Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTIK KUNJUNGAN LAPANGAN (PKL)


DI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (IKI)
BIDANG K3 SECARA UMUM, KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN K3,
DAN PENERAPAN SMK3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE-66
KELOMPOK 1
Al Khoiriyah
Andi Ilham Taufiq
Eko Hadi Ariansyah
Hari Septiawan Gobel
Islawati
Mohamad Tsunami
Muh. Bahsur M
Nurgazali

PENYELENGGARA
PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO
Makassar, 22 Januari- 3 Februari 2018

i
DAFTAR ISI

Sampul ………………………………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………................ ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………................ iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………… 1
I.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1
I.2 Maksud Dan Tujuan …………………………………………………………………… 2
I.3 Ruang Lingkup …………………………………………………………………………… 2
I.4 Dasar Hukum …………………………………………………………………………….. 2
I.4.1 Dasar Hukum K3 Secara Umum…………………………………………… 2
I.4.2 Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3………………………… 2
I.4.3 Dasar Hukum K3 Secara Umum…………………………………………… 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ……………………………………………………………………… 4
II.1 Gambaran Umum Perusahaaan ……………………………………………………… 4
II.2 Temuan – temuan di lapangan ……………………………………………………… 12
II.2.1 K3 Secara Umum………………………………….…………………………… 12
II.2.2 Kelembagaan dan Keahlian K3…………………………………………… 13
II.2.3 Penerapan SMK3 ……………………………………………….……………… 14
BAB III ANALISA TEMUAN …………………………………………………………………………… 15
III.1 TEMUAN POSITIF
III.1.1 K3 Secara Umum………………………….…………………………………… 15
III.1.2 Kelembagaan dan Keahlian K3……………………………………………. 17
III.1.3 Penerapan SMK3 ……………………………………….……………………… 19
III.2 TEMUAN NEGATIF
III.2.1 K3 Secara Umum…………………………….………………………………… 20
III.2.2 Kelembagaan dan Keahlian K3……………………………………………. 21
III.2.3 Penerapan SMK3 ……………………………………….……………………… 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………………… 23
IV.1 Kesimpulan ……...………………………………….…………………………………… 23
IV.2 Saran ………………………………….……………………………………………………. 23

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah
memberikan kenikmatan yang tiada terkira sehingga kami dapat menyusun laporan PKL di
“PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA” dengan tepat waktu dan semaksimal mungkin. Laporan
ini disusun pasca program PKL pelatihan calon ahli K3 umum angkatan ke 66 wilayah
Makassar yang di selenggarakan oleh PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan
peluang untuk berlatih menangani permasalahan dalam lingkungan kerja, melaksanakan
studi perbandingan antara teori yang didapat selama pelatihan dengan penerapannya di
lingkungan kerja.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak


yang telah mendukung, membantu, dan memfasilitasi penyusunan laporan ini sehingga
berjalan dengan lancar. Diantaranya kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta. Terimakasih atas segala do’a, kepercayaan, cinta kasih
yang tiada henti diberikan kepada penulis, dan senantiasa memberikan motivasi
yang luar biasa sehingga mampu memberikan pencerahan dan penguatan yang
sangat berarti bagi penulis.
2. PT. IKI sebagai tempat praktik kunjungan kerja lapangan.
3. PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO sebagai penyelenggara pelatihan.
4. Teman-teman peserta pelatihan AK3 umum angkatan 66.
5. Seluruh pemateri yang telah memberikan materi.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan karena
kedangkalan ilmu penulis. Oleh karena itu kami siap menerima kritik dan saran yang
membangun sebagai bahan evaluasi.

Akhirnya atas segala kekurangan dari laporan penelitian PKL ini, sangat diharapkan
kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pembaca demi sempurnanya laporan
penelitian PKL ini. Semoga laporan PKL ini dapat memberikan kontribusi positif serta
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Makassar,  2 Februari 2018

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun berada tidak
menghendaki terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja maupun pecemaran
lingkungan. Potensi resiko berupa kecelakan, kebakaran , pencemaran lingkungan
dan penyakit akibat kerja dapat muncul karena kesalahan dalam penggunaan
peralatan, kurangnya informasi terhadap area kerja, dan kemampuan serta
keterampilan dari tenaga kerja yang kurang berkompeten.

Upaya penegakan K3 baik secara kelembagan maupun sikap kerja adalah


salah satu cara untuk meciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga
tenaga kerja agar selalu sehat, nyaman, selamat dan sejahtera baik selama bekerja
maupun setelah selesai melakukan pekerjaan sehinga pada ahirnya tingkat
produktifitas pada perusahan tersebut dapat mencapai level tertinggi.

Salah satu rangkaian pada pemeriksan aspek K3 adalah mengenai K3 secara


umum, kelembagaan dan keahlian K3, serta penerapan SMK3. Sangat diperlukan
pemeriksan ke lapangan yang berkaitan dengan aspek tersebut karena berkaitan
erat dengan kepedulian sebuah perusahaan teradap keselamatan dan kesehatan
lingkungan pada area kerja.

Upaya penerapan K3 dalam tempat kerja sangat perlu diperhatikan. Oleh


karena itulah, diadakan Praktek Kunjungan Lapangan yang merupakan salah satu
rangkaian kegiatan pelatihan Ahli K3 Umum yang diadakan oleh PT. Duta
Selaras Solusindo bekerja sama dengan Kementrian Tenaga Kerja Republik
Indonesia, yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2018 bertempat di PT. IKI
(Industri Kapal Indonesia) Persero yang berlokasi di Jalan Galangan Kapal No. 31
Kota Makassar.

4
Topik kerja lapangan yang kami angkat pada Praktek Kerja Lapangan hari ini
mencakup materi mengenai K3 secara umum, kelembagaan dan keahlian K3,
serta penerapan SMK3. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan diharapkan
dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman peserta pelatihan.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Membekali pengetahuan sebagai calon ahli K3 Umum mengenai K3
dengan praktek nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinan
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang meliputi keadaan dan
fasilitas tenaga kerja.
2. Mendapatkan gambaran dan pemahaman dilapangan secara langsung
mengenai K3 secara umum, kelembagaan dan keahlian K3, serta penerapan
SMK3.
3. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3
Umum agar dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran
atau rekomendasi.

I.3 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup pada Praktek Kunjungan Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 secara umum.
2. Pelaksanaan K3 di bidang Kelembagaan dan Keahlian K3
3. Penerapan SMK3.

I.4 Dasar Hukum


I.4.1 Dasar Hukum K3 Secara Umum
a. UU No. 34 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
b. UU No. 1 Tahumn 1970 tentang Keselamatan Kerja

I.4.2 Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3


a. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10
ayat (1) & (2)

5
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang
Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Wilayah (DK3W) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3).
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan.

I.4.3 Dasar Hukum Penerapan SMK3


a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
c. PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3.

6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

II. 1 Gambaran Umum Perusahaaan.

PT. Industri Kapal Indonesia (persero) atau PT. IKI adalah sebuah

Badan usaha milik negara yang berdiri pada tahun 1962 di Makassar, Sulawesi

Selatan.Pada awal berdirinya PT. Industri Kapal Indonesia (persero) dibagun

dengan dua proyek pembangunan galangan kapal, masing-masing proyek

galangan kapal paotere dan proyek galangan kapal tallo.


Proyek galangan kapal paotere pada waktu itu dibangun oleh

departemen perindustrian dasar / pertambangan, yang dimaksudkan untuk

membuat kapal-kapal baja yang mempunyai kapasitas 2500 ton, sedangkan

proyek galangan kapal tallo pada waktu itu dibangun oleh Departemen urusan

Veteran yang dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal kayu berkapasitas 300

ton yang dilengkapi dengan Slip Waydan fasilitas peluncuran yang panjangnya

45 meter dan daya angkat 500 ton.

Pertengahan tahun 1963 aktivitas kedua proyek tersebut masing-

masing meliputi pekerjaan dasar dikarenakan peralatan belum dimiliki oleh

galangan kapal paotere, sedangkan galangan kapal tallo hanya memiliki mesin

dan perkakas yang didatangkan dari polandia.Dengan adanya keterbatasan dana

pada tahun 1963 maka pemerintah memutuskan untuk menggabungkan kedua

proyek tersebut dibawah pembinaan departemen perindustrian dasar /

pertambangan, dan melakukan perubahan nama menjadi proyek galangan kapal

makassar dengan surat keputusan presiden, Kepres N0. 225/1963 dan

dinyatakan sebagai proyek vital dalam industri perkapalam Indonesia. Dengan

terjadinya penggabungan tersebut maka terjadi pula beberapa perubahan yang

meliputi :

7
a. Lokasi Eks galangan kapal tallo pindah dan dibangun bersebelahan dengan

galangan kapal paotere.

b. Mengadakan redesigning sesuai dengan biaya yang ada dan rencana pemasarannya

serta menitik beratkan penyelesaian proyek tahap I dengan sasaran utama

mereparasi dan melakukan pemeliharaan kapal yang berkapasitas sampai 500 ton.

c. Menunda pembangunan galangan kapal paotere dan akan dilakukan pada

pembangunan tahap II dengan target rencana perluasan wilayah.

Setelah berjalan selama tujuh tahun setelah penggabungan, pada tanggal 30

maret 1970 penyelesaian dan pemakaian galangan kapal tahap I diresmikan oleh

sekjen departemen perindustrian Indonesia.

Semenjak tahun 1970 – 1977 galangan kapal makassar masih berstatus sebagai

proyek. Pada tanggal 29 Oktober 1977 status galangan kapal berubah menjadi

Perseroan terbatas dengan nama PT. Industri Kapal Indonesia pusat Makassar

disingkat PT. I K I dan kantor pusat bertempat dimakassar, dengan unit – unit

produksi yang meliputi :

1. Unit dock dan galangan kapal di padang.

2. Unit dock dan galangan kapal di gresik.


3. Unit dock dan galangan kapal makassar di makassar.

4. Unit dock dan galangan kapal bitung di bitung.

Sejalan dengan perubahan manajemen yang ada maka galangan kapal padang

dan gresik dijual ke PT. Kodja Jakarta, hal tersebut membawa pengaruh terhadap

produksi dan unit usaha, sehingga unit produksi yang dimiliki sampai pada tahun

1994 hanya :

1. Dock dan galangan kapal makassar di makassar.

2. Dock dan galangan kapal bitung di bitung.

8
Sedangkan unit usaha yang dimiliki yaitu :

1. Unit usaha Jakarta

2. Unit usaha dan perdagangan di makassar.

Visi dan Misi Perusahaan.

a. Visi

Menjadi perusahaan galangan kapal dan engineering yang kuat dan berdaya saing

tinggi.

b. Misi

Selalu meningkatkan kualitas yang haik berdasar pada pelayanan yang tepat

waktu, tepat mutu dan tepat biaya serta mengutamakan kepuasan pelanggan untuk

peningkatan nilai perusahan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat

penting karena akan Nampak batas wewenang dan tanggung jawab setiap kepala

bagian dan kepala seksi. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan akan sangat

mempengaruhi kemajuan dan perkembangan perusahaan. PT. Industri Kapal Indonesi

(persero) memiliki struktur organisasi yang kompleks dan dipimpin oleh seorang

Direktur Utama yang dibantu oleh direktur bidang administrasi dan keuangan, dan

direktur operasi. Struktur organisasi PT. Industri Kapal Indonesia (persero) adalah

sebagai berikut :

9
Struktur Organisasi PT. IKI (Industri Kapal Indonesia) Persero

DIREKSI
DIRUT

DIR.
DIR.ADM &
OPERASI
KEU

KEPALA SPI GM. Unit GM


Sekertaris GM Keu. & GM. Unit
Gal. MR ISO Engineering &
Perusahaan Akuntansi Gal. Bitung
Makassar Pengembangan

Auditor Manager Manager Manager Manager Manager


Wakil MR
Operasional SDM Keuangan Produksi Produksi QA
&Litbang

Kapro-2 Kapro-2

Manager Manager
Auditor Manager Akuntansi Manager
Keuangan Umum Manager persiapan Unit Usaha
& Pajak Fiber Glass
Produksi Produksi

planer-2 planer-2
Kepala
Perwakilan
Jakarta Manager
Manager
adm& keu.
fasilitas&
pemeliharaa
n

Man.bang
baru dan
non kapal

Manager
K3LH

Manager
Logistic

Asman adm.
&keuangan
10
Fasilitas Penunjang

Untuk menunjang proses produksi dan reparasi, maka PT. Industri Kapal

Indonesia (Persero) Makassar dilengkapi dengan fasilitas penunjang, antara lain :

a. Graving Dock10.000 DWT dengan panjang 120 meter, lebar 28 meter, dan tinggi

8 meter.

b. Side track 9 lines : 2 lines 300 m/lines, 4 lines 80 m/lines dan 3 lines 70 m/lines.

c. Skif lifting :(Transfer slipway) 5 meter 3.500 DWT.

d. Building Berth : 4 unit kapal berukuran 6.500 DWT dan 10 unit kapal berukuran

diatas 500 GRT.

e. Outfitting quay/jetty : panjang 80 meter, tower crane 60 ton dan water front 895

m2.

f. Electrical Power: PLN 2 x 600 kVA dan Generator 3 x 450 kVA.

PT. Industri kapal Indonesia (persero) sebagai salah satu badan usaha milik

negara (BUMN) yang bergerak dibidang reparasi dan produksi kapal baru,

merencanakan peningkatan dan penambahan fasilitas berupa Graving Dockuntuk

keperluan reparasi kapal berukuran 15.000 DWT, dan Building Berth untuk

membangun kapal dengan ukuran 15.000 DWT.

Kemampuan Galangan

Galangan kapal makassar mempunyai Slip Way Horizontaldan miring dengan

shifter besar untuk menaikkan dan menurunkan kapal. Kapal yang telah naik dapat

ditarik ke salah satu Side Track (Norman System). Panjang Shifter 45 meter dan daya

angkut 1500 ton dan tinggi air diatas Shifter maksimal 3.40 meter. Sebelah barat Side

Track dengan panjang 70 meter (3 buah) dengan kapasitas 1000 ton, sebelah timur

panjangnya 50 meter ( 2 buah) dengan kapasitas 500 ton.

11
Dengan peralatan yang ada PT. Industri kapal Indonesia (persero) mampu

memproduksi kapal berukuran 500 ton, dan mereparasi kapal yang memiliki panjang

55 meter dengan berat 500 ton sebanyak 60 buah tiap tahunnya, dan memiliki daya

tampung sebanyak 10 kapal dengan berat 500 ton. Selain itu terdapat Graving

Dockdengan kapasitas kurang lebih 1000 BRT, panjang 120 meter dan tinggi sekitar

7 meter.

Sarana Pokok Perusahaan

Sarana pokok yang dimiliki PT. Industri Kapal Indonesia (persero) yaitu :

a. Tempat membangun dan mereparasi kapal yang terdiri dari dua unit mesin

Side Track untuk menarik (parker) kapal dari arah timur ke barat.

b. Alat peluncuran (slip way)horizontal dan miring.

c. Panjang perairan 796 meter dan panjang dermaga 196 meter.

d. Sarana bengkel, gudang plat, bengkel mesin, pipa, kayu, ruang kompresor,

Mouldloft, Crane.

e. Graving dock.

f. Kantor.

Prasarana dan Fasilitas.


a. Luas wilayah dan kedalaman perairan.

1). Luas galangan : 317.000 m2.

2). Kedalaman perairan : 7 – 8 meter

b. Prasarana produksi.

1) Slip Way :1 buah 3) Graving Dock :4 buah

2) Side Track :4 buah 4) Mobile Crane :6 buah

c. Bengkel mekanik (workshop)

12
1) Mesin bubut. 4) Mesin gergaji.

2) Mesin gerinda. 5) Mesin frals.

3) Mesin bor. 6) Mesin las.


d. Bengkel konstruksi

1) Tabung las dan kelengkapannya.

2) Peralatan las listrik.

3) Water test pump.

e. Bengkel pertukangan kayu

Berfungsi untuk mengerjakan perabot – perabot dikapal, dilengkapi dengan

peraatan yang meliputi :

1) Mesin ketan. 4) Gergaji tangan.

2) Mesin bor. 5) Pahat.

3) Gergaji listrik. 6) Palu.

f. Peralatan pada bengkel plat

1) Mesin gunting plat.

2) Mesin roll plat

3) Peralatan las listrik

4) Mesin bending

5) Mesin bor
6) Mesin gerinda

7) Crane

g. Alat transportasi

1) Kapal pandu

2) Forklift.

3) Mobile Crane.

80
h. Alat angkat

1) Overhead Crane

2) Tower Crane.

i. Fasilitas

1) Air bersih.

2) Listrik.

3) Pergudangan.

II.2 Temuan – temuan di lapangan


II.2.1 K3 Secara Umum

a. Temuan Positif

1. PT. IKI telah Menerapkan Safety Induction terhadap pekerja/karyawan,

Mitra/Subkontraktor yang baru, pengunjung dan tamu

2. Pada dasarnya safety sign telah terpasang di tempat-tempat yang seharusnya

sesuai dengan keperuntukannya di PT. IKI

3. Secara umum, Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) di lingkungan kerja PT.

IKI sudah disediakan untuk pekerja.

4. Pengadaan Alat pelindunng diri yang standar kepada Pekerja sudah

diberikan (Baju kerja, Helm dan Sepatu)

5. Prosedur kerja yang berbentuk dokumentasi seperti SOP dan JSA sudah

tersedia di PT. IKI


b. Temuan Negatif

1. Penerapan Safety induction dilakukan ke pengunjung/tamu hanya secara

garis besarnya saja, tetapi tidak menjelaskan potensi bahaya yang ada di

tempat kerja.

2. Safety talk tidak diberikan setiap hari kepada tenaga kerja.

3. Belum tersedia rambu pada setiap gedung PT. IKI dan rambu yang sudah

tersedia memiliki ukuran yang terlalu kecil.

4. Tidak ada rambu jalan untuk penunjukan tempat tertentu

5. Tidak terdapat informasi jalur evakuasi apabila terjadi suatu keadaan yang

tidak diinginkan.

6. Terdapat karyawan yang tidak menggunakan APD yang semestinya

dilakukan

7. Perusahaan Mitra yang ada di PT. IKI tidak mengadakan APD terhadap

karyawannya sendiri

8. SOP tidak ada di setiap area kerja .

9. Lembar Checklist di setiap area tidak ada.

10. Terdapat prosedur kerja di perusahaan, namun penerapannya dilapangan

tidak dilakukan

11. Penerapan K3 di lingkungan kerja PT.IKI,mesti dilakukan secara intensif

dengan cara peningkatan pengawan disetiap lokasi pekerjaan.


II.2.2 Kelembagaan dan Keahlian K3

a. Temuan Positif

1. PT. IKI telah memiliki struktur P2K3 sesuai dengan Permenaker RI no

per.04/men/1987.

2. PT. IKI menggandeng PJK3 untuk melakukan uji riksa pada peralatan

mekanik meliputi pesawat tenaga & produksi dan angkat & angkut.

3. Terdapat struktur organisasi K3LH

4. Telah dilakukan pengesahan organisasi P2K3 oleh Dinas Ketenagakerjaan

sesuai dengan peraturan yang ada.

5. Menerapkan program kerja Organisasi P2K3 di tempat kerja

6. Terdaat Ahli K3 disetiap bidang pekerjaan (Lampiran)

b. Temuan Negatif

1. Penerapan Evaluasi Organisasi kelembagaan tidak maksimal (tim

penanggulangan kebakaran dan Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK) tidak

terstruktur)

2. Telah dilakukan pengesahan P2K3 dangan catatan melakukan perbaikan

di beberapa aspek.

II.2.3 Penerapan SMK3

a. Temuan Positif

1. Terdapat kebijakan terkait dan Komitmen terkait Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di PT. IKI

2. Secara umum PT. IKI telah melaksanakan penerpan SMK3


3. Secara umum telah dilaksanakan audit

4. Terdapat Penghargaan Zero Insiden di PT. IKI

b. Temuan Negatif

1. Kurangnya keterlibatan pekerja dalam proses penyusunan kebijakan K3.

2. terdapat prosedur kerja tapi penyebaran luasan prosedur kerja di bagian

produksi masih kurang

3. Tidak ada chek list untuk inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilapangan

4. Kurangnya rambu-rambu bahaya di tempat kerja

5. Tidak terdapat tanda keadaan darurat di tempat kerja

6. Masi terdapat beberpa elemen penilaian dalam SMK3 yang belum di

penuhi
BAB III

ANALISA TEMUAN

III. 1 TEMUAN POSITIF

III.1.1 K3 Secara Umum


No. Objek Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
Alat Pelindung Diri (APD) Pada saat peninjauan di lapangan, secara Pengadaan Alat Pelindung Diri dari Undang-Undang No.1 Tentang
keseluruhan penggunaan Alat Pelindung perusahaan kepada pekerja Keselamatan kerja Tahun 1970 (BAB
Diri (APD) di PT. TOA Galva Industries khususnya pada perusahaan X Kewajiban Pengurus, Pasal 14).
disesuaikan dengan lingkungan kerja manufaktur. Perusahaan Permenaker No.8 Tahun 2010
3 dimana pekerja melakukan aktifitas, melakukan pengawasan secara tentang alat pelindug diri pasal 6
rutin dan berkala terkait
penggunaan APD.

Prosedur kerja (SOP), JSA SOP dan JSA terdapat di Perusahaan Pengadaan SOP dan Instruksi kerja Undang-Undang No.1 Tahun 1970
berupa dokumen.namun Instruksi Kerja pada setiap kegiatan pekerjaan dan (BAB III), Syarat-syarat Keselamatan
belum semuanya terpasang di tempat disetiap mesin mesin yang ada di Kerja Pasal 4.
kerja sesuai dengan keperuntukannya. , lokasi kerja.
4 belum terdapat SOP terkait K3 secara
spesifik.
III.1.2 Kelembagaan dan Keahlian K3

III.1.3 Penerapan SMK3

III.2 TEMUAN NEGATIF

III.2.1 K3 Secara Umum


III.2.2 KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN
No. Objek Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
P2K3 Penerapan evaluasi organisasi Tim P2K3 perlu melakukan evaluasi Undang-undang no 1 tahun 1970
kelembagaan tidak maksimal (Tim mengenai program penerapan K3 di tentang keselamatan kerja pasal
penanggulangan kebakaran dan lingkungan kerja. 9,Permenaker no 4 tahun 1995
pelayanan kesehatan kerja (PKK) tidak tentang PJK3 (Pasal 3 dan 4)
5 terstruktur.

Program kerja Penerapan program kerja tidak maksimal Program Kerja yang telah disusun di
di perusahaan. evaluasi kemudian diberikan
tenggat waktu dalam penerapan.

Ahli K3 Ahli K3 di tempat kerja tidak memiliki Sebagai Ahli K3 berhak untuk Undang-undang no 1 tahun 1970
ketegasan dalam penerapan peraturan menegur dan memberikan sanksi tentang keselamatan kerja
K3. kepada tenaga kerja terkait
masalah K3.
7
III.2.3 PENERAPAN SMK3
No. Objek Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
Kebijakan dan Komitmen K3 Kurangnya keterlibatan pekerja dalam Dalam penyusunan kebijakan K3 UU. No 1 Tahun 1970, Bab X Tentang
proses penyusunan kebijakan K3. perlu dilibatkan tenaga kerja dalam kewajiban pengurus Pasal 14 poin a
penyusunan kebijakan. dan b, PP No 50 Tahun 2012 Tentang
8
penerapan SMK3 Pasal 7-8

Tingkat Penerapan SMK3 Pada prinsip K3 yang ke-3 yaitu SOP harus terpasang pada semua PP No.50 Tahun 2012 Tentang
pelaksanaan rencana K3, SOP belum tempat kerja. penerapan SMK3 Pasal 10-13
9
dipasang pada tempat kerja.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 KESIMPULAN
Secara umum kondisi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT. IKI
( Industri Kapal Indonesia ) sudah diimplementasikan dengan baik, terbukti dengan adanya
sertifikasi SMK3 dan sudah memiliki struktur organisasi P2K3 yang telah disahkan oleh dinas
tenaga kerja setempat.
Akan tetapi pekerja tidak semuanya dilengkapi dengan APD yang memadai padahal
tingkat resiko pekerjaannya sangat tinggi, kurangnya Rambu-rambu K3 di lingkungan kerja,
tidak adanya lokasi TPS Limbah B3, fasilitas toilet yang kurang memadai.
Kurangya peran lembaga dan SDM K3 di tempat kerja seperti Tim Tanggap Darurat,
Regu Penanggulangan Kebakaran.

IV.2 SARAN
Sebaiknya temuan negatif K3 yang ditemukan oleh kelompok 1 dapat ditindaklanjuti
dengan peningkatan kesadaran K3 yang lebih baik lagi dengan melakukan pelatihan terhadap
tenaga kerjanya, dan diharapkan setelah ini melakukan perbaikan dengan menerapkan langkah-
langkah implementasi SMK3 yang lebih baik lagi di setiap tingkatan SDM yang dimiliki PT. IKI
( Industri Kapal Indonesia ).
Melakukan pengawasan lebih mendalam dan lebih teliti tentang penerapan SMK3,
kelembagaan dan keahlian K3 dan implementasi K3 secara umum. Mengacu pada hal-hal
tersebut, rincian rekomendasi yang sebaiknya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Penerapan K3 yang menjadi dasar hukum penerapan sertifikat SMK3 di Indonesia,
memiliki beberapa dasar hukum pelaksaan, diantaranya ialah Undang-Undang No 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan Permenaker No 4 tahun 1987 tentang
Panitia Pembina Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.
2. Dikarenakan kondisi lingkungan kerja yang memiliki resiko kecelakaan yang sangat
tinggi maka perlu diperhatikan tentang penggunaan APD sesuai dengan Undang-Undang
No 1 Tahun 1970 Pasal 3 butir f tentang syarat-syarat untuk memberikan APD, Pasal 12
buti b tentang kewajiban dan hak tenaga kerja untuk memakai APD, Pasal 14 butir c
pengurus diwajibkan menyediakan APD secara Cuma-Cuma.

Anda mungkin juga menyukai