Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENGANTAR REKAYASA TRANSPORTASI

“KUNJUNGAN LAPANGAN STASIUN TEGINENENG”

TUGAS BESAR

KELOMPOK 3 :

Amos Prillya Br. Sinuhaji (21117097)


Bayu Satrio Bagaskoro (21117142)
Hadyan Al- Muhith Khosy (21117154)
Muhammad Ali Ridho (21117157)
Sahara Ajeng Permata (21117179)
Siti Munayati (21117174)
Wahyudha Guntara Ermanto (21117169)
Yuni Safitri (21117028)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini dengan judul
“Tinjauan Stasiun Tegineneng sebagai Prasarana Moda Transportasi Darat”.

Makalah ini kami buat untuk mengetahui macam-macam moda trasnportasi


khususnya transportasi darat yaitu stasiun pada program studi yang akan kami tempuh
di tahun kedua, yaitu program studi teknik sipil dan untuk memenuhi salah satu tugas
besar Mata Kuliah Pengantar Rekaya Transportasi.

Kami menyadari sepenuhnya dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca
demi menyempurnakan laporan ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Semoga hasil laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, 05 Desember 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................6
2.1 Konsep Stasiun...............................................................................................6
2.2 Kereta Api.......................................................................................................7
2.3 Fasilitas dan Manfaat Stasiun Kereta Api.......................................................7
BAB III METODOLOGI...........................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................9
3.2 Metode Pengamatan (Observasi)....................................................................9
3.3 Wawancara......................................................................................................9
3.4 Studi Pustaka...................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................10
4.1 Stasiun Tegineneng.......................................................................................10
4.2 Sarana dan Prasarana Stasiun Tegineneng....................................................11
4.3 Pelayanan Stasiun Tegineneng.....................................................................12
4.4 Tiket Kereta Api...........................................................................................12
4.5 Pemeliharaan dan Pengembangan Stasiun Tegineneng................................12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................13
5.1 Kesimpulan...................................................................................................13
5.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
LAMPIRAN...............................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi kereta api pertama dikenalkan oleh kolonial Belanda. Kereta api
merupakan salah satu moda transportasi darat yang memiliki karakteristik dan
keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik
penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam
penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan tinggi serta lebih efisien
untuk angkutan jarak jauh dan dalam angkutan kota.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu perusahaan milik


pemerintah (BUMN) yang beriorientasi pada pelayanan jasa transportasi.
Dalam perjalanan sejarahnya, angkutan kereta api di tanah air kita
membuktikan peranannya yang berarti pada sektor perhubungan dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Perkereta apian sudah berada hampir di seluruh Indonesia, salah satunya yaitu
di Provinsi Lampung. Lampung memiliki stasiun kereta api yang berada pada
lintas Sumatera berjumlah 27 stasiun salah satunya yaitu Stasiun Tegineneng.
Stasiun Tegineneng berada pada jalan terusan lintas Sumatera dari stasiun
Kertapati yang berada di Palembang sampai stasiun Tanjung Karang yang
berada di Bandar Lampung yang terletak di Kecamatan Tegineneng,
kabupaten Pesawaran, propinsi Lampung.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka rumusan masalah yang
terbentuk adalah :
1. Apa jenis tipe Stasiun Tegineneng ?
2. Apa saja jaringan-jaringan atau mitra kerjasama Stasiun Tegineneng ?
3. Apa saja rute yang tersedia di Stasiun Tegineneng ?
4. Bagaimana dengan sarana dan prasarana di Stasiun Tegineneng ?
5. Bagaimana proses penjualan tiket stasiun ?
6. Bagaimana hasil penjualan tiket di Stasiun Tegineneng ?
7. Apa saja kendala yang dihadapi oleh pihak Stasiun Tegineneng ?
8. Bagaimana dengan jam operasional di Stasiun Tegineneng ?
9. Apakah dampak adanya Stasiun Tegineneng bagi masyarakat sekitar ?
10. Apakah ada rencana pengembangan di Stasiun Tegineneng ?
11. Bagaimana pemeliharaan pada Stasiun Tegining?

1.3 Tujuan

Tujuan dari laporan ini adalah :


1. Mengetahui rencana pengembangan rute Stasiun Tegineneng.
2. Mengetahui sarana dan prasarana di Stasiun Tegineneng.
3. Mengetahui jam operasional Stasiun Tegineneng.
4. Mengetahui kendala yang di hadapi Stasiun Tegineneng.
5. Mengetahui dampak adanya Stasiun Tegineneng bagi masyarakat sekitar.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stasiun

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak,
baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang
akan ataupun sedang bergerak di rel Kereta api merupakan alat transportasi
massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak
yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan
dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran
relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala
besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara
berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama
angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara (Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2009).

Stasiun adalah tempat kereta api berangkat dan berhenti untuk melayani naik
dan turunnya penumpang dan/atau bongkar muat barang dan/atau untuk
keperluan operasi kereta api. (UU No.13 Tahun 1992 Pasal 19)

Stasiun dapat dibedakan atas bentuknya yaitu Stasiun Kecil, Stasiun Sedang
dan Stasiun Besar. Stasiun kecil juga disebut perhentian, yang biasanya oleh
kereta api cepat dan kilat dilewati saja. Stasiun-stasiun yang paling kecil
dikenal dengan nama perhentian kecil hanya diperlengkapi buat menerima
dan menurunkan penumpang saja. Stasiun sedang terdapat di tempat-tempat
yang sedikit penting dan disinggahi oleh kereta api cepat, dan sekali-kali juga
oleh kereta api kilat. Stasiun besar terdapat dalam kota-kota besar dan
disinggahi semua kereta api. Pengangkutan penumpang dan barang laimnya
dipisahkan sdangkan dapat pula terdapat suatu stasiun langsiran yang
tersendiri.

6
2.2 Kereta Api

Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian
kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo
atau penumpang. Kereta api dibagi dalam berbagai macam, yaitu Kereta api
penumpang, Kereta api barang, Kereta api campuran, Kereta api kerja, Kereta
api pertolongan. Ada berbagai jenis kereta api yang dirancang untuk tujuan
tertentu. Kereta api bias terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif
dan gerbong kereta terpasang, atau beberapa unit yang digerakkan sendiri
(atau kadang-kadang pelatih bertenaga tunggal atau diartikulasikan, disebut
sebuat kereta mobil).

2.3 Fasilitas dan Manfaat Stasiun Kereta Api

Moda angkutan kereta api sebagai salah satu moda transportasi darat pilihan
masyarakat memiliki keunggulan dan kelemahan dalam melakukan fungsinya
sebagai salah satu moda angkutan untuk barang dan atau orang.
Keunggulannya yaitu energi yang digunakan relatif kecil, bahkan dengan
dikembangkan tenaga penggerak baterai dari sumber listrik yang
memungkinkan penggunaan hemat energi serta keandalan waktu yang cukup
tinggi sehingga kecepatan lebih relatif konstan dan keselamatan perjalanan
akan lebih baik dibandingkan moda lain, karena mempunyai jalur (track) dan
fasilitas stasiun tersendiri.

Stasiun kereta api banyak sekali memiliki fasilitas-fasilitas yaitu jalan kereta
api (rel), terminal kendaraan umum, parkir kendaraan, bongkar muat barang.
ruang depan (hall atau vestibule) loket, fasilitas administratif (kantor kepala
stasiun & staff), fasilitas operasional (ruang sinyal, ruang teknik), kantin dan
toilet umum, peron dan emplasemen. Selain itu kereta api memiliki sarana
seperti lokomotif, kereta (car/coach) dan gerbong (wagon).

7
Fasilitas tambahan yang ada di stasiun kereta api yaitu Menara Pengawas,
yang berfungsi sebagai tempat mengawasi keadaan atau situasi trek di
emplasemen stasiun dan mengontrol dari atas kereta yang akan masuk atau
keluar stasiun. Jembatan Pemutar Lokomotif, merupakan suatu konstruksi
dengan bentuk tertentu yang menyerupai trek, namun alat itu dapat memutar
lokmotif sebesar 1800 sehingga arah lokomotif berubah sesuai kebutuhan.
Fasilitas untuk Kontainer atau Angkutan Barang, merupakan gudang
penyimpanan untuk angkutan barang open storage dan CFS (Container
Freight Station) untuk muatan kontainer dan tangki penyimpanan muatan cair.

8
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian dilakukan pada hari Minggu, 05 Desember 2018 bertempat


di Stasiun Tegineneng, kecamatan Tegineneng, kabupaten Pesawaran,
propinsi Lampung.

3.2 Metode Pengamatan (Observasi)

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung


yaitu dengan melakukan survey ke Stasiun Tegineneng.

3.3 Wawancara

Metode ini dilakukan dengan melakukan pendekatan langsung, melalui sistem


wawancara atau tanya jawab dan berdiskusi secara langsung dengan kepala
pengatur perjalanan kereta Bapak Cheppy mengenai masalah-masalah yang
berkaitan dengan rumusan masalah pada laporan.

3.4 Studi Pustaka

Sebagai tambahan dalam mengumpulkan data, penulis melakukan studi


pustaka dengan mencari data dari internet atau catatan yang berkaitan dengan
masalah pada laporan ini.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Stasiun Tegineneng

Stasiun Tegineneng adalah stasiun kereta api yang termasuk dalam divisi
ragional IV Tanjung Karang, terletak pada ketinggian +64 meter. Meskipun
bernama Tegineneng stasiun ini terletak di Desa Haduyang, Kecamatan Natar,
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Stasiun Tegineneng
merupakan stasiun kecil yang termasuk dalam stasiun tipe IIIC artinya stasiun
yang hanya dijadikan tempat pemberhentian sementara untuk menurunkan dan
menaikkan penumpang.

Stasiun Tegineneng mengangkut penumpang maupun barang. Kereta yang


mengangkut barang atau kereta babaranjang pada stasiun memiliki 60 gerbong
ditambah 2 lokomotif. Jenis barang yang diangkut berbagai macam namun
kereta babaranjang sering mengangkut batu bara yang dikirimkan melewati
lintas Sumatera. Sedangkan pada kereta penumpang yang berada pada Stasiun
Tegineneng ini yaitu kelas ekonomi yang umumnya terdapat 7 gerbong kereta
ditambah 1 lokomotif dalam sekali perjalanan pulang-pergi, kereta
penumpang hanya beroperasi pagi hari dikarenakan tidak banyaknya
penumpang yang berpergian setian harinya.

Satsiun Tegineneng memiliki 3 jalur rel yang berfungsi untuk persilangan


antar kereta agar kereta tidak bertabrakan saat datang bersamaan. Jalur kereta
barang dan kereta penumpang pada stasiun ini tidak dibedakan atau sama
yang beroperasi dari stasiun Tarahan hingga Stasiun Kota Bumi.

10
4.2 Sarana dan Prasarana Stasiun Tegineneng

Sarana dan prasarana disetiap stasiun amatlah penting untuk menunjang


kenyaman, keamanan baik untuk penumpang, karyawan, maupun warga
sekitar. Stasiun Tegineneng merupakan stasiun kecil yang sudah memiliki
sarana dan prasarana lengkap. Sarana dan prasarana yang ada yaitu:
a. Ruang kepala stasiun dan staff,
b. Ruang tunggu yang dilengkapi kursi tunggu yang berjumlah 50 kursi,
c. Ruang kontrol Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta
peralatannya, seperti lampu handsein, lampu emergency, rem sepatu,
tongklem, bendera merah, bendera kuning, lampu senter, peluit,
semboyan 40, pengungkit/koevoet, gembok,
d. Rumah sinyal A dan B beserta peralatannya, seperti lampu emergency,
bendera merah, bendera kuning, tongklem, peluit, jadwal KA, lampu
senter, gembok, pengungkit/koevoet,
e. Emperan penumpang/Peron,
f. Toilet,
g. Check in counter,
h. Papan route dan jadwal perjalanan kereta api,
i. Musolla,
j. Kotak P3K,
k. Pelat bergerigi pada lantai peron sebelah tepi sebagai tanda batas aman
berdiri bagi tuna netra,
l. Tiang pembatas sebagai tanda tempat kereta api berhenti yang
disesuaikan dengan panjang atau jumlah rangkaian kereta,
m. Fasilitas pendukung yang harus ada pada sebuah bangunan stasiun
beberapa instalasi pendukung seperti instalasi listrik, air dan pemadam
kebakaran,
n. Gudang barang,
o. Tempat parkir.

11
4.3 Pelayanan Stasiun Tegineneng

Pelayanan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan


kepada konsumennya demi memenuhi kebutuhan dan keingginan penumpang.
Pelayanan Stasiun Tegineneng terhadap penumpang termasuk baik, karena
perilaku para pegawai yang berada di stasiun tegineneng ramah dan peduli
terhadap penumpang muapun warga sekitar. Serta warga sekitar yang tidak
mengganggu para penumpang yang ingin berpergian membuat kualitas
pelayanan Stasiun Tegineneng semakin baik. Kualitas pelayanan yang baik
akan memberikan dampak yang baik pula bagi perusahaan karena dengan
memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang maka penumpang akan
memberikan keuntungan dengan selalu menggunakan Stasiun ini.

4.4 Tiket Kereta Api

Stasiun Tegineneng sejak tahun 2017 tidak melayani dalam penjualan tiket
keberangkatan kereta api sehingga para penumpang dapat membeli dahulu
tiket secara online. Sehingga saat penumpang sampai di stasiun tegineneng
hanya menunjukkan bukti tiket pembelian menggunakan check in counter.
Sejak diberlakukannya sistem tersebut Stasiun Tegineneng tidak memiliki
pendapatan sedikitpun dari penjualan tiket penumpang sehingga pendapatan
langsung masuk ke pusat.

4.5 Pemeliharaan dan Pengembangan Stasiun Tegineneng

Pemeliharaan Stasiun Tegineneng dilakukan hampir setiap hari oleh petugas


baik pada pemeliharaan fasilitas maupun rel kereta api, sehingga penumpang
akan merasa nyaman.

Lembaga perkeretaapian Indonesia (PT.KAI) merencanakan pengembangan


jalur baru di samping jalan tol Sumatera. Rencananya akan di bangun rel baru
Tol Sumatera-Tarahan, jadi kereta api tidak masuk ke kota lagi. Namun, ini
hanya baru sampai tahap penelitian oleh Dirjen PT. Kereta Api, Dishub. Rute
baru ini di bangun untuk memotong rute jalan rel kereta api.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil dari kunjungan kami di Stasiun Tegineneng adalah kami mengetahui


bahwa Stasiun Tegineneng masuk dalam kategori stasiun tipe 3C, yaitu
stasiun yang hanya dijadikan tempat pemberhentian sementara untuk
menurun dan menaikkan penumpang. Meskipun masuk kedalam kategori
tipe 3C, Stasiun Tegineneng sudah memiliki sarana dan prasarana yang
lengkap dan bagus. Serta pemeliharaan yang secara rutin dilakukan oleh
petugas membuat fasilitas terjaga.

Penumpang tidak dapat membeli tiket di Stasiun Tegineneng karena pihak


stasiun sudah menutup fasilitas penjualan tiket. Sehingga setiap penumpang
yang ingin menaiki kereta lewat Stasiun Tegineneng harus membeli tiket
melalui online. Oleh karena itu pendapatan terbesar dari stasiun ini adalah
dari kereta yang mengangkut barang (batu bara) dari tarahan hingga tanjung
enim. Ini mungkin bisa disebabkan karena kurangnya perhatian dari
pemerintah untuk memajukan stasiun tersebut.

5.2 Saran

1. Akses menuju Stasiun Tegineneng harus lebih di perhatikan oleh


perusahaan dengan cara memperbaiki jalan untuk mempermudah
penumpang saat melewati.
2. Perusahaan dapat menambahkan petunjuk arah menuju Stasiun
Tegineneng agar penumpang tidak tersesat dalam mencari stasiun.
3. Pemerintah lebih memperhatikan lagi keadaan stasiun agar stasiun dapat
berkembang.

a)

13
DAFTAR PUSTAKA

PT. Kereta Api. 2007. Susunan Klasifikasi Stasiun. Kantor Pusat Perusahaan Kereta
Api. Lampung.
STTD. 2003. Manajemen Operasional Kereta Api. Diktat. Sekolah Tinggi
Transportasi Darat. Bekasi
Widiyatmiko. 1990. Evaluasi Operasional Kereta Api Prambanan Ekspres. Jurusan
Teknik Sipil. FT-UGM. Yogyakarta.
Wissenschaft Eboli, L., & Mazzulla, G. (2008). Willingness To Pay Of Public
Transport Users For Improvement In Service Quality. European Transport
No. 38, 107-118.
Wikipedia. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Tegineneng (diakses tanggal 5
desember 2018)
Wikipedia. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kereta_Api (diakses pada 19 desember
2018)

14
LAMPIRAN

1. Stasiun Tegineneng

15
16
2. Sesi Wawancara

17
3. Foto Bersama

18

Anda mungkin juga menyukai