Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

KEHILANGAN TINGGI TEKAN PADA PIPA LURUS

Disusun oleh:

Nama Kelompok:
1. Tatap Dumaria Napitupulu (3.22.19.2.22)
2. Winda Margaretha (3.22.19.2.23)
3. Ziva Ahmad Khoyri (3.22.19.2.24)
Kelas : KE 2C

PROGRAM STUDI KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................. i


Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii
Isi .................................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................................ 1
C. Dasar Teori .................................................................................................................... 1
D. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 2
E. Langkah Kerja ............................................................................................................... 3
F. Data Hasil Pecobaan ..................................................................................................... 4
Perhitungan .................................................................................................................... 5
G. Pembahasan ................................................................................................................... 10
H. Kesimpulan ..................................................................................................................... 11
Lampiran ...................................................................................................................................... 12

ii
KEHILANGAN TINGGI TEKAN PADA PIPA LURUS

A. Latar Belakang
Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara kontinyu (terus menerus) bila
terkena tegangan geser, betapapun kecilnya tegangan geser itu. Gaya geser adalah
komponen gaya yang menyinggung permukaan dan gaya ini yang dibagi dengan luas
permukaan tersebut adalah tegangan geser rata-rata pada permukaan itu
(Streeter,Wylie: 1985). Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai
partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Zat tersebut
dapat berupa cairan maupun gas.Aliran fluida dapat dipahami dari sifat-sifat dasar
fluida yaitu kerapatan, berat jenis, tekanan, suhu dan kekentalan.
Fluida inkompresibel/ tak termampatkan adalah fluida yang kerapatannya tidak
dipengaruhi oleh perubahan suhu maupun tekanan. Karakter struktur aliran internal
(dalam pipa) sangat tergantung dari kecepatan rata-rata aliran dalam pipa, densitas,
viskositas dan diameter pipa.Aliran fluida dalam pipa mungkin merupakan aliran
laminar ataupun turbulen. Dua klasifikasi aliran fluida diatas dikemukakan kali
pertama oleh Osborn Reynolds dengan menggunakan sebuah peralatan sederhana
seperti pada gambar di bawah.

Gambar Eksperimen Ilustrasi Jenis Aliran (Munson, dkk., 2005)

B. Tujuan
a. Menentukan kehilangan tinggi tekan akibat geekan di dalam pipa lurus.
b. Menentukan kekasaran pipa dari pipa PVC sch 40 1”.
c. Dapat membandingkan hasil percobaan dengan harga – harga dari literatur.

C. Dasar Teori
Head loss adalah penurunan tekanan pada fluida yang mengalir di dalam
pipa. Head loss pada instalasi pipa disebabkan oleh beberapa hal, secara garis besar

1
dibagi menjadi 2 yaitu major head loss dan minor head loss. Major head
loss disebabkan oleh gesekan antara fludia yang mengalir dengan dinding pipa
dan minor head loss disebabkan oleh beberapa hal antara lain, aliran masuk fluida ke
dalam pipa (inlet), aliran keluar fluida dari pipa (outlet), sambungan pipa/ fitting atau
sambungan pipa tanpa fitting/butt fusion, dan yang terakhir katup/valve. Nilai k adalah
sebuah koefisien yang telah ditentukan oleh para ahli.
Untuk menentukan besarnya minor head loss dapat dihitung dengan persamaan
Darcy-Weisbach sebagai berikut.
1. Menentukan debit
𝐴 .𝐻
𝑄=
1000 . 𝑡
Dimana: Q = debit (liter/detik)
A = luas penampang (cm2)
H = tinggi air di dalam bak ukur (cm)
t = waktu (detik)
2. Menentukan bilangan Reynold
𝑣 .𝑑
𝑅𝑒 =
𝜈
𝑄
Dimana: v = kecepatan aliran di dalam pipa, dihitung dengan rumus 𝑣 = 𝐴

d = diameter pipa
𝜈 = kekentalan air
3. Kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus
𝑙 𝑣2
𝐻𝑙 = 𝜆
𝑑 2𝑔
Dimana: 𝐻𝑙 = kehilangan tinggi tekan karena gesekan pipa
𝜆 = koefisien gesek Darcy
d = diameter pipa
l = panjang pipa
v = kecepatan aliran di dalam pipa
g = percepatan gravitasi
4. Hubungan antara bilangan Reynold dengan koefisien Darcy, menurut Blassius dapat
dituliskan sebagai berikut:
0,316
𝜆 = 0,25
𝑅𝑒

D. Alat yang digunakan


1. Instalasi pipa/jaringan pipa
2. Stopwatch
3. Thermometer
4. Mistar ukur

2
5. Jangka sorong
E. Langkah Kerja
a. Persiapan Pengujian
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam mengoperasikan:
1. Mengisi tangka penampung dengan air.
2. Menutup semua kran.
3. Menghidupkan pompa dengan cara menekan tombol pada posisi “On”.
b. Jalannya Pengujian
1. Mengukur temperatur air di dalam bak ukur.
2. Mengukur panjang dan diameter dalam dari pipa yang diuji.
3. Menutup semua kran pada instalasi pipa.
4. Membuka kran pada titik pengukuran pada pipa yang akan diuji.
5. Jika ada gelembung udara di dalam tabung manometer, maka tekanan tidak
akan sama. Kemudian menarik sambungan tabung dan mengalirkan udara
keluar smapai berisi air.
6. Bila udara sudah keluar, semua tinggi tekanan pada manometer akan rata. Bila
satu sama lain belum rata maka mengulangi lagi untuk mengeluarkan udara
dari manometer.
7. Membuka katup pada pipa yang akan diuji pada posisi bukaan tertentu.
8. Mengukur debit masing – masing tiga kali dan mengambil rata – ratanya.
Caranya dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh air untuk mencapai
ketinggian air tertentu di dalam bak ukur.
9. Mencatat harga tekanan pada titik – titik pengukuran.
10. Mengulangi Langkah 7 sampai dengan 9 dengan mengubah lebar bukaan katup,
sehingga diperoleh hasil pengamatan untuk beberapa harga debit yang berbeda.

Gambar Skema Alat Uji

3
F. Data Hasil Percobaan
Jenis pipa : Pipa PVC sch 40 1”
d = 1,049 inch = 2,66446 cm = 0,0266446 m
l = 150 cm = 1,5 m
Ptangki = 40 cm = 0,4 m
Ltangki = 40 cm = 0,4 m
Temp. Air = 29˚C
ν = 0,818 x 10-6 m2/s

No. Tinggi Air (H) Waktu (t) Tinggi Manometer


Percobaan (cm) (cm) h1 (cm) h2 (cm)
1 3 13,66 20 16
2 3 17,6 19 16
3 3 15,34 19 16
Rata - rata 3 15,53 19,33 16
1 3 13,78 24 21
2 3 14,53 23 20
3 3 18,47 24 21
Rat - rata 3 15,59 23,67 20,67
1 3 16,28 29 26
2 3 15,21 30 27
3 3 14,81 30 26
Rata – rata 3 15,43 29,67 26,33
1 3 15,84 34 31
2 3 14,75 35 32
3 3 15,37 35 32
Rata – rata 3 15,32 34,67 31,67
1 3 16,47 39 36
2 3 16,91 38 36
3 3 18,22 39 37
Rata – rata 3 17,18 38,67 36,33
1 3 20,09 44 41
2 3 19,56 43 41
3 3 19,32 43 40
Rata – rata 3 19,66 43,33 40,67

4
Perhitungan
Jenis pipa : Pipa PVC sch 40 1”
d = 1,049 inch = 2,66446 cm = 0,0266446 m
l = 150 cm = 1,5 m
Ptangki = 40 cm = 0,4 m
Ltangki = 40 cm = 0,4 m
Temp. Air = 29˚C
ν = 0,818 x 10-6 m2/s
Luas penampang pipa
𝜋
𝐴𝑝 = 𝑑2
4
3,14
𝐴𝑝 = 4 (0,0266446𝑚)2
𝐴𝑝 = 0,00056 𝑚2
Luas penampang tangka
𝐴𝑇 = 𝑝 𝑥 𝑙
𝐴𝑇 = 0,4𝑚 𝑥 0,4𝑚
𝐴𝑇 = 0,16 𝑚2
➢ t = 15,53 s
𝐴𝑇 . 𝐻
𝑄=
𝑡
0,16𝑚2 . 0,03𝑚
𝑄=
15,53 𝑠
𝑸 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝒎𝟑 /𝒔
𝑄
𝑣=
𝐴𝑝
0,00031 𝑚3 /𝑠
𝑣=
0,00056 𝑚2
𝒗 = 𝟎, 𝟓𝟓 𝒎/𝒔
𝑣 .𝑑
𝑅𝑒 =
𝜈
0,55 𝑚/𝑠 . 0,0266446 𝑚
𝑅𝑒 =
0,818 𝑥 10−6 𝑚2 /𝑠

𝑹𝒆 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟖 𝒙 𝟏𝟎𝟔
𝐻 .𝑑 .2 .𝑔
𝜆=
𝑙 . 𝑣2
0,03𝑚 . 0,0266446𝑚 . 2 . 9,806 𝑚/𝑠 2
𝜆=
1,5𝑚 . (0,55𝑚/𝑠)2

5
𝝀 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟒
𝑘𝑠
= 0,0045
𝑑
𝑘𝑠 = 0,0045 𝑥 𝑑

𝑘𝑠 = 0,0045 𝑥 0,0266446𝑚

𝑘𝑠 = 0,00012 𝑚

𝒌𝒔 = 𝟏, 𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 𝒎
➢ t = 15,59 s
𝐴𝑇 . 𝐻
𝑄=
𝑡
0,16𝑚2 . 0,03𝑚
𝑄=
15,59 𝑠
𝑸 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟑 𝒎𝟑 /𝒔
𝑄
𝑣=
𝐴𝑝
0,0003 𝑚3 /𝑠
𝑣=
0,00056 𝑚2
𝒗 = 𝟎, 𝟓𝟒 𝒎/𝒔
𝑣 .𝑑
𝑅𝑒 =
𝜈
0,54 𝑚/𝑠 . 0,0266446 𝑚
𝑅𝑒 =
0,818 𝑥 10−6 𝑚2 /𝑠

𝑹𝒆 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟔
𝐻 .𝑑 .2 .𝑔
𝜆=
𝑙 . 𝑣2
0,03𝑚 . 0,0266446𝑚 . 2 . 9,806 𝑚/𝑠 2
𝜆=
1,5𝑚 . (0,54𝑚/𝑠)2

𝝀 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟔
𝑘𝑠
= 0,006
𝑑
𝑘𝑠 = 0,006 𝑥 𝑑

𝑘𝑠 = 0,006 𝑥 0,0266446𝑚

𝑘𝑠 = 0,00016 𝑚
6
𝒌𝒔 = 𝟏, 𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 𝒎
➢ t = 15,43 s
𝐴𝑇 . 𝐻
𝑄=
𝑡
0,16𝑚2 . 0,03𝑚
𝑄=
15,43 𝑠
𝑸 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏𝟏 𝒎𝟑 /𝒔
𝑄
𝑣=
𝐴𝑝
0,000311 𝑚3 /𝑠
𝑣=
0,00056 𝑚2
𝒗 = 𝟎, 𝟓𝟓𝟔 𝒎/𝒔
𝑣 .𝑑
𝑅𝑒 =
𝜈
0,556 𝑚/𝑠 . 0,0266446 𝑚
𝑅𝑒 =
0,818 𝑥 10−6 𝑚2 /𝑠

𝑹𝒆 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟖𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟔
𝐻 .𝑑 .2 .𝑔
𝜆=
𝑙 . 𝑣2
0,03𝑚 . 0,0266446𝑚 . 2 . 9,806 𝑚/𝑠 2
𝜆=
1,5𝑚 . (0,555𝑚/𝑠)2

𝝀 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟑
𝑘𝑠
= 0,0041
𝑑
𝑘𝑠 = 0,0041 𝑥 𝑑

𝑘𝑠 = 0,0041 𝑥 0,0266446𝑚

𝑘𝑠 = 0,000109 𝑚

𝒌𝒔 = 𝟏, 𝟎𝟗 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 𝒎
➢ t = 15,32 s
𝐴𝑇 . 𝐻
𝑄=
𝑡
0,16𝑚2 . 0,03𝑚
𝑄=
15,32 𝑠
𝑸 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏𝟑 𝒎𝟑 /𝒔
7
𝑄
𝑣=
𝐴𝑝
0,000313 𝑚3 /𝑠
𝑣=
0,00056 𝑚2
𝒗 = 𝟎, 𝟓𝟔 𝒎/𝒔
𝑣 .𝑑
𝑅𝑒 =
𝜈
0,56 𝑚/𝑠 . 0,0266446 𝑚
𝑅𝑒 =
0,818 𝑥 10−6 𝑚2 /𝑠

𝑹𝒆 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟖𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟔
𝐻 .𝑑 .2 .𝑔
𝜆=
𝑙 . 𝑣2
0,03𝑚 . 0,0266446𝑚 . 2 . 9,806 𝑚/𝑠 2
𝜆=
1,5𝑚 . (0,56𝑚/𝑠)2

𝝀 = 𝟎, 𝟎𝟑
𝑘𝑠
= 0,004
𝑑
𝑘𝑠 = 0,004 𝑥 𝑑

𝑘𝑠 = 0,004 𝑥 0,0266446𝑚

𝑘𝑠 = 0,000107 𝑚

𝒌𝒔 = 𝟏, 𝟎𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 𝒎

➢ t = 17,18 s
𝐴𝑇 . 𝐻
𝑄=
𝑡
0,16𝑚2 . 0,03𝑚
𝑄=
17,18 𝑠
𝑸 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟖 𝒎𝟑 /𝒔
𝑄
𝑣=
𝐴𝑝
0,00028 𝑚3 /𝑠
𝑣=
0,00056 𝑚2
𝒗 = 𝟎, 𝟓 𝒎/𝒔
𝑣 .𝑑
𝑅𝑒 =
𝜈

8
0,5 𝑚/𝑠 . 0,0266446 𝑚
𝑅𝑒 =
0,818 𝑥 10−6 𝑚2 /𝑠

𝑹𝒆 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟔 𝒙 𝟏𝟎𝟔
𝐻 .𝑑 .2 .𝑔
𝜆=
𝑙 . 𝑣2
0,03𝑚 . 0,0266446𝑚 . 2 . 9,806 𝑚/𝑠 2
𝜆=
1,5𝑚 . (0,5𝑚/𝑠)2

𝝀 = 𝟎, 𝟎𝟒
𝑘𝑠
= 0,01
𝑑
𝑘𝑠 = 0,01 𝑥 𝑑

𝑘𝑠 = 0,01 𝑥 0,0266446𝑚

𝑘𝑠 = 0,000266 𝑚

𝒌𝒔 = 𝟐, 𝟔𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 𝒎
➢ t = 19,66 s
𝐴𝑇 . 𝐻
𝑄=
𝑡
0,16𝑚2 . 0,03𝑚
𝑄=
19,66 𝑠
𝑸 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟒 𝒎𝟑 /𝒔
𝑄
𝑣=
𝐴𝑝
0,00024 𝑚3 /𝑠
𝑣=
0,00056 𝑚2
𝒗 = 𝟎, 𝟒𝟑 𝒎/𝒔
𝑣 .𝑑
𝑅𝑒 =
𝜈
0,43 𝑚/𝑠 . 0,0266446 𝑚
𝑅𝑒 =
0,818 𝑥 10−6 𝑚2 /𝑠

𝑹𝒆 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟔
𝐻 .𝑑 .2 .𝑔
𝜆=
𝑙 . 𝑣2

9
0,03𝑚 . 0,0266446𝑚 . 2 . 9,806 𝑚/𝑠 2
𝜆=
1,5𝑚 . (0,43𝑚/𝑠)2

𝝀 = 𝟎, 𝟎𝟔
𝑘𝑠
= 0,03
𝑑
𝑘𝑠 = 0,03 𝑥 𝑑

𝑘𝑠 = 0,03 𝑥 0,0266446𝑚

𝑘𝑠 = 0,000799 𝑚

𝒌𝒔 = 𝟕, 𝟗𝟗 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 𝒎
Sehingga, didapatkan tabel seperti di bawah ini.

No. Q (m3/s) 𝑘𝑠
Hl(m) v Re 𝜆 𝑘𝑠 (m)
Perc. 𝑑
1 0,03 0,00031 0,55 0,018 x 106 0,034 0,0045 1,2 x 10-4

2 0,03 0,0003 0,54 0,017 x 106 0,036 0,006 1,6 x 10-4

3 0,03 0,000311 0,556 0,0181 x 106 0,033 0,0041 1,09 x 10-4

4 0,03 0,000313 0,56 0,0182 x 106 0,03 0,004 1,07 x 10-4

5 0,03 0,00028 0,5 0,026 x 106 0,04 0,01 2,66 x 10-4

6 0,03 0,00024 0,43 0,014 x 106 0,06 0,03 7,99 x 10-4

G. Pembahasan
Dalam percobaan ini didapatkan kehilangan tinggi tekan pada pipa PVC yang
diakibatkan oleh gesekan di dalam pipa. Sehingga didapatkan nilai kekasaran relatif pada
percobaan tersebut. Pada percobaan ini untuk mendapatkan adanya kehilangan tinggi tekan
pada pipa, maka harus menghitung debit, kecepatan aliran, bilangan Reynold (Re), dan
faktor friksi (λ). Setelah dihitung, maka diperoleh bahwa aliran dalam pipa termasuk aliran
turbulen karena bilangan Reynolnya lebih dari 4000. Untuk nilai ks pada percobaan ini
apabila dirata – rata diperoleh kekasaran relative sebesar 0,00026m. Jika dibandingkan
dengan nilai literatur maka lebih kecil atau lebih halus dari nilai kekasaran relative literatur.
Pada nilai kekasaran relatif pipa PVC berkisar antara 0,0015 – 0,007m. hal ini dapat terjadi
mungkin dalam melakukan praktikum kurang teliti atau mungkin karena alat dan pipa yang
digunakan ada beberapa yang sedikit eror.

10
Setelah melakukan percobaan kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus dapat
diketahui bahwa debit berbanding lurus dengan kecepatan dan bilangan Reynold.
Sebaliknya debit berbanding terbalik dengan factor friksi (λ) dan nilai kekasaran relative
(ks). Sehingga, apabila nilai debit, kecepatan aliran, dan bilangan Reynold tinggi, maka
besarnya nilai factor friksi dan kekasaran relative semakin rendah.

H. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus kita dapat
menentukan nilai kekasaran relative pada pipa. Selain itu juga dapat membandingkan nilai
ketetapan yang ada pada literatur. Pada percobaan ini, diperoleh bahwa nilai kekasarannya
tidak sesuai dengan nilai kekasaran relatif secara literatur karena nilainya lebih kecil
dibandingkan nilai kekasaran relati secara literatur.

11
LAMPIRAN

12
13

Anda mungkin juga menyukai