Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA

STUDI KASUS: KECELAKAAN KERJA DI PT PETROWIDADA


MATA KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DOSEN PENGAMPU : WINOTO HADI., S.T., M.T.

DISUSUN OLEH
NAMA : ZAHRA PUSPITA NINGRUM
NIM : 1511519042
KELAS : B TRANSPORTASI 2019

PROGRAM STUDI D3 TRANSPORTASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat diselesaikan
oleh penulis tepat pada waktunya.

Laporan ini penulis tujukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah


manajemen terminal yang di berikan oleh bapak Winoto Hadi M.T. selaku dosen
pengampu mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja.

Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan arahan dari
orang tua penulis serta teman-teman penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada beliau yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
laporan ini.

Laporan ini masih banyak kekurangannya, karena penulis masih dalam


tahap pembelajaran. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya
dari pembaca untuk menyempurnakan laporan ini.

Jakarta, 06 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................2
1.5 Metode dan Teknik Penelitian....................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian K3...............................................................................................3
2.2 Pengertian Kecelakaan Kerja dan Jenis-Jenisnya....................................4
2.3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja...........................................................5
2.4 Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja..........................................................5
2.5 Analilis Kasus Kecelakaan Kerja di PT Pertrowidada............................5
2.5.1 Kronologi Kecelakaan...........................................................................7
2.5.2 Analisis Kasus Kecelakaan Kerja........................................................9
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan dan Saran...............................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Era globalisasi, K3 telah menjadi sebuah kebutuhan dalam setiap bagian
kerja baik yang berada dilapangan ataupun didalam ruangan. K3 adalah suatu
bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas
keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan pekerjaan yang dapat
mengancam dirinya baik berasal dari individu maupun lingkungan kerjanya.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23
menyatakan bahwa upaya K3 harus diselengarakan disemua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan. Menerapkan
program K3 dalam lingkungan kerja dengan tujuan agar setiap tenaga kerja berhak
untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan
tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau lingkungan kerja sangat
dibutuhkan sehingga pekerja merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan
pekerjaannya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja bagi
pekerja, untuk dapat bekerja sebaik mungkin dan juga dapat mendukung
keberhasilan serta target dalam pekerjaan dapat tercapai

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa pengertian K3 ?
2. Apa pengertian kecelakaan kerja dan apa saja jenis-jenisnya ?
3. Apa saja faktor penyebab kecelakaan kerja ?
4. Bagimana cara pencegahan kecelakaan kerja ?
5. Bagaimana analisis kasus kecelakaan kerja di PT Petrowidada

1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Agar pembaca mengetahui pengertian K3
2. Agar pembaca mengetahui pengertian kecelakaaan kerja dan jenis-jenis
kecelakaan kerja
3. Agar pembaca mengetahui faktor penyebab kecelakaan kerja
4. Agar pembaca mengetahui cara pencegahan kecelakaan kerja
5. Agar pembaca mengetahui analisis kasus kecelakaan kerja di PT
Petrowidada

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penlitian ini adalah sebagai sarana menambah wawasan bagi
para pembaca serta dapat mengetahui analisis kasus kecelakaan kerja di PT
Petrowidada

1.5 Metode dan Teknik Penelitian


Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, penulis
mengguanakan metode kepustakaaan, yaitu studi pustaka. Pada metode ini penulis
membaca tulisan yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah serta yang
berkaitan dengan masalah kecelakaan kerja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian K3
Definisi K3 atau definisi Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja yang
merupakan kepanjangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan  melindungi 
keselamatan  dan  kesehatan  tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. ( PP 50 Tahun 2012)

Definisi di atas adalah definisi yang dicantumkan dalam Peraturan


Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3. Selain definisi
di atas, pakar atau organisasi lain juga ada yang mengajukan definisi K3.

 Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, pengertian


keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. (OHSAS 18001)
 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebuah ilmu untuk
antisipasi, rekoginis, evaluasi dan pengendalian bahaya yang
muncul di tempat kerja yang dapat berdampak pada kesehatan dan
kesejahteraan pekerja, serta dampak yang mungkin bisa dirasakan
oleh komunitas sekitar dan lingkungan umum. (ILO 2008)

2.2 Pengertian Kecelakaan Kerja dan Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda
(Permenaker No. 03/MEN/1998). Pengertian lain kecelakaan kerja adalah semula

3
kejadian yang tidak direncanakan yang menyababkan atau berpotensial
menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian lainya (Standar AS/NZS
4801:2001). Sedangkan definisi kecelakaan kerja menurut OHSAS 18991:2007
adalah kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan
cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahanya) kejadian kematian atau
kejadian yang dapat menyebabkan kematian.

Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:

1. Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan


kerugian baik bagi manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan
kerugian.
3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini
hampir menimbulkan kejadian incident ataupun accident.

Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis, yaitu
(Sedarmayanti, 2011):

1. Kecelakaan kerja akibat langsung kerja.


2. Kecelakaan pada saat atau waktu kerja.
3. Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya,
melalui jalan yang wajar).
4. Penyakit akibat kerja.

Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi menjadi


tiga jenis, yaitu (Suma’mur,1981):

1. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan


pada hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya kembali atau istirahat <
2 hari. Contoh: terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan
terkilir.
2. Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan
pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh: terjepit, luka
sampai robek, luka bakar.

4
3. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi
dan kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.

2.3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja


Berdasarkan hasil statistik, penyebab kecelakaan kerja 85% disebabkan
tindakan yang berbahaya (unsafe act) dan 15% disebabkan oleh kondisi yang
berbahaya (unsafe condition). Penjelasan kedua penyebab kecelakaan kerja
tersebut adalah sebagai berikut (Ramli, 2010):

1. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor lingkungan


fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman,
penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif,
lantai yang berminyak, dan lain-lain.
2. Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau kesalahan yang
dapat menimbulkan kecelakaan seperti ceroboh, tidak memakai alat
pelindung diri, dan lain-lain, hal ini disebabkan oleh gangguan kesehatan,
gangguan penglihatan, penyakit, cemas serta kurangnya pengetahuan
dalam proses kerja, cara kerja, dan lain-lain.

2.4 Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa faktor,


antara lain sebagai berikut :

A. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan
kecelakaan kerja, yaitu:
 Memenuhi syarat aman
 Memenuhi syarat keselamatan
 Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan
B. Faktor Mesin dan peralatan Kerja
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang
baik dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
C. Faktor Perlengkapan Kerja

5
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus
terpenuhi bagi pekerja. Alat pelindung diri harus cocok ukurannya
sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.
D. Faktor manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan
kerja, mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja,
meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan
disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan
serta menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

Kecelakaan kerja juga dapat dikurangi, dicegah atau dihindari dengan


menerapkan program yang dikenal dengan tri-E atau Triple E, yaitu
(Sedarmayanti, 2011):

A. Engineering (Teknik). Engineering artinya tindakan pertama adalah


melengkapi semua perkakas dan mesin dengan alat pencegah kecelakaan
(safety guards) misalnya tombol untuk menghentikan bekerjanya
alat/mesin.
B. Education (Pendidikan). Education artinya perlu memberikan pendidikan
dan latihan kepada para pegawai untuk menanamkan kebiasaan bekerja
dan cara kerja yang tepat dalam rangka mencapai keadaan yang aman
(safety) semaksimal mungkin.
C. Enforcement (Pelaksanaan). Enforcement artinya tindakan pelaksanaan,
yang memberi jaminan bahwa peraturan pengendalian kecelakaan
dilaksanakan.

2.5 Analisis Kasus Kecelakaan Kerja di PT Petrowidada

6
2.5.1 Kronologi Kecelakaan

Pabrik PT Petrowidada, perusahaan yang memproduksi bahan baku


produk plastik phthalic anhydride dan maleic anhydride meledak akibat
kebocoran bahan kimia dalam proses produksi, Selasa 20 Januari 2004.
Ledakan di pabrik yang berada di kawasan industri Petrokimia Gresik,
Jawa Timur, itu hingga pukul 23.45 diketahui menyebabkan dua orang
meninggal dan sekitar 50 orang lainnya mengalami luka bakar. Samsi,
korban yang meninggal di tempat kejadian, dilaporkan sebagai direktur
produksi di perusahaan itu. Sedangkan Abdul Kohir (44), korban luka
bakar yang pertama, dibawa ke Rumah Sakit (RS) dr Sutomo, Surabaya,
diberitakan meninggal pukul 22.00 dengan luka bakar 78 persen. Ledakan
terjadi sekitar pukul 16.00 ketika sebagian besar karyawan masih bekerja.
Suara ledakan terdengar hingga radius sekitar tiga kilometer dari lokasi
pabrik. Percikan api dan asap hitam pekat tampak membubung ke udara
hingga ratusan meter setelah beberapa detik suara dentuman keras
terdengar.

Asap hitam pekat yang membubung ke udara bak membentuk kuali


besar. Menurut keterangan sejumlah saksi mata dan para korban, sumber
ledakan dahsyat berasal dari tangki 2944 yang memproduksi dan
memproses bahan kimia maleic anhydride (MA) dan phthalic anhydride
(PA). Tangki tersebut berada di tengah pabrik di sebelah utara kantor pusat
PT Petrowidada.

7
Awal mula ledakan itu dipicu kebocoran bahan kimia MA yang
sedang diproses di dalam tangki tersebut. Seorang pekerja mengatakan,
kebocoran bahan kimia MA sudah diketahui sejak pukul 11.00. Ketika itu
kepulan asap putih terlihat keluar melalui keran tangki. Sekitar pukul
15.45 ada peringatan dari petugas ruang kontrol melalui pengeras suara
bahwa tingkat kebocoran semakin besar. Dari keran tangki, tiba-tiba
terdengar suara udara, seperti terompet, sebelum akhirnya tangki
bertingkat tujuh itu meledak.

“Sumber kebocoran berada di atas tangki dan asapnya keluar


cukup kuat. Waktu itu petugas dari ruang kontrol menyebutkan, tekanan
uap yang keluar sudah mencapai 206 rpm (putaran per menit). Para
pekerja yang berada di atas tangki mulai turun. Namun, tak berapa lama
kemudian tangki itu meledak dan uapnya membakar pakaian serta kulit
dan melempar para pekerja yang masih berada di sekitar tangki, beberapa
meter dari tempat asal ledakan,” ujar Jayadi, seorang pekerja las yang
berada sekitar 200 meter dari tangki.

Ia menuturkan ledakannya begitu dahsyat sehingga


menghancurkan kaca, asbes, dan merobohkan atap. Sementara uap dari
cairan kimia tersebut melebar ke sekitar pabrik. Tak lama kemudian
percikan api mulai terlihat menjalar ke bangunan lainnya karena
tersebarnya bahan kimia akibat ledakan. Dentuman keras berkali-kali
terdengar, disusul semburan nyala api yang membesar. Personal General
Affair and Manager Quality PT Petrowidada Kusnan yang juga menjadi
korban ledakan mengatakan, saat peristiwa terjadi ia baru saja dihubungi
petugas ruang kontrol, yakni sekitar 15 menit sebelum tangki meledak. Ia
mengatakan, saat itu petugas di ruang kontrol menyatakan ada masalah
serius pada tangki 2944.

“Namun, belum sampai saya ke lokasi, tangki itu sudah meledak


dan menyemburkan bahan kimia yang membakar dan melemparkan
beberapa pekerja. Saya sendiri bisa selamat karena jaraknya masih sekitar

8
50 meter dari tangki itu,” kata Kusnan yang mengalami luka bakar di
bagian wajah dan kerusakan mata akibat semprotan uap.

Saat ledakan terjadi, lanjutnya, di sekitar tangki masih ada


beberapa pekerja yang tengah memperhatikan kebocoran. Namun, dia
tidak bisa memastikan jumlahnya dan keselamatan mereka. Petugas
pemadam kebakaran dan tim kesehatan baru mulai berdatangan sekitar 10
menit setelah peristiwa ledakan. Dari lokasi pabrik PT Petrowidada, tim
evakuasi memindahkan sekitar 50 pekerja yang mengalami luka bakar
cukup serius. Total terdapat 3 korban tewas akibat kecelakaan ini.

2.5.2 Analisis Kecelakaan


Berikut adalah hasil analisis kasus kecelakaan kerja di PT Petrowidada :
A. Jenis kecelakaan kerja
 Accident
Karena kecelakaan ini tidak diinginkan dan
menimbulkan kerugian baik bagi pihak korban maupun
pihak perusahaan.
 Kecelakaan pada saat bekerja
Kasus kecelakaan kerja ini termasuk ke jenis
kecelakaan pada saat atau waktu kerja. Ledakan terjadi
sekitar pukul 16.00 ketika sebagian besar karyawan masih
bekerja.
 Kecelakaan kerja berat
Kecelakaan kerja ini termasuk ke jenis kecelakaan
kerja berat. Karena diketahui menyebabkan dua orang
meninggal dan sekitar 50 orang lainnya mengalami luka
bakar. Samsi, korban yang meninggal di tempat kejadian,
dilaporkan sebagai direktur produksi di perusahaan itu.
Sedangkan Abdul Kohir (44), korban luka bakar yang
pertama, dibawa ke Rumah Sakit (RS) dr Sutomo,

9
Surabaya, diberitakan meninggal pukul 22.00 dengan luka
bakar 78 persen.
B. Faktor penyebab kecelakan
Kasus kecelakaan kerja di PT Petrowidada termasuk ke
dalam kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan
dan faktor mesin & peralatan kerja akibat kebocoran bahan kimia
dalam proses produksi, pada Selasa 20 Januari 2004. Dikatakan
merupakan suatu perbuatan tidak aman karena tidak adanya kontrol
atau kurangnya pengecekan dan perawatan secara teratur sehingga
pipa bisa menjadi rusak karena pemakaian yang dilakukan secara
terus-menerus dan ketidakmampuan untuk mengamankan pabrik.
C. Kerugian akibat kecelakaan kerja
Kerugian langsung dari kejadian PT Petrowidada ialah rasa
kehilangan dari keluarga yang menjadi korban di kejadian tersebut,
selain itu pabrik tersebut juga kehilangan karyawan. Sedangkan
kerugian yang tidak langsung dialami oleh Pabrik Petrowidada
ialah kerusakan material kemudian hilangnya peralatan pabrik serta
biaya yang banyak karena proses produksi dari pabrik tersebut
terhenti.
D. Upaya pencegahan dan solusi
Untuk upaya pencegahannya, dapat dilakukan dengan
memberikan pengetahuan mengenai keselamatan kerja sejak dini
kepada para pekerja. Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi
setiap perusahaan untuk memiliki standarisasi yang berkaitan
dengan keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, APD,
monitoring peralatan. Adanya pengontrol perusahaan yang dapat
melakukan pengawasan agar peraturan perusahaan yang berkaitan
dengan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dipatuhi.
Memberikan pengetahuan atau sosialisasi dan himbauan mengenai
keselamatan kerja baik kepada pihak perusahaan maupun warga
setempat. Melakukan pemasangan alat pendeteksi pada setiap

10
sudut prabik sehingga dapat mengetahui bahwa kondisi
peralatannya normal atau tidak.
Untuk solusi dari kejadian tersebut ialah melapor kepada
pemadam kebakaran setempat agar kobaran api tidak senakin
meluas ke pemukiman warga. Mengungsikan warga di sekitar
lokasi kejadian agar tidak menghirup gas-gas hasil kebakaran dan
ledakan yang dapat membahayakan kesehatan warga. Pihak
perusahaan Petrowidada sudah bersedia mengganti kerugian
material para warga dan para pekerja akibat kasus yang terjadi.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang berhubungan dengan
pekerjaan seseorang, kejadian tersebut tidak direncanakan atau tidak diharapkan.
Terdapat berbagai jenis kecelakaan kerja dengan faktor penyebabnya dapat berupa
kondisi tidak aman (unsafe condition) dan/atau tindakan tidak aman (unsafe action).
Kecelakaan kerja juga dapat mengakibatkan kerugian baik dari aspek kerugian
manusia ataupun finansial. Keselamatan kerja di lingkungan pekerjaan tersebut
sangatlah minim dalam pelaksanaannya. Perlunya pengetahuan dan sosialisasi
sistem manajemen K3 agar tidak terjadi lagi kecelakaan kerja yang dapat
menyebabkan berbagai kerugian.

Daftar Pustaka
Supriyadi Agung, M.K.K.K., 2016. Lima Kecelakaan terbesar di
Indonesia https://katigaku.top/2016/04/21/5-kecelakaan-kerja-besar-di-indonesia/ Diakses
pada tanggal 6 April 2021 : 17.30

https://www.jobloker.co.id/company/detail/?id=41230 Diakses pada tanggal 6 April 2021 :


15.20

https://en.wikipedia.org/wiki/Phthalic_anhydride Diakses pada tanggal 6 April 2021 : 15.45

12

Anda mungkin juga menyukai