Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

KELEMBAGAAN, KEAHLIAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3 DI HOTEL FURAYA


PEKANBARU

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

Kelompok 1

1. Dewi Suryani
2. Faris Naufal
3. Ludjeng Setijo Budiarto
4. Nancy Natalia Lapondu
5. Nurul Izzah Munawar
6. Septiani Ananda Putri
7. Ujang Supriyadi

PENYELENGGARA

PT. SERTIFIKASI KOMPETENSI MANDIRI

Jakarta, 28 Februari 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-
Nya kami dapat melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan menyusun
Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “Kelembagaan, Keahlian dan Sistem
Manajemen K3 di Di Hotel Furaya Pekanbaru”. Dalam penyusunan laporan ini, kami
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah terlibat, seluruh trainer
dan fasilitator dari Kementerian Ketenagakerjaan, Panitia, dan teman – teman pelatihan
calon Ahli K3 Umum yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan ini.

Laporan praktek kerja lapangan ini merupakan bentuk aplikasi dari pelatihan
yang dilaksanakan PT Sertifikasi Kompetensi Mandiri dan bekerja sama dengan
Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia dari tanggal 19 Februari 2024 s.d 02
Maret 2024.

Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih terdapat


ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami bahwa
laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan.

Jakarta, 28 Februari 2024

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................1

DAFTAR ISI .............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................3


B. MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................................4
C. RUANG LINGKUP .......................................................................................................4
D. DASAR HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN KELOMPOK ..................................4
1. DASAR HUKUM KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN ..........................................4
2. DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3 .................................................................4

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ............................................................................................6

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA .......................................................................6


1. SEJARAH SINGKAT HOTEL FURAYA PEKANBARU ........................................6
2. VISI DAN MISI HOTEL FURAYA PEKANBARU ..................................................6
3. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN .........................................................7

BAB III. TEMUAN DAN ANALISA ..........................................................................................9

A. TEMUAN/FAKTA DAN ANALISA................................................................................9


1. TEMUAN KESESUAIAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG
-UNDANGAN .........................................................................................................9
2. TEMUAN KETIDAKSESUAIAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN ..........................................................................................................

BAB IV. PENUTUP .................................................................................................................

A. KESIMPULAN .............................................................................................................
B. SARAN ........................................................................................................................

2
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan operasional yang aman, efektif dan efisien didalam suatu


perusahaan merupakan suatu hal yang sangat diharapkan. Hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh sistem produksi yang ada di dalam perusahaan, oleh sebab itu
pengendalian proses produksi dalam perusahaan tersebut yang menentukan untuk
mencapai target yang diinginkan. Sistem produksi pada umumnya sudah di
rencanakan sebelum perusahaan tersebut beroperasi. Baik buruknya sistem
produksi dalam suatu perusahaan sangat mempengaruhi pelaksanaan proses
produki dalam perusahaan tersebut.
Proses industrialisasi masyarakat Indonesia berkembang pesat dengan
berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beranekaragam. Perkembangan
industri pesat ini diiringi pula oleh adanya resiko bahaya yang besar dan beraneka
ragam, karena adanya alih teknologi dimana penggunaan mesin dan peralatan
kerja yang semakin kompleks untuk mendukung berjalannya proses produksi.
Hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan dan dan keselatan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor penting dalam
rangka perlindungan dunia kerja, dan juga sangat penting untuk produktivitas dan
kelangsungan dunia usaha. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
adalah salah satu hak dasar bagi pekerja yang merupakan komponen dari hak
azasi manusia (HAM). Sistem Manajemen K3 bertujuan melindungi pekerja atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan demi kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap
orang lain yang berada di tempat kerja, dan memelihara serta menggunakan
sumber-sumber produksi secara aman dan efisien . Dengan itu petingnya K3
tercantum pada Undang Undang No 1 tahun 1970 sebagai dasar keharusan
mengerti, mengenal, dan memahami tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Kelembagaan K3, keahlian K3 dan penerapan SMK3 merupakan hal yang
penting diterapkan diperusahaan untuk mewujudkan implementasi K3 ditempat
kerja. Kelembagaan K3 diantaranya perusahaan wajib membentuk Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yaitu suatu lembaga yang dibentuk
diperusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani usaha- usaha
keselamatan dan kesehatan kerja dimana anggotanya terdiri dari pengusaha dan
pekerja. Ahli K3 merupakan bagian pentig yang harus ada dalam sumber daya
manusia dalam suatu perusahaan seperti ahli K3, Teknisi, Juru Ahli dan operator
yang terlisensi yang menjalankan fungsinya agar opersional berjalan dengan
aman , Efektif dan Efisien.
Melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini selain menjadi tugas untuk calon
ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) umum juga diharapkan dapat
membantu dalam proses pembelajaran terkait dalam kelembagaan K3, keahlian
K3, SMK3, kesehatan kerja, ergonomic, lingkungan kerja, bahan berbahaya,
konstruksi, bangunan, listrik, penanggulangan kebakaran, pesawat angkat dan

3
angkut, pesawat tenaga dan produksi, pesawat uap dan bejana tekan
sehingga sesuai dengan ketetapan perundangan dan syarat-syarat K3.

4
B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :
Maksud dari dilakukannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah rangkaian
kegiatan pelatihan Ahli K3 Umum yang bermaksud untuk memperkaya wawasan dan
pengetahuan peserta pelatihan dalam konteks memiliki semua pengetahuan teoritis
maupun pengetahuan lapangan. Kemudian, maksud lainnya dilakukannya PKL ini
untuk melakukan observasi penerapan K3 yang berada di Hotel Furaya Pekanbaru
yaitu terkait penerapan Kelembagaan, Keahlian, dan penerapan SMK3.
Tujuan pelaksanaan PKL :
1. Menerapkan ilmu atau teori yang di dapatkan dalam pelatihan AK3U di
area kerja Hotel Furaya Pekanbaru.
2. Melakukan Observasi, analisa, dan evaluasi terkait kelembagaan dan
keahlian.
3. Melakukan Observasi, analisa, dan evaluasi terkait penerapan SMK3.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengamatan kelompok 1 sebagai berikut :
1. Kelembagaan dan keahlian
2. Penerapan Sistem Manajemen K3

D. DASAR HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN KELOMPOK

1. Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian


a. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Permenaker No.Per.04/Men/1987 tentang P2K3 serta tata Cara
Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja
d. Permenaker No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukkan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
e. Permenaker No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa K3 (PJK3).
f. Peraturan Presiden No.21 Tahun 2010 tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan.

2. Dasar Hukum Penerapan SMK3


a. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87.
c. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.15/MEN/VIII/2028 tentang P3K di Tempat
Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 26 Tahun 2014 tentang Auditor SMK3

5
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 18 Tahun 2016 tentang Dewan K3
Nasional
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan
Kerja.
h. Permenakertrans RI No. Per-01/MEN/I/2007 tentang pedoman
pemberian penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja.
i. Permenaker RI No. Per-26/MEN/2014 tentang penyelenggaraan penilaian
penerapan SMK3.
j. Permenaker RI No. Per-18/MEN/2016 tentang dewan
keselamatan dan kesehatan kerja.
k. Kepmenaker RI No. Kep-1135/MEN/1987 tentang bendera k3
l. Kepmenakertrans RI No. Per-239/MEN/2003 tentang pedoman
pelaksanaan sertifikasi kompetensi calon AK3U.

6
BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA

1. Sejarah Singkat Hotel Furaya Pekanbaru

Sebagai bagian dari pengembangan Kota Pekanbaru, didirikanlah Hotel


Furaya di Jalan Jenderal Sudirman No. 72-74 Pekanbaru. Hotel ini dikelilingi oleh
pertokoan, supermarket, bank, kantor pemerintahan, kantor pos dan rumah sakit.
Letaknya yang strategis di pusat kota menjadikannya sangat bermanfaat bagi para
tamu.
Nama hotel “HOTEL FURAYA” diambil dari nama perusahaan induk “PURA
NUSA MAYA” yang bergerak di bidang industri jasa. Hotel ini dibuka pada tanggal
14 Desember 1993, yang pertama berstatus hotel Melati. Pada tanggal 8 Februari
1999, Freya Hotel diklasifikasikan sebagai hotel bintang dua hingga tahun 2004.
Pada tahun 2005 Hotel Fraya diklasifikasikan sebagai hotel bintang 3 hingga tahun
2013.
Kamar yang disediakan Furaya Hotel sebanyak 214 kamar, terdiri dari Deluxe
(94 Kamar), Executive (73 Kamar), Business (36 Kamar), Junior Suite (6 Kamar)
dan Suite (5 Kamar). Adapun fasilitas yang disediakan seperti laundry, travel,
kedai kopi Senapelan, Restoran Cina, Karaoke "Sago KTV & Music Room",
Supermarket Fumart, Ef Lounge, Spa dan Sauna. Fraya Hotel memiliki ruangan
terbesar yaitu Lancang Kunning Ballroom yang mampu menampung 1.500 orang.

2. Visi dan Misi Hotel Furaya Pekanbaru

Namun di era globalisasi, setiap hotel tentunya harus melakukan berbagai


upaya untuk mempertahankan eksistensinya dan mencapai tujuan perusahaan
yang tertuang dalam visi dan misinya. Visi dan misi Furaya Hotel Pekanbaru
adalah:

Visi : “Never Ending Improvement” (Tidak pernah berhenti untuk selalu


melakukan perbaikan/perubahan)

Misi : Menjadikan Hotel Furaya sebagai Hotel Bintang Tiga yang memiliki fasilitas
bisnis yang lengkap, pelayanan yang prima dan memiliki komitmen untuk
meningkatkan image yang baik (Good Facilities, Good Service, Product and
Image).

7
3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi
Hotel Furaya Pekanbaru

Gambar 3.1 Struktur Organisasi


Hotel Furaya Pekanbaru

8
Struktur Organisasi K3
(Keamanan – Kesehatan Keselamatan Kecelakaan Kerja)
Hotel Furaya Pekanbaru

Gambar 3.2 Struktur Organisasi K3 (Keamanan – Kesehatan Keselamatan Kecelakaan Kerja) Hotel
Furaya Pekanbaru

9
BAB III.
TEMUAN DAN ANALISA

1. TEMUAN KESESUAIAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1.1 Penerapan Kelembagaan dan Keahlian K3

 Mempunyai Petugas K3
Sesuai dengan Permenaker No. PER-02/MEN/1992 tentang Tata cara Penunjukan,Kewajiban,dan Wewenang Ahli
Keselamat dan Kesehatan Kerja, Pasal 2 ayat (2)a dan ada Struktur Organisasi K3
 Mempunyai Tim Penanggulangan Kebakaran
Sesuai dengan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja, Pasal 2 Ayat (2)f
 Mempunyai Sertifikasi atau Lisensi Pekerja
 UU No. 1 th 1970
 Permenaker No. 12 th 2015 ttg K3 litrik di tempat kerja

10
NO FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS SARAN ATAU DASAR HUKUM
REKOMENDASI

Telah Dengan adanya Dengan Jumlah Karywan Peraturan


1 Tangga Memiliki organisasi K3 di perusahaan di atas 150 Menteri Tenaga
Darurat organisasi perusahaan dapat orang maka perlu di buat Kerja No.04 Tahun
K3 di mempermudah organisasi P2K3 untuk di 1987 pasal 3
Perusahaan dalam pelaksanaan sahkan oleh dinas terkait
penerapan K3 di
Perusahaan

Dengan adanya
Telah ahli K3 Umum Segera di berikan Permenaker No. PER-
02/MEN/1992 pasal 2
2 Kantor memiliki maka dapat Penunjukan dari
Calon Ahli membantu untuk perusahaan untuk di
K3 umum pelakukann buatkan SKP dari
pengawasan kementrian
norma K3 di
Perusahaan

11
UU No. 1 Tahun 1970
Dengan adanya Segera dilakukan
Permenaker No. 12 Tahun
teknisi listrik perpanjangan untuk 2015 tentang K3 Listrik di
tempat kerja
Kantor Memiliki berlisensi maka tenaga teknisi listrik atau
Permenaker No. 33 th
3 Teknisi listrik dapat membantu dilakukan srtifikasi 2015
ber lisesnsi penerapan keahlian ulang untuk
kelistrikan sesuai teknisi listrik
standar dan
keamanan dalam
isntalasi

UU No. 1. 1970
Dapat memastikan Di bentuk team
Permenaker . per
Memiliki kelayakan dan pemadam kebakaran di 04/MEN/1987
4 Kantor Tenaga ahli tanggap darurat lokasi kerja untuk dapat Permenaker
Per.02/MEN/1992
Kebakaran jika terjadi memastikan kesiapan Permekaer No. kep.
kebakaran di lokas jika terjadi kebakaran 186/Men/1999

kerja

12
Dapat memastikan Diberikan dukungan dari
Memiliki perawatan dan management untuk
Teknisi K3 perbaikan sesuai perawatan dan perbaikan
Permenaker No. 8 Tahun
5 Kantor elevator dan dengan kaidah supaya sesuai dengan
2020
eskalator keselamatan dan standart
standart yang
berlaku
Tabel 1. Temuan kesesuaian pada Kelembagaan, dan Keahlian

1.2 Penerapan SMK3

 Terdapat Kebijakan dan Komitmen K3


Terbukti dengan adanya ruang P3K yang sedang direnovasi, adanya informasi K3 melalui majalah dinding, Rambu K3 dan
banner K3
 Melakukan MCU Periodik
Dasar Hukum MCU periodik, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
 Terdapat Kantin K3
Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi No.SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin Dan
Ruang Tempat Makan
 Adanya Audit Internal dan Pelaporan Berkala
Terbukti dengan adanya Akte Izin/Pengesahan,Perijinan maupun Suket dari Pemerintah setempat

NO FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS SARAN DASAR HUKUM

13
REKOMENDASI

Perusahaan mendorong Perlu di lakukan riksa uji UU uap Tahun 1930


Kantor Ijin Boiler dari menerapkan manajemen berkala dan ceklist UU No. 1 Tahun 1970
1 sesuai dengan kaidah
dinas terkait preventive serta house Permenaker No.37
keselamatan dalam
intalsai keeping Tahun 2016

Ijin instalasi Perusahaan mendorong Perlu di lakukan riksa uji UU No. 1. 1970
Permenaker . per
Kantor Damkar dari menerapkan manajemen berkala dan ceklist
2 04/MEN/1987
dinas terkait sesuai dengan kaidah preventive serta house Permenaker
keselamatan dalam keeping Per.02/MEN/1992
Permekaer No.
intalsai
kep.186/Men/1999

14
ijin instalasi Perusahaan mendorong Perlu di lakukan riksa uji UU. No. 1 1970
Kantor penyalur petir menerapkan manajemen berkala dan ceklist Permenaker
3 PER/02/MEN/1989
dari dinas sesuai dengan kaidah preventive
Permeaker No. 12
terkait keselamatan dalam intalsi Tahun 2015

Surat Perusahaan mendorong Perlu di lakukan riksa uji UU. No. 1 1970
Kantor Keterangan menerapkan manajemen berkala dan ceklist Permenaker
4 PER/02/MEN/1989
Pembangkit sesuai dengan kaidah preventive
Permeaker No. 12
Listrik keselamatan dalam Tahun 2015
Generator intalasi

15
Peraturan Menteri
Surat Perusahaan mendorong Perlu di lakukan riksa uji Ketenagakerjaan RI
Kantor Keterangan menerapkan manajemen berkala dan ceklist Nomor 37 Tahun 2016
5 tentang Keselamatan
tangki timbun sesuai dengan kaidah preventive
dan Kesehatan Kerja
keselamatan dalam Bejana Tekanan dan
intalasi Tangki Timbun

Perlu di tambahkan
Perusahaan mendorong team P3k dan struktur
Kantor Pemeriksaan menerapkan manajemen organisasi P3k di No.Per-02/MEN/1980
6
Periodik sesuai dengan kaidah perusahaan sehingga
Karyawan kesehatan pekerja mempermudah dalam
koordinasi dan
pelayanan
Tabel 2. Temuan Kesesuaian pada Penerapan SMK3

16
2. TEMUAN KETIDAKSESUAIAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
2.1 Kelembagaan dan Keahlian K3

 Petugas K3 yang ada hanya memiliki Sertifikat tetapi belum memiliki SKP dari Kementerian.
 Belum memiliki Lembaga P2K3, seperti yang tertera dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
04/Men/1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja

NO FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS SARAN/REKOMENDASI DASAR HUKUM


Sebaiknya SIO di Peraturan Menteri
SIO operator Buatkan Oleh Di lakukan perubahan Ketenagakerjaan
Penunjukan Perusahaan sendiri penunjukan SIO ke No.8 Tahun 2020
1 Kantor untuk karena merupakan perusahaan . tentang Keselamatan
Perusahaan bukti tanggung jawab dan Kesehatan Kerja
lain operator untuk Pesawat Angkat
perusahaan Angkut
Peraturan Menteri
Sebaiknya di lakukan Ketenagakerjaan RI
Operator sertifikasi ulang Di lakukan sertifikasi Nomor 38 Tahun
2 Kantor Diesel operator untuk ulang oprator diesel 2016 tentang
tersertifikasi memastikan Keselamatan dan
2015 kelayakan operasi Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan
Produksi

17
Peraturan Menteri
Sebaiknya di lakukan Di lakukan sertifikasi Tenaga Kerja dan
Operator sertifikasi ulang ulang oprator Pesawat Transmigrasi No.
3 Kantor Pesawat uap operator untuk Uap Per.01/Men/1988
tersertifikasi memastikan Tentang Kwalifikasi
2012 kelayakan operasi dan Syarat-Syarat
Operator Pesawat
Uap
Peraturan Menteri
Sebaiknya di berikan Tenaga Kerja Nomor
penujukan dari Per-02/MEN/1992
4 Kantor AK3 U belum perusahaan sebagai Di berikan SKP tentang Tata Cara
SKP bentuk tanggung penujukan kepada AK3 Penunjukan,
jawab AK3 U kepada U Kewajiban dan
Perusahaan Wewenang Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Sebaiknya
Jumlah perusahaan Di buat P2K3 dengan Permenaker Per.
Karyawan > membentuk P2K3 dan komposisi 6 manajemen 04/Men/1987
5 Kantor 150 di sahkan di dinas dan 6 karyawan
karyawan terkait untuk dapat
belum ada melaksanakan norma
P2K3 K3 di perusahaan

18
menjadi lebih baik
Tabel 3. Temuan Ketidaksesuaian pada Kelembagaan dan Keahlian K3

2.2 Penerapan SMK3

 Penerapan SMK3 belum dilakukan secara utuh dilingkungan pekerjaan terbukti dengan Pemakaian APD Tidak maksimal,
Kotak P3K tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam SMK3, dan APAR yang tersedia ada beberapa yang
penempatannya tidak sesuai dan tertumpuk dengan benda lain dan kondisi lingkungan kerja yang kurang aman dan sehat.

NO FOTO LOKASI TEMUAN ANALISA SARAN DASAR HUKUM


/REKOMENDASI

Terdapat Pekerja abai dalam Sosialisasi dan Peraturan Menteri


pekerja tidak pelaksanaan SOP di pengawasan kepada Tenaga Kerja dan
1 Loundry mematuhi karenakan pekerja lebih di Transmigrasi No.
SOP protocol kurangnya tingkatkan Per.
kesehatan pengawasan 08/Men/VII/2010
Tentang Alat
Pelindung Diri

19
Lokasi Pemahaman yang Sosialisasi dan SOP Keputusan Menteri
Limbah B3 Di kurang pekerja akan penanganan Limbah B3 Tenaga Kerja No.
2 Limbah Pakai limbah B3 Di buat dan Kep.187/Men/1999
B3 Gudang dilaksanakan Tentang
Pengendalian
Bahan Berbahaya
di Tempat Kerja

Pelaksanaan Pengetahuan Teknisi Pelatihan standar Permenaker No.12


Instalasi tidak listrik yang kurang keselamatan instalsi Tahun 2015
Sesuai tanggap akan listrik pada teknisi. Tentang K3 Listrik
Ruang Standat standarisasi instalasi Pembuatan SOP di tempat Kerja di
3 Panel Instalasi Pelaksanaan Instalasi, atas Pasal 6 ayat 3
Listrik Yang pelaksanaan ceklist & 4
Benar prefentive instalasi
listrik

Tabel 4. Temuan Ketidaksesuaian pada SMK3

20
3. KESIMPULAN ATAS TEMUAN
Dari temuan yang kami dapatkan saat melakukan PKL kami menyimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan manajemen
K3 di perusahaan namun dalam segi pelaksanaan dan kesadaran akan pentingnya K3 di perusahaan masih kurang,
sehingga manajemen K3 yang ada seolah olah tidak berjalan di perusahaan.

21
BAB IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. K3 Secara Umum
a. Hotel FURAYA , Safety induction kepada pekerja, mitra/subkon, pengunjung/tamu
tidak dilakukan
b. Rambu/Marka/Safety Hotel sign di hotel Furaya hanya terdapat di beberapa area
c. Alat Pelindung Diri (APD) Tidak di sediakan untuk setiap sektor pekerjaan
d. Prosedur Kerja (SOP, JSA), hanya ada di beberapa lokasi kerja dan tidak ada
sosialisasi untuk penyampaian nya .
e. Hotel Furaya telah menerapkan sistem kebakaran
f. Petugas pemadam kebakaran telah tersertifikasi
g. Telah memiliki personil AK3U yang telah tersertifikasi
h. Telah memiliki personil k3 Listrik
i. Mesin kerja atau mesin produksi telah di lakukan uji riksa dan memiliki surat keterangan
layak pakai

2. K3 Kesehatan Kerja
a. Hotel Furaya tidak memiliki K3 Poliklinik
b. Penerapan protokol kesehatan seperti pengecekan suhu telah di terapkan
c. Pengecekan kesehatan seperti MCU telah di terapkan
d. Tidak ada Paramedis di Hotel Furaya yang sudah memiliki Sertifikat Hiperkes dan
sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh BNSP.
e. Tidak terdapat Petugas P3K Terdapat di Hotel Furaya yang bersertifikat dan diberikan
pelatihan sebagai petugas P3K.
f. Terdapat beberapa kotak P3K namun tidak berisikan perlengkapan untuk
pertolonganpertama
g. Hotel furaya belum mengikut sertakan karyawannya terkait program jaminan kesehatan /
BPJS kesehatan
h. Hotel Furaya tidak memiliki kantin untuk karyawan dan juga tidak ada penerapan dalam
upaya memenuhi gizi bagi karyawan.

3. Penerapan SMK3

a. Kebijakan dan Komitmen K3 belum seluruhnya terpenuhi berdasarkan dasar hukum


Undang- undang No.1 Tahun 1970 (bab X kewajiban pengurus, pasal 14 a,b), PP No.50
Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3.

22
b. Tingkat Penerapan SMK3 hotel furaya belum sepenuhnya melakukan usaha dalam
penerapan SMK3 dengan memenuhi persyaratan SMK3 sesuai dengan PP No.50 Tahun
2012 Tentang Penerapan SMK3.

c. Hotel Furaya belum melakukan Audit SMK3, Audit Internak maupun External.
d. Hotel Furaya b e l u m m e n d a p a t k a n Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat
SMK3) mendapatkan sertifikat kecelakaan kerja nihil dan sertifikat SMK3 gold yang
berarti Perusahaan tersebut telah menerapkan SMK3 dengan baik.

4. Kelembagaan K3
a. Hotel Furaya t e l a h menunjuk PJK3 forklift, penangkal petir dan kebakaran.
b. Telah membentuk kelembagaan/Unit/Organisasi lain seperti unit penanggulangan
kebakaran.
c. P2K3 belum dibentuk dan disahkan oleh DISNAKERTRANS.
d. Hotel Furaya belum membuat dan melaksanakan program kerja K3.
e. Hotel Furaya telah memiliki ahli K3 Umum 1 orang dan Ahli K3 spesialis 2 orang
(Kebakaran) dan Ahli K3 sudah memiliki SKP.

B. Saran

Hotel Furaya sebaiknya melakuakn program safety induction yang disampaikan secara
jelas dan mudah dipahami. Penempatan rambu/marka/safety sign di terapkan lebih strategis
dan di setiap tempat kerja atau di area yang memiliki tingkat bahaya tinggi ,karena ada
beberapa rambu penempatannya kurang tepat dan bahkan tidak memiliki rambu.. Untuk
penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) semua tenaga kerja pada tiap unit diwajibkan untuk
menggunakan APD secara lengkap untuk meminimalisir dampak dari kecelakaan akibat kerja
dan penyakit akibat kerja dan Hotel Furaya harus menyediakan APD tersebut.
Penerapan K3 Kesehatan di Hotel Furaya belum berjalan dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan tidak adanya poliklinik perusahaan yang bersertifikat yang dipimpin oleh
seorang dokter yang praktek setiap hari kerja dan memiliki Dokter Perusahaan dan
paramedis.Untuk petugas P3K, Hotel Furaya harus melakukan sertifikasi untuk petugas P3K
yang diangkat dari pekerja yang diberikan pelatihan sebagai petugas P3K.
Kotak P3K yang ada di perusahaan ditemukan dengan kondisi tidak dikunci. Di kotak
P3K harus selalu terdapat lembar check list isi kotak P3K.

23
Diharapkan, dokter perusahaan dapat berada di tempat sesuai dengan tata cara
penyelenggaraan dan kotak P3K dapat lebih baik dan sesuai dengan lembar check list isi kotak
P3K.
Pengurus Hotel Furaya harus segera mengikut sertakan seluruh pegawainya untuk
mengikuti program jaminan kesehatan .
Perusahaan harus mensosialisasikan kepada semua tenaga kerja mengenai pelatihan
K3 dan penggunaan P3K dengan benar.
Hotel Furaya harus segera memberikan fasilitas kantin yang telah memiliki surat
rekomendasi dari Disnakertrans serta petugas kantin yang telah memiliki sertifikat penyuluhan
keamanan pangan siap saji. Dan juga harus memiliki ahli gizi untuk mengatur gizi pekerja. Set
list menu kantin ditentukan oleh dokter perusahaan., Hal ini dikhawatirkan akan berimbas pada
kesehatan pekerja.
Segera lakukan audit SMK 3 baik internal maupun eksternal.dan Pada kebijakan
komitmen K3 harus mensosialisasikan kepada seluruh tenaga kerja yang berada pada tiap unit
kerja di Hotel Furaya. Tingkat penerapan SMK 3 harus selalu mengusahakan terpenuhinya
semua kriteria SMK3.

24
25

Anda mungkin juga menyukai