Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PROGRAM KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

Dosen Pembimbing : Arif Rahman,M.Pd

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah “Kesehatan Keselamatan Kerja”

Disusun Oleh Kelompok III


Nama Anggota :

A.Rahman Rangkuti NIM : 5173351001


Adnan Kashogi NST NIM : 5173351002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Program Kesehatan Kerja.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, baik
itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun penyusun menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan orang tua juga para sahabat. Terutama pertolongan dari Allah sehingga kendala-
kendala yang penyusun hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)“, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, serta berbagai buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi Stikes
Merangin. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
baiknya penulisan di masa yang akan datang.

Medan, 10 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah......................................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)...........................................3
2.2 Program K3.............................................................................................................6
2.3 Prinsip-Prinsip Penyusunan Program K3............................................................9
2.4 Tujuan Program K3 Pada Industri.......................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................................13


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang
dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan
tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk
menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang
ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga
mental, emosional dan psikologi.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas. Begitu juga dengan laboratorium yang merupakan
sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan
hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan
tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan   latar   belakang    yang   telah dikemukakan, dapat di rumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian k3 (keselamatan dan kesehatan kerja) ?
2. Bagaimana isi dari program k3 ?
3. Apa prinsip-prinsip penyusunan program k3 ?
4. Apa saja tujuan program k3?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengertian, perpu, implementasi, program, prinsip-prinsip
penyusunan serta tujuan dari program k3.
b. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian k3 (keselamatan dan kesehatan kerja).
b. Untuk mengetahui program k3.
c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penyusunan program k3.
d. Untuk mengetahui tujuan program k3.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yakni, sebagai berikut :
a. Bagi Penyusun (Mahasiswa)
Dapat menambah pengetahuan penyusun mengenai penyusunan program
keselamatan dan kesehatan kerja (k3).
b. Bagi Perusahaan/Industri
Dengan meningkatkan program k3 bagi pekerja yang ada diperusahaan atau
industri akan merasa lebih aman dan nyaman saat bekerja.
c. Bagi Pemerintah
Beberapa program yang dilaksanakan pemerintah dalam upaya mewujudkan
kesehatan dan keselamatan kerja diantaranya adalah Kebijakan, Hukum, dan
Peraturan serta penegakan hukum mengenai program k3.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


K3 merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk lebih
memahami tentang K3 berikut ini kita akan membahas pengertian, maksud dan tujuan
dari K3 (di rangkum dari berbagai sumber).
A. Pengertian K3
 Pengertian secara Filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat
adil dan makmur.
 Pengertian secara Keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
 Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety
Assessment Series)
K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
 Pengertian Keselamatan Kerja
Setiap perusahaan atau industri memiliki tingkat resiko kecelakaan yang
berbeda-beda, namun setiap perusahaan selalu berusaha mencegah atau
menghindari resiko tersebut. Anwar Prabu Mangkunegara (2009: 161)
mengemukakan bahwa: “Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang
aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Daryanto (1993: 146), yang mengemukakan
bahwa: “Keselamatan kerja ialah selamatnya karyawan, alat-alat kerja dan
perusahaan serta produksi dan daerah lingkungannya, sehingga perlu pada
waktu karyawan bekerja, topi, helm pengaman, sarung tangan, kaca mata
pengaman, masker pelindung muka” Dari penjelasan beberapa ahli, maka dapat

3
diambil kesimpulan bahwa pengertian keselamatan adalah selamatnya
karyawan, alat produksi dan perusahaan serta lingkungannya dari kerusakan
dan penderitaan menurut UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja..
 Pengertian Kesehatan Kerja
Manusia sebagai sumber daya memiliki peran yang sangat penting di
perusahaan. Kehadiran manusia menjadi penting karena manusia tidak dapat
digantikan oleh kecanggihan mesin. Oleh sebab itu kesehatan manusia sudah
selayaknya diperhatikan agar tidak mengganggu proses produksi. Wahid Iqbal
Mubarak dan Nurul Chayatin (2009:101) mengemukakan bahwa: “sehat adalah
suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial,
bukan semata-mata bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan”. Sedangkan
Anwar Prabu Mangkunegara (2009:161), mengemukakan bahwa: “kesehatan
kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi
atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja”. Menurut Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, “kesehatan adalah keadaaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial ekonomis. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal”. Sedangkan Suma’mur (1989:1)
mengemukakan bahwa: Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja
atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerja dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum.

4
B. Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan
dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisiensi dan produktivitas kerja.
C. Sasaran K3
1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
D. Norma K3
Norma yang harus dipahami dalam K3:
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
E. Dasar Hukum K3
K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja:
 UU No.1 tahun 1970
 UU No.21 tahun 2003
 UU No.13 tahun 2003
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996
F. Hambatan Dari Penerapan K3
a) Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :
- Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar.
- Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih rendah.
b) Hambatan dari sisi perusahaan:
Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau
operasional dan meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan
yang sebesar-besarnya.

5
2.2 Program K3
Ketika seorang keryawan/tenaga kerja merasa aman dan nyaman serta memiliki
fisik yang sehat dalam bekerja maka tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan akan
sesuai dengan harapan. Menurut Dewan K3 Nasional, program K3 adalah upaya
untuk mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu manusia, sarana,
lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi administrasi dan manajemen,
P2K3, kebersihan dan tata ruang, peralatan K3, pengendalian bahaya dan beracun,
pencegahan kebakaran, keadaan darurat, penerapan K3 dan sistem evaluasi program
(DK3N, 1993). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya
program keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau
dikembangkan semaunya. Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja dibuat
berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi
bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan financial, dan lainnya. Dalam usaha
tersebut pihak perusahaan pun sudah selayaknya ikut serta dalam mengoptimalkan
peran K3 tersebut. Hal ini dapat digambarkan dalam kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 1
Alur kerangka pikir
Program K3

Manajemen K3
Pengawasan kerja
Pelatihan K3
Tersedianya alat pelindung diri (APD)
SOP
Sosialisasi K3
Poliklinik/ruang kesehatan
Kantin
9. Rest Area

Kesadaran pentingnya K3 Budaya penggunaan APD

Meminimalisirkan kecelakaan kerja

Produktivitas Kerja

6
Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur yang
memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian resiko dan
paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak aman, meliputi :
1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi
berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.
2. Membuat prosedur keamanan.
3. Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan peralatan
baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya.
4. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.
5. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
6. Rapat bulanan P2K3
7. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3 seperti alat
pelindung diri, standar keselamatan yang baru.
8. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.
Program keselamatan dan kesehatan kerja harus dirancang spesifik untuk
masing-masing perusahaan sehingga tidak bisa sekedar meniru atau mengikuti
arahan dan pedoman dari pihak lain (Ramli, 2010).
Efektifitas program keselamatan dan kesehatan kerja sangat tergantung
kepada komitmen dan keterlibatan semua pekerja. Keterlibatan pekerja akan
meningkatkan produktivitas. Beberapa kegiatan yang harus melibatkan pekerja antara
lain (Nasution, 2005) :
1. Kegiatan pemeriksaan bahan berbahaya dan beracun dan menyusulkan
rekomendasi bagi perbaikan.
2. Mengembangkan atau memperbaiki aturan keselamatan umum.
3. Melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja baru.
4. Membantu proses analisis penyebab kecelakaan kerja.
Unsur-unsur program keselamatan dan kesehatan kerja yang terpenting adalah
pernyataan dan kebijakan perusahaan, organisasi dan personil, menjaga kondisi
kerja untuk memenuhi syarat-syarat keselamatan, membuat laporan dan analisis
penyebab kecelakaan dan menyediakan fasilitas pertolongan pertama pada
kecelakaan (Nasution, 2005). Program keselamatan dan kesehatan kerja akan
memperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan keselamatan dan kesehatan

7
kerja yang dapat menciptakan situasi kerja yang aman, tenteram dan sehat sehingga
dapat mendorong pekerja untuk bekerja lebih produktif.
Melalui program keselamatan dan kesehatan kerja, terjadinya kerugian dapat
dihindarkan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pekerjanya
(Siregar, 2005). Heinrich menyatakan prinsip dasar dari program keselamatan dan
kesehatan kerja yang perlu diterapkan dalam upaya pencegahan kecelakaan, yaitu :
1. Melakukan usaha inspeksi keselamatan kerja untuk mengidentifikasikan kondisi-
kondisi yang tidak aman.
2. Mengadakan usaha pendidikan dan pelatihan para pekerja untuk meningkatkan
pengetahuan pekerja akan tugasnya sehari-hari dan cara kerja yang aman.
3. Membuat peraturan-peraturan keselamatan kerja yang harus ditaati oleh semua
pekerja.
4. Pembinaan displin dan ketaatan terhadap semua peraturan di bidang keselamatan
kerja.

8
2.3 Prinsip-Prinsip Penyusunan Program K3
Sebagai sebuah sistem manajemen, K3 tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan. Program K3 yang telah ditetapkan akan
berjalan efektif jika didukung dan dilaksanakan oleh seluruh bagian atau departemen
yang ada dalam suatu organisasi perusahaan. Oleh karena itu, dalam penyusunan
program K3 harus mempertimbangkan semua aspek yang terkait dalam perusahaan
seperti aspek produksi, finansial, sosial, psikologi, budaya kerja dan manajemen.
Isu cross-cutting dalam K3 menjadi perhatian bagiparapakar, akademisi dan praktisi
K3 dalam penyusunan dan pelaksanaan program K3 yang terarah dan terencana.
a. Prinsip-Prinsip Penyusunan Program K3
Sebuah organisasi perusahaan perlu mengembangkan strategi perencanaan
yang baik dalam menerapkan aspek K3 melalui program-program yang disusun
berdasarkan prinsip yang terencana dan terarah. Dalam sebuah sistem manajemen,
perencanaan sebuah program harus mempertimbangkan prinsip
SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realiable, Timetable). Sebuah
program K3 harus bersifat spesifik yang berarti bahwa program-program yang
dibuat sedapat mungkin tidak menimbulkan kebingunan bagi pihak yang diberi
tugas untuk melaksanakannya, mudah terukur dalam hal pencapaian hasilnya
dengan ditetapkannya target dan indikator keberhasilan pencapaiannya. Sebuah
program K3 juga harus bersifat mudah untuk dilaksanakan sehingga dapat
berjalan efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan perusahaan serta realistis
dalam hal pembiayaan dan kemampuan orang yang melaksanakannya dengan
jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam menetapkan program K3 terdapat beberapa referensi yang dapat
dijadikan acuan, salah satunya adalah OHSAS 18001:2007 klausul 4.8.3 tentang
objektif dan program K3 “Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan
memelihara dokumen objektif K3 pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam
organisasi”. Menurut  Ramli (2009), untuk mencapai objektif yang telah
ditetapkan, organisasi harus menyusun program kerja yang merefleksikan
kebijakan organisasi.

9
Rencana kerja ini disusun untuk setiap tingkatan manajemen sebagai
landasan operasional dengan mempertimbangkan:
 Penentuan tanggung jawab dan wewenang untuk pencapaiannya disetiap
tingkatan, fungsi dan departemen. Program K3 sebaiknya diintegrasikan
dengan program organisasi secara keseluruhan sehingga menjadi salah satu
aspek dalam pencapaian sasaran organisasi.
 Sarana dan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai program kerja yang
telah ditetapkan misalnya pendanaan, tenaga, peralatan dan lainnya.
 Jangka waktu atau jadwal pelaksanaan dan penyelesaian program kerja.
b. Dasar  Penyusunan Program K3
Dalam penyusunan program K3 dalam suatu perusahaan, terdapat landasan
atau dasar-dasar yang melatarbelakangi pembuatan suatu program diantaranya
adalah hasil  risk assessment dari suatu kegiatan produksi untuk mengetahui
potensi-potensi bahaya dan resiko ditempat kerja. Terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan dalam melakukan penilaian resiko yaitu, metode kualitatif, semi
kuantitatif dan kuantitatif. Sebelum melakukan penilaian resiko perlu diketahui
bisnis proses suatu kegiatan produksi suatu industri, dalam setiap tahapan proses
produksi terdapat beberapa bahaya yang dapat menimpa pekerja sehingga
berpotensi menyebabkan kecelakaan dan gangguan kesehatan. Faktor-faktor
penyebab yang dapat membahayakan tenaga kerja sudah seharusnya dicegah,
dikendalikan, diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Untuk mencegah berbagai
gangguan yang muncul, maka terlebih dahulu perlu diketahui  proses produksi dan
identifikasi permasalahannya, cara pemantauan, dan standar-standar yang berlaku.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja yang umum ditemukan di industri garmen adalah :
1. Faktor Lingkungan Kerja memungkinkan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan tenaga kerja, sebagaimana terlihat pada penjelasan di bawah ini.
Proses Produksi dan Faktor Lingkungan Kerja.
 Gudang Bahan : penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde.
 Pola dan Pemotongan Bahan : penerangan, iklim kerja, debu, uap,
formaldehyde.
 Menjahit : penerangan, iklim kerja, getaran, debu, uap formaldehyde.

10
 Pemotong Sisa Benang : penerangan, iklim kerja, debu, uap,
formaldehyde.
 Pengecekan Kualitas : penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde.
 Seterika : penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde.
 Finishing: penerangan, iklim kerja, debu, kapas, uap formaldehyde.
 Pengemasan : penerangan, iklim kerja, debu karton, uap formaldehyde.
2. Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja, hal-hal yang menjadi permasalahan
berkaitan dengan potensi bahaya kecelakaan kerja pada industri garmen adalah
sebagai berikut :
 Gudang memiliki potensi bahaya kebakaran.
 Bagian Pola/ potong memiliki potensi bahaya jari tangan terpotong,
tersengat arus litrik.
 Bagian Jahit memiliki potensi bahaya jari terkena jarum, tersengat arus
listrik, kebakaran.
 Bagian Pasang Kancing memiliki potensi bahayajari tergencet mesin
kancing, tersengat arus listrik.
 Bagian Seterika memiliki potensi bahaya tersengat arus listrik, kebakaran.
 Bagian Pengemasan memiliki potensi bahaya tergores, barang terjatuh.
3. Keserasian peralatan dan sarana kerja dengan tenaga kerja. Keserasian
peralatan dan sarana harus diperhatikan oleh pihak perusahaan dan
disesuaikan dengan tenaga kerja yang dimilikinya agar kecelakaan kerja dapat
diminimalisasi. Kesalahan yang disebabkan ketidakserasian antara peralatan
dan sarana dengan tenaga kerja dapat menimbulkan berbagai masalah yang
akhirnya dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja.

Beberapa permasalahan seperti ini yang ditemukan di industri garmen :


 Bagian pemotongan kain, jahit dan seterika, faktor ergonomi yang
mempengaruhi adalah ukuran meja, kursi duduk, sikap dan sistem kerja.
 Bagian pengemasan, faktor ergonomi yang mempengaruhi adalah kegiatan
angkat junjung, sikap dan cara kerja, ruang gerak.
Beberapa permasalahan di atas sangat umum ditemukan di industri garmen.
Dan seperti kebanyakan yang terjadi di industri, terkadang penyelesaian
permaslahan tersebut mendapatkan resistansi dari manajemen.

11
.
2.4 Tujuan Program K3 Pada Industri
Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja secara umum adalah
mempercepat proses gerakan nasional K3 dalam upaya memberdayakan keselamatan
dan kesehatan kerja guna mencapai kecelakaan nihil. Sasaran dari program
keselamatan dan kesehatan kerja antara lain :
1. Meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman dan penghayatan K3 semua
unsur pimpinan dan pekerja pada sutau perusahaan atau industri.
2. Meningkatkan fungsi manajemen K3 atau Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
3. Mendorong terbentuknya manajemen K3 pada setiap perusahaan atau industri.
4. Mendorong pembinaan K3 pada sektor informal dan masyrakat umum.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja,
tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.
Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak
hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.
3.2 Saran
Adapun saran antara lain sebagai berikut :
1. Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa
aman dan nyaman.
2. Perusahaan harus lebih lagi mensosialisasikan program K3 untuk meningkatkan
dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga meningkatkan
komitmen pekerja terhadap perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Baseline Report: Worker Perspectives from the Factory and Beyond. 2012. ILO.
Ramli, Soehatman. 2009. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja, OHSAS
18001. Dian Rakyat.
Reason, James. 2006. Managing the Risks of Organizational Accidents.  Ashgate.
Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta :
Internasional Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The Pacific
Manila Philippines.
Saksono, Slamet. 1998. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius.
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung.
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, & Kesehatan
Kerja. Sukabumi: Yudhistira.
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Jakarta: Penerbit Erlangga
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf),diakses pada tanggal 11 Mei
2019, pukul 11:00 WIB.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan Penerapan
Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-
dan-keselamatan-kerja-k3.html), diakses pada tanggal 11 Mei 2019, pukul 11:30
WIB.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-
9-msdm-10-11.ppt).
Anonim, 2013. Modul K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dan Hukum.
Balikpapan: Program Studi Teknik Sipil.
Sekretariat Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, 2008. Himpunan
Peraturan Perundang – Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi

14

Anda mungkin juga menyukai