Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

PADA PROYEK TROTOAR JL. D.I PANJAITAN MADIUN

MAKALAH

Oleh :

Stephanus Aryo Widho W,ST

1472100045

UNUVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 (UNTAG)

SURABAYA

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.. Makalah ini berjudul:
“ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA PADA
PROYEK TROTOAR JL. D.I PANJAITAN KOTA MADIUN.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik
lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan dalam
penulisan makalah. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan materi yang dimiliki kami.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Indonesia, Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR .....................................................................................................

 DAFTAR ISI ....................................................................................................................

 BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

 A. Latar Belakang .......................................................................................................

 B. Rumusan Masalah ..................................................................................................

 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................

 A. Pengertian Keslamatan dan Kesehatan Kerja ........................................................

 B. Tujuan Keslamatan dan Kesehatan Kerja ..............................................................

 C. Penanggulangan Keslamatan dan Kesehatan Kerja ...............................................

 D. Investasi K3 Dalam Proyek Trotoar .......................................................................

 BAB III PENUTUP ........................................................................................................

 A. Kesimpulan ............................................................................................................

 B. Saran .......................................................................................................................

 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan


kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. K3 bertujuan mencegah,
mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Banyak faktor yang
mempengaruhi K3 itu sendiri, beberapa faktor yang mempengaruhi K3 antara lain
(Management of health and safety at work, 1999):

1. Tempat kerja (workplaces)

2. Peralatan

3. Tenaga kerja Sesuai dengan Permenaker Nomor 03/MEN/1988:

1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak didugasemula yang
dapat menimbulkan korban manusia atau harta benda.

2) Kejadian Berbahaya adalah suatu kejadian yang potensial yang dapatmenyebabkan


kerja atau penyakit kerja kecuali kebakaran, peledakan danbahaya pembuangan limbah.

Di Indonesia Sistem Manajemen K3 didefenisikan sebagai “bagian dari sistem manajemen


secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapain, pengkajian, danpemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangkapengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanyatempat kerja yang aman, efisien, dan produktif” (Peraturan Menteri Tenaga Kerja.
Nomor: PER. 05/MEN/1996). Prinsip dasar SMK3 sebenarnya sudah ada dalam perundang-
undangan sejak tahun 1970. Dalam peraturan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menjelaskan bahwa bahwa setiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.Dalam penyusunan makalah ini,
akan dievaluasi bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) pada proyek trotoar di jl. D.I Panjaitan kota Madiun yang dilihat dari tingkat
keberhasilan penerapannya. Evaluasi penerapan SMK3 dilaksanakan di proyek ini karena
proyek tersebut memiliki beberapa kasus kecelakaan kerja seperti pekerja jatuh saat menggali
1
disekitar area proyek, pekerja tergelincir karena lokasi proyek yang becek,serta abu dan
lumpur ketikakendaraan proyek masuk dan keluar disekitar area proyek yang di sebabkan
kurangnya pemahaman pekerja mengenai pentingnya mengenakan peralatan safety, dll.Atas
dasaar ini inilah penulis tertarik mengambil judul penelitian tentang SISTEM MANAJEMEN
ANALISIS KESELAMATAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK TROTOAR JL. D.I
PANJAITAN.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan ditinjau adalah sebagai berikut: Dengan memperhatikan hal-hal
yang telah dipaparkan dalam latar belakang,maka muncul permasalahan sebagai berikut:

1. Potensi bahaya apa yg terjadi pada proyek trotoar?

2. Bagaimana penerapan dan tingkat keberhasilan Sistem ManajemenKeselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek pembangunan trotoar?

3. berapa investasi yang diperlukan untuk Managemen keselamatan kesehatan kerja pada
proyek trotoar?

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keslamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka
menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan
dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU
No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami
perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan
perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti
peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai
sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di  darat, didalam tanah,
permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,

3
penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya
manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk
memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan
kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar
terjalan dengan baik.

B. Tujuan Keslamatan dan Kesehatan Kerja


Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah
atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai
tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai
seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah
tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan
kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap pekerja
proyek.
a. Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah banyaknya lalu
lalang kendaraan di sepanjang JL. D.I Panjaitan yang berpotensi menyerempet
pekerja, tertimpa beton kanstin pada kaki pekerja, terperosok kedalam galihan
bak control, yg menyebabkan kurang amannya pekerja di lingkup proyek dan
Tidak disiplin dalam menggunakan pakaian atau peralatan pengamanan pribadi.
b. Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai
ataupun kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya satu saja. Keselamatan
dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat efektivitas
maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan keselamatan.
c. Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit dan tinjauan ulang
Proyek trotoar didokumentasi dan digunakan untuk identifikasi tindakan
perbaikan dan pencegahan serta pihak manajemen menjamin pelaksanaannya
secara sistematik dan efektif. Adapun syarat untuk membuat dan memelihara
prosedur untuk menentukan potensi ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan
pencegahan ialah:

4
1) Memperbaiki ketidaksesuaian dan mengambil tindakan untuk
mencegah resiko K3.
2) Menyelidiki ketidaksesuaian, menentukan penyebab dan mengambil
keputusan untuk menghindari terjadi kembali.
3) Mengevaluasi tindakan perbaikan dan pencegahan agar tidak terjadi
ketidaksesuaian.
4) Mengkomunikasikan hasil tindakan perbaikan dan pencegahan yang
diambil kepada pihak yang berkepentingan.
5) Mengakaji ulang keefektifan tindakan perbaikan dan pencegahan
yang diambil.
C. Penanggulangan Keslamatan dan Kesehatan Kerja
Pengendalian resiko merupakan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja
yang terbagi atas 5 hierarki sebagai berikut:
a) Eliminasi, yaitu menghilangkan sumber bahaya di tempa kerja.
b) Substitusi, yaitu mengganti bahan dengan proses yang lebih aman.
c) Engineering, yaitu melakukan perubahan atau modifikasi terhadap desain peralatan,
proses dan lay out.
d) Administrasi, yaitu cara kerja yang aman dengan melakukan pengontrolan dari sistem
administrasi. Hierarki ini dapat diterapkan dalam hal pekerjaan sebagai berikut: •
Pemisahan lokasi kerja/penempatan material. • Izin kerja/working permit.
e) Alat pelindung diri (APD) yang terdiri dari sabuk pengaman, sarung tangan,
pelindung kepala, pelindung wajah (masker) dan lain-lain.

D. Investasi K3 dalam Proyek Trotoar

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1996, sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah keseluruhan bagian sistem manajemen
yang meliputi susunan organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, tata cara,
proses dan sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
mengendalikan risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja sehingga dapat tercipta
lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif. Adapun elemen- elemen yang menjadi
pedoman dalam penerapan SMK3 di Indonesia menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja

5
No 5 Tahun 1996 adalah komitmen dan kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukuran
dan evaluasi juga tinjauan ulang dan peningkatan.

Identifikasi Bahaya/ Risiko


Hazard (bahaya) adalah semua kondisi dan tindakan yang memiliki kemungkinan
untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, kerusakan atau cedera pada manusia.
Identifikasi hazard dilakukan untuk mengetahui, mengenal dan memperkirakan risiko yang
mungkin terjadi pada sistem operasi, peralatan, prosedur dan unit kerja. Hazard atau risiko
yang telah diidentifikasi selanjutnya dianalisis nilai tingkat keparahannya untuk kemudian
dilakukan pengendalian terhadap bahaya yang teridentifikasi (Jawat & Suwitanuwijaya,
2018).
Penlaian risiko adalah proses memberikan perhitungan terhadap risiko hasil
identifikasi (Norken, 2015). Dalam penilaian risiko K3, tingkat kekerapan (frekuensi)
dikalikan dengan tingkat keparahan (konsekuensi) (Jawat & Suwitanuwijaya,
2018). Hasil perkalian selanjutnya dihubungkan dengan nilai risiko sehingga dapat
ditentukan prioritas dari risiko yang telah dinilai. Adapun tingkat kekerapan,
keparahan dan jenis prioritas penilaian risiko K3 ditunjukkan
dalam Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 1. Tingkat Kekerapan (Frekuensi)

Nilai Keterangan
Kejadian termasuk belum pernah
1
terjadi dalam pelaksanaan proyek
Kejadian termasuk jarang terjadi dalam
2
pelaksanaan proyek
Kejadian termasuk kadang-kadang
3
terjadi dalam pelaksanaan proyek
Kejadian termasuk sering terjadi dalam
4
pelaksanaan proyek
Kejadian termasuk sangat sering terjadi
5
dalam pelaksanaan proyek
Sumber: PT. Hutama Karya dalam Sucita, 2011

Tabel 2. Tingkat Keparahan (Konsekuensi)

Kerugian
Nilai Tipe Luka Tipe Sakit (Rp)
Kurang dari
1 Tanpa luka Tidak sakit 1 juta
6
Antara 1
Pengobatan Sakit
2 sampai 10
P3K ringan
juta
Lebih dari 10
Rawat Sakit
3 juta sampai
jalan sedang 500 juta
Lebih dari
500 juta
4 Rawat inap Sakit berat
sampai 1
milyar
Meninggal Cacat Lebih dari 1
5
dunia permanen milyar
Sumber: PT. Hutama Karya dalam Sucita, 2011

Tabel 3. Jenis Prioritas

Frek Konsekuensi
uensi 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
rendah rendah rendah rendah sedang
2 4 6 8 10
2 Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
rendah rendah sedang sedang sedang
3 6 9 12 15
3 Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
rendah sedang sedang tinggi tinggi
4 8 12 16 20
4 Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
rendah sedang tinggi tinggi tinggi
5 10 15 20 25
5 Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
sedang sedang tinggi tinggi tinggi
Sumber: PT. Hutama Karya dalam Sucita, 2011

Perencanaan Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Perencanaan biaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk proyek konstruksi sangat
penting untuk dilaksanakan agar nantinya pelaksanaan konstruksi proyek berjalan dengan lancar dan
tidak mengalami hambatan. Besaran biaya K3 bisa berbeda-beda antara tiap proyek tergantung pada
besar kecilnya proyek yang akan dilaksanakan, lokasi proyek, jenis proyek dan potensi bahaya yang
mungkin ditimbulkan (Ananti, 2019). Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 11/SE/M/2019 yang mengatur
tentang petunjuk teknis biaya penyelenggaraaan sistem manajemen keselamatan konstruksi. Adapun
rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi diantaranya:

1. Penyiapan RKK
2. Sosialisasi dan Promosi K3
3. Alat Pelindung Kerja
4. Alat Pelindung Diri
5. Asuransi dan Perijinan

7
6. Personil K3 Konstruksi
7. Fasilitas, sarana, prasarana, alat kesehatan
8. Rambu-rambu
9. Konsultasi Ahli
10. Lain-lain terkait Pengendalian Risiko

8
BAB  III PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan
dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3
diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari
dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang
meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja.

B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja
oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adzim, Hebbie Ilma. 2013. Pengertian dan Elemen Sistem Manajemen K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja).

Ahli K3 Umum. (Online), (sistemmanaejmenkeselamatankerja.blogspot.com, diakses 20


september 2014). Bakti, Zainal. 2014 sesuai PP No. 50 Tahun 2012, http://www.a2k4-
ina.net/informasi/163-sistim-manajemen-keselamatan-dan-kesehatan-kerjasmk3-sesuai-pp-no-
50-tahun-2012.html, (diakses 24 September 2014). Endroyo, Bambang. 2006.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan


kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.

10

Anda mungkin juga menyukai