PROGRAM STUDI
D3-Konstruksi Sipil
JURUSAN TEKNIK SIPIL
1
Aliran di Atas Ambang Tajam
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk menaikkan tinggi
muka air serta menentukan debit aliran air. Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway)
merupakan salah satu jenis aliran pada saluran terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk
tirai luapan (flow nappe) yang akan terjadi di atas ambang tersebut. Tirai luapan ini dianggap
mengalami pengudaraan, yaitu keadaan saat permukaan atas dan bawah tirai luapan tersebut
memiliki tekanan udara luar sepenuhnya. Namun, pengudaraan di bawah tirai luapan kurang
sempurana. Hal ini berarti terjadi pengurangan tekanan di bawah tirai luapan akibat udara yang
tergantikan oleh pancaran air.
2
Karena panjang puncak lebih kecil daripada lebar saluran, maka panjang puncak ambang
yang dipakai adalah panjang puncak ambang efektif karena terjadi kontraksi ujung (end
contraction).
Dimana:
V : Kecepatan aliran (m/dt)
µ : Koefisien debit ambang tajam, 𝜇 = 0,63
b : lebar ambang (m)
z : Tinggi permukaan air di atas puncak ambang (diukur di tempat
dimana garis arusnya masih lurus)
g : Percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)
3
Volume aliran dapat dihitung berdasarkan lebar aliran (b)
dan tinggi aliran (z), dimana (b) adalah konstan yaitu 2z, z dapat
diukur secara langsung dari pengamatan. Nilai dari ho = 4.7 cm
dan h1 = 6.0 cm , sehingga tinggi z adalah :
Dimana: V :
Kecepatan aliran (m/dt)
µ : Koefisien debit ambang tajam
b : lebar ambang (m)
z : Tinggi permukaan air di atas puncak ambang (diukur di
tempat dimana garis arusnya masih lurus)
µ = 0.63 dan tan 45° = 1
g : Percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)
4
2) Model Ambang Segitiga dan Ambang Segiempat
4) Stopwatch
5
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Peralatan ambang ditempatkan di atas peralatan ambang, pasang selang suplai dan selang
outlet pada peralatan tersebut.
2. Plat ambang dipasangkan dengan membuka mur kupu-kupu yang ada pada peralatan ambang,
dan keraskan lagi setelah ambang terpasang.
3. Posisi peralatan ambang didatarkan dengan meletakan nivo tabung diatasnya, dan memutar
skrup-skrup pendatar pada keempat kaki peralatan tersebut.
4. Menyambungkan aliran listrik pada pada pompa suplai untuk menghidupkan mesin pompa
hingga air mengalir melalui saluran dan biarkan sampai muka air naik hingga melebihi tinggi
puncak ambang.
5. Kran suplai ditutup dan tunggu sampai tinggi air saluran sama dengan tinggi puncak ambang
(h = 0).
6. Mengarahkan alat pengatur ketinggian aliran tepat pada angka “0” , dilanjutkan dengan
mengatur ujung jarum tepat pada muka air sehingga posisi tersebut dapat dianggap sebagai garis
datum.
7. Buka kran suplai dan atur supaya ketinggian muka air di atas ambang sesuai dengan yang
diinginkan, yaitu dengan menghimpitkan muka air dengan ujung jarum yang ada pada alat
pengukur ketinggan aliran.
8. Debit air diukur dengan menggunakan bak pengukur debit dengan cara mengukur langsung
volume yang ada pada bak penampungan secara langsung menggunakan stopwatch.
9. Debit diukur sebanyak 3 kali, dan ambil rata-rata hasil pengukuran untuk setiap besaran debit
yang diukur.
10. Prosedur di atas diulangi dengan menaikkan tinggi muka air di atas ambang, dengan
mengatur ketinggian jarum dan debit aliran.
11. Hasil percobaan diimplementasikan dalam bentuk tabel perhitungan berdasarkan rumus-
rumus yang diberikan dalam teori.
12. Dari hasil analisis, grafik hubungan antara ”Q dengan h” dapat dibuat untuk masing-masing
ambang.
13. Menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang saudara lakukan dan bandingkan dengan teori
yang telah saudara dapatkan maupun dari literatur.
6
E. DATA HASIL PRAKTIKUM
Foto data hasil praktikum yang sudah dilaksanakan, (yang sudah diberi tanda “Checked” dari
Dosen)
F. ANALISIS DATA
7
TINGGI PENGUKURAN DEBIT
NO AIR DI VOLUME WAKTU Q v (m/s) CD
WAKTU
ATAS (Liter) RATA2
3.65
1 49 5 4.6 4.207 1.18859 1.18859 0.00217207
4.37
6.7
2 45 5 5.39 6.190 0.80775 0.80775 0.00119306
6.48
5.52
3 39 5 7.43 6.883 0.72639 0.72639 0.00075021
7.7
8.49
4 35 5 10.48 9.750 0.51282 0.51282 0.0004041
10.28
14.44
5 29 5 14.58 15.127 0.33054 0.33054 0.00016277
16.36
8
G. PEMBAHASAN
Hasil analisis praktikum aliran di atas ambang tajam menggunakan meja module base dengan
takik bentuk persegi dan segitiga meliputi ketinggian air (h), debit aliran (Q), dan koefisien debit
pada ambang aliran (Cd).
Dari hasil analisis dapat dilihat hubungan antara ketinggian air, debit aliran, dan koefisien
debit pada ambang aliran. Tinggi ketinggian air di tiap percobaan yang terus naik turut
meningkatkan nilai debit aliran dan koefisien debitnya. Artinya, semakin tinggi ketinggian air
akan menghasilkan debit aliran serta koefisien debit yang semakin tinggi juga.
Berdasarkan data dan hasil praktikum di atas, dapat disimpulkan bahwa pada aliran di atas
ambang, faktor yang dapat mempengaruhi koefisien debit adalah nilai Q, bentuk atau luas
penampang, dan ketinggian air. Dari kedua pengujian menggunakan takik berbentuk persegi dan
segitiga, nilai tinggi dan debit air, berbanding lurus dengan nilai koefisien debitnya.
I. DAFTAR PUSTAKA
References
[1] L. JT and Z. Nissa, "Pengujian Hidrolika," in Seminar Nasional Teknik Sipil, Depok, 2020.
[2] A. Fadli and T. Nuraini, Pengujian Hidrolika, Depok: PNJ Press, 2021.
[3] J. Petra and K. Lintang, "Pengukuran pada elemen pipa 90 degree angle," in Seminar Nasional Teknik
Sipil , Depok, 2021.
9
Bagian A-H menggunakan style IEEE [1], yaitu daftar referensi diurutkan berdasarkan
kemunculannya di poin A-H di atas.
References
[1] L. JT and Z. Nissa, "Pengujian Hidrolika," in Seminar Nasional Teknik Sipil, Depok, 2020.
[2] A. Fadli and T. Nuraini, Pengujian Hidrolika, Depok: PNJ Press, 2021.
[3] J. Petra and K. Lintang, "Pengukuran pada elemen pipa 90 degree angle," in Seminar Nasional Teknik
Sipil , Depok, 2021.
LAMPIRAN
Keterangan :
- Penulisan laporan menggunakan font Times New Roman, spasi 1.5, ukuran 12.
- Jika menemui kesulitan dalam penulisan daftar pustaka/ referensi dan lainnya bisa
bertanya di group WhatsApp )
10
Salam,