Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKSESIBILITAS TERMINAL SEBAGAI PERTIMBANGAN

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI

MATA KULIAH MANAJEMEN TERMINAL

DOSEN PENGAMPU : WINOTO HADI, M.T

DISUSUN OLEH
NAMA : ZAHRA PUSPITA NINGRUM
NIM : 1511519042
KELAS : B TRANSPORTASI 2019

PROGRAM STUDI D3 TRANSPORTASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat diselesaikan
oleh penulis tepat pada waktunya.

Laporan ini penulis tujukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah


manajemen terminal yang di berikan oleh bapak Winoto Hadi M.T. selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Terminal.

Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan arahan dari
orang tua penulis serta teman-teman penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada beliau yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
laporan ini.

Laporan ini masih banyak kekurangannya, karena penulis masih dalam


tahap pembelajaran. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya
dari pembaca untuk menyempurnakan laporan ini.

Jakarta, 02 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..............................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................2
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................3
1.5 Metode dan Teknik Penelitian....................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.1 Stasiun Buaran.............................................................................................4
2.1.1 Hasil Dokumentasi Stasiun Buaran.....................................................5
2.2 Terminal Terpadu Pulogebang...................................................................8
2.2.1 Hasil Dokumentasi Terminal Terpadu Pulogebang.........................10
2.3 Pengertian Aksebilitas..............................................................................13
2.4 Perbandingan antara Stasiun Buaran dan Terminal Pulogebang........13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan dan Saran...............................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................15

iii
ABSTRAK

Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang


mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan
umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai
ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan,
pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang,
disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau
barang (Departemen Perhubungan, 1996). Terminal berdasarkan jenis
angkutannya dapat berupa bandara untuk moda angkutan udara, pelabuhan untuk
moda transportasi laut, stasiun untuk moda transportasi darat berupa kereta, serta
terminal bus untuk moda transportasi darat berupa bus.

Lokasi terminal serta kemudahan untuk mengakses terminal menjadi salah


satu hal yang di jadikan pertimbangan oleh para calon penumpang untuk
menggunakan moda transportasi tersebut. Selain berhubungan dengan jarak,
lokasi terminal juga dapat mempengaruhi pilihan calon penumpang dalam segi
biaya dan waktu tempuh ke tujuannya

Aksebilitas kemudahan yang disediakan dalam mewujudkan kesamaan


kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, sebagai suatu
kemudahan bergerak melalui dan menggunakan bangunan gedung dan lingkungan
dengan memperhatikan kelancaran dan kelayakan, yang berkaitan dengan masalah
sirkulasi, visual dan komponen.

Kata Kunci : Terminal, Fungsi Terminal, Jenis-Jenis Terminal, Aksebilitas.

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Transportasi merupakan salah satu aspek yang berperan vital dalam
berkembangnya suatu kawasan perkotaan. Perkembangan kota menyebabkan
mobilitas seseorang meningkat sehingga perlu adanya prasarana transportasi yang
dapat menunjang kebutuhan pergerakannya. Transportasi memiliki dua peran
utama, yaitu sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah
perkotaan dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang
timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut (Tamin, 2000). Selain
itu transportasi memiliki peran dalam usaha masyarakat mengatasi jarak sehingga
transportasi akan berpengaruh terhadap penyebaran fasilitas. Prinsipnya, jika
suatu kota memiliki aksesibilitas yang baik ke berbagai kawasan kota, maka
distribusi fasilitas perkotaan akan merata. Namun apabila aksesibilitas kota ke
berbagai kawasan perkotaan buruk, maka distribusi fasilitas perkotaan tidak
merata (Chapin, 1979).

Sebuah terminal harus berada di lokasi yag strategis agar memiliki


aksesibilitas yang mudah dijangkau. Aksesibilitas sendiri hubungannya dengan
sistem transportasi lebih baik dinyatakan dalam bentuk waktu tempuhnya, karena
jika dinyatakan dalam bentuk jarak bisa dikatakan tidak cocok dan diragukan
apabila sarana dan sistem tarnsportasi diperbaiki. Dua terminal berbeda moda
mungkin memilki aksesibilitas yang sama untuk menuju kedua terminal tersebut,
namun aksesibilitas dari kedua terminal tersebut menuju tempat atau lokasi tujuan
memiliki perbedaan dari segi waktu tempuh serta besar biaya.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagimana kondisi Stasiun Buaran pada saat ini ?
2. Bagaimana kondisi Terminal Terpadu Pulogebang pada saat ini ?
3. Apa pengertian Aksebilitas ?

2
4. Bagaimana Perbandingan aksebilitas antara Stasiun Buaran dan Terminal
Terpadu Pulogebang ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Agar pembaca mengetahui kondisi Stasiun Buaran pada saat ini
2. Agar pembaca mengetahui kondisi Terminal Terpadu Pulogebang pada
saat ini
3. Agar pembaca mengetahui pengertian aksebilitas
4. Agar pembaca mengetahui perbandingan aksebilitas antara Stasiun Buaran
dan Terminal Terpadu Pulogebang

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sarana menambah wawasan bagi
para pembaca serta dapat mengetahui bagaimana aksesibiltas dapat
mempengaruhi suatu pilihan terminal.

1.5 Metode dan Teknik Penelitian


Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, penulis
mengguanakan metode observasi dan kepustakaan. Adapun teknik yang
dipergunakan pada penilitan ini adalah sebagai berikut :

A. Teknik observasi langsung, pada teknik ini penulis terjun langsung


meniliti ke lapangan untuk mengetahui bagaimana kondisi stasiun dan
terminal yang ada pada saat ini.
B. Studi pustaka, pada metode ini penulis membaca tulisan yang
berhubungan dengan penulisan karya ilmiah serta yang berkaitan dengan
masalah kondisi stasiun dan terminal.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Stasiun Buaran

Stasiun Buaran (BUA) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang
terletak di Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur. Stasiun yang terletak pada
ketinggian +11 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta dan hanya
melayani rute KRL Commuter Line. Stasiun ini terletak di lintas KRL Commuter
Line jalur Bekasi/Cikarang yang dimulai dari Stasiun Jatinegara hingga Stasiun
Bekasi/Stasiun Cikarang. Saat ini stasiun ini memiliki empat jalur kereta api.
Sejak 9 November 2018, stasiun ini sudah menggunakan bangunan baru dengan
arsitektur modern minimalis futuristik yang terletak agak jauh di sebelah barat
bangunan lama, tepatnya di sebelah barat flyover Jalan dr. Radjiman
Wedyodiningrat. Stasiun baru ini terintegrasi dengan Halte Raden Inten.
Pemindahan ini mengubah tata letak jalur kereta apinya yang semula diapit dua
peron sisi menjadi satu peron pulau di antara kedua jalurnya. Pemindahan ini
dilakukan menyongsong pembangunan jalur dwiganda Manggarai–Cikarang.

Untuk menuju Stasiun Buaran dapat dikases dengan berbagai moda


transportasi yaitu :

4
1. Kereta
 KRL Buaran - Bekasi
 KRL Buaran - Cikarang
2. APB
 JT 03 Perumnas Klender - Pupar
3. KWK
 T23 Kalimalang - Pulogadung

Observasi Stasiun Buaran dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret 2021


pukul 15.00 WIB. Hasil observasi yang telah dilaksanakan digunakan untuk
mengamati kondisi Stasiun Buaran saat ini. Kondisi gedung Stasiun Buaran saat
ini terlihat rapih dan nyaman. Hasil dokumentasi yang dilampirkan dimaksudkan
untuk memberikan bukti atau gambaran nyata kondisi terkini Stasiun Buaran.

2.1.1 Hasil Dokumentasi Stasiun Buaran

A. Area Depan

Gambar 2.1 Area Depan dan Tempat Parkir Gambar 2.2 Tangga

Diarea pintu depan stasiun buaran dilengkapi terdapat area parkir dan
tangga untuk menuju keatas dan kebawah.

5
B. Area Loket

Gambar 2.4 Rute Perjalanan & Tampat sampah


Gambar 2.3 Loket

Gambar 2.5 Kondisi Atap dan Lantai Gambar 2.6 Mesin EDC

Gambar 2.7 Lift Gambar 2.8 Eskalator

6
Gambar 2.9 Mesin Tapping dan Petugas

Diarea loket terdapat loket yang dilengkapi mesin edc dan juga mesin
tapping, rute perjalanan, tempat sampah, lift dan eskalator.

C. Area Tunggu Penumpang

Gambar 2.10 Tempat Duduk Gambar 2.11 Toilet

Gambar 2.12 Mushola Gambar 2.13 Tempat Wudhu

Diarea tunggu penumpang terdapat tempat duduk, toilet yang kurang


bersih, mushola, dan juga tempat wudhu.

7
D. Jalur Operasional

Gambar 2.14 Jalur Rel & Peron

Pada Jalur Operasional terdapat jalur rel dan peron

2.2 Terminal Terpadu Pulogebang

Terminal Terpadu Pulo Gebang atau dikenal juga dengan nama Terminal
Bus Terpadu Sentra Timur Pulo Gebang adalah salah satu terminal bus tipe A
yang terbersar se Asia Tenggara terletak di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur dan
diresmikan pada 28 Desember 2016. Terminal Terpadu Pulo Gebang merupakan
wajah baru terminal tipe A di Indonesia yang memakai konsep terminal modern
dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang kebutuhan masyarakat di
era kehidupan modern seperti saat ini. Selain itu Terminal Terpadu Pulo Gebang
sudah dilengkapi dengan sistem elektronik diantaranya yaitu sistem informasi,
pelayanan pembelian tiket online, serta boarding pass yang akan memudahkan
masyarakat untuk berkegiatan. Terminal ini juga sudah berintegrasi dengan
beberapa terminal tipe A di pulau Jawa.

Terminal Terpadu Pulogebang mempunyai  Lajur keberangkatan bus


AKAP 28 lajur. Jalur kedatangan bus AKAP ± 7 kendaraan. Alur keberangkatan

8
bus dalam kota 16 jalur (6 jalur bus kecil, 8 jalur bus sedang, 2 jalur bus besar).
Jalur kedatangan dalam kota ± 12 kendaraan. Ruang tunggu dan keberangkatan
penumpang bus AKAP ± 2000 m2. Ruang kedatangan dan penjemput penumpang
± 2800 m2 .  Parkir kendaraan pribadi (mobil ± 378 Unit, taksi 23 Unit dan
sepeda motor ± 300 unit).

Untuk menuju Terminal Terpadu Pulogebang dapat dikases dengan


berbagai moda transportasi yaitu :

1. Transajakarta
 Koridor 10C Terminal Tanjung Priok - Terminal Terpadu
Pulogebang
 Koridor 11E Terminal Lebak Bulus - Terminal Terpadu
Pulogebang
 Koridor 11F Terminal Pasar Minggu - Terminal Terpadu
Pulogebang
 Koridor 11H Terminal Pinang Ranti - Terminal Terpadu
Pulogebang
 Koridor 11A Pulogadung - Pulogebang
2. KWK
 T 22 Pulo Gadung - Rawa Kuning
 T 29 Pulo Gadung - Komarudin
 T 32 Pulo Gadung - Pulgebang
 JU 01 Terminal TJ Priok - KBN Cakung
 JU 03 Terminal TJ Priok - Tipar Cakung
 APB JT 03 TTPG - Terminal Klender via Pupar Cakung

Observasi Terminal Terpadu Pulogebang dilaksanakan pada hari Jumat, 02


April 2021 pukul 10.00 WIB. Hasil observasi yang telah dilaksanakan digunakan
untuk mengamati kondisi Terminal Terpadu Pulogebang saat ini. Kondisi gedung
Terminal Terpadu Pulogebang saat ini terlihat rapih dan nyaman. Hasil

9
dokumentasi yang dilampirkan dimaksudkan untuk memberikan bukti atau
gambaran nyata kondisi terkini Terminal Terpadu Pulogebang.

2.2.1 Hasil Dokumentasi Terminal Terpadu Pulogebang


A. Lantai Mezzanine

Gambar 2.15 Area Loket Penjualan Gambar 2.16 Pelayanan Check Point
Tiket Bus AKAP

Gambar 2.17 Area Boarding Pass Gambar 2.18 Gate Boarding Pass menuju
keberangkatan
Diarea Lantai Mezzanine terdapat area loket penjualan tiket bus
AKAP, pelayaran check point, area boarding pass, gate boarding pass
menuju keberangkatan.

B. Lantai 1

Gambar 2.19 Area Komersial seperti Departement Store, Supermarket, dan Kios

10
Gambar 2.20 Toilet Gambar 2.21 Mushola

Diarea Lantai 1 terdapat area komersial seperti departement store,


supermarket, kios, toilet, dan mushola.

C. Lantai 2

Gambar 2.22 Administrasi Keberangkatan Gambar 2.23 Ruang Tunggu Penumpang dan
Keberangkatan

Dilantai 2 terdapat administrasi keberangkatan, ruang tunggu penumpang


dan keberangkatan, ruang tunggu penumpang dan area keberangkatan, dan
ruang menyusui.

11
Gambar 2.24 Ruang Tunggu Penumpang dan Gambar 2.25 Ruangan Menyusui
Area Kedatangan
D. Lantai 3

Gambar 2.26 Area Food court dan kantin

Diarea lantai 3 terdpat food court dan kantin.

E. Lantai 4

Gambar 2.27 Area Kantor Pengelola dan CCTV Gambar 2.28 Mushola
Room

,
.

Gambar 2.29 Toilet Gambar 2.30 Eskalator

Dilantai 4 terdapat area kantor pengelola dan cctv room, mushola,


toilet, dan eskalator.

12
2.3 Pengertian Aksebilitas
Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna
lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya. Dengan begitu aksesibilitas dapat disebut juga sebagai salah
satu ukuran kenyamanan bagaimana lokasi tata guna lahan berinteraksi satu
dengan yang lain dan bagaimana mudah dan susahnya lokasi tersebut dicapai
melalui sistem jaringan transportasi.

Dalam hubungan antara aksesibiltas dan sistem transportasi dapat


dinyatakan dalam bentuk jarak, namun jarak merupakan peubah yang tidak cocok
dan diragukan jika sistem transportasi diperbaiki. Maka hubungan transportasi
dapat dikatakan akan lebih baik karena waktu tempuhnya lebih singkat bagi
sistem transportasi tersebut. Oleh karena itu, waktu tempuh menjadi ukuran yang
lebih baik dan sering digunakan untuk aksesibilitas. Dengan demikian, moda dan
jumlah transportasi yang tersedia dalam suatu kota merupakan hal yang penting
unutk menerangkan aksesibilitas. Beberapa moda transportasi mungkin lebih
cepat dari segi waktu tempuhnya dibandingkan dengan moda lainnya, namun
mungkin juga ada moda yang lebih mahal dari segi biayanya.

2.4 Perbandingan Aksebilitas antara Stasiun Buaran dan Terminal Terpadu


Pulogebang
Setelah observasi yang saya lakukan di Stasiun Buaran dan Terminal
Terpadu Pulogebang terdapat perbandingan aksebilitas yaitu Stasiun Buaran dan
Terminal Terpadu Pulogebang sangat berbeda, kita ambil contoh aksesibilitas dari
Buaran menuju Rangkas Bitung. Jika melalui Stasiun Buaran yang berarti
menggunakan moda tramsportasi kereta, setelah kita menaiki kereta commuter
line dari stasiun Buaran menuju Stasiun Manggarai lalu kita transit di Stasiun
Tanah Abang dan kembali menaiki Krl menuju Stasiun Rangkas Bitung. Dengan
demikian jika kita menggunakan moda transportasi kereta menuju Rangkas
Bitung akan memakan waktu tempuh sekitar 2 jam 40 menit perjalanan dan
dengan biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 8.000,-

13
Sedangkan jika melalui Terminal Terpadu Pulogebang yang berarti
menggunakan moda transportasi bus, setelah berada di Terminal Terpadu
Pulogebang kita akan menaiki bus Arimbi yang langsung menuju Terminal
Rangkas Bitung. Dengan menggunakan moda transportasi bus ini akan memakan
waktu tempuh sekitar 4 jam perjalanan dan dengan biaya yang harus dikeluarkan
sebesar Rp. 26.000,- Dengan contoh berikut dapat kita ketahui bahwa pembahasan
mengenai aksesibilitas berkaitan dengan waktu tempuh dan biaya yang
dikeluarkan adalah benar adanya.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Terminal merupakan salah satu komponen utama dalam sistem
transportasi yang memiliki tujuan utama sebagai tempat pemberhentian (transit)
penumpang untuk berpindah moda transportasi lain. Pada contoh terminal yang
penulis observasi yaitu Stasiun Buaran dan Terminal Terpadu Pulogebang,
aksesibilitas untuk menuju kedua terminal tersebut cukup baik. Namun, jika kita
ingin menuju suatu lokasi dari kedua terminal itu maka akan memiliki aksesibilitas
yang berbeda mulai dari jarak tempuh hingga biaya yang harus dikeluarkan. Dari
kondisi kedua terminal tersebut masih terdapat kekurangan dan kelebihannya
masing-masing, dimana jika kita ingin menuju suatu tempat yang sama dengan
salah satu terminal memiliki waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan terminal
lainnya. Namun biaya yang harus dibayarkan juga lebih besar dari terminal lainnya.
Oleh karena itu, saran yang dapat penulis berikan yaitu perlunya pertimbangan
yang baik bagi para calon penumpang yang menggunakan kedua terminal tersebut
terutama dari segi waktu dan biaya yang dimiliki.

Daftar Pustaka
Morlok, E.K, Pengantar Teknik Dan Perencanaan Transportasi. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1988

PPID DKI Jakarta. “Data Terminal Provinsi DKI Jakarta”,


https://ppid.jakarta.go.id/download/uORCWmtWQJfWzjJJ3mQOYcnC
mdboomZY57zdLEu5N0tKORQ6c1SiioXuAntu7pOENFJrZTRdA4JZ
8I9C3VA, diakses pada 11 maret 2020 pukul 19.20

Basrin. 2016. “Aksesibilitas dan Mobilitas Transportasi”,


https://transportsengineer.wordpress.com/2016/04/14/aksesibilitas-dan-
mobilitas-transportasi/, dikases pada 2 April 2021 pukul 11.34

15

Anda mungkin juga menyukai