Anda di halaman 1dari 20

Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

ALIRAN DI ATAS PELIMPAH AMBANG LEBAR DAN AMBANG


TAJAM

6.1 Pendahuluan

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Untuk
menghitung debit saluran air dapat digunakan ambang lebar dan ambang
tipis. Ambang lebar adalah  bangunan aliran atas (over flow), yang berarti
tinggi energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran di
atas alat ukur ambang lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang
sudah ada sekarang, maka bangunan ini bisa mempunyai bentuk yang
berbeda-beda, sementara debitnya tetap serupa. Aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari pada ambang digunakan untuk meninggikan muka air disungai
atau saluran irigasi untuk mengairi area persawahan dan untuk
menentukan debit air yang mengalir pada saluran terbuka.

Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan
aliran berubah tiba- tiba. Selain itu, dengan memperhatikan aliran pada
ambang dapat dipelajari karakteristik dan sifat aliran secara garis besar.
Ambang yang akan digunakan adalah ambang lebar dan ambang tajam.
Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang
tajam,sehingga mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan
jatuh lebih lunak dari ambang tajam, meskipun tinggi dan lebar ambang
sama.

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

6.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini :


1. Untuk menyelidiki karakter aliran di atas pelimpah ambang lebar.
2. Untuk menyelidiki karakter aliran di atas pelimpah ambang tajam
(tipis).
3. Menentukan hubungan tinggi muka air di atas ambang terhadap debit
air yang melimpah di atas ambang.

6.3 Alat dan Bahan

a. Satu unit saluran terbuka multiguna

Gambar 6.3.1. Saluran Terbuka Multiguna.


b. Pelimpah ambang tajam

Gambar 6.3.2. Pelimpah Ambang Tajam

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

c. Pelimpah ambang lebar

Gambar 6.3.3. Pelimpah Ambang Lebar


d. Meteran taraf

Gambar 6.3.4. Meteran Taraf


e. Mistar ukur

Gambar 6.3.5. Mistar Ukur

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

f. Meja Hidrolik

Gambar 6.3.6. Meja Hidrolik


g. Stopwatch

Gambar 6.3.7. Stopwatch


h. Gelas ukur 1000 ml

Gambar 6.3.8. Gelas Ukur 1000 ml

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

6.4 Teori Dasar

Pelimpah ambang lebar adalah suatu struktur bangunan air dengan garis-
garis aliran bergerak secara paralel antara satu dengan yang lain, paling
sedikit pada suatu jarak yang pendek. Jadi, distribusi tekanan hidrostatis
dianggap terjadi pada satu tampang kendali. Untuk mendapatkan kondisi
ini, panjang mercu pelimpah searah aliran (L) dibatasi oleh tinggi energi
total (H) dibagian hulu mercu.

Pelimpah ini dipakai sebagai alat ukur debit standard dan besarnya debit
(Q) dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Q = 1,705 Cd B H1,5
dimana : Q = Debit air(m3/s)
Cd= Koefisien debit
B = Lebar pelimpah (m)
H = Tinggi air diatas mercu ambang (m)

Pelimpah ambang tipis adalah suatu struktur bangunan air dengan panjang
mercu searah aliran sama dengan atau lebih kecil dari dua milimeter.
Umumnya, bangunan ini dipakai untuk mengukur debit (Q). Debit (Q)
dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
2
Q = Cd √ 2 g B H1,5
3
dimana : Q = Debit air (m3/s)
Cd= Koefisien debit
B = Lebar pelimpah (m)
H = Tinggi air diatas mercu ambang (m)

Persamaan debit aliran air sebagai berikut :


v
Q=
t
dimana : Q = Debit aliran (m3/s)
V = Volume air (m3)
T = Waktu pengukuran (s)

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

6.5 Prosedur Percobaan

6.5.1 Percobaan Aliran di Atas Pelimpah Ambang Lebar


a. Menempatkan pelimpah pada kait pengunci yang ada di dasar saluran
dan pastikan dia terkunci dengan baik di atas dasar saluran.

Gambar 6.5.1.1 Menempatkan Pelimpah


b. Menghidupkan pompa dan membuka katup pengatur sehingga air
melimpah di atas ambang lebar.

Gambar 6.5.1.2 Menghidupkan Pompa

Gamabar 6.5.1.3 Memutar Katup

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

c. Setelah kondisi aliran stabil, kemudian mengukur nilai H dengan


meteran taraf.

Gambar 6.5.1.4 Mengukur Nilai H


d. Mencatat waktu menggunakan stopwatch dan gelas ukur untuk
menentukan nilai debit (Q).

Gambar 6.5.1.5 Mengukur Debit


e. Untuk setiap langkah pada prosedur 3 catat pula nilai du dan dc serta
bentuk profil muka air yang terjadi.

Gambar 6.5.1.6 Mengamati Bentuk Profil Aliran

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

f. Hentikan aliran air dengan cara memutar katup dan matikan pompa.

Gambar 6.5.1.7 Memutar Katup

Gambar 6.5.1.8 Mematikan Pompa

6.5.2 Percobaan Aliran di Atas Pelimpah Ambang Tipis


a. Menempatkan pelimpah pada kait pengunci yang ada di dasar saluran
dan pastikan dia terkunci dengan baik di atas dasar saluran.

Gambar 6.5.2.1 Menempatkan Pelimpah

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

b. Menghidupkan pompa dan membuka katup pengatur sehingga air


melimpah di atas ambang lebar.

Gambar 6.5.2.2 Menghidupkan Pompa

Gambar 6.5.2.3 Membuka Katup


c. Setelah kondisi stabil, ukur dan catat H untuk setiap pertambahan
tinggi muka air kira-kira 10 mm, tinggi H diukur dengan meteran
taraf.

Gambar 6.5.2.4 Mengukur Nilai H

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

d. Menghitung waktu menggunakan Stopwatch yang digunakan untuk


menentukan nilai debit (Q) setiap pertambahan tinggi muka air kira-
kira 10 mm, sebanyak tiga kali.

Gambar 6.5.2.5 Mengukur Debit


e. Untuk setiap langkah pada prosedur 3 catat pula nilai du dan dc serta
bentuk profil muka air yang terjadi.

Gambar 6.5.2.6 Mengamati Bentuk Profil Aliran


f. Hentikan aliran air dengan cara memutar katup.

Gambar 6.5.2.7 Memutar Katup

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

6.6 Data Hasil Percobaan

f.6.1 Ambang Lebar


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Volume = 1 liter
Panjang ambang (L) = 10 cm = 0,1 m
Lebar ambang (B) = 5 cm = 0.05 m
Tinggi ambang (h) = 2,5 cm = 0,025 m
Tabel 6.6.1.1 Data Hasil Percobaan Ambang Lebar
No dc (m) du (m) H (m) Q (m3/s)
1 0,01 0,045 0,02 0,28 x 10-3
2 0,015 0,05 0,025 0,39 x 10-3
3 0,015 0,055 0,028 0,441 x 10-3
4 0,015 0,06 0,032 0,59 x 10-3

f.6.2 Ambang Tajam


Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Volume = 1 liter
Lebar ambang (B) = 5 cm = 0,05 m
Panjang ambang (L) = 30,5 cm = 0,305 m
Tinggi ambang (h) = 5 cm = 0,05 m
Tabel 6.6.2.1 Data Hasil Percobaan Ambang Tajam
No H (m) H1.5 Q (m3/s)
1 0,012 1,31 x 10-3 0,275 x 10-3
2 0,017 2,217 x 10-3 0,405 x 10-3
3 0,022 3,263 x 10-3 0,526 x 10-3
4 0,025 3,92 x 10-3 0,588 x 10-3

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

6.7 Perhitungan

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

6.7.1 Tabel dan Grafik Ambang Lebar

Tabel 6.7.1.1 H/L dan Cd


No H/L Cd
1 0,2 1,161
2 0,25 1,161
3 0,32 0,8
4 0,28 1,1

Hubungan H/L vs Cd
1.4
1.2
1
0.8
Cd

0.6 Column2
0.4
0.2
0
0.2 0.25 0.28 0.32

H/L

Grafik 6.7.1.1 Hubungan H/L vs Cd

Tabel 6.7.1.2 H dan Q


No H (m) Q (m3/s)
1 0,02 0,28 x 10-3
2 0,025 0,39 x 10-3
3 0,028 0,441 x 10-3
4 0,032 0,59 x 10-3

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

Hubungan H vs Q
0
0
0
0
Column2
Q
0
0
0
0
0,02 0,025 0,028 0,032

H (m)

Grafik 6.7.1.2 Hubungan H vs Q

Tabel 6.7.1.3 Log Q dan Log H


No Log Q Log H
1 -3,5528 -1,6989
2 -3,4089 -1,6020
3 -3,3555 -1,5528
4 -3,2291 -1,4948

-3
Hubungan Log Q vs Log H
-3.1

-3.2
Log Q

Column2
-3.3

-3.4

-3.5

-3.6 -1,6989 -1,6020 -1,5528 -1,4948


Log H
Grafik 6.7.1.3 Hubungan Log Q vs Log H

6.7.2 Tabel dan Grafik Ambang Tipis

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

Tabel 6.7.2.1 H dan Cd


No H Cd
1 0,012 1,429
2 0,017 1,238
3 0,022 1,091
4 0,025 1,015

1.6
Hubungan H vs Cd
1.4
1.2
1
0.8 Column2
Cd

0.6
0.4
0.2
0
0.01 0.02 0.02 0.03
H (m)
Grafik 6.7.2.1 Hubungan H vs Cd

Tabel 6.7.2.2 H dan Q


No H (m) Q (m3/s)

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

1 0,012 0,275 x 10-3


2 0,017 0,405x 10-3
3 0,022 0, 526 x 10-3
4 0,025 0,588 x 10-3

Hubungan H vs Q
0
0
0
0
Column2
Q

0
0
0
0
0.01 0.02 0.02 0.03

H (m)

Grafik 6.7.2.2 Hubungan H vs Q

Tabel 6.7.2.3 Log Q dan Log H


No Log Q Log H
1 -3,5606 -1,9208

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

2 -3,3925 -1,7695
3 -3,2790 -1,6575
4 -3,2306 -1,6020

Hubungan Log Q vs Log H


-3
-3.1
-3.2
Log Q

-3.3
Column2
-3.4
-3.5
-3.6

-1,9208 -1,7695 -1,6575 -1,602


Log H

Grafik 6.7.2.3 Hubungan Log Q vs Log H

6.8 Analisis

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

Praktikum kali ini membahas tentang ambang lebar dan tajam (tipis). Pada
ambang lebar, nilai Cd sangat dipengaruhi oleh debit aliran yang melewati
ambang tersebut, untuk grafik menunjukkan dari hubungan H/L dan Cd
ternyata menurun, dikarenakan semakin besar nilai H/L semakin kecil nilai
Cd (koefisien debit) yang dihasilkan. Seharusnya grafik menunjukkan
hubungan H/L dan Cd menaik, sehingga semakin besar nilai ketinggian air
maka tinggi pula nilai koefisien debitnya. Grafik hubungan antara Log Q
dan Log H menghasilkan grafik yang naik. Hal ini terjadi karena semakin
kecil nilai Log Q maka semakin kecil pula nilai Log H.

Pada ambang tajam (tipis), grafik hubungan antara H dan Cd menunjukkan


grafik yang menurun dikarenakan nilai H yang semakin besar maka
semakin besar pula nilai Cd yang didapatkan. Grafik hubungan antara nilai
H dan Q menghasilkan grafik yang menaik dikarenakan besar debit yang
diberikan maka semakin tinggi air yang dihasilkan.

6.9 Kesimpulan

1. Pada debit yang lebih besar dengan konstanta 1,705 dipengaruhi oleh
tingginya permukaan air. Pada ketinggian yang terendah
menghasilkan debit air yang rendah, begitu juga sebaliknya. Jadi
ketinggian air berbanding lurus dengan debit airnya.
2. Aliran pada ambang lebar akan selalu terjadi aliran secara paralel
karena aliran tersebut dipengaruhi oleh air yang mengalir pada
ambang lebar yang dipasang.
3. Aplikasi dari percobaan kali ini yaitu pada bangunan-bangunan air,
seperti drainase, bendungan, saluran irigasi, dan bangunan air yang
lain.

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

6.10 Saran

1. Pada saat praktikum, praktikan harus menggunakan alat sesuai


prosedur yang diberikan asisten agar tidak terjadi kecelakaan yang
fatal.
2. Praktikan disarankan agar lebih teliti dalam mengamati data yang
terdapat pada alat percobaan.
3. Praktikan disarankan agar lebih tenang dan tidak tergesa-gesa dalam
melakukan percobaan.

6.11 Daftar Pustaka

Team Laboratorium Hidro-Teknik. 2018. Pedoman pelaksanaan


Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika. UNILA: Bandar
Lampung.
Warsiti, Risman. 2015. Kajian Aliran Melalui Pelimpah Ambang Lebar
dan Pelimpah Ambang Tipis. Semarang: Polines.
Team Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air. 2015. Panduan
Praktikum Mekanika Fluida Dan Hidrolika SI-2131. ITB.
Bandung

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 8

6.12 Gambar Alat

Laporan Mekanika Fluida Dan Hidrolika

Anda mungkin juga menyukai