PENYELENGGARA
PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO
Makassar, 22 Januari- 3 Februari 2018
i
DAFTAR ISI
Sampul ………………………………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………................ ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………................ iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………… 1
I.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1
I.2 Maksud Dan Tujuan …………………………………………………………………… 2
I.3 Ruang Lingkup …………………………………………………………………………… 2
I.4 Dasar Hukum …………………………………………………………………………….. 2
I.4.1 Dasar Hukum K3 Secara Umum…………………………………………… 2
I.4.2 Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3………………………… 2
I.4.3 Dasar Hukum K3 Secara Umum…………………………………………… 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ……………………………………………………………………… 4
II.1 Gambaran Umum Perusahaaan ……………………………………………………… 4
II.2 Temuan – temuan di lapangan ……………………………………………………… 12
II.2.1 K3 Secara Umum………………………………….…………………………… 12
II.2.2 Kelembagaan dan Keahlian K3…………………………………………… 13
II.2.3 Penerapan SMK3 ……………………………………………….……………… 14
BAB III ANALISA TEMUAN …………………………………………………………………………… 15
III.1 TEMUAN POSITIF
III.1.1 K3 Secara Umum………………………….…………………………………… 15
III.1.2 Kelembagaan dan Keahlian K3……………………………………………. 17
III.1.3 Penerapan SMK3 ……………………………………….……………………… 19
III.2 TEMUAN NEGATIF
III.2.1 K3 Secara Umum…………………………….………………………………… 20
III.2.2 Kelembagaan dan Keahlian K3……………………………………………. 21
III.2.3 Penerapan SMK3 ……………………………………….……………………… 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………………… 23
IV.1 Kesimpulan ……...………………………………….…………………………………… 23
IV.2 Saran ………………………………….……………………………………………………. 23
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah
memberikan kenikmatan yang tiada terkira sehingga kami dapat menyusun laporan PKL di
“PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA” dengan tepat waktu dan semaksimal mungkin. Laporan
ini disusun pasca program PKL pelatihan calon ahli K3 umum angkatan ke 66 wilayah
Makassar yang di selenggarakan oleh PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan
peluang untuk berlatih menangani permasalahan dalam lingkungan kerja, melaksanakan
studi perbandingan antara teori yang didapat selama pelatihan dengan penerapannya di
lingkungan kerja.
1. Bapak dan Ibu tercinta. Terimakasih atas segala do’a, kepercayaan, cinta kasih
yang tiada henti diberikan kepada penulis, dan senantiasa memberikan motivasi
yang luar biasa sehingga mampu memberikan pencerahan dan penguatan yang
sangat berarti bagi penulis.
2. PT. IKI sebagai tempat praktik kunjungan kerja lapangan.
3. PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO sebagai penyelenggara pelatihan.
4. Teman-teman peserta pelatihan AK3 umum angkatan 66.
5. Seluruh pemateri yang telah memberikan materi.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan karena
kedangkalan ilmu penulis. Oleh karena itu kami siap menerima kritik dan saran yang
membangun sebagai bahan evaluasi.
Akhirnya atas segala kekurangan dari laporan penelitian PKL ini, sangat diharapkan
kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pembaca demi sempurnanya laporan
penelitian PKL ini. Semoga laporan PKL ini dapat memberikan kontribusi positif serta
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun berada tidak
menghendaki terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja maupun pecemaran
lingkungan. Potensi resiko berupa kecelakan, kebakaran , pencemaran lingkungan
dan penyakit akibat kerja dapat muncul karena kesalahan dalam penggunaan
peralatan, kurangnya informasi terhadap area kerja, dan kemampuan serta
keterampilan dari tenaga kerja yang kurang berkompeten.
4
Topik kerja lapangan yang kami angkat pada Praktek Kerja Lapangan hari ini
mencakup materi mengenai K3 secara umum, kelembagaan dan keahlian K3,
serta penerapan SMK3. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan diharapkan
dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman peserta pelatihan.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Membekali pengetahuan sebagai calon ahli K3 Umum mengenai K3
dengan praktek nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinan
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang meliputi keadaan dan
fasilitas tenaga kerja.
2. Mendapatkan gambaran dan pemahaman dilapangan secara langsung
mengenai K3 secara umum, kelembagaan dan keahlian K3, serta penerapan
SMK3.
3. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3
Umum agar dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran
atau rekomendasi.
5
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang
Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Wilayah (DK3W) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3).
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan.
6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
PT. Industri Kapal Indonesia (persero) atau PT. IKI adalah sebuah
Badan usaha milik negara yang berdiri pada tahun 1962 di Makassar, Sulawesi
proyek galangan kapal tallo pada waktu itu dibangun oleh Departemen urusan
ton yang dilengkapi dengan Slip Waydan fasilitas peluncuran yang panjangnya
galangan kapal paotere, sedangkan galangan kapal tallo hanya memiliki mesin
meliputi :
7
a. Lokasi Eks galangan kapal tallo pindah dan dibangun bersebelahan dengan
b. Mengadakan redesigning sesuai dengan biaya yang ada dan rencana pemasarannya
mereparasi dan melakukan pemeliharaan kapal yang berkapasitas sampai 500 ton.
maret 1970 penyelesaian dan pemakaian galangan kapal tahap I diresmikan oleh
Semenjak tahun 1970 – 1977 galangan kapal makassar masih berstatus sebagai
proyek. Pada tanggal 29 Oktober 1977 status galangan kapal berubah menjadi
Perseroan terbatas dengan nama PT. Industri Kapal Indonesia pusat Makassar
disingkat PT. I K I dan kantor pusat bertempat dimakassar, dengan unit – unit
Sejalan dengan perubahan manajemen yang ada maka galangan kapal padang
dan gresik dijual ke PT. Kodja Jakarta, hal tersebut membawa pengaruh terhadap
produksi dan unit usaha, sehingga unit produksi yang dimiliki sampai pada tahun
1994 hanya :
8
Sedangkan unit usaha yang dimiliki yaitu :
a. Visi
Menjadi perusahaan galangan kapal dan engineering yang kuat dan berdaya saing
tinggi.
b. Misi
Selalu meningkatkan kualitas yang haik berdasar pada pelayanan yang tepat
waktu, tepat mutu dan tepat biaya serta mengutamakan kepuasan pelanggan untuk
penting karena akan Nampak batas wewenang dan tanggung jawab setiap kepala
bagian dan kepala seksi. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan akan sangat
(persero) memiliki struktur organisasi yang kompleks dan dipimpin oleh seorang
Direktur Utama yang dibantu oleh direktur bidang administrasi dan keuangan, dan
direktur operasi. Struktur organisasi PT. Industri Kapal Indonesia (persero) adalah
sebagai berikut :
9
Struktur Organisasi PT. IKI (Industri Kapal Indonesia) Persero
DIREKSI
DIRUT
DIR.
DIR.ADM &
OPERASI
KEU
Kapro-2 Kapro-2
Manager Manager
Auditor Manager Akuntansi Manager
Keuangan Umum Manager persiapan Unit Usaha
& Pajak Fiber Glass
Produksi Produksi
planer-2 planer-2
Kepala
Perwakilan
Jakarta Manager
Manager
adm& keu.
fasilitas&
pemeliharaa
n
Man.bang
baru dan
non kapal
Manager
K3LH
Manager
Logistic
Asman adm.
&keuangan
10
Fasilitas Penunjang
Untuk menunjang proses produksi dan reparasi, maka PT. Industri Kapal
a. Graving Dock10.000 DWT dengan panjang 120 meter, lebar 28 meter, dan tinggi
8 meter.
b. Side track 9 lines : 2 lines 300 m/lines, 4 lines 80 m/lines dan 3 lines 70 m/lines.
d. Building Berth : 4 unit kapal berukuran 6.500 DWT dan 10 unit kapal berukuran
e. Outfitting quay/jetty : panjang 80 meter, tower crane 60 ton dan water front 895
m2.
PT. Industri kapal Indonesia (persero) sebagai salah satu badan usaha milik
negara (BUMN) yang bergerak dibidang reparasi dan produksi kapal baru,
keperluan reparasi kapal berukuran 15.000 DWT, dan Building Berth untuk
Kemampuan Galangan
shifter besar untuk menaikkan dan menurunkan kapal. Kapal yang telah naik dapat
ditarik ke salah satu Side Track (Norman System). Panjang Shifter 45 meter dan daya
angkut 1500 ton dan tinggi air diatas Shifter maksimal 3.40 meter. Sebelah barat Side
Track dengan panjang 70 meter (3 buah) dengan kapasitas 1000 ton, sebelah timur
11
Dengan peralatan yang ada PT. Industri kapal Indonesia (persero) mampu
memproduksi kapal berukuran 500 ton, dan mereparasi kapal yang memiliki panjang
55 meter dengan berat 500 ton sebanyak 60 buah tiap tahunnya, dan memiliki daya
tampung sebanyak 10 kapal dengan berat 500 ton. Selain itu terdapat Graving
Dockdengan kapasitas kurang lebih 1000 BRT, panjang 120 meter dan tinggi sekitar
7 meter.
Sarana pokok yang dimiliki PT. Industri Kapal Indonesia (persero) yaitu :
a. Tempat membangun dan mereparasi kapal yang terdiri dari dua unit mesin
Side Track untuk menarik (parker) kapal dari arah timur ke barat.
d. Sarana bengkel, gudang plat, bengkel mesin, pipa, kayu, ruang kompresor,
Mouldloft, Crane.
e. Graving dock.
f. Kantor.
b. Prasarana produksi.
12
1) Mesin bubut. 4) Mesin gergaji.
4) Mesin bending
5) Mesin bor
6) Mesin gerinda
7) Crane
g. Alat transportasi
1) Kapal pandu
2) Forklift.
3) Mobile Crane.
80
h. Alat angkat
1) Overhead Crane
2) Tower Crane.
i. Fasilitas
1) Air bersih.
2) Listrik.
3) Pergudangan.
a. Temuan Positif
3. Secara umum, Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) di lingkungan kerja PT.
5. Prosedur kerja yang berbentuk dokumentasi seperti SOP dan JSA sudah
garis besarnya saja, tetapi tidak menjelaskan potensi bahaya yang ada di
tempat kerja.
3. Belum tersedia rambu pada setiap gedung PT. IKI dan rambu yang sudah
5. Tidak terdapat informasi jalur evakuasi apabila terjadi suatu keadaan yang
tidak diinginkan.
dilakukan
7. Perusahaan Mitra yang ada di PT. IKI tidak mengadakan APD terhadap
karyawannya sendiri
tidak dilakukan
a. Temuan Positif
per.04/men/1987.
2. PT. IKI menggandeng PJK3 untuk melakukan uji riksa pada peralatan
mekanik meliputi pesawat tenaga & produksi dan angkat & angkut.
b. Temuan Negatif
terstruktur)
di beberapa aspek.
a. Temuan Positif
b. Temuan Negatif
3. Tidak ada chek list untuk inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilapangan
penuhi
BAB III
ANALISA TEMUAN
Prosedur kerja (SOP), JSA SOP dan JSA terdapat di Perusahaan Pengadaan SOP dan Instruksi kerja Undang-Undang No.1 Tahun 1970
berupa dokumen.namun Instruksi Kerja pada setiap kegiatan pekerjaan dan (BAB III), Syarat-syarat Keselamatan
belum semuanya terpasang di tempat disetiap mesin mesin yang ada di Kerja Pasal 4.
kerja sesuai dengan keperuntukannya. , lokasi kerja.
4 belum terdapat SOP terkait K3 secara
spesifik.
III.1.2 Kelembagaan dan Keahlian K3
Program kerja Penerapan program kerja tidak maksimal Program Kerja yang telah disusun di
di perusahaan. evaluasi kemudian diberikan
tenggat waktu dalam penerapan.
Ahli K3 Ahli K3 di tempat kerja tidak memiliki Sebagai Ahli K3 berhak untuk Undang-undang no 1 tahun 1970
ketegasan dalam penerapan peraturan menegur dan memberikan sanksi tentang keselamatan kerja
K3. kepada tenaga kerja terkait
masalah K3.
7
III.2.3 PENERAPAN SMK3
No. Objek Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
Kebijakan dan Komitmen K3 Kurangnya keterlibatan pekerja dalam Dalam penyusunan kebijakan K3 UU. No 1 Tahun 1970, Bab X Tentang
proses penyusunan kebijakan K3. perlu dilibatkan tenaga kerja dalam kewajiban pengurus Pasal 14 poin a
penyusunan kebijakan. dan b, PP No 50 Tahun 2012 Tentang
8
penerapan SMK3 Pasal 7-8
Tingkat Penerapan SMK3 Pada prinsip K3 yang ke-3 yaitu SOP harus terpasang pada semua PP No.50 Tahun 2012 Tentang
pelaksanaan rencana K3, SOP belum tempat kerja. penerapan SMK3 Pasal 10-13
9
dipasang pada tempat kerja.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 KESIMPULAN
Secara umum kondisi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT. IKI
( Industri Kapal Indonesia ) sudah diimplementasikan dengan baik, terbukti dengan adanya
sertifikasi SMK3 dan sudah memiliki struktur organisasi P2K3 yang telah disahkan oleh dinas
tenaga kerja setempat.
Akan tetapi pekerja tidak semuanya dilengkapi dengan APD yang memadai padahal
tingkat resiko pekerjaannya sangat tinggi, kurangnya Rambu-rambu K3 di lingkungan kerja,
tidak adanya lokasi TPS Limbah B3, fasilitas toilet yang kurang memadai.
Kurangya peran lembaga dan SDM K3 di tempat kerja seperti Tim Tanggap Darurat,
Regu Penanggulangan Kebakaran.
IV.2 SARAN
Sebaiknya temuan negatif K3 yang ditemukan oleh kelompok 1 dapat ditindaklanjuti
dengan peningkatan kesadaran K3 yang lebih baik lagi dengan melakukan pelatihan terhadap
tenaga kerjanya, dan diharapkan setelah ini melakukan perbaikan dengan menerapkan langkah-
langkah implementasi SMK3 yang lebih baik lagi di setiap tingkatan SDM yang dimiliki PT. IKI
( Industri Kapal Indonesia ).
Melakukan pengawasan lebih mendalam dan lebih teliti tentang penerapan SMK3,
kelembagaan dan keahlian K3 dan implementasi K3 secara umum. Mengacu pada hal-hal
tersebut, rincian rekomendasi yang sebaiknya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Penerapan K3 yang menjadi dasar hukum penerapan sertifikat SMK3 di Indonesia,
memiliki beberapa dasar hukum pelaksaan, diantaranya ialah Undang-Undang No 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan Permenaker No 4 tahun 1987 tentang
Panitia Pembina Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.
2. Dikarenakan kondisi lingkungan kerja yang memiliki resiko kecelakaan yang sangat
tinggi maka perlu diperhatikan tentang penggunaan APD sesuai dengan Undang-Undang
No 1 Tahun 1970 Pasal 3 butir f tentang syarat-syarat untuk memberikan APD, Pasal 12
buti b tentang kewajiban dan hak tenaga kerja untuk memakai APD, Pasal 14 butir c
pengurus diwajibkan menyediakan APD secara Cuma-Cuma.