PENGAWASAN K3 DI BIDANG :
KELEMBAGAAN, KEAHLIAN, DAN
SMK3
Disusun oleh:
KELOMPOK 1
1. Achmad Mauludi Farhani
2. Agmas Jaya
3. Ajang Tayudin
4. Andri Rusdian Permana
5. Anjelina Silpha Karolin
6. Dewi Sekar Arum
7. Dyah Retno Budiarti
8. Reika Faradhila
PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
YOGYAKARTA, 12 MARET – 25 MARET
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan
menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat yaitu:
Perusahaan pelaksana kunjungan lapang, para pembina dari Kementerian
Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan teman-teman pelatihan calon Ahli K3
Umum yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan ini.
Maret, 2024
Penulis
DAFTAR ISI
Tabel 2. 1. Temuan Hasil Observasi Lapang di PT. Eagle Glove Indonesia .......... 6
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan produksi barang dan jasa pada berbagai jenis usaha
tidak terlepas dari penggunaan mesin, peralatan, pesawat, instalasi, dan bahan
baku berbahaya lainnya. Selain itu, dalam setiap proses produksi terdapat
kondisi dan lingkungan kerja yang tidak aman dan tindakan atau perbuatan
yang tidak aman. Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi
maka dari itu perlu dilakukan melalui pendekatan sistem yaitu Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktik Lapangan Kerja yang dilaksanakan di PT.
Eagle Glove Indonesia antara lain:
1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Eagle Glove Indonesia
2. Struktur Organisasi PT. Eagle Glove Indonesia
3. Aspek-aspek umum yang berkaitan dengan K3.
4. Temuan hasil observasi yang berkaitan dengan bidang Kelembagaan,
Keahlian dan SMK3 di PT. Eagle Glove Indonesia
D. Landasan Hukum
Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan didasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai acuan topik pembahasan. Adapun dasar
hukum yang kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:
1. UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.04/MEN/1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1992 tentang
Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan.
6. Permenaker Nomor 26 Tahun 2014 Penyelenggaraan Penilaian Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
A. Profil Perusahaan
C. Sejarah Perusahaan
PT Eagle Glove Indonesia merupakan bidang industri sarung tangan
golf dari kulit dan synthetic yang didirikan oleh Bapak Mamat dan Topan
Gunawan Setyawan, pada tahun 1994. PT Eagle Glove Indonesia didirikan
sebagai nama Jawa PT Kenny Glove dan tahun 2001 perusahaan tersebut
mengubah namanya menjadi PT Eagle Glove Indinesia yang bertujuan untuk
memperluas kapasitas produksi dan terletak di Bayen Purwomartani Kalasan,
Sleman Yogyakarta. PT Eagle Glove indonesia diakui sebagai pemimpin
industri dan menjadi produsen terkemuka sarung tangan olahraga. Perusahaan
ini memulai ekspor pada tahun 1995 dan negara Jepang yang menjadi tempat
tujuan ekspornya. Dengan perkembangan perusahaan, maka semakin luas
daerah ekspornya seperti Amerika, Jerman, Korea, Kanada, Malaysia,
Australia, Swedia, dan masih banyak negara lainnya. Perusahaan ini
mendapatkan bahan dasar produksi berasal dari import dan lokal.
D. Struktur Perusahaan
E. Produk Perusahaan
Produk dari PT. Eagle Glove Indonesia adalah memproduksi sarung
tangan dengan bahan kulit dan sintetis. Sedangkan untuk
buyernya diantaranya dari negara Korea, Jepang, Australia, Amerika,
German, Singapore, dll. Sedangkan untuk buyer terbesarnya Naigai
(Jepang) dan Zero Friction , Bumyang (Korea).
7
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
8
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
melaksanakan tugas dan
kewajiban bersama dibidang
keselamatan dan kesehatan
kerja, dalam rangka
melancarkan usaha
berproduksi”
9
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
2 Perusahaan memiliki Ahli Perusahaan ini telah Dengan adanya ahli K3 umum, Perusahaan harus 1. UU No.1 Tahun 1970 tentang
K3 Umum memiliki 4 orang ahli K3 perusahaan ini dapat menjalankan tetap melakukan Keselamatan Kerja Pasal 1
yang telah tersertifikasi produksi dengan prinsip prinsip ahli pengecekan SKP ayat 6 berbunyi “Ahli
oleh kementerian K3 umum dan selalu Keselamatan Kerja" ialah
mengingatkan tenaga teknis berkeahlian
kepada Ahli K3 khusus dari luar Departemen
Umum untuk Tenaga Kerja yang ditunjuk
tetap melakukan oleh Menteri Tenaga Kerja
perpanjangan untuk mengawasi ditaatinya
SKP setiap 3 Undang-undang ini”.
tahun sekal
2. Permenaker 02/MEN/1992
tentang Tata Cara
Penunjukkan Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pasal 02
Ayat 1.
10
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
3 Perusahaan memiliki Perusahaan ini telah Dengan adanya ahli k3 spesialis Perusahaan harus Permenaker No.12 Tahun 2015
personil K3 Spesialis memiliki 1 orang ahli k3 pada perusahaan tetap melakukan tentang Keselamatan dan
Listrik spesialis listrik pengecekan SKP Kesehatan Kerja Listrik di
dapat melaksanakan pengendalian
dan selalu Tempat Kerja Pasal 7 bahwa
listrik
mengingatkan “Untuk perusahaan yang
kepada Ahli K3 memiliki pembangkitan listrik
untuk tetap lebih dari 200 kVA wajib
melakukan mempunyai Ahli nK3 bidang
perpanjangan listrik”
SKP setiap 3
tahun sekal
4 Perusahaan memiliki ahli Perusahaan ini telah Dengan adanya ahli k3 kebakaran Perusahaan harus Kepmenaker No. 186 Tahun 1999
K3 Kebakaran memiliki 1 orang ahlik k3 pada perusahaan dapat membuat tetap melakukan tentang Penanggulangan
kebakaran penanggulangan kebakaran pengecekan SKP Kebakaran di Tempat Kerja
dan selalu
mengingatkan
kepada Ahli K3
11
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
untuk tetap
melakukan
perpanjangan
SKP setiap 3
tahun sekali
5. Perusahaan memiliki Perusahaan memiliki Operator berlisensi meminimalisir Memastikan 1. Permenaker No. 08 Tahun
operator pesawat angkat operator Pesawat Angkat adanya kecelakaan di tempat kerja. tenaga kerja di 2020 tentang Keselamatan
dan angkut berupa forklift dan Angkut berupa forklift tempat kerja dan Kesehatan Kerja Pesawat
telah memiliki lisensi K3 merasa nyaman Angkat Dan Pesawat Angkut
kelas II. dan terlindungi. Pasal 154 (a) operator yang
berpengalaman sesuai dengan
kelasnya paling singkat 2
(tahun); (b) lulus uji operator
forklift atau lifttruck sesuai
kualifikasinya”
12
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
6. Perusahaan memiliki Perusahaan memiliki Operator berlisensi meminimalisir 2. Permenaker No 38/Men/2016
operator pesawat tenaga Operator Pesawat Tenaga unsafe action yang menyebabkan tentang Keselamatan Dan
produksi berupa genset Produksi berupa genset terjadinya kecelakaan kerja Keselamatan Kerja Pesawat
sebanyak 2 orang dengan Tenaga Dan Produksi Pasal
Lisensi kelas I untuk 250 110 ayat 2 “Pengeprasian
kVa dan kelas II untuk 105 pesawat tenaga dan produksi
kVa. dilakukan oleh operator K3
bidang pesawat teaga dan
produksi”.
7. Perusahaan bekerjasama PJK3 telah melakukan Dengan dilakukannya permeriksaan Memastikan PJK3 Permenaker No 04/Men/1995
dengan PJK3 yang pemeriksaan dan dan pegujian oleh PJK3 dapat memiliki lisensi tentang Perusahaan Jasa
memiliki SKP dalam perngujian ke perusahaan memastikan peralatan layak yang masih Keselamatan dan Kesehatan
melakukan pemeriksanaan untuk peralatan atau mesin dioperasikan dan potensi bahaya berlaku dan Kerja
(forklift, genset, penyalur dilakukannya Pasal 2 ayat 1 “PJK3 dalam
13
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
dan pengujian petir) dapat dikendalikan. pemeriksaan dan melaksanakan kegiatan jasa
pengujian secara K3 harus terlebih dahulu
berkala sesuai memperoleh keputusan
dengan peraturan penunjukan dari Menteri
perundang- Tenaga Kerja c.q. Direktur
undangan. Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan
Pengawasan
Ketenagakerjaan”.
14
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
8. Perusahaan memiliki Perusahaan terdapat 1 Tenaga kerja mendapatkan Memastikan tenaga Permenaker No. 03/MEN/1982
Pelayanan Kesehatan Kerja klinik dan 1 ruang laktasi perlindungan terhadap gangguan kerja mendapatkan tentang Pelayanan Kesehatan
dengan 1 dokter dan 2 kesehatan baik secara fisik maupun hak akan Kerja Pasal 3 ayat 1 berbunyi
paramedis dan telah mental pelayanan “setiap tenaga kerja berhak
terdapat media promosi kesehatan kerja mendpatkan pelayanan kesehatan
kesehatan di tempat kerja. secara berkala kerja” dan ayat 2 berbunyi
dengan cara “pengurus wajib memberikan
pengecekan layanan kesehatan kerja sesuai
dengan ilmu kemajuan ilmu
pengeauan dan teknologi”
15
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
Bidang SMK3
1. Perusahaan PT. Eagle Perusahaan ini telah Sistem manajemen K3 yang 1. UU no. 1 tahun 1970,
Glove Indonesia memiliki melakukan sistem dilakukan ini berguna untuk pasal 4 mengenai
kebijakan K3 yang telah kesehatan dan keselamatan mengurangi intensitas potensi kewajiban SMK3
dilaksanakan dengan baik kerja (SMK3) yang bahaya
2. UU No. 13 tahun 2003
diterapkan yaitu
pasal 86
pemakaian APD,
melakukan safety
induction dan safety patrol
16
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
2. Perusahaan telah memiliki Perusahaan ini telah Mengurangi potensi bahaya karena 1. UU No. 1 tahun 1970
perencanaan, pelaksanaan melakukan program kerja dilakukan dengan baik pasal 4
rencana, pemantauan, dan peregangan setiap hari di
2. UU No. 13 tahun 2003
evaluasi kinerja, serta jam 10.00 WIB,
pasal 86 dan 87
peninjauan dan melakukan safety patrol
“Setiap perusahaan wajib
peningkatan kinerja SMK3 yang dilakukan oleh
menerapkan sistem
pengawas sekaligus leader
manajemen keselamatan
saat melakukan pekerjaan,
dan kesehatan kerja yang
evaluasi dilakukan setiap 1
terintergrasi dengan sistem
bulan sekali di akhir
manajemen perusahaan”.
minggu tiap bulan dan
melakukan cek kontrol
tentang alat dan bahan saat
sebelum melakukan
pekerjaan
17
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
3. Perusahaan memiliki SOP Perusahaan ini telah Meletakkan SOP secara efektif UU. NO. 01 Tahun 1970 tentang
di setiap bagian produksi meletakkan SOP mengenai dapat mengurangi potensi bahaya Keselamatan Kerja pasal 9 ayat 1
yang dapat dilihat pekerja aturan dan tata cara akibat kecelakaan kerja “Pengurus diwajibkan
setiap saat. penggunaan alat dan bahan menunjukkan dan menjelaskan
produksi di dinding yang pada setiap tenaga kerja baru
dapat dibaca oleh semua tentang: d. cara-cara dan sikap
pekerja yang aman dalam melaksanakan
kegiatan”.
18
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
4. Perusahaan telah Perusahaan ini melakukan Melakukan safety induction UU NO. 01 Tahun 1970 tentang
melakukan safety induction safety induction sebelum sebelum melakukan pekerjaan dan Keselamatan Kerja pasal 9 ayat 1
dan safety patrol setiap melakukan pekerjaan dan safety patrol saat melakukan dan 2
sebelum memulai safety patrol setiap sedang pekerjaan dapat mengurangi resiko
pekerjaan melakukan pekerjaan kecelakaan kerja karena
mengingatkan para pekerja untuk
melakukan dengan hati-hati di
setiap pekerjaan
5. Perusahaan melakukan perusahaan ini melakukan Dengan diadakannya pemeriksaan 1. UU NO. 01 Tahun 1970
pemeriksaan awal, berkala, pemeriksaan kesehatan di awal sebelum memulai bekerja di tentang Keselamatan Kerja
khusus, dan pensiun awal sebelum memulai perusahaan dapat mengetahui pasal 8 ayat 1 dan 2
bekerja di perusahaan dan apakah pekerja tersebut memiliki
2. UU NO. 50 Tahun 2012
pemeriksaan berkala setiap penyakit bawaan atau tidak dan juga
tentang Penerapan Sistem
6 bulan sekali mengetahui tempat atau posisi yang
Manajemen Keselamatan dan
sesuai dengan keahlian serta
Kesehatan Kerja
keadaan pekerja. Selain itu,
pemeriksaan secara berkala juga
19
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM
dilakukan untuk mengetahui kondisi
pekerja apakah terdapat paparan
atau tidak akibat bekerja
6. Perusahaan telah perusahaan ini telah Adanya pelatihan yang diikuti oleh 1. UU NO. 01 tahun 1970
melakukan kegiatan melakukan kegiatan pekerja dapat menjadi salah satu tentang Keselamatan Kerja
pengembangan untuk pengembangan dengan cara mengurangi potensi bahaya 2. UU NO. 24 tahun 2007
pekerja mengikutkan pekerja akibat bahaya gempa bumi dan tentang Penanggulangan
pelatihan penanggulangan kebakaran Bencana
gempa bumi dan 3. Kepmenaker No.
kebakaran 186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
7. Perusahaan telah perusahaan telah Dapat menilai secara sistematis Permenaker No. 26 Tahun 2014
melakukan audit internal melakukan audit internal potensi bahaya yang dapat tentang audit SMK3
SMK3 mengenai kepatuhan dan ditimbulkan akibat kepatuhan dan
lingkungan lingkungan
20
Tabel 3. 2. Temuan Negatif di PT. Eagle Glove Indonesia
Bidang SMK3
1 Terdapat beberapa tenaga Pada kegiatan produksi Jika tidak memakai sepatu Selalu memakai safety UU No. 01 Tahun 1970 Tentang
kerja yang tidak cutting press terdapat terdapat potensi bahaya shoes saat kegiatan Keselamatan Kerja
menggunakan APD yaitu tenaga kerja yang tidak tertimpa alat cutting press produksi terutama cutting
sepatu menggunakan APD berupa yang materialnya terbuat press agar tidak terjadi
safety shoes dari besi insiden dan kecelakaan.
2 Pelaksanaan perencanaan Dalam pelaksanaannya Jika belum terlaksana Segera dilaksanakan PP No. 50 Tahun 2012 Tentang
K3 terkendala oleh biaya masih belum terlaksana secara menyeluruh bisa perencanaan K3 yang Sistem Manajemen K3 pasal 10
secara menyeluruh karena menjadi temuan pada saat belum terpenuhi dengan ayat 4l
terhambat biaya audit SMK3. mengacu pada peraturan
perundang-undangan
3 Penerapan K3 Penerapan K3 tidak dapat Jika belum diterapkan Secepatnya dilakukan dan PP No. 50 Tahun 2012 Tentang
membutuhkan waktu terlaksana secara langsung secepatnya ditakutkan dioptimalkan penerapan Sistem Manajemen K3 pasal 2
karena dilakukan secara melainkan harus berpotensi terjadi insiden K3 agar menjamin
bertahap dilaksanakan secara ataupun bisa menjadi keefektifitasan dalam
bertahap temuan ketika pelaksanaan kegiatan produksi di PT.
audit. Eagle Glove Indonesia
21
4 Terdapat kotak P3K yang Dapat menjadi sebuah Tidak sesuai dengan Segera menggantinya Permenakertrans No. 15 Tahun
berwarna merah temuan pada saat inspeksi ketentuan yang terdapat dengan kotak P3K 2008 Tentang P3K ditempat
K3 pada pasal 10 huruf a berwarna hijau kerja
Permenakertrans No. 15
Tahun 2008 Tentang P3K
ditempat kerja
5 Jarak klinik terlalu jauh Akses dari klinik menuju Jika terjadi kecelakaan Membuat ruangan klinik Permenaker No. 03 Tahun 1982
dengan pintu utama pintu utama kurang kerja yang harus segera yang lebih strategis agar Tentang Pelayanan Kesehatan
dilarikan ke rumah sakit
perusahaan memadai dan strategis memudahkan akses Tenaga Kerja
menyulitkan ambulans
dikarenakan akses yang
begitu sempit
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan. Kesimpulan
dengan pengamatan langsung di PT .EAGLE GLOVE INDONESIA
ditemukan bahwa penerapan SMK 3 dan juga pelaksanaan norma norma K3
dibidang kelembagaan sudah berjalan cukup baik dengan adanya kelembagaan
P2K3 sesuai UU 01 tahun 1970. Lalu dilanjutkan dengan dibentuknya
petugas P3K yang sudah mengikuti pelatihan dan juga penunjukan ahli K3
yang umum serta K3 spesialis yang memiliki lisensi sesuai penunjukan
wewenang ahli keselamatan kerja sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga
Kerja Nomor 2 Tahun 1992.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan positif dan negatif dalam hal penerapan
norma K3 di PT.Eagle Glove Indonesia, saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Melakukan Safety patrol secara ruting dan berkala agar meminimalisir
kecelakanaan kerja akibat kelalaian tidak menggunakan APD.
2. Memberikan Prioritas terhadap pelaksanaan rencana K3 guna
meningkatkan produktifitas PT. Eagle Glove Indonesia.
3. Mengevaluasi serta menindak lanjuti dengan cepat temuan yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
4. Mengevaluasi terkait tata letak klinik agar lebih efektif dalam penerapan
pelayanan kesehatan dalam lingkungan perusahaan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
PT Eagle Glove memiliki manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan dilakukannya audit
internal yang telah dilakukan mengenai kepatuhan dan lingkungan selama 1
tahun sekali. Selanjutnya terkait dengan laporan mengenai kelembagaan dan
keahlian K3, PT Eagle Glove Indonesia telah melakukan pelaporan rutin
setiap 3 bulan sekali untuk P2K3 dan melakukan rapat rutin setiap 1 bulan
sekali di minggu akhir bulan.
25