Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT. MANDIRI JOGJA INTERNASIONAL

Bidang K3 Kesehatan, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN 62
2022

Disusun Kelompok 3:
1. Agas Mulus Rahadi
2. Egi Rizal
3. Ezza Rachmadiva Nurdyanti
4. Muhammad Fathan Anas
5. Patrick Jose Adi Narendra
6. Selvinus
7. Wildan Kusuma Ramadhan

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Yogyakarta, 8 Februari 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
dan karunianya sehingga penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat
diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat pelaksanaan
Pembinaan dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Online Tahun 2023.
Laporan ini disusun berdasarkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Mandiri
Jogja International Yogyakarta. Selama penyusunan laporan ini, kami tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak yaitu :
1. Seluruh staff PT Mandiri Jogja International yang telah memberikan izin untuk
melakukan PKL dan wawancara langsung
2. Seluruh staff PT Narada Katiga Indonesia selaku PJK3 yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam menyelesaikan pembinaan, kegiatan Praktik Kerja
Lapangan, dan penyusunan laporan
3. Seluruh pemateri dan Disnakertrans Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah
memberikan materi dan ilmu serta pengalamanya kepada kami sebagai peserta
4. Rekan-rekan peserta pembinaan dan sertifikasi Ahli K3 Umum Angkatan 62 yang
telah menjaga kekompakan dan dapat mewujudkan kerjasama dengan baik

Akhir kata, dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis
menyadari banyak kekurangan baik dari isi maupun penyampaiannya. Kami
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun agar tercapainya kesempurnaan
isi maupun penulisan laporan ini.

Yogyakarta, 8 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN KELOMPOK...................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup......................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum.........................................................................................................2
1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Kesehatan Kerja.................2
1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Lingkungan Kerja................3
1.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Bahan Berbahaya...............3
BAB II..................................................................................................................................4
KONDISI PERUSAHAAN.................................................................................................4
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja...........................................................................4
2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja...........................................................................6
2.3 Faktor Bahaya........................................................................................................7
2.4 Temuan Hasil Observasi........................................................................................7
2.4.1 Temuan Positif......................................................................7
2.4.2 Temuan Negatif.....................................................................7
BAB III................................................................................................................................8
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH....................................................................8
3.1 Temuan Positif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki
Timbun di PT. Abadi Satria Abadi......................................................................................8
3.2 Temuan Negatif K3 Mekanik, Bejana Tekan dan Tangki Timbun di
PT. Abadi Satria Abadi......................................................................................................12
BAB IV..............................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................15
4.2 Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting dalam dunia
industri. Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas. Pada satu sisi,
tempat kerja tidak lepas dari potensi bahaya dan risiko. Tenaga kerja sebagai salah satu
sumber daya perusahaan yang berkaitan dengan tempat kerja juga berpotensi terkena
dampak masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Menyadari pentingnya aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pemerintah
terus mengeluarkan peraturan mengenai bidang-bidang K3 yang lebih luas dengan
dasarnya yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Bidang-bidang K3 tersebut seperti K3 bidang kesehatan kerja, K3 lingkungan kerja, dan
juga K3 bahan berbahaya. Penerapan K3 pada berbagai bidang tersebut tidak lain
bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja.
Memperhatikan hal tersebut, sebagai calon Ahli K3 Umum diharapkan dapat
mengidentifikasi sumber bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja. Hasil identifikasi
tersebut lalu dapat ditemukan solusi atau pengendaliannya.
Berdasarkan hal di atas, untuk memenuhi kompetensi sebagai calon Ahli K3
umum yang berpengalaman, maka perlu dilakukan PraktIk Kerja Lapangan. Setelah
dilakukan kegiatan ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
implementasi K3 di tempat kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
yang meliputi : keadaan dan fasilitas tenaga kerja; keadaan mesin-mesin, alat-
alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya; penanganan bahan kimia berbahaya;
proses produksi; sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional didalam bekerja
dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga
dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Kesehatan Kerja
2. Pelaksanaan K3 di Bidang Lingkungan Kerja
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Bahan Berbahaya

1.4 Dasar Hukum


Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dengan dasar hukum
sebagai berikut :
14.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Kesehatan Kerja
a. Undang – undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 01/Men/1976
Tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Dokter Perusahaan
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 01/Men/1979
Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Medis
Perusahaan
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 02/Men/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Rangka
Penyelenggaraan Keselamatan
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 01/Men/1981
Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/Men/1982
Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 11/Men/VI/2005
Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran
Narkotika
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
05/Men/VIII/2008 Tentang P3K di Tempat Kerja
j. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.
68/Men/IV/2004 Tentang Pencegahan dan Penganggulangan HIV/AIDS di
2
Tempat Kerja.
k. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nomor 5/36/HM.01/IV/2020 Tentang
Pedoman Penyusun
l. Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi No.SE.01 MEN/1979
Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan
m. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor M/7/AS.02.02/V/2020
Tentang Rencana Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi
Corona Virus Disease
n. Surat Edaran Direktur Jenderal Binwasnaker dan K3 Nomor
5/1923/AS.02.03/VI/2020 Tentang Pembinaan K3 dalam masa Pandemi
Covid-19
14.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Lingkungan Kerja
a. Undang – undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Alat
Pelindung Diri
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 9 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ketinggian
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
f. Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi
No.SE.01/MEN/PPK/IV/2012 Tentang Kewajiban Syarat-Syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas.
14.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Bahan Berbahaya
a. Undang – undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 Tentang
Pengendalian Bahan Berbahaya di Tempat Kerja

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


PT Mandiri Jogja Internasional atau yang biasa disebut MJOINT didirikan pada
tanggal 1 Juni 1997 oleh Rico Yudi Asmoro. PT Mandiri Jogja International berlokasi di
Desa Klondangan, Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta. Merupakan perusahaan
manufaktur yang memproduksi tas dan dompet dari bahan kulit (Leather Goods
Manufacturer) dengan kapasitas produksi mencapai 3500 tas per bulan. Hal ini
menjadikan MJOINT sebagai leader di industri kerajinan kulit di Yogyakarta.
Mengawali langkah bisnis dengan mengekspor produk ke beberapa negara seperti
Amerika, Jepang, Belanda, dan Australia. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin
besarnya perusahaan maka mulai muncul permintaan untuk pasar lokal sehingga produk
kulit perusahaan mulai dijual di Indonesia pada tahun 2008 dengan merek dagang
BUCINI.
PT Mandiri Jogja Internasional juga memiliki kepedulian terhadap kelestarian alam
sehingga turut berkontribusi untuk mendukung adanya Green Campaign dengan
menerapkan sistem environmentally friendly yang memproses kulit sapi dengan bahan
yang lebih ramah lingkungan. MJOINT tidak menggunakan logam dalam proses
penyamakan kulit, namun menggunakan kulit kayu Akasia dalam proses tersebut. Selain
itu, karena lokasi pengolahan kulit terletak berdampingan dengan kawasan tempat
tinggal, perusahaan tidak ingin menghasilkan limbah yang dapat mencemari dan
membahayakan ekosistem setempat sehingga MJOINT berupaya menghasilkan limbah
yang lebih ramah lingkungan.
PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki luas bangunan 80 x 80 m 2 dan
memiliki 150 karyawan. Seluruh karyawan PT. Mandiri Jogja Internasional telah
diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu untuk pelayanan kesehatan di
MJOINT menyediakan klinik perusahaan. Sistem kerja di MJOINT hanya memiliki satu
shift kerja yang dimulai pada pukul 07.30 – 16.00 WIB dan tidak ada lembur. Karyawan
diberikan cuti selama 1 tahun sebanyak 12 kali. Jika jatah cuti tidak dipergunakan, maka
dapat dicairkan ke dalam bentuk uang. Sedangkan untuk Cuti hamil diberikan selama 3
bulan dan tidak termasuk ke jatah cuti sebelumnya.

4
Adapun Visi dan Misi PT. Mandiri Jogja Internasional, sebagai berikut:
1. VISI
PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki semangat untuk memproduksi produk
kulit terbaik dari Indonesia sehingga mengusung visi “To be the best leather
manufactur in Indonesia” dan “To be the best leather product brand in Indonesia
and world wide recognized”.
2. MISI
Visi yang dibuat MJOINT didukung dengan misi “Developing creative
economy with art and local potention to produce high quality leather product and
participate in developing economy society”. Hingga kini, BUCINI menggandeng
pengrajin lokal serta menggunakan bahan baku kulit dari dalam negeri dengan
harapan dapat mengembangkan ekonomi kreatif dengan seni dan potensi lokal
untuk menghasilkan produk kulit berkualitas yang dapat menunjang penampilan
kita.

PT Mandiri Jogja Internasional memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT


Mandiri Jogja Internasional memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur.
Direktur PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki tanggungjawab penuh terhadap
Perusahaan. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Mandiri Jogja
Internasional.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT. Mandiri Jogja Internasional

Proses produksi di PT Mandiri Jogja International terdiri dari :


1. Proses Persiapan Bahan Baku Kulit
Proses ini bertujuan untuk mempersiapkan bahan baku kulit yang akan

5
digunakan untuk membuat produk BUCINI. Bahan baku yang akan digunakan
diletakkan di ruang dan rak-rak khusus.
2. Proses Pemotongan (Cutting)
Proses pemotongan dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan menggunakan
mesin cutting board. Proses ini adalah proses mengubah lebaran kulit menjadi
potongan-potongan lebih kecil sesuai dengan produk apa yang akan dibuat.
3. Proses Quality Control (QC)
Proses ini dilakukan dengan mengecek kondisi bahan baku kulit yang digunakan.
Hal yang diperhatikan yaitu ada tidaknya kulit yang tidak halus, kulit yang
berlubang, dan kerapihan pemotongan.
4. Proses Seset
Proses ini bertujuan memisahkan kulit dari sisa-sisa lemak yang menempel dan
sisi kulit yang tidak rata. Sehingga saat proses produksi, kulit menjadi lebih
mudah dibentuk.
5. Proses Labelling
Bahan kulit yang sudah dipotong kecil, diberi label menggunakan mesin emboss.
6. Proses Produksi
Proses produksi dengan menggunakan mesin jahit untuk membentuk bahan baku
kulit yang sudah siap dibentuk
7. Proses Finishing
Produk yang sudah jadi dicek kembali dalam finishing, hal yang perlu dicek
ulang yaitu ketebalan bahan, kekuatan lem pada produk, kualias jahitan, dan jika
produk memiliki tali juga diperiksa kekuatannya.
8. Proses packing
Produk yang sudah melewati seluruh proses dan dalam kondisi baik, dipacking
dalam plastik dan dimasukkan ke dalam kardus untuk kemudian dikirim ke
tujuan masing-masing.

2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Mandiri
Jogja Internasional yaitu
1. Terjepit

6
2. Terjatuh
3. Terpotong
4. Terpeleset
5. Tersengat aliran listrik
6. Terpapar bahan Kimia
7. Kebakaran

2.3 Faktor Bahaya


Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan di
tempat kerja PT. Mandiri Jogja Internasional, identifikasi bahaya yang dilakukan
diseluruh area PT. Mandiri Jogja Internasional :
1. Faktor Ergonomi
2. Faktor Biologi
3. Faktor Fisika
4. Faktor Kimia
5. Faktor Psychologi

2.4 Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi video dan wawancara, diperoleh temuan sebagai
berikut :
2.4.1 Temuan Positif
1. K3 Keseatan Kerja
a. Memiliki Kotak P3K dengan Jumlah 4
b. Menerapkan Protokol COVID-19
c. Karyawan telah di ikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan
2. K3 Lingkungan Kerja
a. Terdapat Rambu-rambu menjaga kebersihan di area kerja
b. Pencahayaan bagi pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sudah baik
c. Memiliki toilet dengan jumlah sesuai yaitu 8 unit dan dibedakan berdasarkan
jenis kelamin
d. Meja mesin cutting sudah sesuai dengan posisi kerja karyawan
3. K3 Bahan Berbahaya
a.
b.
7
2.4.2 Temuan Negatif
1. K3 Kesehatan Kerja
a. Terdapat kotak P3K yang kosong
b. Beberapa Pekerja tidak menerapkan Protokol COVID-19 seperti tidak memakai
masker
c. Fasilitas klinik kurang memadai
d. Tidak memiliki Dokter atau tenaga medis di perusahaan
e. Tidak ada kegiatan pemeriksaaan kesehatan secara berkala
f. Tidak memiliki tim hygene, dan kebersihan di kelola oleh indvidu masing-
masing
2. K3 Lingkungan Kerja
a. Terdapat suara bising dari mesin pemotongan dan palu
b. Pekerja melakukan pekerjaan dengan membungkuk (postur kerja buruk)
c. Penggunaan kursi tidak ergonomis
d. Gerakan repetitif pekerja yang menggunakan palu
e. Tempat sampah tidak layak
f. Kondisi langit-langit bangunan kusam dan tidak support kipas angin
g. Sirkulasi udara di kantin kurang
3. K3 Bahan Berbahaya
a Spray glue merupakan aerosol yang mudah terbakar dan mengiritasi kulit
b Pekerja tidak menggunakan APD (kacamata dan sarung tangan) saat menyemprot
spray glue

8
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini temuan positif dan negative di PT Mandiri Jogja Internasional


1. Temuan Positif
Sara Dasar
A
Lokasi n Huku
No Foto Temuan
temuan / m
Manfaat
Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)
KESEHATAN KERJA
Ruang Memiliki kotak Pekerja dapat Melakukan pembinaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
persiapan, P3K sebanyak 4 dengan mudah dan penyediaan secara dan Transmigrasi Republik
pemotongan, buah dan petugas mengambil continuity pada Indonesia Nomor
dan P3K obat atau alat fasilitas dan petugas Per.15/Men/VIII/2008
produksi pertolongan P3K
pertama pada PASAL 2 ayat 1
luka Pengusaha wajib menyediakan
petugas P3K dan fasilitas P3K di
tempat kerja.
Seluruh area Penerapan Mengurangi Menerapkan protokol SE Menteri Ketenagakerjaan RI
kerja perilaku hidup risiko terpapar COVID-19 secara Nomor M/7/AS.02.02/V/2020
bersih dan sehat COVID-19 dan konsisten tentang Rencana
ketika pandemi menghindari Keberlangsungan Usaha dalam
COVID-19 cluster Menghadapi Pandemi Corona
COVID-19 di Virus Disease
tempat kerja
POIN II nomor 1
Melakukan kampanye perilaku
hidup bersih dan sehat
Pernyataan narasumber Seluruh area Pekerja telah Pekerja Konsisten kepada Undang-undang No. 24 Tahun
kerja diikutsertakan memiliki seluruh pekerja dan 2011 tentang Badan
9
Sara Dasar
A
Lokasi n Huku
No Foto Temuan
temuan / m
Manfaat
Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)
BPJS jaminan jika jika ada pekerja baru Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan terjadi yang belum terdaftar
kecelakaan juga harus didaftarkan Pasal 15 ayat 1
kerja dan/atau (1) Pemberi kerja secara
penyakit akibat bertahap wajib mendaftarkan
kerja dirinya dan pekerjanya
sebagai peserta kepada BPJS
sesuai dengan program
Jaminan Sosial yang diikuti
LINGKUNGAN KERJA
Seluruh area Pencahayaan Pekerja tidak Melakukan pengecekan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
kerja secara general dan mengalami terus menerus RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang
lokal (bagi kelelahan mata mengenai kebutuhan Keselamatan dan Kesehatan
pekerjaan yang saat bekerja pencahayaan bagi Kerja Lingkungan Kerja
membutuhkan dan hasil kerja pekerja
ketelitian) sudah juga bagus PASAL 2
baik Pcngusaha dan/atau Pcngurus
wajib melaksanakan syarat-
syarat K3 Lingkungan Kcrja

PASAL 18 ayat 1
(1) Pencahayaan buatan
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 16 ayat (2) huruf
b dapat digunakan apabila
pencahayaan alami tidak
memenuhi standar intensitas
cahaya sebagaimana
dimaksud dalam pasal 16
ayat 4
10
Sara Dasar
A
Lokasi n Huku
No Foto Temuan
temuan / m
Manfaat
Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)
Ruang Rambu-rambu Pekerja selalu Tidak menghalangi
pemotongan menjaga aware untuk rambu dengan barang
kebersihan telah menjaga lain, jika sudah usang
terpasang kebersihan bisa diganti

Seluruh area Memiliki toilet Kebutuhan Menjaga kebersihan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
kerja yang bersih pekerja akan toilet secara teratur RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang
dengan jumlah toilet dan Keselamatan dan Kesehatan
sesuai (8 unit) dan kebersihannya Kerja Lingkungan Kerja
dibedakan jenis tercukupi.
kelamin Jumlah 150 PASAL 34
pekerja dengan Toilet sebagaimana dimaksud
8 jamban. pasal 33 ayat 2 huruf a harus :
1. Bersih dan tidak
menimbulkan bau
2. Tidak ada lalat, larva,
nyamuk, atau serangga
lainnva
3. Tersedia saluran
pembuangan air yang
mengalir dengan baik
4. Tersedia air bersih
5. Dilengkapi dengan pintu
6. Memiliki penerangan yang
cukup
7. Memiliki sirkulasi udara
yang baik
8. Dibersihkan setiap hari
11
Sara Dasar
A
Lokasi n Huku
No Foto Temuan
temuan / m
Manfaat
Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)
secara periodik
9. Dapat digunakan selama jam
kerja

PASAL 34 ayat 5 huruf f dan g


f. Untuk 81 sampai 100 orang =
6 jamban
g. Setiap penambahan 40 orang
ditambahkan 1 jamban
Ruang Meja mesin Pekerja tidak Menerapkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
pemotongan cutting sudah mengalami kesesuaian meja dan RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang
sesuai dengan nyeri kursi di seluruh proses Keselamatan dan Kesehatan
posisi kerja punggung (low kerja dan membina Kerja Lingkungan Kerja
karyawan back pain) pekerja agar konsisten
menggunakan postur PASAL 3 huruf b
kerja yang baik Syarat-syarat K3 lingkungan
kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 meliputi :
b. Pengendalian faktor biologi,
faktor ergonomi, dan faktor
psikologi kerja agar
memenuhi standar

1. Temuan Negatif
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
KESEHATAN KERJA
12
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
Ruang Terdapat Fungsi kotak P3K Melengkapi isi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
persiapan kotak P3K tidak berjalan kotak P3K sesuai Transmigrasi Republik Indonesia
yang kosong peraturan Nomor Per.15/Men/VIII/2008

LAMPIRAN II

Seluruh Kotak P3K Tidak sesuai Mengganti kotak Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
area kerja tidak dengan peraturan P3K dengan yang Transmigrasi Republik Indonesia
berdasar perundang- sesuai standart Nomor Per.15/Men/VIII/2008
putih dan undangan
berlambang PASAL 10 poin a
warna hijau Terbuat dari bahan yang kuat dan
mudah dibawa, berwarna dasar putih
dengan lambang P3K berwarna hijau;

Seluruh Terdapat Berisiko terpapar Menerapkan SE Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor


area kerja pekerja yang atau menularkan penggunaan M/7/AS.02.02/V/2020 tentang Rencana
tidak penyakit atau virus masker kepada Keberlangsungan Usaha dalam
menggunakan COVID-19 serta pekerja Menghadapi Pandemi Corona Virus
masker debu Disease
13
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi

POIN II Nomor 3a
2. Memastikan pemakaian alat
pelindung diri
a. Gunakan masker untuk pekerja

Ruang Terdapat Berisiko Menerapkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan


pemotongan pekerja yang menginjak benda kewajiban Transmigrasi Republik Indonesia
tidak yang tidak menggunakan alas Nomor Per.08/Men/Vii/2010 Tentang
menggunakan diinginkan seperti kaki terutama jika Alat Pelindung Diri
alas kaki gunting, cutter, sedang bekerja
bahan baku, dan mobilitas PASAL 6 ayat 1
tali Pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib memakai
atau menggunakan APD sesuai dengan
potensi bahaya dan risiko.

Klinik Fasilitas Tidak sesuai Melengkapi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
perusahaan klinik tidak standar dan tidak fasilitas yang ada Transmigrasi Republik Indonesia
memadai bisa memberikan di klinik sesuai Nomor Per.15/Men/VIII/2008
fasilitas kesehatan standart
kerja yang baik PASAL 9 ayat 2 poin e
bagi pekerja Sekurang-kurangnya dilengkapi
dengan:
1. Wastafel dengan air mengalir
2. Kertas tissue/lap
3. Usungan/tandu
4. Bidai/spalk
5. Kotak P3K dan isi
6. Tempat tidur dengan bantal dan
selimut
14
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
7. Tempat untuk menyimpan alat-alat,
seperti : tandu dan/atau kursi roda
8. Sabun dan sikat
9. Pakaian bersih untuk penolong
10. Tempat sampah
11. Kursi tunggu bila diperlukan.

Pernyataan narasumber Klinik Tidak ada Pekerja yang sakit Menyediakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
perusahaan pelayanan dan/atau terluka pelayanan Transmigrasi No: Per.03/Men/1982
kesehatan tidak bisa kesehatan kerja Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
kerja di ditangani dengan sesuai peraturan, Kerja.
perusahaan cepat dan harus jika tidak mampu
menuju ke fasilitas bisa memilih PASAL 3 ayat 2
kesehatan terdekat diantara pilihan Pengurus wajib memberikan Pelayanan
yang ada dalam Kesehatan Kerja sesuai dengan
PASAL 4 ayat 1 kemajuan
di samping ilmu pengetahuan dan teknologi.

PASAL 4 ayat 1
(1) Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja dapat:
a. Diselenggarakan sendiri oleh
pengurus.
15
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
b. Diselenggarakan oleh pengurus
dengan mengadakan ikatan dengan
dokter atau
Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan
secara bersama-sama
menyelenggarakan
suatu Pelayanan Kesehatan Kerja.

16
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
Pernyataan narasumber Klinik Tidak ada Tidak memenuhi Menyediakan Undang-undang No. 1 Tahun 1970
perusahaan kegiatan standar dan pelayanan tentang Keselamatan Kerja
pemeriksaan kondisi kesehatan kesehatan kerja
kesehatan pekerja tidak sesuai peraturan, Pasal 8 ayat 2
berkala termonitor dengan jika tidak mampu (2) Pengurus diwajibkan memeriksa
baik bisa memilih semua tenaga kerja yang berada
diantara pilihan dibawah pimpinannya, secara berkala
yang ada Pasal 4 pada Dokter jang ditunjuk oleh
ayat 1 di Peraturan Pengusaha dan dibenarkan oleh
Menteri Tenaga Direktur.
Kerja Dan
Transmigrasi No: Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Per.03/Men/1982 Transmigrasi No. Per.02/Men/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.

PASAL 3 ayat 2
(2) Semua perusahaan sebagaimana
dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di
atas harus melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi tenaga kerja
sekurang-kurangnya 1 tahun sekali
kecuali ditentukan lain oleh Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga
Kerja

17
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
LINGKUNGAN KERJA
Ruang Terdapat Menimbulkan Melakukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
pemotongan suara bising ketidaknyamanan pengukuran Nomor 5 Tahun 2018 tentang
dan dari mesin dan berisiko kebisingan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
produksi pemotongan mengganggu mengendalikannya Lingkungan Kerja
dan palu pendengaran dengan cara
pekerja jika meredam mesin Pasal 10 ayat 2
berlangsung terus- yang (2) Tempat kerja yang memiliki sumber
menerus menimbulkan bahaya kebisingan sebagaimana
bising serta dimaksud pada ayat (1) merupakan
meredam meja tempat kerja yang terdapat sumber
tempat palu kebisingan terus menerus, terputus-
digunakan dengan putus, impulsif, dan impulsif
kain berulang

Ruang Pekerja Pekerja Memberikan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI


pemotongan melakukan mengalami pembinaan atau Nomor 5 Tahun 2018 tentang
pekerjaan nyeri/kelelahan di safety talk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan punggung (low mengenai Lingkungan Kerja
membungkuk back pentingnya
(postur kerja pain/muscosceleta menjaga postur PASAL 23 ayat 2 huruf a
buruk) l disorder) kerja dan (3) Potensi bahaya faktor ergonomi
memanfaatkan sebagaimana dimaksud pada ayat
fasilitas yang ada (1) meliputi :
seperti kursi dan a. Cara kerja, posisi kerja, dan
meja yang sesuai postur tubuh yang tidak sesuai
cara kerja saat melakukan pekerjaan
Mayoritas Penggunaan Pekerja Memberikan kursi Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
seluruh area kursi tidak mengalami yang ergonomis Nomor 5 Tahun 2018 tentang
kerja ergonomis nyeri/kelelahan di dan sama semua Keselamatan dan Kesehatan Kerja
punggung (low (ditemukan Lingkungan Kerja
18
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
back beberapa kursi
pain/muscosceleta sudah ergonomis PASAL 23 ayat 2 huruf a
l disorder) sedangkan yang (4) Potensi bahaya faktor ergonomi
lain belum) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
Cara kerja, posisi kerja, dan postur
tubuh yang tidak sesuai saat melakukan
pekerjaan
Ruang Gerakan
produksi repetitif
pekerja yang
menggunakan
palu
Ruang Pekerja tidak Berisiko pada luka Menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
produksi menggunakan maupun cedera APD berupa Transmigrasi Republik Indonesia
APD pada pekerja. sarung tangan, Nomor Per.08/Men/Vii/2010 Tentang
(penggunaan Terutama pada baju berlengan Alat Pelindung Diri
mesin, palu area tangan dan panjang, dan
dan, mata (percikan kacamata atau PASAL 6 ayat 1
api) face mask bagi Pekerja/buruh dan orang lain yang
pemanasan
pekerja yang memasuki tempat kerja wajib memakai
mesin seset)
kontak dengan atau menggunakan APD sesuai dengan
percikan api potensi bahaya dan risiko.

19
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
Seluruh Tempat Cepat kotor dan Menyediakan
area sampah tidak tidak efisien tempat sampah
workshop layak karena sama saja permanen di tiap
menambah meja kerja yang
sampah kardus
Ruang Kondisi
produksi langit-langit
bangunan
kusam, usang
Kantin Sirkulasi Pekerja tidak
udara di nyaman ketika
kantin kurang makan

Pernyataan narasumber Toilet Tidak ada Pekerjaan menjadi Menugaskan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
petugas lebih banyak dan petugas Nomor 5 Tahun 2018 tentang
kebersihan menambah tugas kebersihan khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja
khusus, pekerja Lingkungan Kerja
pekerja
melakukan PASAL 24 ayat 2 huruf d
tugas (2) Potensi bahaya faktor psikologis
kebersihan sebagaimana dimaksud ayat 1
toilet meliputi
bergantian d. beban kerja berlebih secara kuntitatif
BAHAN BERBAHAYA
Ruang Spray glue Berisiko Menyediakan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
Spray Glue merupakan menyebabkan MSDS dan label NO.KEP.187/Men/1999
aerosol yang kebakaran dan kemasan Tentang Pengendalian Bahan Kimia
mudah mengiritasi kulit disesuaikan Berbahaya di Tempat Kerja
terbakar dan kemasan asli
iritan PASAL 11 ayat 1
20
A S
N Lokasi Dasar Hukum
Foto Temuan
o temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
Bahan kimia termasuk kriteria cairan
sangat mudah terbakar, cairan sangat
mudah terbakar dan gas mudah
terbakar, sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9 huruf c, d, dan e ditetapkan
dengan memperhatikan sifat kimia dan
fisika.

PASAL 11 ayat 2b
Cairan sangat mudah terbakar dalam
hal titik nyala < 21OC dan titik didih >
20OC pada tekanan 1 (satu) atmosfir.

Pekerja tidak Mengenai mata 1. Pekerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
menggunakan dan kulit dan diberikan Transmigrasi Republik Indonesia
APD menyebabkan instruksi/SOP Nomor Per.08/Men/Vii/2010 Tentang
(kacamata iritasi bekerja dengan Alat Pelindung Diri
dan sarung spray glue
tangan) saat 2. Disediakan PASAL 6 ayat 1
menyemprot APD seperti Pekerja/buruh dan orang lain yang
spray glue kacamata/face memasuki tempat kerja wajib memakai
mask dan atau menggunakan APD sesuai dengan
sarung tangan potensi bahaya dan risiko.
3. Pekerja
menggunakan
baju lengan
panjang

21
22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. Mandiri Jogja
Internasional (ASA), ada bagian kelembagaan K3 sudah menjalankan
kegiatanya dengan cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa hal yang belum
menerapkan K3 baik di bagian konstruksi bangunan, kelistrikan dan kebakaran.
1. K3 Mekanik

2. Bejana Tekan

3. Tangki Timbun

4.2 Saran
1.
2.
3.
4.
5.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. UU
2. PP/Peraturan Presiden
3. PERMEN
4. KEPMEN
5. Surat Dirjen
6. Standar2

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai