 100%
87,56

= 7,37%
2. Putaran : 850 rpm
𝑛−1
𝑇2 𝑃2 𝑛
= ( )
𝑇1 𝑃1
𝑛−1
314 320 𝑛
= ( )
303 100
𝑛−1
1,036 = (3,2) 𝑛

𝑛 = 1,0299
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (314 𝐾 − 303 𝐾)
= 1,4 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (11 𝐾)


= 0,4

= 7,8925 𝐾𝐽/𝑘𝑔
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (314 𝐾 − 303 𝐾)
= 1,0299 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (11 𝐾)


= 0,0299

= 105,585 𝐾𝐽/𝑘𝑔
Sehingga, diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Ƞ = 𝑥 100%
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

7,8925
= 105,585 𝑥 100%

= 7,47%

6
3. Putaran : 1000 rpm
𝑛−1
𝑇2 𝑃2 𝑛
= ( )
𝑇1 𝑃1
𝑛−1
315 360 𝑛
= ( )
303 100
𝑛−1
1,04 = (3,6) 𝑛

𝑛 = 1,032
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (315 𝐾 − 303 𝐾)
= 1,4 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (12 𝐾)


= 0,4

= 8,61 𝐾𝐽/𝑘𝑔
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (315 𝐾 − 303 𝐾)
=
1,032 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (12 𝐾)


= 0,032

= 107,625 𝐾𝐽/𝑘𝑔
Sehingga, diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Ƞ = 𝑥 100%
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

8,61
= 107,625 𝑥 100%

= 8%
4. Putaran : 1150 rpm
𝑛−1
𝑇2 𝑃2 𝑛
= ( )
𝑇1 𝑃1
𝑛−1
318 400 𝑛
= ( )
303 100

7
𝑛−1
1,05 = (4) 𝑛

𝑛 = 1,036
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (318 𝐾 − 303 𝐾)
= 1,4 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (15 𝐾)


= 0,4

= 10,7625 𝐾𝐽/𝑘𝑔
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (318 𝐾 − 303 𝐾)
= 1,036 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (15 𝐾)


= 0,036

= 119,58 𝐾𝐽/𝑘𝑔
Sehingga, diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Ƞ = 𝑥 100%
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

10,7625
= 𝑥 100%
119,58

= 9%
5. Putaran : 1300 rpm
𝑛−1
𝑇2 𝑃2 𝑛
= ( )
𝑇1 𝑃1
𝑛−1
321 440 𝑛
= ( )
303 100
𝑛−1
1,06 = (4,4) 𝑛

𝑛 = 1,04
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (321 𝐾 − 303 𝐾)
= 1,4 − 1

8
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (18 𝐾)
= 0,4

= 12,915 𝐾𝐽/𝑘𝑔
𝑅 (𝑇2 − 𝑇1 )
Ƞ𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑛 − 1
0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (321 𝐾 − 303 𝐾)
= 1,04 − 1

0,287 𝐾𝐽/𝑘𝑔𝐾 (18 𝐾)


= 0,04

= 129,15 𝐾𝐽/𝑘𝑔
Sehingga, diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut:
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Ƞ = 𝑥 100%
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

12,915
= 129,15 𝑥 100%

= 10%
Dengan demikian, diperoleh nilai indeks politropik pada kompresor dan nilai
efisiensi kompresor seperti tabel di bawah ini.
No. Putaran (rpm) n Ƞ (%)
1. 700 1,0295 7,37%
2. 850 1,0299 7,47%
3. 1000 1,032 8%
4. 1150 1,036 9%
5. 1300 1, 04 10%

H. Pembahasan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan yaitu untuk mencari indeks
politropik dan nilai efisiensi kompresor. Untuk mencari indeks politropik kompresor yaitu
dengan mengatur variabel jumlah putaran dengan mengatur frekuensinya terlebih dahulu,
data lainnya yang diperlukan yaitu tekanan absolut masuk kompresor (P 1), temperatur
absolut masuk kompresor (T1), tekanan absolut keluar kompresor (P2), dan temperatur
absolut keluar (T2). Untuk mencari efisiensi politropik kompresor yaitu dengan mengatur
variabel jumlah putaran dengan mengatur frekuensinya terlebih dahulu, data lainnya yang
diperlukan yaitu tekanan absolut masuk kompresor (P1), temperatur absolut masuk
kompresor (T1), tekanan absolut keluar kompresor (P2), temperatur absolut keluar (T2),
9
persamaan umum gas ideal untuk udara (R=0,287 KJ/kgK), dan indeks politropik (n).
Dari hasil percobaan terdapat selisih antara T1 dan T2, dimana temperatur T1 lebih
rendah dibandingkan temperatur T2. Hal ini disebabkan karena adanya panas pada saat
proses terjadinya kompresi. Dalam percobaan ini dilakukan untuk menghitung nilai indeks
politropik pada kompresor dan dapat menghitung efisiensi kompresor. Pada percobaan ini
dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi putaran maka semakin tinggi nilai indeks
politropik dan nilai efisiensi kompresor. Akan tetapi selisih efisiensi antara satu dengan
yang lainnya tidak terlalu jauh.
Setelah melakukan percobaan ini dapat diperoleh nilai indeks politropiknya. Pada
putaran 700, 850, 1000, 1150, dan 1300 secara berturut – turut diperoleh nilai indeks
politropik sebesar 1,0295; 1,0299; 1,032; 1,036; dan 1, 04. Apabila dirata-rata maka
besarnya nilai indeks politropik yaitu 1,03348. Sesuai dengan ketetapan literatur bahwa
besarnya nilai indeks politropik yaitu 1 < n < 1,4. Dengan demikian, pada percobaan ini
nilai indeks politropik telah sesuai dengan nilai ketetapan. Besarnya nilai indeks politropik
bergantung pada T2 dan P2. Untuk nilai efisiensi dari kompresor jika dirata – rata yaitu
8,368%. Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isothermal, karena ada kenaikan temperatur. Namun, juga bukan proses adiabatik karena
ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi, proses kompresi yang sesungguhnya ada diantara
keduanya yang disebut kompresi politropik.
I. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa nilai indeks
politropik kompresor rata-rata dari 5 percobaan yaitu 1,03348. Kemudian untuk nilai
efisiensi kompresor rat-rata dari 5 percobaan yaitu 8,368%. Efisiensi yang kecil
dikarenakan indeks politropik lebih kecil dari perbandingan kapasitas kalor pada tekanan
konstan dengan kapasitas kalor pada volume konstan, sehingga perhitungan kerja aktual
lebih kecil dibandingkan kerja ideal.

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai