Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PELINDO IV CABANG TERNATE


BIDANG KEAHLIAN DAN KELEMBAGAAN K3 LINGLKUNGAN
KERJA DAN K3 BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE – 83

KELOMPOK 4

1. RINALDY
2. RUSDA HI. J. HAMID
3. SJABARUDDIN ISMAIL
4. SUDARMAN TOU
5. SUNARYO ALI
6. SURYA DHARMA HAMDANI
7. SUSADRI SAFRUDIN

PENYELENGGARA
PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI
Ternate, 17 – 29 Oktober 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan............................................................................. 1

C. Ruang Lingkup .................................................................................... 2

D. Dasar Hukum ...................................................................................... 4

BAB II KONDISI PERUSAHAAN.......................................................................... 7

A. Gambaran Umum Perusahaan............................................................ 7

1. Sejarah singkat PT. Pelindo IV Cabang Ternate ............................. 7

2. Visi dan misi visi dan misi PT. Pelindo IV Cabang Ternate.............. 7

3. Struktur organisasi PT. Pelindo IV Cabang Ternate........................ 8

BAB III ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI ................................................. 11

A. Analisa Temuan Positif........................................................................ 11

B. Analisa Temuan Negatif ...................................................................... 14

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 16

A. Kesimpulan ......................................................................................... 16

B. Saran .................................................................................................. 17

LAMPIRAN…………............................................................................................. 18

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya perlindungan tenaga kerja merupakan upaya untuk mencapai


suatu tingkat produktivitas yang tinggi dimana salah satu aspek adalah upaya
keselamatan kerja termasuk lingkungan kerja. Potensi bahaya yang berasal dari
lingkungan kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
salah satunya adalah kimia. Mengurangi resiko ataupun potensi bahaya dari
lingkungan kerja perlu adanya upaya pengendalian lingkungan kerja yang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Penanganannya harus khusus
agar dapat memberikan perlindungan yang optimal bagi tenaga kerja dan
masyarakat umum. Berdasarkan sifat fisika dan kimia, maka dapat digolongkan
menjadi : Mudah terbakar, Mudah meledak, Beracun, Korosif, Oksidator, Reaktif
dan Radioaktif. Risiko bahaya K3 kimia akan mengancam kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja. Karena itu, penting bagi perusahaan terkait untuk
memiliki Petugas K3 Kimia atau Ahli K3 Kimia. Efek bahan kimia di lingkungan
kerja dapat berpengaruh terhadap tenaga kerja dan lingkungan apabila bahan
tersebut masuk ke dalam tubuh pekerja atau tumpah ke lingkungan. bahan kimia,
baik dalam bentuk tunggal maupun cairan tunggal, yang berdasarkan sifat fisika,
kimia maupun toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, lingkungan, dan
instalasi.

Pengendalian tersebut dimaksudkan untuk mencegah atau


meminimalkan risiko keselamatan maupun kesehatan akibat penggunaan bahan-
bahan kimia berbahaya tersebut. Tak cuma bagi tenaga kerja, risiko tersebut
juga mungkin turut berdampak pada alat-alat kerja (termasuk aset perusahaan)
dan lingkungan. Pada prinsipnya, Pengawas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
bertanggung jawab secara spesifik terhadap pengendalian bahan kimia
berbahaya di tempat kerja yang bersangkutan. berikut adalah beberapa tugas
dan kewajiban Pengawas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia menurut
Kep.187/MEN/1999 pasal 22 dan 23 diantaranya :
 Melakukan identifikasi bahaya, melaksanakan prosedur kerja aman,
melaksanakan prosedur penanggulangan keadaan darurat, mengembangkan
pengetahuan k3 bidang kimia.

1
 Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan K3
bahan kimia berbahaya, memberikan laporan kepada menteri atau pejabat
yang ditunjuk mengenai hasil pelaksanaan tugasnya, merahasiakan segala
keterangan yang berkaitan dengan rahasia perusahaan atau instansi yang
didapat karena jabatannya, menyusun program kerja pengendalian bahan
kimia berbahaya di tempat kerja, melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko, mengusulkan pembuatan prosedur kerja aman dan
penanggulangan keadaan darurat kepada pengusaha atau pengurus.

Untuk menanggulangi PAK, perusahaan wajib menerapkan prinsip-prinsipnya.


Ada tiga prinsip pencegahan PAK, yaitu:

 Tindakan preventif primer yang dilakukan sebelum PAK terjadi,


 Pencegahan sekunder jika sudah terlihat indikasi PAK
 dan Penanganan tersier terhadap PAK yang sudah terjadi.

Selain tindakan pencegahan, perusahaan dan karyawan juga perlu


melakukan beberapa hal seperti berikut :
 Memakai alat pelindung diri yang terbuat dari material sintetik dan tidak
tembus cairan.
 Melakukan praktik keselamatan kerja yang berkaitan dengan instrumen
tajam, misalnya pisau dan jarum suntik.
 Mencuci tangan setelah bekerja dilakukan di bawah air mengalir, lalu
menggunakan sabun dengan cara digosokkan ke tangan selama 15-20
menit.

B. Maksud dan Tujuan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam
pelatihan Ahli K3 Umum, dimaksudkan untuk memperkaya wawasan dan
pengetahuan peserta pelatihan dalam konteks yang lebih praktikal sehingga
peserta memilikisemua pengetahuan teoritis dan juga pengetahuan lapangan
serta implementasi teori tersebut secara langsung. Selain itu, PKL ini juga
dimaksudkan untuk membekali pengetahuan bagi para calon Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) mengenai K3, dengan praktik nyata dalam

2
penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja yang meliputi: K3 Lingkungan Kerja, K3 Kesehatan Kerja, K3
Bahan Berbahaya dan Beracun.
Tujuan dari calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U)
ini mengikuti PKL ofline di PT. Pelindo IV Cabang Ternate, pada tanggal 26
Oktober 2022 adalah, supaya wawasan yang diperoleh selama PKL dapat
menambah khasanah keilmuan terkait penerapan peraturan dan norma K3 di
tempat kerja nantinya, melakukan pengawasan serta perbaikan yang
berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan kerja di
perusahaan yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia maupun kegagalan
fungsi mesin, dan untuk mengetahui arti penting keselamatan dan kesehatan
kerja bagi pelaksana pelayanan pelanggan untuk mengetahui implementasi
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dapat menjadikan hasilnya untuk
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Pelindo IV Cabang
Ternate.

C. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) untuk calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U)
adalah di PT. Pelindo IV Cabang Ternate dengan data-data sebagai
berikut:
Nama : PT. Pelindo IV Cabang Ternate

Alamat : Jl. . A. Yani, Kompleks


Pelabuhan, Ternate.
Waktu : 09.00 – 12.00
WIT Tanggal : 26 Oktober 2022
Ruang lingkup pengamatan kelompok : K3 Lingkungan Kerja, K3
Kesehatan Kerja, dan K3 Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).

2. Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan ini adalah


1) K3 Lingkungan Kerja dan K3 Bahan Berbahaya dan Beracun
o K3 Kimia : penanganan bahan berbahaya dan beracun
o Alat Pelindung Diri

3
o K3 confined space (prosedur kerja dan petugas)
o K3 yang bekerja diketinggian
o Personil K3
o Syarat-syarat kebersihan, penerangan, toilet, sarana kesejahteraan
o Faktor fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikologi kerja

2) K3 Kesehatan Kerja
o K3 Pelayanan kesehatan kerja (PKK) klinik perusahan,
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
o Program PKK (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitative)
o Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
o Paramedic perusahan
o Petugas P3K, Ruang P3K, Jenis, Jumlah dan isi kotak P3K
o Catering / Kantin.

D. Dasar Hukum
a) Dasar hukum (umum)
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
b) Dasar Hukum Kelembagaan K3, Keahlian K3
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata
Cara Penunjukan, Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 155 Tahun 1984 tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan Susunan dan Tata
Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasioanal, Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina.

4
5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 02
tahun 2011 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan terhadap
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
6. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03
tahun 2011 tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
yang selanjutnya disebut Ahli K3
7. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor 48 Tahun 2011 tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

c) Dasar Hukum Kesehatan Kerja, Ergonomi


1. Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi
Organisasi Perburuhan International Nomor 120 Mengenai Higiene
Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
2. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor
Per-01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
Per01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Para Medis
Perusahaan.
4. Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
5. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja
6. Permennakertrnas No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.
7. Permennakertrans No. Per. 11/Men/2005 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di
Tempat Kerja.
8. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

5
9. Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
10. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.
11. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian
Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
12. Kepdirjen PPK No. 20/DJPPK/2005 tentang Petunjuk Pelaksaan
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.

d) Dasar Hukum Lingkungan Kerja


1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

e) Dasar Hukum Higiene Dan Sanitasi


1. Undang-Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi
Organisasi Perburuhan Internasional No.120 mengenai Hygiene Dalam
Perniagaan dan Kantor-kantor
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

f) Dasar Hukum Higiene Dan Sanitasi


1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
2. Keputusan Dirjen PPK No. Kep. 84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan
Menengah.

g) Dasar Hukum Syarat K3 Bekerja Pada Ketinggian (Working At Height)


1. Peraturan Menteri Ketengakerjaan R.I. Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Dalam Ketinggian.

h) Dasar Hukum Pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD)


1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/MEN/2010
tentang Alat Pelindung Diri

6
BAB II
KONDISI
PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Sejarah singkat PT. Pelindo IV Cabang Ternate
Pelabuhan Ternate merupakan salah satu Pelabuhan Cabang Kelas
IV di Regional 4 PT Pelabuhan Indonesia yang terletak di Kota Ternate
Provinsi Maluku Utara, dengan letak yang stategis dan sebagai pintu
gerbang perekonomian di Provinsi Maluku Utara yang terdiri dari pulau-
pulau besar dan kecil di sekitar Pulau Ternate. Secara geografis Pelabuhan
Ternate Terletak di bagian Barat pulau Halamahera dan diapit antara Pulau
Tidore dan Pulau Hiri pada koordinat 00º-46.95º LU/LS dan 127º-23.2º BT.
Secara keseluruhan luas 28.391 m3 yang dikelola degan cara disewakan
atau lumpsum pertahun ke perusahaan pelayaran yang terdiri dari PT. Tanto
luas keseluruhan 10.057 m3, PT. Spil Luas Keseluruhan 6.334 M3, PT.
Mentari luas 4.697 m3, Lapangan reklamasi luas 6.441 m3.

Segmen usaha di Pelabuhan ahmad yani diantaranya Pelayanan tambat


kapal, Pelayanan pemaduan, Pelayanan air kappa, Pelayanan barang,
Pelayanan bongkar muat, Plug in reefer, Persewaan lapangan, gudang dan
tanah, Pelayanan penumpang dan Pas pelabuhan.

Adapun fasilitas yang terdapat di pelabuhan ahmad yani, yaitu :

1. Fasilitas dermaga
2. Fasilitas lapangan petikemas
3. Fasilitas plug in reefer
4. Fasilitas gudang penumpukan
5. Fasilitas alat bongkar muat barang dan
6. Fasilitas terminal penumpang

2. Visi dan misi visi dan misi PT. Pelindo IV Cabang Ternate
1) Visi

7
 Menjadi pemimpin ekosistem maritime terintegrasi dan berkelas
dunia.
Visi tersebut merupakan pernyataan cita-cita perusahaan menjadi pitu
gerbang utama jaringan logistic global di Indonesia. Cita-cita ini muncul
dilandasi dengan potensi geografis, peluang bisnis serta kebijakan
nasional yang membuka peluang bagi perusahaan untuk merealisasikan
visi dimaksud.
2) Misi
a. Mewujudkan jaringan ekosistem maritime nasional melalui peningkatan
koneksivitas jaringan dan integritas pelayanan guna mendukung
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
b. Menyediakan jasa kepelabuhan dan maritime yang handal dan
terintegritasi dengan kawasan industry untuk mendukung jaringan logistic
Indonesia dan global dengan memaksimalkan manfaat ekonomi selat
malaka.

3. Struktur organisasi PT. Pelindo IV Cabang Ternate

Perusahaan Induk akan bertindak sebagai arsitek strategis yang dibantu


oleh koordinator regional, dan sub-holding sebagai pemilik bisnis sesuai
dengan klaster bisnis masing-masing, dengan empat peran utama, yaitu:

 Arsitek strategis dan pemilik konsesi, bertugas mendorong grup strategi


dan mengelola portofolio keseluruhan, mengawasi pelaksanaan bisnis
seluruh grup, mengatur komunikasi dengan para pemangku kepentingan
di tingkat nasional
 Koordinator regional, bertugas mengatur kegiatan bisnis di dalam
cakupan wilayah kerjanya, mengatur komunikasi dengan para pemangku
kepentingan dalam cakupan wilayah kerjanya
 Pemilik bisnis, bertugas menghasilkan pendapatan melalui kegiatan
pengoperasian bisnis Pelabuhan, mendorong pelaksanaan operasional
dan pelayanan yang lebih baik, dan mengatur kebijakan layanan
pelabuhan
 Operator bisnis, bertanggung jawab terhadap operasional pelayanan
pelabuhan, dan mendorong peningkatan efisiensi keseluruhan grup
8
Berikut adalah struktur organisasi Pelindo :
1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
Merupakan wadah bagi pemegang saham dalam memutuskan arah
perseroan dan merupakan forum dewan komisaris dan direksi untuk
melaporkan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas serta kinerja
kepada pemegang saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
merupakan lembaga tertinggi Pelindo dan wadah bagi para pemegang saham
untuk mengambil keputusan penting yang kewenangannya tidak diberikan
kepada dewan direksi dan dewan komisaris sesuai yang ditentukan dalam
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelaksanaan RUPS dilaksanakan melalui proses pengumuman dan
pemanggilan RUPS yang dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Sejak
diterbitkannya pengumuman dan surat pemanggilan pelaksanaan rapat
tersebut, seluruh bahan yang akan dibahas dalam RUPS telah tersedia di
kantor Pelindo. Dengan demikian, para pemangku kepentingan yang menjadi
peserta rapat dapat mengambil bahan tersebut. RUPS terdiri dari RUPS
Tahunan dan RUPS Luar Biasa. RUPS Tahunan dilakukan Pelindo setiap
tahun, yang meliputi laporan Tahunan Pelindo dan RUPS Tahunan tentang
rencana Kerja dan anggaran Perusahaan (RKAP). Sedangkan RUPS luar
Biasa dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk
kepentingan Pelindo. Pelaksanaan RUPS didahului dengan pemanggilan
RUPS yang dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Dewan Komisaris Dewan komisaris


Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan organ Pelindo yang
bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai Pelindo maupun usaha Pelindo,
dan memberi nasihat kepada direksi untuk kepentingan Pelindo, sesuai
dengan maksud dan tujuan Pelindo. Dalam menjalankan tugas pengawasan
dan fungsi pemberian nasihat, Dewan Komisaris wajib membentuk Komite
Audit dan dapat membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretariat
Dewan Komisaris dan satu komite lain, jika diperlukan

9
3. Direksi
Direksi Direksi merupakan organ Perusahaan yang memiliki tanggung
jawab untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas pengelolaan Pelindo seperti
strategi Perusahaan, Pengawasan Internal, Kegiatan Sekretaris Perusahaan,
Komersial, Teknik, Operasi, Keuangan, SDM, Transformasi, Pengembangan
Bisnis dan lainlain berjalan secara efisien dan efektif serta sesuai prinsip-
prinsip GCG. Direksi juga merupakan representasi dari Perusahaan baik
secara internal maupun eksternal. direksi senantiasa melaksanakan
pengelolaan usaha sekaligus pengelolaan dan perlindungan kekayaan
perusahaan, pengelolaan, strategi, dan rencana anggaran secara teratur.
secara khusus, direksi terus melaksanakan strategi yang telah ditetapkan
dalam upaya mencapai visi, misi, nilai-nilai Perusahaan, dan Corporate
Roadmap. direksi juga memastikan agar seluruh komponen Pelindo bekerja
dalam koridor nilai-nilai Perusahaan secara konsisten.

10
BAB III
ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI

A. ANALISA TEMUAN POSITIF

No Foto Analisa Dasar hukum


Dalam pengelolaan limbah B3 PT.Pelindo IV Keputusan menteri tenaga kerja RI No Kep.187/Men/1999
melakukan kerjasa sama dengan pihak kedua Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
yaitu PT. Rifa Ratih Jaya

PT. Pelindo memiliki kerja sama dengan PT. Keputusan menteri tenaga kerja RI No Kep.187/Men/1999
Laras Hatiku yang sudah disahkan oleh Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Kementrian Perhubungan yaitu izin
penyelenggaran angkutan barang berbahaya
2 (B3)

Adanya pelaporan bulanan ke Disnaker Keputusan Dirjen PPK No. Kep. 84/PPK/X2012 Tentang Tata
Provinsi dan pelaporan per tiga bulan ke Dinas Cara Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya
Lingkungan Hidup (DLH) Besar Dan Menengah

3
Adanya poster yang menunjukan peringatan- Keputusan Dirjen PPK No. Kep. 84/PPK/X2012 Tentang Tata
peringatan bahaya limbah B3 Cara Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya
Besar Dan Menengah
4

PT. Pelindo IV sudah memiliki Kerjasama 1. Permenaker No. 02/Men/1980 Tentang pemeriksaan
dengan dinas KKP, di buktikan dengan adanya Kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan
kantor kesehatan Pelabuhan kelas 3 ternate kerja.
(Medical room/ruang Kesehatan), dan 2.Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 Tentang Pelayanan
disediankan satu yunit mobil ambulas. Kesehatan kerja
5

Pemeliharaan name plate crane terawat Permenaker No. Per.05/Men/1985 Tentang pesawat angkat dan
dengan baik dan benar angkut
6 Per. 38/Men/2016

Operator sudah sesuai dengan ketentuan- Permenakertrans Per.09/Men/VII/2010 Tentang operator dan
ketentuan persyaratan dengan mengikuti petugas petugas pesawat angkat dan angkut
7 pembinaan (K3) dan telah mempunyai lisensi
PT. Pelindo IV telah memenuhi keselamatan 1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan dan
kerja untuk jalur evakuasi Kesehatan kerja
2. PP. RI No. 50 Tahun 2012 Tentang penerapan sistem
manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja

Pencegahan dan penanggulangan covid 19 di 1. Permenakertrans No: Per.03/Men/1982 Tentang pelayanan


tempat kerja Kesehatan tenaga kerja
2. Keputusan direktur jendral pembinaan pengawasan ketenaga
kerjaan dan keselamatan dankesehatan kerja No.5/77/Hm.01/VII
9 2020 tentang pedoman penyusunan perencanaan
keberlansungan usaha dalam menghadapi covid 19

13
B. Analisa Temuan Negatif

No Foto Analisa Saran Dasar hukum

Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 Tentang


Kotak P3K tidak memenuhi standar yang Lebih dikontrol lagi mengenai
1 pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
belaku dengan isi kotak P3K

Pekerja dilengkapi dengan alat Keselamatan kerja Undang-Undang No 1 Tahun 1970


Pekerja dalam ruang terbatas pasif tidak
2 pelindung diri (APD) pada saat Pasal 12 Dengan peraturan perundangan diatur
menggunakan alat pelindung diri (APD)
sedang bekerja kewajiban dan atau hak tenaga kerja

Terdapat tumpahan oli pada saat Lebih berhati-hati dalam melakukan Keputusan menteri tenaga kerja RI No
3 melakukan pekerjaan perbaikan di dalam pekerjaan agar tidak terjadi KK dan Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan
workshop PAK di area kerja Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Apabila dilakukan perijinan
Tidak memiliki kantin namun disewakan Surat edaran menteri tenaga kerja No. Se.
penyewaan untuk penjualan sebaik
4 lapak untuk para penjual yang berdekatan 01/Men/1979 Tentang pengadaan kantin dan ruang
lebih diperhatikan lokasi atau di
dengan TPS limbah B3 makan
buatlah kantin pekerja

15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESEIMPULAN

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) Di PT. Pelindo IV cabang


ternate bidang keahlian dan kelembagaan K3 linglkungan kerja dan K3 bahan
berbahaya dan beracun (b3) melalui pengamatan dan observasi dilapangan maka
dapat disimpulkan bahwa PT. Pelindo IV cabang ternate belum memenuhi dan
menerapkan norma-norma K3 di lingkungan kerja. Hal ini didukung dengan
beberapa temuan diantaranya sebagai berikut :
1. Kotak P3K tidak memenuhi standar yang belaku, sesuai yang diatur dalam
(Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 Tentang pertolongan pertama
pada kecelakaan di tempat kerja)
2. Pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) pada saat sedang
bekerja, sesuai yang diatur dalam (Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Pasal
12 Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga
kerja)
3. Terdapat tumpahan oli pada saat melakukan pekerjaan perbaikan di dalam
workshop, sesuai yang diatur dalam (Keputusan menteri tenaga kerja RI No
Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja)
4. Tidak memiliki kantin namun disewakan lapak untuk para penjual yang
berdekatan dengan TPS limbah B3, sesuai yang diatur dalam (Surat edaran
menteri tenaga kerja No. Se. 01/Men/1979 Tentang pengadaan kantin dan
ruang makan)

16
B. SARAN
Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja
dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi
membahayakan para pekerja.
Adapun saran dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Di PT. Pelindo IV
cabang ternate khusunya di bidang keahlian dan kelembagaan K3 linglkungan
kerja dan K3 bahan berbahaya dan beracun (b3) disarankan bahwa PT. Pelindo
IV cabang ternate untuk melakukan pembenahan pada temuan negative yang
diantaranya Lebih dikontrol lagi mengenai dengan isi kotak P3K, Pekerja wajib
dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) pada saat sedang bekerja sesuai
dengan standar / SOP yang sudah diatur dalam regulasi yang berlaku, Lebih
berhati-hati dalam melakukan pekerjaan agar tidak terjadi KK dan PAK di area
kerja dan penyewaan untuk penjualan sebaik lebih diperhatikan lokasi atau di
buatlah kantin pekerja karena penempatannya berdekatan dengan tempat
penampungan limbah B3 sehingga dapat melindungi dan
menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja,
menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien, dan
meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas.

17
LAMPIRAN

Dasar hukum mengenai K3 Secara Umum


a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Dasar Hukum Kelembagaan K3, Keahlian K3


1. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban
Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan dan kesehatan Kerja Umum.
7. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 02 tahun 2011 tentang
Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (PJK3)
8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 tahun 2011 tentang
Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya disebut Ahli K3
9. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor 48 Tahun 2011
tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
10. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 69/PPK&K3/XII/2015 tentang Pedoman

Dasar Hukum Kesehatan Kerja, Ergonomi


1. Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan
International Nomor 120 Mengenai Higiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
2. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja Peraturan Menteri Tenaga
Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per-01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per01/Men/1979 tentang Kewajiban
Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Para Medis
Perusahaan
4. Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
5. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
6. Permennakertrnas No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

18
7. Permennakertrans No. Per. 11/Men/2005 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Tempat Kerja
8. Permennakertrans No. Per. 25/Men/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
9. Permennakertrans No. Per. 15/Men/2008 tentang Pertolongan pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja.
11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 333 Tahun 1989 Tentang Diagnosa dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja.
12. Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
di Tempat Kerja.
13. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Makan .
14. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian Hepatitis B Dalam
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
15. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/89 tentang Perusahaan Catering Yang Mengelola
Makanan Bagi Tenaga Kerja.
16. SE 280/2010 tentang Pandemi Influenza
17. Kepdirjen PPK No. 20/DJPPK/2005 tentang Petunjuk Pelaksaan Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
18. Kepdirjen PPK No. 22/DJPPK/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja
19. Kepdirjen No. 44/DJPPK/2012 tentang Pedoman Pemberian Pengharaan Program Pencegahan
dan Penanggulangan HIV-AIDS di Tempat Kerja

Dasar Hukum Lingkungan Kerja


1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

Dasar Hukum Higiene Dan Sanitasi


1. Undang-Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan
Internasional No.120 mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

Dasar Hukum K3 Pada Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya

1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
2. Keputusan Dirjen PPK No. Kep. 84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen
Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah

19
Dasar Hukum Pada Penggunaan Bahan Kimia Khususnya Pestisida
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1986 tentang tentang Syarat-syarat K3 di Tempat
Kerja Yang Mengelola Pestisida

Dasar Hukum Syarat – Syarat K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas (Confined Spaces)
1. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman dan
Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas

Dasar Hukum Pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD)


1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/MEN/2010 tentang Alat Pelindung
Diri

20

Anda mungkin juga menyukai