Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, kekuatan
dan kemudahan yang dilimpahkan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan laporan ini yang orientasinya lebih kepada
Kelembagaan, Keahlian K3 Dan Penerapan SMK3 di PT.Jungleland Asia Sentul City
Bogor.
Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas sebagai salah satu
persyaratan dalam Sertifikasi Calon Ahli K3 umum. Selain itu, praktek kerja lapangan ini
dilakukan sebagai observasi dan aplikasi terhadap penerapan System K3 yang dilaksanakan oleh
perusahaan di tempat kerja termasuk didalamnya pengunjung selain itu juga untuk menambah
wawasan penulis sebagai Calon Ahli K3 umum guna mengetahui b e r b a g a i
permasalahan yang menyangkut penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
suatu perusahaan termasuk implikasinya terhadap kinerja perusahaan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini telah dibantu dan dibimbing oleh banyak
pihak yang sudah memberikan informasi dan bimbingan sehingga laporan ini dapat
diselesaikan. Kamipun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak hal
yang belum dapat kami sajikan dengan baik. Oleh sebab itu kami mengharapkan masukan,
kritik dan saran dari berbagai pihak demi sempurnanya laporan ini.
Sebagai akhir kalam kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sampai tersusunnya laporan ini.
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP........................................................................................................12
A. Kesimpulan .................................................................................................12
B. Saran ...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah ilmu mengenai antisipasi, identifikasi,
evaluasi, dan pengendalian terhadap bahaya yang berada di tempat kerja yang
berpengaruh terhadap kesehatan pekerja dan dampak lain terhadap masyarakat dan
lingkungan (International Labour Organization, 2008). Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2012). Dan secara etimologis K3 dapa diartikan juga sebagai upaya perlindungan agar tenaga
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat kerja
serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber serta proses produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien dalam pemakaiannya. Sehingga K3 adalah merupakan
Ilmu Terapan dalam upaya mencegah usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan,
penyakit akibat kerja dan akibat lain yang ditimbulkan oleh suatu pekerjaan.
Derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi di tempat kerja merupakan hak
pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif lainnya.
Perusahaan hendaknya sadar dan mengerti bahwa pekerja bukanlah sebuah sumber daya yang
terus-menerus dimanfaatkan melainkan sebagai makhluk sosial yang harus dijaga dan
diperhatikan mengingat banyaknya faktor dan resiko bahaya yang ada di tempat kerja. Selain
perusahaan, pemerintah juga turut bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan kerja.
Dalam prakteknya, keselamatan dan kesehatan kerja yang baik tidak hanya melihat
salah satu bahaya tertentu, melainkan perlu adanya sistem yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi semua bahaya dan risiko di tempat kerja, melakukan pemantauan, adanya
komunikasi dan konsultasi aktif antara perusahaan dengan pekerja serta pihak lain yang terkait,
melakukan pengendalian sebagai upaya perbaikan berkelanjutan demi tercapainya sasaran sistem
manajemen K3 perusahaan. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Peraturan Perumahan No.50
Tahun 2012). Sistem Manajemen K3 (SMK3) dapat diimplementasikan pada berbagai bidang
3
usaha dengan tingkat resiko yang berbeda dan beragam berdasarkan lingkup kegiatan usaha
yang dilakukan salah satunya adalah Taman Rekreasi.
Taman rekreasi sebagai salah satu tempat yang memiliki aktivitas hiburan yang akan
melibatkan berbagai pihak yakni pekerja dan pengunjung oleh sebab itu taman rekreasi pun
memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan risiko terjadinya kecelakaan dan
penyakit baik untuk pekerja m a u p u n pengunjung. Oleh sebab itu sangat diperlukan
penangan resiko melalui Sisitem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) agar
dapat lebih meminimalisasi terjadinya resiko (baik kecelakaan ataupun hal2 lain yang
berdampak dari aktivitas taman rekreasi baik untuk pekerja maupun pengunjung).
PT Jungleland Asia merupakan salah satu perusahaan yang mengelola taman
rekreasi (theme park) yang dapat dinikmati oleh pengunjung baik anak-anak maupun dewasa.
Sejak tahun 2017, Jungleland Adventure Theme Park mulai menerapkan sistem keselamatan
dan kesehatan kerja untuk operasional usahanya dalam memberikan hiburan pada masyarakat
/ pengunjung dengan menikmati setiap wahana yang ada. Penerapan K3 merupakan salah
satu bukti adanya komitmen pengelola terhadap tingkat keselamatan dan kenyamanan pekerja
dan konsumennya. Sehingga pada PKL ini dilakukan observasi untuk mengidentifikasi
penerapan K3 secara umum di PT Jungleland Asia sebagai salah satu pengelola theme park
terbesar di Indonesia.
B. Tujuan
Kegiatan praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembinaan
calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( AK3 ) Umum dalam mengobservasi aspek-
aspek K3 di tempat kerja.
Hal ini dimaksudkan agar para calon Ahli K3 Umum mampu :
Mengetahui dan mendalami tingkat penerapan teori K3 ke dalam aplikasinya secara real
di tempat kerja.
Melatih kemampuan mengobservasi, mengamati dan menganalisa pelaksanaan dan
penerapan K3 di lingkungan kerja suatu perusahaan.
Memahami Penerapan dan Pengawasan SMK3 dengan seluruh aspek K3 di perusahaan.
Mampu menyusun dan menyajikan data hasil observasi lapangan mengenai penerapan K3
secara umum, kelembagaan dan keahlian serta penerapan sistem K3 kedalam suatu
laporan secara sistematis.
Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikaksi Ahli K3 Umum
4
C. Ruang Lingkup
Pokok bahasan yang menjadi bahan observasi dalam identifikasi kali ini adalah
sebagai berikut:
1. K3 Secara umum:
Safety Induction
Safety sign
APD
SOP
2. Kelembagaan dan Keahlian K3:
P2K3
PJK3
Pengesahan P2K3
Program Kerja P2K3
Ahli K3
3. Penerapan SMK3
Kebijakan dan Komitmen K3
Tingkat penerapan SMK3
Audit SMK3
Penghargaan K3 (zero accident
award, sertifikat SMK3)
D. Dasar Hukum
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3
Peraturan Menteri Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. Per
08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Peindung Diri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1987 Tentang Panitia
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1992 Tentang Ahi K3
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor.239 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon ahli Keselamatan Kesehatan Kerja
(K3) Umum
5
BAB II
KONDISI DAN FAKTA OBJEK PENELITIAN
6
PT Jungleland Asia telah memiliki department HSE yang independent dan terdiri dari
5 orang HSE Officer serta 1 orang Manager HSE. Terdapat petugas HSE yang melakukan
pengawasan K3 di setiap zona wahana.
Secara garis besar, PT Jungleland Asia telah menerapkan aspek-aspek K3 dengan baik
untuk pekerja dan pengunjung yang diterapkan pada setiap wahana melalui induction,
informasi terdokumentasi dan peringatan bahaya sebagai bentuk komunikasi K3 pada
pengunjung serta terdapat media sebagai partisipasi aktif dari pengunjung dan pekerja sebagai
bentuk perbaikan terus menerus dalam penerapan sistem manajemen K3 Jungleland.
Objek penelitian kesehatan dan keselamatan kerja dalam laporan ini terfokus bukan
hanya untuk pekerja dan perusahaan akan tetapi tamu/pengunjung yang merupakan objek
berpotensi besar terpapar bahaya.
B. Temuan
7
dengan pengeras suara pada setiap wahana sebelum pengunjung menikmatinya.
2. Safety Sign sudah tersedia di beberapa area Jungleland Adventure Park
3. Petugas K3 telah menyediakan Alat Pelindung Diri untuk karyawan dan peserta
pada wahana yang berisiko
4. Informasi terdokumentasi / SOP telah dibuat dan disosialisasikan melalui poster
untuk pengunjung dan melalui induksi HSE serta pelatihan untuk karyawan
5. Jungleland Adventure Park telah melakukan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko serta mengimplementasikan penggunaan JSA pada setiap vendor sebelum
melakukan pekerjaan di area jungleland adventure park
6. Melakukan maintainance seluruh wahana secara rutin sebelum area permainan
dibuka untuk umum.
7. Melakukan pencerdasan K3 pada jenjang karyawan melalui safety talk.
8. Tersedianya fasilitas penunjang kesehatan di area Jungleland
9. Sudah ditentukan assembly point, jalur evakuasi dan Emergency Response Team
pada sistem proteksi kebakaran.
c. Sistem Manajemen K3
1. Komitmen Pengelola dan Pimpinan Jungleland Adventure Park melalui
kebijakan HSE perusahaan yang hanya disosialisasikan kepada pekerjanya.
2. Perusahaan telah memiliki tim tanggap darurat dan sistem pengendalian keadaan
darurat serta program ujicoba yang dilakukan minimal 2 kali setiap tahun.
3. Peningkatan kompetensi karyawan aktif dilakukan melalui induksi dan training
HSE internal ataupun eksternal. Pelaksanaan training pada pekerja terjadwal.
4. HSE Award diberikan setiap tahun kepada karyawan yang aktif berpartisipasi
dalam penerapan SMK3 dan memiliki pemahaman yang baik tentang K3 melalui
uji kompetensi pada karyawan. Award diberikan dalam bentuk sertifikat.
5. PT. Jungleland Asia memiliki sistem manajemen K3 internal yang mengikuti
standar yang diberikan oleh holding perusahaan
8
2. Temuan Ketidaksesuaian dengan Peraturan
a. K3 Secara Umum
1. Emergency route sign belum dipasang di setiap area sehingga custumer /
pengunjung tidak mengetahui arah Assembly Point / titik kumpul tersebut
2. Ukuran untuk Signage Assembly Point tidak terlalu kecil sehingga
costumer/pengunjung kurang peduli terhadap sign tersebut
3. Belum ada pengendalian paparan kebisingan di ruang hydraulic / ruang kendali di
masing-masing wahana
4. Ditemukan panel listrik di belakang klinik / Ruang P3K Jungleland Adventure
Park tidak ada penutup / cover sehingga dapat menyebabkan bahaya baik untuk
pekerja ataupun pengunjung.
5. Belum dilakukan labeling pada drum penyimpanan solar / bahan bakar di ruang
hydraulic sebagai informasi pada pekerja.
1. Terdapat 6 orang engineer peralatan listrik namun hanya tidak ada yang memiliki
sertifikasi Ahli K3 Listrik.
c. Sistem Manajemen K3
2. Pelaksanaan Audit hanya dilakukan secara internal oleh Auditor dari perusahaan
dan belum dilakukan audit Eksternal sesuai PP RI 50:2012 oleh Kemenaker RI
untuk penerapan SMK3 JungleLand Adventure Park
9
BAB III
ANALISIS TEMUAN
A. Temuan Kesesuaian dan Ketidaksesuaian dengan Peraturan
11
No Objek Foto Analisis Hasil Dasar Hukum Rekomendasi /
Temuan saran
Kondisi signage UU No. 1 Tahun Dilakukan
STOP pada rel 1970 Pasal 3, perawatan /
kereta sudah kusam UU pemotongan ranting
dan tertutup oleh Ketenagakerjaan pohon disetiap
ranting pohon No.13 dan PP RI sekitar rambu K3
sehingga No.50 Tahun
menganggu fungsi 2012 Pasal 9 ayat
signage itu sendiri 5, PerMen RI
No.36 Tahun
2005 Pasal 59
12
No Objek Foto Analisis Hasil Dasar Hukum Rekomendasi /
Temuan saran
14
No Objek Foto Analisis Hasil Dasar Hukum Rekomendasi /
Temuan saran
Kelembagaan dan Keahlian K3
1 Kelembagaan P2K3 Jungleland Adventure PerMen No.4 Dipertahankan,
Park telah memiliki tahun 1987 sebagai media
struktur P2K3 dan komunikasi dan
program P2K3, partisipasi aktif
perusahaan taat dalam penerapan
dalam melakukan SMK3 antara
secara rutin. pekerja, pengurus
dan Dinas
2 Ahli K3 Tidak terdapat gambar hanya mendapat info secara PT Jungleland Asia PeMenNaker Dipertahankan,
lisan memiliki 3 orang Ahli No.2 tahun 1992 untuk membantu
K3 Umum, Ahli K3 mengawasi
Kontruksi pelaksanaan
peraturan
perundangan
keselamatan dan
kesehatan kerja
sesuai dengan
bidang yang
ditentukan dalam
keputusan
penunjukannya
3 Tidak terdapat gambar hanya mendapat info secara Belum ada ahli K3 PeMenNaker Direncanakan untuk
lisan Listrik di Jungleland No.2 tahun 1992, dilakukan
Adventure Park PeMenNaker pembinaan ahli k3
No.2 tahun 2015 listrik untuk semua
engineer listrik yang
ada di perusahaan
sehubungan terdapat
genset berukuran
1000 KV
15
No Objek Foto Analisis Hasil Dasar Hukum Rekomendasi /
Temuan saran
Penerapan SMK3
1 Kebijakan dan Komitmen Pengelola PP RI No. 50 Dilakukan
komitmen K3 dan Pimpinan Tahun 2012 pasal sosialisasi kebijakan
Jugleland Adventure 8 HSE kepada
Park melalui pengunjung, media
kebijakan HSE komunikasi dapat
perusahaan sudah menggunakan poster
disosialisasikan yang menarik dan
kepada pekerjanya. mudah dipahami
oleh pengujung.
16
No Objek Foto Analisis Hasil Dasar Hukum Rekomendasi /
Temuan saran
Peningkatan UU No.1 tahun Dipertahankan, agar
kompetensi karyawan 1970, PP RI no pekerja tetap
aktif dilakukan 50/2012 pasal 15 memahami/
melalui induksi dan mengerti akan
training HSE internal pentingnya
ataupun eksternal. pelaksanaan K3
Pelaksanaan training ditempat kerja
pada pekerja
terjadwal.
Tidak mendapatkan foto kegiatan audit internal Belum dilakukan PP RI No.50 Dibuatkan Informasi
hanya mendapatkan informasi dari user komunikasi aktif Tahun 2012 Pasal pada pengunjung
kepada pengunjung 6 Ayat 1 dan berupa brosur
mengenai tatacara Pasal 12, pasal 15 mengenai System
pengaduan/pelaporan Pelaporan
nearmiss dilakukan Nearmiss/Accident
dengan pengaduan dan pengendalian
online dan alur apabila dalam
pengendalian untuk keadaan darurat
setiap keadaan
darurat yang telah
diidentifikasi
3 Audit SMK3 Tidak mendapatkan foto kegiatan audit internal PP RI No.50 Dilakukan audit
Pelaksanaan Audit
hanya mendapatkan informasi dari user Tahun 2012 pasal External oleh
hanya dilakukan
6 Kemenaker.
secara internal oleh
Auditor dari
perusahaan dan
belum dilakukan
audit Eksternal
sesuai PP RI 50:2012
oleh Kemenaker RI
untuk penerapan
SMK3 JungleLand
17
No Objek Foto Analisis Hasil Dasar Hukum Rekomendasi /
Temuan saran
Adventure Park
Keterangan:
Temuan kesesuaian
Temuan ketidaksesuaian
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara garis besar penerapan K3 secara umum di PT Jungleland Asia sudah cukup baik
namun masih terdapat hal – hal yang perlu dilakukan perbaikan seperti penambahan
sign , emergency rute menuju titik kumpul , sosialisasi aktif kepada pengunjung untuk
kebijakan, pelaporan dan pengendalian keadaan darurat,
2. Penerapan kelembagaan dan keahlian K3 sudah baik, namun harus melengkapi ahli K3
listrik sebagai pemenuhan persyaratan K3
3. Perusahaan telah menerapkan SMK3 secara garis besar namun perlu sertifikasi SMK3
dari kemenaker
B. Saran
1. Kepada PT Jungleland Asia
Melakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang disebutkan dalam tabel
analisis temuan.
Departemen EHS sebaiknya berada pada struktur organisasi lansung dibawah
direktur dan setara dengan divisi Operasional
Segera melakukan audit eksternal SMK3 dari kemnaker RI
2. Kepada Kementrian Terkait
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Alli, B., O. 2008. Fundamental Principle of Occupational Health and Safety. Geneva:
International Labour Organization: Tersedia [online] di:
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---dgreports/---dcomm/---
publ/documents/publication/wcms_093550.pdf (diakses pada 20 November 2019).
2. International Labour Organization. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana
untuk Produktivitas. Tersedia di www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-
bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf
3. Dirjen Binwasnaker. 2017. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta.
4. Woodcock, K. (2019). Global incidence of theme park and amusement ride accidents.
Safety Science, 113, 171–179. doi:10.1016/j.ssci.2018.11.014 (diakses pada 20
November 2019)
13
14