PUTRI YUSRIL
MUHAMMAD TASLIM
MUTIARA
MARSELINUS WAWAN PADUDUNG
MUH. YAN ASLAN
MUH. ZUL BASHAR
AHMAD AMIRULLAH
PENYELENGGARA
PT. KASIROMUA JASA UTAMA
MAKASSAR, 30 OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang selau
Kerja Lapangan (PKL) tentang Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi
Serta Pesawat Uap & Bejana Tekan yang selanjutnya kami susun dalam laporan ini.
telah kami temui di lapangan dalam hal ini PT. Pelindo IV Makassar, Terminal Peti
Kemas. Penyusunan laporan ini kami laksanakan dengan penuh semangat dan kerja
sama antar kelompok dan juga dengan bantuan berbagai pihak yang mendukung
Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari kekurangan baik secara konsep,
susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dalam bentuk apapun yang membangun kami dalam memperbaiki
laporan ini.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan PKL tentang Pesawat Angkat
Angkut, Pesawat Tenaga Produksi Serta Pesawat Uap & Bejana Tekan yang kami
susun ini, dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan untuk para
pembaca.
Penyusun
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul i
Kata Pengantar Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan iii
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 2
C. Ruang Lingkup 3
D. Dasar Hukum 3
BAB IV Penutup 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
Daftar Pustaka 16
Kelompok I Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi
serta Pesawat Uap & Bejana Tekan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di
Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya
perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya tenaga kerja. Menurut
data indonesia dalam Ramli (2010:28) pada tahun 2007 terjadi 89000
meliputi 7 juta pekerja. Jika jumlah pekerja di indonesia mencapai 90 juta orang
Karena itu, ILO memperkirakan kerugian akibat kecelakaan mencapai 2-4% dari
GNP suatu negara. Kerugian akibat kecelakaan dan kejadian lainnya ini
merupakan risiko yang harus dihadapi oleh setiap organisasi atau perusahaan.
kerja) dan 15% merupakan faktor kondisi yang berbahaya. Oleh karena itu
4
Kelompok I Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi
serta Pesawat Uap & Bejana Tekan
Salah satu perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi adalah Terminal
1. Maksud
Pesawat Uap & Bejana Tekan selanjutnya menjadi bahan seminar dalam
Umum.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
5
Kelompok I Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi
serta Pesawat Uap & Bejana Tekan
b. Tujuan Khusus
C. Ruang Lingkup
uap dalam keadaan bekerja, adalah sebagai bejana yang tertutup dan
maka air akan mendidih selanjutnya berubah menjadi uap panas dan
6
Kelompok I Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi
serta Pesawat Uap & Bejana Tekan
berupa cair atau gas yang bertekanan atau bejana tekan adalah selain
D. Dasar Hukum
7
Kelompok I Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi
serta Pesawat Uap & Bejana Tekan
8
BAB II KONDISI PERUSAHAAN
Tahun 1957-1960
Tahun 1960-1963
Tahun 1964-1969
Tahun 1983-1992
Status pelabuhan dalam likuidasi yang di kenal dengan BPP
berakhir dengan keluarnya PP 11/1983 dan PP 17/1983 yang menetapka
bahwa pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara
yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum).
1. Visi
Terminal Petikemas
Terminal Petikemas Makassar adalah salah satu segmen usaha
yang ditawarkan oleh PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) kepada
pengguna jasa kepelabuhanan khususnya jasa pelayanan petikemas.
Terminal Petikemas Makassar dideklarasikan didalam upaya menangani
kegiatan pelayanan petikemas seiring dengan meningkatnya
perkembangan kontainerisasi melalui Pelabuhan Makassar saat ini
maupun yang akan datang.
Pelayanan yang diberikan oleh Terminal Petikemas berorientasi
kepada efisiensi biaya dan efektif waktu serta kepuasan pelanggan yang
terjabarkan dalam Visi dan Misi Perusahaan didalam menghadapi
persaingan global. Upaya dalam memuaskan pelanggan, Terminal
Petikemas Makassar selalu meningkatkan mutu pelayanan melalui
kebijakan mutu yang diterapkan yaitu “Pelayanan yang cepat waktu ,
Aman dan Dapat dipercaya”, serta menerapkan system pelayanan
berstandard Internasional. Upaya peningkatan pelayanan tersebut
diimbangi pula dengan ketersedian fasilitas dan peralatan modern, serta
Sumber Daya Manusia yang mampu menangani kegiatan secara cepat,
tepat dan aman.
Pesawat Angkat Angkut yang ada di PT. Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Terminal Petikemas Makassar yaitu 7 buah container crane
dengan kapasitas masing-masing 40 ton, 7 buah rubber tyred gantry
crane masing- masing kapasitas 40 ton, 12 unit head truck yang
digunakan untuk memindahkan muatan hanya di dalam, tidak ditemukan
pesawat tenaga produksi serta pesawat uap dan bejana tekan.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi atau temuan
mengenai, Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat Tenaga Produksi di PT.
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas adalah dengan melihat
video yang telah di siapkan PT. Kasiromua dan sesih narasumber .
C. Temuan
1. Temuan Positif
1.1. Pesawat Angkat dan Angkut
a. Izin operator ada dan sesuai dengan kelas yang ditentukan
Bedasarkan hasil tinjauan lokasi dalam video dan inforasi
dari narasumber, Surat Izin Operator (SIO) pesawat angkat dan
angkut sudah sesuai denag spesifikasi peralatan yang ada.
Adapun spesikasi pesawat angkat dan angkut yang ada di PT.
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas
Makassar untuk container crane yang berjumlah 6 unit dengan
tinggi 30 meter dengan beban maksimal 40 ton dan Rubber
Tyred Gantry (RTG) berjumlah 12 unit dengan beban maksimal
40 ton
Berdasarkan Permenakertrans RI No. Per.
09/Men/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut pasal 28 ayat (2): “Operator perlatan angkat
Kelas II sebagagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf
b berwenang engoperasikan perangkat sesuai dengan jenisnya
dengan kapasitas lebih dari 25 ton sampai kurang dari 100 ton
atau tinggi lebih dari 40 meter sampai dengan 60 meter.”
SIO yang ditunjukkan oleh pengawas Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah SIO kelas II untuk operator
crane. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa operator untuk
pesawat angkat dan angkut yang ada di PT. Pelindo IV
Terminal Petikemas sudah memenuhi syarat K3. Demkian juga
operator head truck sudah ada hanya saja bukti SIO belum
ditunjukkan sehingga sulit untuk mengidentifikasi.
secara aman dan efisien.
1.2. Pesawat Tenaga Produksi (Tidak ditemukan)
1.3. Pesawat Uap dan Bejana Tekan
a. Dilakukan pemeriksan APAR secara rutin dibuktikan
dengan adanya kartu inspeksi APAR
Ketentuan Permenaker RI No. Per-01/MEN/1982 Pasal 1 huruf
2. Temuan Negatif
2.1 Pesawat Angkat dan Angkut
Angkut
kerja.
BAB III
ANALISIS DAN REKOMENDASI
11
Kelompok I Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi
serta Pesawat Uap & Bejana Tekan
-
Tujuan utama penerapan K3 berdasarkan
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 antara
lain
Melindungi dan menjamin
Adanya elevator untuk
keselamatan setiap tenaga
c meningkatkan √
kerja dan orang lain di tempat kerja.
efisiensi kerja
Menjamin setiap sumber produksi
dapat digunakan secara
aman dan efisien.
12
Kelompok I Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi
serta Pesawat Uap & Bejana Tekan
2 Bejana Tekan
Dilakukan
Pemeriksaan APAR
13
B. Analisa Temuan Negatif
Kesesuaian
Dengan
No Temuan Dokumentasi Peraturan perudangan Rekomendasi
Regulasi
Ya Tidak
1 Pesawat Angkat Dan Angkut
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pesawat Angkat Angkut yang ada di PT. Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Terminal Petikemas Makassar yaitu 7 buah container crane
dengan kapasitas masing-masing 40 ton, 7 buah rubber tyred gantry
crane masing-masing kapasitas 40 ton, 12 unit head truck yang digunakan
untuk memindahkan muatan hanya di dalam, tidak ditemukan pesawat
tenaga produksi serta pesawat uap dan bejana tekan.
2. Pesawat Angkat Angkut yang ada di PT. Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Terminal Petikemas Makassar memiliki operator yang kompeten
dan memiliki SIO sesuai dengan kelas dan spesifikasi alat yang
digunakan.
3. Tingkat penerepan K3 Mekanik sudah dijalankan walau pun masih ada
beberapa hal kecil yang terlupakan
4. Pemantauan secara langsung di lapangan masih perlu dikembangkan
oleh pihak K3
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
- UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (hukum keselamatan
kerja).