Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT. MANDIRI JOGJA INTERNASIONAL

Kelembagaan K3, Keahlian K3 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3)

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN 64
2023

Disusun Kelompok 4:
1. Kiki Karyadi
2. Candra Kardina
3. Jeffry Apria Handoko
4. Ni Putu Irma Mei Lina
5. Muhamad Abdur Rais Saputra
6. Rendy Kristian

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Yogyakarta, 17 Maret 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rakhmat dan
karunianya sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan. Laporan PKL ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan Pembinaan dan
Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Online Tahun 2023.
Dalam penyusunan laporan ini penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
PT. Mandiri Jogja Internasional. Dan selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan , penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Seluruh Staff PT. Mandiri Jogja Internasional, yang telah memberikan izin untuk
melakukan PKL dan wawancara langsung
2. Seluruh Staff Panitia PT. Narada Katiga Indonesia pelatihan Calon Ahli K3 Umum,
yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan kegiatan praktek
kerja lapangan ( PKL ) dan penyusunan laporan.
3. Seluruh pemateri dan Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi dan ilmu
serta pengalamanya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum Online, yang telah mampu menjaga
suasana pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudkan kerjasama dengan baik
Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dari isi maupun penyampaiannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun sehingga tercapainya
kesempurnaan isi maupun penulisan laporan PKL ini.

Yogyakarta, 17 Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup.......................................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum Yang berkaitan dengan kelembagaan dan keahlian K3, serta penerapan k3.....2
1.4.1 Dasar Hukum Kelembagaan dan keahlian K3...............................................................2
1.4.2 Dasar Hukum Penerapan SMK3 :.................................................................................3
BAB II............................................................................................................................................4
KONDISI PERUSAHAAN............................................................................................................4
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja.............................................................................................4
2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja.............................................................................................6
2.3 Faktor Bahaya.........................................................................................................................6
2.4 Temuan Hasil Observasi.........................................................................................................7
2.4.1 Temuan Positif..............................................................................................................7
2.4.2 Temuan Negatif.............................................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................................8
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH...............................................................................8
3.1 Temuan Positif Kelembagaan K3, Keahlian K3 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)................................................................................................................8
3.2 Temuan Negatif Kelembagaan K3, Keahlian K3, dan SMK3 dan di PT. Abadi Satria Abadi
11
BAB IV.........................................................................................................................................19
PENUTUP....................................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................................19
4.2 Saran.....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu penting, tidak hanya dalam
skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional. Setiap perusahaan diwajibkan untuk
menerapkan persyaratan K3. K3 tidak lagi hanya milik perusahaan dibidang minyak dan gas,
pertambangan, proyek konstruksi dan manufaktur, tetapi sudah merambah kesemua jenis
perusahaan.
Sebagaimana kita ketahui kecelakaan kerja, meninggal dan sakit akibat kerja
memerlukan biaya disamping kerugian kerusakan peralatan tentunya juga akan hilangnya
produktifitas dalam lingkungan pekerjaan. Oleh sebab itu pengetahuan dibidang K3, tidaklah
wajib hanya bagi karyawan bidang K3, tetapi wajib bagi seluruh karyawan.
Upaya penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja adalah salah satu
cara untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja agar selalu
sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah selesai melakukan
pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat produktifitas tercapai.
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai kelembagaan dan
keahlian K3 serta penerapan SMK3. Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada
kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 perlu dilakukan karena berkaitan erat
dengan tingkat kepedulian sebuah perusahaan terhadap K3 area kerja

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud yaitu salah satu materi kurikulum/pelajaran dalam rangka pembinaan calon
Ahli K3 Umum.

1. Tujuan Umum : mempraktekkan teori (mata ajaran) yang telah diterima selama
kegiatan pelatihan .
2. Tujuan Khusus: salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta pelatihan Calon
Ahli K3 , agar peserta mampu :
 Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan K3
secara umum,
 Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan
penerapan SMK3, dan
 Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan
kelembagaan dan keahlian K3.

1
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai
berikut:
1. Kelembagaan dan Keahlian K3 :
- P2K3 (Pengesahan Ketua, Sekretaris, Laporan setiap 3 bulan, rapat
bulanan), PJK3
- Organisasi
- Pengesahan P2K3
- Program kerja
- Ahli K3

2. Penerapan SMK3 :
- Kebijakan, Komitmen K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan rencana K3,
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3, Peninjauan dan Peningkatan Kinerja
SMK3
- Tingkat penerapan SMK3
- Audit SMK3
- Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat SMK3)
- dll.

1.4 Dasar Hukum Yang berkaitan dengan kelembagaan dan keahlian K3, serta
penerapan K3
Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dengan dasar hukum sebagai
berikut :
14.1 Dasar Hukum Kelembagaan dan keahlian K3
a. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1)
& (2)
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2
e. Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri (APD).

14.2 Dasar Hukum Penerapan SMK3:

a. Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.


b. Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
c. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi No. Per. 24/Men/2014 tentang
Tata Cara Pemberian, Perpanjangan, Dan Pecabutan Surat Izin Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program
pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi
ditempat keja yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun keluarga pekerja.
Karena frekuensi kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang
sebelah mata pada program ini. Undang- Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun
1970 yaitu UU No.1 tahun 1970 yang mulai diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970
yang juga dijadikan hari lahinya K3. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi
untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula pekerja yang menuntut produktivitas
kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang
prima. Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyababkan tenaga kerja
tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.

PT. Mandiri Jogja Internasional atau yang biasa disebut MJOINT didirikan pada
tanggal 1 Juni 1997 oleh Rico Yudi Asmoro. Pada awalnya, perusahaan ini mulai
memproduksi produk kerajinan kulit di sebuah garasi rumah di Desa Rejowinangun,
Kotagede, Yogyakarta dan mengawali langkah bisnis dengan mengekspor produk ke
beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Belanda, dan Australia. Namun, seiring
berjalannya waktu dan semakin besarnya perusahaan maka mulai muncul permintaan
untuk pasar lokal sehingga produk kulit perusahaan mulai dijual di Indonesia pada tahun
2008 dengan merek dagang BUCINI. Sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar
lokal, maka dibangunlah showroom yang lebih besar di Desa Klodangan, Berbah,
Sleman pada tahun 2010 dengan kapasitas produksi mencapai 3500 tas per bulan. Hal
ini menjadikan MJOINT sebagai leader di industri kerajinan kulit di Yogyakarta.
BUCINI memproduksi berbagai macam produk fashion berbahan dasar kulit berkualitas
tinggi yang diambil langsung dari Magetan, Jawa Timur. Semua produk yang dihasilkan
BUCINI menggunakan kulit jenis Pull-up, di mana jenis kulit ini memiliki ketahanan
yang baik. Perusahaan yang telah berdri selama kurang lebih 21 tahun ini tidak hanya
4
memproduksi tas sebagai produk unggulan saja, melainkan juga alas kaki, dompet, dan
aksesoris lainnya. Dalam upaya produksi, perusahaan menggandeng warga daerah
sekitar showroom untuk merakit produk. Hal ini dilakukan karena MJOINT berupaya
untuk memberdayakan potensi lokal, termasuk sumber daya manusia untuk dapat
berpartisipasi sehingga dapat membangun ekonomi kreatif yang sesuai dengan misi
yang diangkat oleh perusahaan. Selain itu, hasil olahan kulit diproduksi tanpa
menggunakan mesin, sehingga koleksi BUCINI masih sepenuhnya buatan tangan.
Seperti layaknya sidik jari, setiap koleksi memiliki pola dan karakteristik permukaan
yang berbeda, sehingga tidak akan ada dua produk yang sama persis meskipun dalam
seri yang sama ataupun produk yang berwarna sama. Proses penyamakan kulit yang
eksklusif, membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mendapatkan tampilan yang
otentik. Tidak hanya itu, PT. Mandiri Jogja Internasional juga memiliki kepedulian
terhadap kelestarian alam sehingga turut berkontribusi untuk mendukung adanya Green
Campaign dengan menerapkan sistem environmentally friendly yang memproses kulit
sapi dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. MJOINT tidak menggunakan logam
dalam proses penyamakan kulit, namun menggunakan kulit kayu Akasia dalam proses
tersebut. Selain itu, karena lokasi pengolahan kulit terletak berdampingan dengan
kawasan tempat tinggal, perusahaan tidak ingin menghasilkan limbah yang dapat
mencemari dan membahayakan ekosistem setempat sehingga MJOINT berupaya
menghasilkan limbah yang lebih ramah lingkungan.

Adapun Visi dan Misi perusahaan, sebagai berikut:


1. VISI
Menjadikan PT. Mandiri Jogja Internasional perusahaan produsen produk berbahan kulit
nomor satu di Indonesia, Berkualitas Internasional dan diakui dunia.
2. MISI
PT. Mandiri Jogja Internasional dapat mengembangkan ekonomi dibidang seni dan
kreatif berbahan dasar kulit serta menghasilkan produk kul it terbaik dari segi kualitas
dan inovasi terbaru dalam memajukan ekonomi masyarakat sekitar.

5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT. Mandiri Jogja Internasional

2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Mandiri
Jogja Internasional yaitu
1. Terjepit
2. Terjatuh
3. Peledakan
4. Tertimpa Kulit
5. Terpeleset
6. Tertabrak
7. Tersengat aliran listrik
8. Terpapar bahan Kimia
9. Tersembur air panas
10. Kebakaran

2.3 Faktor Bahaya


Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan di
tempat kerja PT. Mandiri Jogja Internasional, identifikasi atau factor bahaya yang
dilakukan diseluruh area sebagai berikut :
1. Faktor Ergonomi
2. Faktor Biologi
3. Faktor Fisika
4. Faktor Kimia

6
5. Faktor Psychologi

2.4 Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi video dan wawancara, diperoleh temuan sebagai
berikut :
2.4.1Temuan Positif
a. Kelembagaan dan Keahlian K3: Perusahaan sudah menunjukkan
komitmen dalam penyebar luasan kebijakan K3 dengan cara memasang
poster mengenai K3 serta sudah dibentukan struktur organisasi P2K3 di
perusahaan dan sudah melakukan pemasangan dokumen SOP dan JSA,
Memiliki Ahli K3 Umum yang ber-SKP dan petugas kebakaran yang
bersertifikat.
b. SMK3: Perusahaan sudah memiliki kebijakan K3 yang tertulis,
bertanggal, dan bertandatangan serta disebarluaskan ke seluruh tenaga
kerja. Perusahaan sudah melakukan perencanaan, penerapan, dan Audit
SMK3.
2.4.2 Temuan Negatif
a. Temuan Negatif pada Kelembagaan dan Keahlian K3: Perusahaan masih
belum memenuhi salah satu kewajiban yaitu memasang peraturan
perundang-undangan No. 01 Tahun 1970, Teknisi yang dimiliki
perusahaan belum memiliki lisensi serta tidak tersedianya dokter maupun
paramedis perusahaan.
b. Temuan Negatif SMK3: Perusahaan belum menjalankan kewajiban
mengenai pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara berkala, lingkungan
kerja yang tidak menerapkan 5R, serta tidak sesuainya APD dan kotak
P3K.

7
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini temuan positif dan negatif di PT. Mandiri Jogja Internasional.
.1 Temuan Positif Kelembagaan K3, Keahlian K3 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
No Foto T Temuan Analisa Dasar Hukum
Saran/
Manfaat (termasuk pasal dan
Rekomendasi
ayat)
KELEMBAGAAN K3

8
1 Ruang Produksi Penyampaian Informasi terkait K3 Penyampaian informasiPeraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 2012
informasi menunjukkan terkait k3 diperluas tentang penerapan sistem manajemen
terkait K3 komitmen dengan keselamatan dan kesehatan kerja
di perusahaan menempelkan
lingkunga dalam setiap poster diPasal 8: “Pengusaha harus menyebarluaskan
n kerja menyebarluaskan beberapa ruangan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada
kebijakan K3 yang dapat dilihat seluruh pekerja/buruh, orang lain selain
yang telah dibuat oleh tenaga kerja pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan
pihak lain yang terkait”.

Pasal 13 ayat (1) : “Prosedur informasi


sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat
(1) huruf d harus memberikan jaminan bahwa
informasi K3 dikomunikasikan kepada semua
pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di
luar perusahaan”.

9
2 Ruang bahanAdanya posterMemasang danDiharapkan untukUU. No 1 tahun 1970 pasal 4 ayat 1.
baku Kesehatan membuat poster selalu diperlihatkanDengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-
dan Kesehatan dan dan di perbaharui syarat keselamatan kerja dalam perencanaan,
keselamat keselamatan secara berkala agar pembuatan, pengangkutan, peredaran,
an kerja kerja, untuk dapat dibaca perdagangan, pemasangan, pemakaian,
menunjukan dengan jelas penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
prosuder kerja di bahan, barang, produk tehnis, dan aparat
setiap unit. produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan dan bahaya kecelakaan.

10
3 Kantor PT.Adanya Perusahaan dapatSebaiknya dipajang, -Undang-Undang No. 1 tahun
Mandiri Struktur menjalin banyak dirawat dan diganti 1970 (pasal 10)
Jogja organisasi kerjasama secara berkala agar -Permen no. 04/men/1987
Internasiona P2K3 di dengan client, mudah dibaca. tentang P2K3.
l perusahaa pelaksanaan
n tugas dan
kewajiban di
bidang K3
berjalan secara
efisien dalam
rangka
menjalankan
usaha produksi

4. Kantor PT.Perusahaan Resiko kecelakaanSebaiknya dokumen Undang-undang No. 01 Tahun


Mandiri membuat kerja rendah dirawat dan di ganti 1970 (BAB III) mengenai
Jogja dan karena tenaga berkala agar dapat syarat-syarat Keselamatan
Internasiona memasang kerja dibaca. Kerja Pasal 4 Ayat 1.
l dokumen mengetahui SOP
SOP dan dan prosedur
JSA, kerja yang
menunjuk ditetapkan di
kan tempat kerja
prosedur
kerja pada
setiap unit
pekerjaan
sebelum
11
bekerja
sesuai
SOP
KEAHLIAN K3
Kantor PT. Te APenambahan personilPER-02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukan
1. Mandiri Jogja Ahli K3 lainnya ahli K3
Internasional T seperti dokterPasal 4: “Penunjukan ahli K3 ditetapkan
perusahaan, di berdasarkan permohonan tertulis dari
-
Mandiri Jogja pengurus atau pimpinan instansi kepada
Internasional menteri tenaga kerja atau pejabat yang
dengan cara meng ditunjuk.
ikut sertakan
kepada programPenjelasan Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun
sertifikasi yang sah 2012 tentang penerapan sistem manajemen
dan terdaftar. keselamatan dan kesehatan kerja
Pasal 9 ayat 3 huruf d : “Yang dimaksud ‘sumber
daya’ adalah personil yang memiliki
kualifikasi dan kompetensi keselematan dan
kesehatan kerja, sarana keselamatan dan
kesehatan kerja, alat pelindung diri, alat
pengaman, dan anggaran yang dialokasikan
untuk program keselamatan dan kesehatan
kerja“

Permenakertranskop No. PER/01/MEN1976


Pasal 1 : “ Setiap perusahaan diwajibkan untuk
mengirimkan setiap dokter perusahaannya
untuk mendapatkan latihan dalam bidang
Hygiene Perusahaan Kesehatan dan
12
Keselamatan Kerja“.

2 Kantor PT. M MSebaiknya menambah-UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG


Mandiri Jogja personil petugas KESELAMATAN KERJA
Internasional kebakaran sesuaiPasal 9
dengan peraturan(3) Pengurus wajib  menyelenggarakan
perundang- pembinaan BG SEMUA TK dlm rangka
undangan. pencegahan kec dan pemberantasan kebakaran
serta peningkatan K3 serta P3K
- KepmenAKER RI No.Kep-186/MEN/ 1999 ttg
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


1. Kantor PT. Adanya Kebijakan K3 Minimal setiap tahun diPP No. 50 Tahun 2012 mengenai kewajiban
1
Mandiri Jogja Kebijakan bermanfaat agar lakukan monitoring menerapkan system Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk setiap perusahaan.
Internasional K3 yang semua tenaga review kebijakan
tertulis, kerja memahami K3
bertanggal, kebijakan baru
dan yang ditetapkan
ditandatang oleh perusahaan
ani oleh hal ini
pimpinan. menyebabkan
tercapainya
tujuan dan
komitmen

13
berkelanjutan
2. Kantor PT. Telah Sebaiknya kualitas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
2 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Mandiri Jogja dilakukan perusahaan bisa
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Internasional Audit SMK3 dipertahankan atau Kerja.
di tidak bisa
Perusahaan ditingkatkan untuk
membangun nama
baik perusahaan.

3. Kantor PT. Penerapan K3 Meningkatkan Melakukan Monitoring Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
3 efektifitas
Mandiri Jogja di PT dan Evaluasi secara 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
perlindungan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Internasional Mandiri keselamatan dan berkala. Kerja.
Jogja kesehatan kerja
Internasion yang terencana,
terukur,
al sudah terstruktur, dan
berjalan. terintegrasi.

14
.2 Temuan Negatif Kelembagaan K3, Keahlian K3, dan SMK3 dan di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Analisa Saran/ Dasar Hukum
temuan Dampak Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)

KELEMBAGAAN K3
1 Ruang Tidak ada posterSemua orang yangMemasang poster-UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja Pasal
Produksi peraturan Undang- berada di mengenai salah 14 mengenai Kewajiban Pengurus:
Undang No. 01 tempat kerja satu peraturanMenempelkan UU N0. 1 Tahun 1970
Tahun 1970 tidak perundang Memasang gambar dan bahan pembinaan K3
mengenai K3 mengenal K3 undangan Menyediakan secara cuma-cuma APD dan
dan mengenai K3 petunjuk K3 untuk tenaga kerja dan orang lain.
pentingnya
penerapan K3
ditempat kerja

KEAHLIAN K3

15
1 Kantor Teknisi K3 Listrik di
PT. Bisa Sebaiknya mengikutPermen No. 12 Tahun 2015 Pasal 1 Ayat 17
Mandiri perusahaan tidak mengakibatka sertakan teknisi Tentang K3 Listrik di tempat kerja
Jogja memiliki lisensi n kurangnya terkait untuk
Internasional dan sertifikat pengoptimalan mengikuti
pendukung sesuai
dalam pelatihan sesuai
dengan peraturan
perundang- maintenance dengan peraturan
undangan. peralatan perundang-
kelistrikan. undangan.

2 Kantor Para tenaga kerjaPenunjukkan petugasPeraturan Mentri Tenaga Kerja No. 01 Tahun 1976
Tidak adanya petugas
PT.
Mandiri P3K, Paramedis yang P3K, Paramedis tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi
Jogja maupun Dokter mengalami maupun Dokter Dokter-Dokter Perusahaan
Internasional Perusahaan kecelakaan Perusahaan dan
ditempat kerja diajukan pelatihanPeraturan Mentri Tenaga Kerja No. 01 Tahun 1979
tidak bisa sesuai dengan tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi
mendapatkan ketentuan Tenaga Paramedis Perusahaan
perawatan perundang-
langsung undangan yang
ditempat dan berlaku
mengandalkan
faskes bpjs
terdekat

16
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1 Kantor PT.Tidak adaPerusahaan tidakSebaiknya dilakukanUndang-undang No. 01 Tahun 1970 tentang
Mandiri pemeriksaan mengetahui pemeriksaan Keselamatan Kerja
Jogja kesehatan awal, kondisi kesehatan untuk
Internasion berkala, dan kesehatan mengetahui Permenaker 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan
al khusus tenaga kerja kesehatan tenaga kesehatan
yang baru kerja secara
masuk, dan berkala
sudah lama.
Tidak bisa
mendeteksi
penyakit
akibat kerja.
Hal ini akan
menyebabkan
turunnya
produktivitas
tenaga kerja

17
2 Kantor PT.Layout yang dimilikiSetiap orang yangSebaiknya perusahaanPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Mandiri perusahaan tidak berada di membuat layout 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Jogja mencantumkan tempat kerja yang dilengkapi Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Internasion keterangan- akan dengan Kerja.
al keterangan kebingungan keterangan-
mengenai K3 mencari hal keterangan
seperti: Jalur hal yang mengenai K3.
Evakuasi, Titik terkait dengan
Kumpul, Letak K3.
Alat Pemadam,
Toilet, dll.

3 Gedung Kondisi ruangan atauDapat Sebaiknya menataPERMENAKER No. 05 Tahun 2018 tentang K3
Produksi lingkungan kerja mengganggu lingkungan kerja Lingkungan Kerja.
yang masih aktivitas dengan rapi agar
berantakan tenaga kerja tempat kerja aman
meskipun tenaga dan dan nyaman untuk
kerja sudah meningkatkan dilihat.
mendapatkan potensi
pelatihan 5S atau kecelakaan
5R kerja karena
berbagai hal.

18
4 Gedung Proses menjahit tidakTangan pekerjaSebaiknya pekerjaPER-08/MEN/VII/2010
Produksi menggunakan dapat terluka menggunakan
APD lengkap akibat jarum lengan panjang danPasal 2 ayat (1): “Pengusaha wajib menyediakan
seperti sarung dan jarung tangan agar APD bagi pekerja/buruh ditempat kerja”.
tangan dan baju menyebabkan tangan tidakUndang-Undang No 1 tahun 1970 tentang
lengan panjang cidera ringan tertusuk jarum. keselamatan kerja

Pasal 3 ayat (1) f : “Dengan peraturan


perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk member alat-alat
perlindungan diri pada para pekerja”

5 Ruang Kotak P3K kosongAdanya fasilitasDiharapkan untukPermenaker No. 15/MEN/VIII/2008 ayat 2 pasal 1
Produksi dan tidak standar P3k untuk selalu Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan
menangani memperhatikan fasilitas P3K di tempat kerja
terjadinya kotak P3K yang
kecelakaan sudah dimiliki dan
dilingkungan dilakukan
kerja pengecekan secara
berkala

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di PT. Mandiri Jogja
Internasional (MJOINT) dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan K3 Kelembagaan dan Keahlian K3 serta SMK3 di PT. Mandiri Jogja
Internasional sudah cukup baik akan tetapi masih ada beberapa hal yang perlu
ditingkatkan.
2. Hasil identifikasi dan analisa yang ditemukan saat observasi antara lain:
Temuan Positif
b. Temuan positif pada Kelembagaan dan Keahlian K3: Perusahaan sudah
menunjukkan komitmen dalam penyebar luasan kebijakan K3 dengan cara
memasang poster mengenai K3 serta sudah dibentukan struktur organisasi
P2K3 di perusahaan dan sudah melakukan pemasangan dokumen SOP dan JSA,
Memiliki Ahli K3 Umum yang ber-SKP dan petugas kebakaran yang
bersertifikat.
c. Temuan positif SMK3: Perusahaan sudah memiliki kebijakan K3 yang tertulis,
bertanggal, dan bertandatangan serta disebarluaskan ke seluruh tenaga kerja.
Perusahaan sudah melakukan perencanaan, penerapan, dan Audit SMK3.
Temuan Negatif
a. Temuan Negatif pada Kelembagaan dan Keahlian K3: Perusahaan masih belum
memenuhi salah satu kewajiban yaitu memasang peraturan perundang-
undangan No. 01 Tahun 1970, Teknisi yang dimiliki perusahaan belum
memiliki lisensi serta tidak tersedianya dokter maupun paramedis perusahaan.
b. Temuan Negatif SMK3: Perusahaan belum menjalankan kewajiban mengenai
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara berkala, lingkungan kerja yang tidak
menerapkan 5R, serta tidak sesuainya APD dan kotak P3K.

4.2 Saran
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di PT Mandiri Jogja Internasional
terdapat beberapa saran, antara lain:
1. Perusahaan perlu memasang peraturan perundang-undangan No. 01 Tahun 1970.

20
2. Mengikut sertakan teknisi dalam pelatihan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3. Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap seluruh tenaga
kerja minimal 1 tahun sekali.
4. Mengkaji ulang penerapan 5S atau 5R di perusahaan.
5. Menyediakan APD dan perlengkapan P3K sesuai standar.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1) &
(2)
2. Permenakertrans No. Per: 01/Men/1981 tentang Kewajiban melapor penyakit akibat
kerja
3. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: Per.03/Men/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
8. Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri (APD)
9. Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
10. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
11. Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor: Per-01/Men/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3).

22
LAMPIRAN

23

Anda mungkin juga menyukai