Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI

PENGUJIAN FAN

Disusun oleh:

Nama : Winda Margaretha (3.22.19.2.23)

Kelas : KE 3C

Anggota :1. Nevita Nur Kholifah (3.22.19.2.19)

2. Ziva Ahmad Khoyri (3.22.19.2.24)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................................................................. ii

Isi ............................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Tujuan ......................................................................................................................... 1
C. Dasar Teori .................................................................................................................. 1
D. Alat yang Digunakan .................................................................................................. 7
E. Prosedur Kerja ............................................................................................................ 8
F. Langkah Percobaan ..................................................................................................... 8
G. Data Hasil Pengujian ................................................................................................... 9
H. Perhitungan Data ......................................................................................................... 9
I. Grafik Efisiensi ........................................................................................................... 30
J. Pembahasan ................................................................................................................. 32
K. Kesimpulan ................................................................................................................. 32

ii
PENGUJIAN FAN

A. Latar Belakang
Fan adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk membuat aliran gas kontinu
seperti udara. Dalam setiap pendingin, yang menggunakan gas sebagai penghantar, fan
adlah unit wajib yang menciptakan aliran udara dalam system. System ini dapat dilihat
dalam fan sederhana yang digunakan di rumah tangga atau kipas pendingin eksternal untuk
mesin pembakaran internal. Ketika membutuhkan tekanan yang lebih tinggi diperlukan
blower yang digunakan sebagai pengganti fan.
Fan biasanya terdiri dari baling – baling atau pisau tetap ke sebuah hub, biasanya
disebut impeller. Mekanisme penggerak seperti motor atau drive belt akan terhubung untuk
menciptakan gerak rotasi impeller. Mekanisme gerak bias diatur sehingga alirannya bias
sentrifugal maupun aksial.
Dengan demikian, sebagai mahasiswa program studi Teknik Konversi Energi, kami
diharapkan untuk memahami berbagai macam peralatan yang nantinya akan dibagi dalam
beberapa macam seperti pompa, kompresor dan lain – lain.

B. Tujuan
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian fan, mahasiswa diharapkan dapat :
• Menjelaskan fungsi dan cara kerja peralatan pengujian fan
• Menggunakan nosel, venturi, dan pipa statik pitot untuk mengukur laju aliran udara
• Menemukan dan menggambarkan karakteristik fan yang meliputi :
1. Karakterikstik tekanan terhadap laju aliran untuk putaran tetap;
2. Karakteristik daya terhadap laju aliran untuk putaran tetap;
3. Karakteristik efisiensi terhadap laju aliran untuk putaran tetap;
4. Mengalanisis dan mengevaluasi hasil pengujian.

C. Dasar Teori
Pengertian Fan
Fan adalah alat untuk mengalirkan udara. Karena itu fan dikenal dengan sebutan
penukaran, penghebus atau pembuang udara. Alat ini banyak dijumpai pada sistem
ventelasi dan peralatan pendingin udara juga pada instansi yang mengalirkan udara panas
dan gad buang. Selain itu, masih banyak lagi penggunaan fan ini di industri.
Daya masukan yang digunakan diperoleh dari motor listrik. Efisiensi fan adalah
perbandingan antara daya aliran udara dibanding daya poros untuk menggerakkan fan.
Daya aliran udara yang dihasilkan tergantung pada tekanan dan laju aliran udara.
Tinggi tekan yang dihasilkan fan pada umumnya rendah dibandingkan jenis mesin-
mesin pengalir udara yang lain seperti blower dan kompresor. Fan, blower dan kompresor
dibedakan oleh metode yang digunakan untuk menggerakan udara, dan oleh tekanan sistem
operasinya. The American Society of Mechanical Engineers (ASME) menggunakan rasio
spesifik, yaitu rasio tekanan pengeluaran terhadap tekanan hisap, untuk mendefinisikan
fan, blower, dan kompresor.

Tabel 1. Perbedaan antara Fan, Blower dan Kompresor


Peralatan Perbandingan Spesifik Kenaikan Tekanan (mmWg)
Fan Sampai 1,11 1136
Blower 1,11 sampai 1,20 1136 – 2066
Kompresor Lebih dari 1,20 -

Karakteristik sistem
Istilah “resistansi sistem” digunakan bila mengacu tekanan statis. Resistansi sistem
merupakan jumlah kehilangan tekanan statis dalam sistem. Resistansi sistem merupakan
fungsi pola susunan saluran, pengambilan, lengkungan dan penurunan tekanan yang
melintasi peralatan, sebagai contoh bag filter atau siklon. Resistansi sistem bervariasi
terhadap volume aliran udara yang memasuki sistem. Untuk volume udara tertentu, fan
dalam sistem dengan saluran sempit dan banyak tikungan dengan radius pendek akan
bekerja lebih keras untuk mengatasi resistansi sistem yang lebih besar daripada dalam
sistem dengan saluran yang lebih besar dan dengan lebih sedikit jumlah belokan dan
panjang. Saluran panjang yang sempit dengan banyak bengkokan dan tikungan akan
memerlukan lebih banyak energi untuk menarik udara untuk melaluinya. Sebagai
akibatnya, untuk kecepatan fan yang sama, fan akan mampu menarik lebih sedikit melalui
sistem ini daripada yang melalui sistem pendek tanpa ada belokan. Dengan begitu maka
resistansi sistem meningkat jika volume udara yang mengalir ke sistem meningkat.

1
Sebaliknya, resistansi berkurang jika alirannya berkurang. Untuk menentukan berapa
volume fan yang akan dihasilkan, penting untuk mengetahui karakteristik resistansi sistem.
Pada sistem yang ada, resistansi sistem dapat diukur. Pada sistem yang sudah didesain,
namun tidak dibangun, resistansi sistem harus dihitung. Kurva resistansi sistem
dihasilkandengan berbagai laju aliran pada sumbu- x dan resistansinya pada sumbu-y.

Gambar 1. Kurva Sistem Fan dan Pengaruhnya pada Resistansi Sistem

Karakteristik fan
Karakteristik fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva fan. Kurva fan merupakan
kurva kinerja untuk fan tertentu pada sekumpulan kondisi yang spesifik. Kurva fan
merupakan penggambaran grafik dari sejumlah parameter yang saling terkait. Biasanya
sebuah kurva akan dikembangkan untuk sekumpulan kondisi yang diberikan termasuk
volum fan, tekanan statis sistem, kecepatan fan, dan tenaga yang diperlukan untuk
menggerakan fan pada desainer sistem akan mengetahui kondisi pada kurva fan dimana
fan akan beroperasi. Dari banyak kurva yang diketahui, kurva tekanan statis (SP) versus
aliran merupakan kurva yang sangat penting. Perpotongan kurva sistem dan tekanan statis
merupakan titik operasi, bila resistansi sistem berubah, titik operasi juga berubah. Sekali
titik operasi ditetapkan, daya yang diperlukan dapat ditentukan dengan mengikuti garis
tegak lurus yang melintas melalui titik operasi ke titik potong dengan kurva tenaga (BHP).
Karakteristik sistem dan kurva fan
Pada berbagai sistem fan, resistansi terhadap aliran udara (tekanan) jika aliran udara
meningkat. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, resistansi ini bervariasi dengan kuadrat
aliran. Tekanan yang diperlukan oleh sistem pada suatu kisaran aliran dapat ditentukan
2
dan “kurva kinerja sistem” dapat dikembangkan (ditunjukkan sebagai SC). Kemudian
kurva sistem ini dapat diplotkan pada kurva fan untuk menunjukan titik operasi fan yang
sebenarnya pada "A" dimana dua kurva (N1 dan SC1) berpotongan. Titik operasinya yaitu
aliran udara Q 1 terhadap tekanan P1. Sebuah fan beroperasi pada kinerja yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya untuk kecepatan fan tertentu. (grafik kinerja fan memperlihatkan
kurva untuk serangkaian kecepatan fan). Pada kecepatan fan N1, fan akan beroperasi
sepanjang kurva kinerja N1. Titik operasi fan yang sebenarnya tergantung pada resistansi
sistem, titik operasi fan “A” adalah aliran (Q1) terhadap tekanan (P1). Dua metode yang
dapat digunakan untuk menurunkan aliran udara dari Q1 ke Q2:
Metode pertama adalah membatasi aliran udara dengan menutup sebagian damper
dalam sistem. Tindakan ini menyebabkan kurva kinerja sistem yang baru (SC2) dimana
tekanan yang dikehendaki lebih besar untuk aliran udara yang diberikan. Fan sekarang
akan beroperasi pada "B" untuk memberikan aliran udara yang berkurang Q2 terhadap
tekanan yang lebih tinggi P2.
Metode kedua untuk menurunkan aliran udara adalah dengan menurunkan kecepatan
dari N1 ke N2, menjaga damper terbuka penuh. Fan akan beroperasi pada "C" untuk
memberikan aliran udara Q2 yang sama, namun pada tekanan P3 yang lebih rendah. Jadi,
menurunkan kecepatan fan merupakan metode yang jauh lebih efisien untuk mengurangi
aliran udara karena daya yang diperlukan berkurang dan lebih sedikit energi yang dipakai.

Gambar 2. Kurva Kinerja Fan

Hukum fan
Fan beroperasi dibawah beberapa hukum tentang kecepatan, daya dan tekanan.
Perubahan dalam kecepatan (putaran per menit atau RPM) berbagai fan akan memprediksi

3
perubahan kenaikan tekanan dan daya yang diperlukan untuk mengoperasikan fan pada
RPM yang baru.

Gambar 3. Kecepatan, Tekanan dan Daya Fan

Jenis Fan
1. Kipas Sentrifugal
Kipas sentrifugal ini menggunakan prinsip gaya sentrifugal untuk membangkitkan
aliran fluida gas. Mirip dengan pompa sentrifugal, udara masuk melalui sisi inlet yang
berada di pusat putaran kipas sentrifugal tersebut, lalu terdorong menjauhi poros kipas
akibat gaya sentrifugal dari sudu-sudu kipas yang berputar. Pada debit aliran yang
sama, kipas sentrifugal menghasilkan tekanan udara outlet yang lebih besar
dibandingkan dengan kipas aksial. Pada dunia industri kipas ini sering diberi
istilah blower.

Gambar 4. Kipas Sentrifugal

4
2. Kipas Aksial
Sesuai dengan namanya, Axial Fan menghasilkan aliran fluida gas dengan arah
yang searah dengan poros kerja kipas tersebut. Kipas tipe ini adalah yang paling banyak
penggunaannya di kehidupan sekitar kita. Hal tersebut tidak terlepas dari kemudahan
desain serta harga yang lebih ekonomis jika dibandingkan dengan kipas sentrifugal.
Karena desainnya yang tidak terlalu rumit serta dapat menghasilkan flow yang besar,
kipas ini banyak digunakan sebagai alat pendingin pada berbagai keperluan. Dari
pendingin CPU hingga komponen pendingin mesin kendaraan bermotor menggunakan
kipas tipe aksial.

Gambar 5. Kipas Aksial


Rumus yang digunakan :
1. Debit udara

𝑃1 𝑉2
1 𝑃2 𝑉2
2
𝑍1 + 𝛾
+ 2𝑔 = 𝑍2 + 𝛾
+ 2𝑔 , 𝑍1 = 𝑍2

𝑃1 1 𝑉2 𝑃2 𝑉2
1
+ 2𝑔 = + 2𝑔
𝛾 𝛾

𝑃1 −𝑃2 𝑉22 −𝑉12


= (1)
𝛾 2𝑔

2. Persamaan kontinuitas
𝑄1 = 𝑄2
𝐴1 × 𝑉1 = 𝐴2 × 𝑉2
𝐴2 −𝑉1
𝑉2 = (2)
𝐴1

5
Berdasarkan persamaan 1 dan 2
𝐴 2
𝑃1 −𝑃2 𝑉22 −𝑉12 ∆𝑃 𝑉22 −{( 2 𝑉2 )}
𝐴1
= =
𝛾 2𝑔 𝜌𝑔 2𝑔

𝐴 2
∆𝑃 𝑉22 −{( 2 𝑉2 )}
𝐴1
=
𝜌 2

2𝑔∆𝑥(𝜌𝑎𝑖𝑟 −𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 )
𝑉2 = √ 𝐴 2
1−( 2 ) 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝐴1

𝜌𝑎𝑖𝑟
2 𝑔 ∆𝑥( −1)
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑉2 = √ 𝐴 2
1− ( 2 )
𝐴1

Sehingga,
𝑄𝑢 = 𝐶𝑑 × 𝐴2 × 𝑉2
𝜌𝑎𝑖𝑟
2 𝑔 ∆𝑥( −1)
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑄𝑢 = 𝐶𝑑 × 𝐴2 × √ 𝐴 2
1− ( 2 )
𝐴1

3. Tekanan kerja fan

𝑃 = 𝜌 × 𝑔 × ∆ℎ [𝑁⁄𝑚2 ]

4. Daya udara (Pu)


𝑃𝑢 = 𝑃 × 𝑄𝑢
𝜌𝑎𝑖𝑟
2 𝑔 ∆𝑥( −1)
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑃𝑢 = 𝜌 × 𝑔 × ∆ℎ × 𝐶𝑑 × 𝐴2 × √ 𝐴 2 [𝑊]
1− ( 2 )
𝐴1

5. Daya mekanik
2𝜋𝑛𝑇
𝑃𝑚 = atau 𝑃𝑚 = 𝐼 × 𝑉 × 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 [𝑊]
60

6. Efisiensi
𝑃
𝜂 = 𝑃𝑢 × 100%
𝑚

D. Alat yang Digunakan


1. Instalasi pengujian fan

6
2. Timbangan gantung digital
3. Penggaris
4. Dua buah manometer
E. Prosedur Kerja
1. Menyusun pipa – pipa sesuai pengujian yang dilakukan
2. Menggabungkan manometer yang besar dengan udara luar dan ujung satunya dengan
saluran pipa, setelah pipa pengarah. Dengan demikian, perbedaan tekanan di dalam
saluran dan udara luar dapat diketahui.
3. Menutup ujung saluran keluaran udara ( jangan rapat sekali, ini akan mengakibatkan
torsi start yang besar ).
4. Percobaan siap dilakukan.

F. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan tabel data pengukuran.
2. Mengkalibrasi peukur tekanan dan torsi.
3. Menghidupkan catu daya listrik.
4. Mengbesarkan kecepatan motor fan sampai mencapai harga tertentu (1500-3000 rpm).
Mencatat besaran-besaran yang diperlukan.
5. Membuka katup keluar setiap 1 cm sampai dengan bukaan yang 5 sampai diperoleh
laju aliran yang kira-kira sama dengan beda tekanan Bila kecepatan turun,
kembalikanlah sesuai dengan kecepatan pengujian dengan menambah putaran. Catatlah
besaran-besaran yang diperlukan.
6. Mengulangi prosedur 1-5 untuk berbagai pembukaan katup.
7. Mengulangi prosedur 1-6 untuk berbagai kecepatan.

7
G. Data Hasil Pengujian
Tabel 2. Hasil Pengujian
Putaran Bukaan V I Massa ∆𝒙 ∆𝒉
(rpm) (cm) (volt) (ampere) (kg) (cm) (cm)
2 1 0,225 2,6 1,4
4 1,2 0,260 2,7 1,8
6 1,25 0,310 2,7 1,9
1500 85
8 1,3 0,315 2,8 1,9
10 1,3 0,317 2,8 2
12 1,3 0,305 2,8 2,2
2 1,3 0,310 2,5 1,4
4 1,6 0,405 2,6 1,7
6 1,65 0,415 2,7 2,3
1800 100
8 1,7 0,420 2,8 2,4
10 1,75 0,400 2,9 2,5
12 1,75 0,410 2,9 2,5
2 1,6 0,395 3,5 1,8
4 2,0 0,500 3,1 2,9
6 2,1 0,550 3,4 3,1
2100 115
8 2,1 0,550 3,5 3,5
10 2,2 0,450 3,4 3,3
12 2,2 0,540 3,5 3,4
2 2,0 0,490 4,5 2,5
4 2,5 0,475 4,6 3,9
6 2,6 0,700 4,6 4,0
2400 130
8 2,6 0,705 4,7 4,1
10 2,6 0,680 4,7 4,2
12 2,6 0,680 4,6 4,4
2 2,5 0,660 6,1 3,4
2700 145
4 3,0 0,825 6,2 4,5

8
6 3,2 0,875 6,3 5,0
8 3,2 0,885 6,4 5,2
10 3,2 0,890 6,4 5,3
12 3,2 0,880 6,5 5,5

H. Perhitungan Data
1. Putaran 1500 rpm
a. Bukaan katup 2 cm
∆ℎ = 1,4 𝑐𝑚 = 0,014 𝑚 ➢ Mencari Debit
∆𝑥 = 2,6 𝑐𝑚 = 0,026 𝑚 𝑄𝑢 = 𝜋𝑟2 2 ∙ 𝑉2
𝑚 = 0,225 𝑘𝑔 𝑄𝑢 = 3,14 ∙ (0,0475)2 ∙ 22,814
➢ Mencari Laju Aliran Udara 𝑄𝑢 = 0,162 𝑚2 /𝑠
𝜌 ➢ Mencari Daya Output
2 ∙ 𝑔 ∙ ∆𝑥 [𝜌 𝑎𝑖𝑟 − 1] 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑢 ∙ 𝑄𝑢
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑉2 = √ 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝜌𝑢 ∙ 𝑔 ∙ ∆ℎ ∙ 𝑄𝑢
𝐴 2
1 − (𝐴2 ) 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 1,2 ∙ 9,81 ∙ 0,014 ∙ 0,162
1
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 0,027 𝑊
1000 ➢ Mencari Torsi
2 ∙ 9,81 ∙ 0,026 [ 1,2 − 1] 𝜏 =𝑚∙𝑔∙𝑅
𝑉2 = √ 2 𝜏 = 0,225 ∙ 9,81 ∙ 0,16
𝜋𝑟 2
1 − ( 2) 𝜏 = 0,353 𝑁𝑚
𝜋𝑟 ➢ Mencari Daya Input
2∙𝜋∙𝑛∙𝜏
1000 𝑃𝑖𝑛 =
2 ∙ 9,81 ∙ 0,026 [ 1,2 − 1] 60
𝑉2 = √ 2 2 ∙ 3,14 ∙ 1500 ∙ 0,353
0,04752 𝑃𝑖𝑛 =
1−( ) 60
0,07252 𝑃𝑖𝑛 = 55,421 𝑊
➢ Efisiensi Fan
1000 𝑃𝑜𝑢𝑡
2 ∙ 9,81 ∙ 0,026 [ − 1]
1,2 η= × 100%
𝑉2 = √ 𝑃𝑖𝑛
0,0475 4 0,027
1−( )
0,0725 η= × 100%
55,421
424,58988 η = 0,049%
𝑉2 = √
0,81574
𝑉2 = 22,814 𝑚/𝑠

9
b. Bukaan katup 4 cm
∆ℎ = 1,4 𝑐𝑚 = 0,014 𝑚 ➢ Mencari Debit
∆𝑥 = 2,7 𝑐𝑚 = 0,027 𝑚 𝑄𝑢 = 𝜋𝑟2 2 ∙ 𝑉2
𝑚 = 0,260 𝑘𝑔 𝑄𝑢 = 3,14 ∙ (0,0475)2 ∙ 23,24
➢ Mencari Laju Aliran Udara 𝑄𝑢 = 0,165 𝑚2 /𝑠
𝜌 ➢ Mencari Daya Output
2 ∙ 𝑔 ∙ ∆𝑥 [𝜌 𝑎𝑖𝑟 − 1] 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑢 ∙ 𝑄𝑢
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑉2 = √ 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝜌𝑢 ∙ 𝑔 ∙ ∆ℎ ∙ 𝑄𝑢
𝐴 2
1 − (𝐴2 ) 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 1,2 ∙ 9,81 ∙ 0,018 ∙ 0,165
1
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 0,035 𝑊
1000 ➢ Mencari Torsi
2 ∙ 9,81 ∙ 0,027 [ − 1] 𝜏 =𝑚∙𝑔∙𝑅
1,2
𝑉2 = √ 2 𝜏 = 0,260 ∙ 9,81 ∙ 0,16
𝜋𝑟 2
1 − ( 2) 𝜏 = 0,408 𝑁𝑚
𝜋𝑟
➢ Mencari Daya Input
2∙𝜋∙𝑛∙𝜏
1000 𝑃𝑖𝑛 =
2 ∙ 9,81 ∙ 0,027 [ 1,2 − 1] 60
𝑉2 = √ 2 2 ∙ 3,14 ∙ 1500 ∙ 0,408
0,04752 𝑃𝑖𝑛 =
1−( ) 60
0,07252 𝑃𝑖𝑛 = 64,056 𝑊
➢ Efisiensi Fan
1000 𝑃𝑜𝑢𝑡
2 ∙ 9,81 ∙ 0,027 [ 1,2 − 1]
η= × 100%
𝑉2 = √ 𝑃𝑖𝑛
0,0475 4 0,035
1−( )
0,0725 η= × 100%
64,056
440,92026 η = 0,055%
𝑉2 = √
0,81574
𝑉2 = 23,249 𝑚/𝑠

c. Bukaan katup 6 cm
∆ℎ = 1,9 𝑐𝑚 = 0,019 𝑚
1000
∆𝑥 = 2,7 𝑐𝑚 = 0,027 𝑚 2 ∙ 9,81 ∙ 0,027 [ 1,2 − 1]
𝑚 = 0,310 𝑘𝑔 𝑉2 = √ 2
➢ Mencari Laju Aliran Udara 0,04752
1−( )
0,07252
𝜌
2 ∙ 𝑔 ∙ ∆𝑥 [𝜌 𝑎𝑖𝑟 − 1]
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 1000
𝑉2 = √ 2 ∙ 9,81 ∙ 0,027 [ 1,2 − 1]
𝐴2 2 𝑉2 = √
1 − (𝐴 )
1 0,0475 4
1−( )
0,0725
1000
2 ∙ 9,81 ∙ 0,027 [ 1,2 − 1]
440,92026
𝑉2 = √ 2 𝑉2 = √
𝜋𝑟 2 0,81574
1 − ( 2)
𝜋𝑟 𝑉2 = 23,249 𝑚/𝑠

10
➢ Mencari Debit ➢ Mencari Daya Input
𝑄𝑢 = 𝜋𝑟2 2 ∙ 𝑉2 2∙𝜋∙𝑛∙𝜏
𝑃𝑖𝑛 =
𝑄𝑢 = 3,14 ∙ (0,0475)2 ∙ 23,249 60
𝑄𝑢 = 0,165 𝑚2 /𝑠 2 ∙ 3,14 ∙ 1500 ∙ 0,487
𝑃𝑖𝑛 =
➢ Mencari Daya Output 60
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑢 ∙ 𝑄𝑢 𝑃𝑖𝑛 = 76,459 𝑊
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝜌𝑢 ∙ 𝑔 ∙ ∆ℎ ∙ 𝑄𝑢 ➢ Efisiensi Fan
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 1,2 ∙ 9,81 ∙ 0,019 ∙ 0,165 𝑃𝑜𝑢𝑡
η= × 100%
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 0,037 𝑊 𝑃𝑖𝑛
➢ Mencari Torsi 0,037
η= × 100%
𝜏 =𝑚∙𝑔∙𝑅 76,459
𝜏 = 0,310 ∙ 9,81 ∙ 0,16 η = 0,048%
𝜏 = 0,487 𝑁𝑚
d. Bukaan katup 8 cm
∆ℎ = 1,9 𝑐𝑚 = 0,019 𝑚 ➢ Mencari Debit
∆𝑥 = 2,8 𝑐𝑚 = 0,028 𝑚 𝑄𝑢 = 𝜋𝑟2 2 ∙ 𝑉2
𝑚 = 0,315 𝑘𝑔 𝑄𝑢 = 3,14 ∙ (0,0475)2 ∙ 23,676
➢ Mencari Laju Aliran Udara 𝑄𝑢 = 0,168 𝑚2 /𝑠
𝜌 ➢ Mencari Daya Output
2 ∙ 𝑔 ∙ ∆𝑥 [𝜌 𝑎𝑖𝑟 − 1] 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑢 ∙ 𝑄𝑢
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑉2 = √ 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝜌𝑢 ∙ 𝑔 ∙ ∆ℎ ∙ 𝑄𝑢
𝐴2 2
1 − (𝐴 ) 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 1,2 ∙ 9,81 ∙ 0,019 ∙ 0,168
1
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 0,038 𝑊
1000 ➢ Mencari Torsi
2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ 1,2 − 1] 𝜏 =𝑚∙𝑔∙𝑅
𝑉2 = √ 2 𝜏 = 0,315 ∙ 9,81 ∙ 0,16
𝜋𝑟 2
1− ( ) 𝜏 = 0,494 𝑁𝑚
𝜋𝑟 2 ➢ Mencari Daya Input
2∙𝜋∙𝑛∙𝜏
1000 𝑃𝑖𝑛 =
2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ 1,2 − 1] 60
𝑉2 = √ 2 2 ∙ 3,14 ∙ 1500 ∙ 0,494
0,04752 𝑃𝑖𝑛 =
1−( ) 60
0,07252 𝑃𝑖𝑛 = 77,558 𝑊
➢ Efisiensi Fan
1000 𝑃𝑜𝑢𝑡
2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ 1,2 − 1]
𝑉2 = √ η= × 100%
𝑃𝑖𝑛
0,0475 4 0,038
1−( )
0,0725 η= × 100%
77,558
457,25064 η = 0,049%
𝑉2 = √
0,81574
𝑉2 = 23,676 𝑚/𝑠

11
e. Bukaan katup 10 cm
∆ℎ = 2,0 𝑐𝑚 = 0,02 𝑚 ➢ Mencari Debit
∆𝑥 = 2,8 𝑐𝑚 = 0,028 𝑚 𝑄𝑢 = 𝜋𝑟2 2 ∙ 𝑉2
𝑚 = 0,317 𝑘𝑔 𝑄𝑢 = 3,14 ∙ (0,0475)2 ∙ 23,676
➢ Mencari Laju Aliran Udara 𝑄𝑢 = 0,168 𝑚2 /𝑠
𝜌 ➢ Mencari Daya Output
2 ∙ 𝑔 ∙ ∆𝑥 [𝜌 𝑎𝑖𝑟 − 1] 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑢 ∙ 𝑄𝑢
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑉2 = √ 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝜌𝑢 ∙ 𝑔 ∙ ∆ℎ ∙ 𝑄𝑢
𝐴 2
1 − (𝐴2 ) 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 1,2 ∙ 9,81 ∙ 0,020 ∙ 0,168
1
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 0,040 𝑊
1000 ➢ Mencari Torsi
2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ − 1] 𝜏 =𝑚∙𝑔∙𝑅
1,2
𝑉2 = √ 2 𝜏 = 0,317 ∙ 9,81 ∙ 0,16
𝜋𝑟 2
1 − ( 2) 𝜏 = 0,498 𝑁𝑚
𝜋𝑟
➢ Mencari Daya Input
2∙𝜋∙𝑛∙𝜏
1000 𝑃𝑖𝑛 =
2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ 1,2 − 1] 60
𝑉2 = √ 2 2 ∙ 3,14 ∙ 1500 ∙ 0,498
0,04752 𝑃𝑖𝑛 =
1−( ) 60
0,07252 𝑃𝑖𝑛 = 78,186 𝑊
➢ Efisiensi Fan
1000 𝑃𝑜𝑢𝑡
2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ 1,2 − 1]
η= × 100%
𝑉2 = √ 𝑃𝑖𝑛
0,0475 4 0,040
1−( )
0,0725 η= × 100%
78,186
457,25064 η = 0,051%
𝑉2 = √
0,81574
𝑉2 = 23,676 𝑚/𝑠
f. Bukaan katup 12 cm
∆ℎ = 2,2 𝑐𝑚 = 0,022 𝑚
1000
∆𝑥 = 2,8 𝑐𝑚 = 0,028 𝑚 2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ 1,2 − 1]
𝑚 = 0,325 𝑘𝑔 𝑉2 = √ 2
➢ Mencari Laju Aliran Udara 0,04752
1−( )
0,07252
𝜌
2 ∙ 𝑔 ∙ ∆𝑥 [𝜌 𝑎𝑖𝑟 − 1]
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 1000
𝑉2 = √ 2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ 1,2 − 1]
𝐴 2 𝑉2 = √
1 − (𝐴2 )
1 0,0475 4
1−( )
0,0725
1000
2 ∙ 9,81 ∙ 0,028 [ 1,2 − 1]
457,25064
𝑉2 = √ 2 𝑉2 = √
𝜋𝑟 2 0,81574
1 − ( 2)
𝜋𝑟 𝑉2 = 23,676 𝑚/𝑠

12
➢ Mencari Debit ➢ Mencari Daya Input
𝑄𝑢 = 𝜋𝑟2 2 ∙ 𝑉2 2∙𝜋∙𝑛∙𝜏
𝑃𝑖𝑛 =
𝑄𝑢 = 3,14 ∙ (0,0475)2 ∙ 23,676 60
𝑄𝑢 = 0,168 𝑚2 /𝑠 2 ∙ 3,14 ∙ 1500 ∙ 0,510
𝑃𝑖𝑛 =
➢ Mencari Daya Output 60
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑢 ∙ 𝑄𝑢 𝑃𝑖𝑛 = 80,07 𝑊
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝜌𝑢 ∙ 𝑔 ∙ ∆ℎ ∙ 𝑄𝑢 ➢ Efisiensi Fan
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 1,2 ∙ 9,81 ∙ 0,022 ∙ 0,168 𝑃𝑜𝑢𝑡
η= × 100%
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 0,044 𝑊 𝑃𝑖𝑛
➢ Mencari Torsi 0,044
η= × 100%
𝜏 =𝑚∙𝑔∙𝑅 80,07
𝜏 = 0,325 ∙ 9,81 ∙ 0,16 η = 0,055%
𝜏 = 0,510 𝑁𝑚
Sehingga dapat diperoleh data dari perhitungan di atas yaitu sebagai berikut:

P in
Putaran Bukaan (cm) Qu m2/s 𝝉 (Nm) P out (Watt) 𝛈 (%)
(Watt)
2 0,162 0,353 0,027 55,421 0,049
4 0,165 0,408 0,035 64,056 0,055
6 0,165 0,487 0,037 76,459 0,048
1500
8 0,168 0,494 0,038 77,558 0,049
10 0,168 0,498 0,040 78,186 0,051
12 0,168 0,510 0,044 80,070 0,055
2 0,158 0,487 0,026 91,751 0,028
4 0,162 0,636 0,032 119,822 0,027
6 0,165 0,651 0,045 122,648 0,037
1800
8 0,168 0,659 0,047 124,156 0,038
10 0,171 0,628 0,050 118,315 0,042
12 0,171 0,644 0,050 121,330 0,041
2 0,188 0,620 0,040 136,276 0,029
4 0,176 0,785 0,060 172,543 0,035
6 0,185 0,863 0,064 189,687 0,034
2100
8 0,188 0,863 0,077 189,687 0,041
10 0,185 0,706 0,068 155,179 0,044
12 0,188 0,848 0,075 186,390 0,040
2 0,214 0,769 0,214 193,173 0,033
4 0,250 0,746 0,115 187,395 0,061
6 0,250 1,099 0,117 276,069 0,042
2400
8 0,213 1,107 0,103 278,078 0,036
10 0,213 1,067 0,105 268,030 0,039
12 0,250 1,067 0,129 268,030 0,048
2 0,248 1,036 0,099 292,774 0,034
4 0,250 1,295 0,132 365,967 0,036
2700
6 0,252 1,373 0,148 388,010 0,044
8 0,254 1,389 0,155 392,431 0,039

13
10 0,254 1,397 0,158 394,792 0,040
12 0,256 1,381 0,166 390,271 0,043
I. Grafik Efisiensi
➢ Putaran 1500 rpm

Gambar 1. Hubungan Efisiensi terhadap Bukaan Katup pada Putaran 1500 rpm
➢ Putaran 1800 rpm

Gambar 2. Hubungan Efisiensi terhadap Bukaan Katup pada Putaran 1800 rpm

14
➢ Putaran 2100 rpm

Gambar 3. Hubungan Efisiensi terhadap Bukaan Katup pada Putaran 2100 rpm
➢ Putaran 2400 rpm

Gambar 4. Hubungan Efisiensi terhadap Bukaan Katup pada Putaran 2400 rpm
➢ Putaran 2700 rpm

Gambar 5. Hubungan Efisiensi terhadap Bukaan Katup pada Putaran 2700 rpm

15
➢ Perbandingan Seluruh Hasil Efisiensi

Gambar 6. Karakteristik Efisiensi terhadap Bukaan Katup


pada Putaran (1500,1800,2100,2400,2700) rpm
J. Pembahasan
Praktikum “Pengujian Fan Test” dilakukan dengan variasi 5 putaran yaitu 1500
rpm, 1800 rpm, 2100 rpm, 2400 rpm, dan 2700 rpm dengan masing-masing bukaan 0 cm
– 5 cm. Secara teori, dapat dinyatakan apabila putaran rpm naik maka nilai daya output
cenderung semakin besar, namun jika pada putaran tetap dan bukaan yang berbeda apabila
semakin besar bukaan maka nilai daya output cenderung semakin besar. Akan tetapi, pada
praktikum terjadi penurunan saat putaran 2100 rpm apabila dilihat dari nilai rata-ratanya.
Melalui data perhitungan, nilai daya paling tinggi berada pada putaran 2700 rpm yaitu
sebesar 0.143 watt dan nilai daya paling rendah berada pada putaran 1500 rpm yaitu sebesar
0.0368 watt. Berdasarkan perolehan data dan perhitungan, efisiensi semakin tinggi saat
putaran semakin juga besar.
Performa atau karakteristik pada fan dapat diketahui melalui “Grafik Hubungan
Efisiensi Terhadap Bukaan Katup”. Pada putaran 1800 rpm memiliki performa yang
terbaik dapat dilihat pada Gambar 2. dimana semakin besar bukaan katup maka efisiensi
juga semakin besar.
Berdasarkan data pengujian dan perhitungan tertera bahwa apabila putaran rpm
naik maka nilai daya output cenderung semakin besar, namun jika pada putaran tetap dan
bukaan yang berbeda apabila semakin besar bukaan maka nilai daya output cenderung

16
semakin kecil. Nilai daya input apabila putaran rpm semakin naik maka nilainya cenderung
semakin besar dan apabila bukaannya semakin besar dengan kondisi putaran yang
tetap/stabil maka nilai daya inputnya cenderung semakin kecil. Debit udara cenderung
tidak stabil nilainya namun apabila berpatokan pada setiap bukaan pertama yaitu pada
bukaan 2 cm dengan rpm tetap maka semakin tinggi rpm, nilainya semakin tinggi pula.
Untuk nilai efisiensi keseluruhan berada pada angka presentase 0,025% - 0,065%, namun
grafik dari masing masing jenis putaran tidak sama, artinya ada yang naik turun. Hal itu
disebabkan karena adanya salah satu sambungan pipa yang kurang rapat, sehingga
mempengaruhi nilai effisiensi.
K. Kesimpulan
Pada pembahasan laporan praktikum berdasarkan data pengujian dan perhitungan
disimpulkan bahwa :
➢ Nilai daya output, daya input, dan debit udara nilainya sebanding dengan putaran rpm,
yaitu apabila rpm semakin naik putarannya maka nilai-nilai tersebut akan semakin besar
dan juga sebaliknya.
➢ Nilai daya output, daya input, dan debit udara nilainya berbanding terbalik dengan besar
bukaan pada pipa, yaitu apabila bukaan semakin lebar maka nilainya akan semakin
kecil.
➢ Putaran rpm dan bukaan berpengaruh terhadap nilai effisiensi.

17

Anda mungkin juga menyukai