Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. PUTERA PACITAN INDONESIA SEJAHTERA (PPIS)


BIDANG K3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE 214
Dibuat oleh

DARYONO AGUNG WIJOYO

PENYELENGGARA
PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
Jakarta, 25 Mei 2023
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................................................3
B. MAKSUD DAN TUJUAN.................................................................................................................................4
C. RUANG LINGKUP...............................................................................................................................................4
D. DASAR HUKUM.............................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................................6
KONDISI PERUSAHAAN.........................................................................................................................................6
A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA.........................................................................................................6
B. TEMUAN........................................................................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................................. 13
PENUTUP.............................................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan
dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi
penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.
Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang menghendaki terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
dan pencemaran lingkungan. Suatu kemungkinan bahaya besar, berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan
penyakit akibat kerja dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman dan kemampuan serta keterampilan tenaga
kerja yang kurang memadai.
Upaya perlindungan tenaga kerja bertujuan agar tenaga kerja, orang lain ditempat kerja dan sumber produksinya selalu dalam keadaan
sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya tercapai suatu tingkat produktivitas yang tinggi dengan tetap mengutamakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Risiko kecelakaan kerja juga bisa terjadi akibat ketidaksesuaian konstruksi bangunan, instalasi listrik,
dan kebakaran dengan peraturan perundangan yang telah dibuat.
Kegagalan (Risk off Failures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan atau saat terjadi kecelakaan kerja seberapapun kecilnya,
akan mengakibatkan efek kerugian (Loss). Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah kondisi pekerja (Unsafe act) atau
kelelahan (Fatigue), kondisi kerja (Unsafe Condition) dan pekerjaan yang tidak aman (Unsafe Working Condition). Hal -hal tersebut yang
mengakibatkan kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (Pre-Cause) adalah salah satunya kurangnya
training dan karakteristik dari pekerjaan itu sendiri. Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di
tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan kerja (elevasi, temperatur,
arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain sebagainya), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan
masalah keselamatan dan kesehatan kerja pada prioritas pertama.
Menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik,
maka perusahan/ industri/ proyek umumnya memiliki organisasi atau unit kerja dengan tugas khusus yang menangani masalah keselamatan
kerja. Ruang lingkup kerja organisasi atau unit tersebut dimulai dari menyusun program, membuat prosedur dan mengawasi, serta membuat
laporan penerapan di lapangan. Dalam rangka Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi yang
akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan langkah kebijakan selanjutnya. Penyusunan program,
membuat
prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi
para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam rangka menghadapi era
industrialisasi dan era globalisasi,keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan industrial ekonomi
antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia.
Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar
tersebut. Standar acuan terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan,serta
keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9001:2015)
serta Manajemen Lingkungan (ISO-14001:2015) maka bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar internasional. Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3. Pemeriksaan
ke lapangan yang berfokus pada kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 perlu dilakukan karena berkaitan erat dengan tingkat
kepedulian sebuah perusahaan terhadap K3 area kerjad dan mengetahui bentuk Kelembagaan dan keahlian K3 umum serta Sistem
Manajemen K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud yaitu salah satu materi kurikulum/pelajaran dalam rangka pembinaan calon Ahli K3 Umum.
a. Tujuan Umum : mempraktekkan teori (mata ajaran) yang telah diterima selama kegiatan pelatihan.
b. Tujuan Khusus : salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta pelatihan Calon Ahli K3, agar peserta mampu:
1. 1.Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan K3 secara umum,
2. 2.Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan penerapan SMK3,
3. Melakukan identifikasi,analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan kelembagaan dan keahlian K3

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut
a. K3 secara Umum:
- Safety induction kepada pekerja,mitra/subkontraktor,pengunjung/tamu
- Rambu/marka/safety sign, muster point
- Alat Pelindung diri (APD)
- Prosedur Kerja (SOP), JSA, JSO, HIRARC (Manajemen Risiko)
- -Poster UU NO.1 tahun 1970
b. Kelembagaan dan Keahlian K3:
- P2K3 (pengesahan, ketua, sekretaris, program kerja, laporan per 3 bulan, rapat bulanan), PJK3 yang melakukan riksa uji (SKP,
tenaga ahli)
- Ahli K3 Umum
c. Penerapan SMK3:
- Kebijakan K3,Perencanaan K3,Pelaksanaan Rencana K3,Pemantauan dan evaluasi Kinerja K3 dan Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja SMK3
- Audit eksternal dan audit internal SMK3
- Penghargaan K3 (zero accident award,sertifikat SMK3)
D. DASAR HUKUM
Dasar Hukum yang digunakan:
a. Kelembagaan dan Keahlian K3:
- Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat(1) &(2)
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3)
serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Permenakertrans No.Per.08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri (APD)
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksaaan Sertifikasi
Kompetensi Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
- Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 02 Tahun 2011 tentang Peningkatan Pembinaan dan
Pengawasan terhadap Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja(PJK3)
- Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun 2011 tentang Pelaksaaan Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 yang selanjutnya disebut Ahli K3
- Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor 48 Tahun 2011 tentang Bidang Jasa Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Penerapan SMK3:
- Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
- PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
SMK3.
c. K3 Secara Umum:
- UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan Penghidupan yang layak bagi Manusia.
- UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Permenaker Nomor 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA


PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS) yang beralamat di JL. Dewi Sartika, No.20 A, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia merupakan
mitra produksi PT H.M. Sampoerna untuk rokok linting manual. Dahulu memproduksi Dji Sam Soe kretek, kini memproduksi Sampoerna
Hijau. Lebih dikenal dengan istilah "pabrik rokok pacitan" atau "sampoerna pacitan" oleh masyarakat awam.
 Visi :
Menjadi perusahaan terpandang di Indonesia yang mengutamakan Kesehatan, keselamatan, keamanan dan produktifitas yang
tinggi.

 Misi :
Menyediakan tempat kerja sehat, aman dan nyaman untuk menghasilkan produk yang bermutu, hasil inovasi dari orang-orang
yang handal produktif, melaui proses yang efektif dan efisien.

Dengan mempekerjakan karyawan sebanyak 1491. Alur proses produksi bahan baku dipilah didalam satu bak besar, di linting,
disimpan didalam ruang Layer untuk mengurangi kadar air, dikemas, lalu dikirim.
Luas Area pabrik 14.465 m2 = Bangunan 7.505 m2, RTH 1.960 m2, Paving 5.000 m2, serta berjarak 2,1 KM dari bibir Pantai
B. TEMUAN

I. TEMUAN POSITIF

N Lokasi Temuan Dampak/ Peraturan Perundang-


o Manfaat undangan
1. P2K3 sudah terbentuk  Kerja sama antar pengusaha dan Permenaker No. 4 Tahun 1987.
karyawan lebih optimal.
 untuk mencegah terjadinya gangguan
keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja dalam rangka peningkatan efisiensi
dan produktivitas kerja

2. SMK3 sudah diterapkan di  Perusahaan yang menerapkan K3 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
perusahaan. dengan baik bisa meningkatkan kinerja 2012
karyawan menjadi lebih efektif dan
efisien.
 Penerapan SMK3 merupakan salah satu
cara untuk menjamin konsistensi dan
efektifitas
perusahaan dalam mengendalikan
sumber bahaya, dapat meminimalkan
resiko, mengurangi dan mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
serta memaksimalkan efisiensi
perusahaan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan produktivitas
3. Sudah terawatt serikat Penerapan serikat bekerja, mendukung UU No. 13 Tahun 2003 pasal 86
pekerja. salah satu hak dasar pekerja yaitu hak ayat 1
berpartisipasi

.
4. P2K3 sudah disahkan oleh menciptakan peningkatan K3 yang nyata di Permenaker No. 4 Tahun 1987.
disnaker setempat perusahaan, dimulai dari meningkatnya
dukungan manajemen (karena ketua P2K3
adalah pimpinan perusahaan, serta anggota
P2K3 mewakili semua manajemen), serta
meningkatnya aspek K3 secara menyeluruh
di perusahaan
5. Program kerja K3 sudah  Melindungi dan menjamin keselamatan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
tercantum dalam kebijakan setiap tenaga kerja dan orang lain 2012.
dan Komitmen perusahaan di tempat kerja.
 Menjamin setiap sumber produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien.
 Meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas Nasional.

6. Ahli K3 sudah lengkap. Dengan Orang berkompeten ( Sertifikasi dan Permenaker No.2 Tahun 1992
(Terdiri dari Ahli K3 Umum, Lisensi) K3 pada satu perusahaan Dapat tentang tata cara penunjukkan
Ahli K3 listrik, Ahli K3 membuat satu perusahaan mengontrol, kewajiban dan wewenang ahli K3.
lingkungan, dan Ahli K3 mencegah, mengurangi kecelakaan dan
kebakaran (Petugas Penyakit Akibat Kerja (PAK) di tempat kerja,
kebakaran kelas A,B,C,D), sehingga dapat meningkatkan keamanan
tenaga kesehatan dan bekerja, profit dan image positif bagi
auditor internal K3. perusahaan
7. Safety Induction sudah Dengan Dilakukannya safety induction UU No. 1 Tahun 1970 pasal 9 ayat
dilaksanakan tim yang Tenaga kerja dan Tamu yg masuk ke 1&2, Permenakertrans No. 8 Tahun
sudah diberi pelatihan dan perusahaan akan tahu dan mengerti tentang 2010 dan Peraturan Pemerintah No.
pemakaian APD sudah Kesehatan dan keselamatan kerja yang di 50 Tahun 2012
dilakukan dan lengkap. terapkan di perusahaan tersebut dan dapat
menerapkan kepada dirinya sendiri
8. Kebijakan dan komitmen 1. Meningkatkan efektifitas perlindungan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
K3 sudah ada dan lengkap keselamatan dan kesehatan kerja 2012
serta sudah ada revisi yang terencana, terukur, terstruktur,
dan terintegrasi
kebijakan.
2. Mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh, dan
3. Menciptakan tempat kerja yang aman,
nyaman, dan efisien untuk minoring
produktivitas.

9. VIsi Misi Perusahaan Perusahaan yang menerapkan K3 dengan Permenakertrans No. 26 Tahun
mendukung tema dari baik bisa meningkatkan kinerja karyawan 2014
keseleamatan dan menjadi lebih efektif dan efisien.
Kesehatan kerja :Mission
Zero, Beyond Zero, Zero
Losses.
10. Audit SMK3 sudah membuktikan tingkat pencapaian penerapan Permenakertrans No. 26 Tahun
dilakukan dari tahun 2018- dan pengembangan dan kinerja K3 di 2014
2022 dan sudah memiliki sebuah perusahaan sesuai dengan SMK3
sertifikat SMK3 Gold. dan ketentuan-ketentuan hukum yang
berlaku

11. SOP, safety sign, rambu, Sebagai Langkah Awal Penerapan SMK3 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
marka sudah ada dan jelas. dan pelajaran kepada Tenaga kerja untuk 2012.
Peduli terhadap Keselamatan dan
Kesehatan kerja
12 PERMENAKER NO. 5 TAHUN 2018
Pencahayaan Sesuai Nilain Ambang Batas Pencahayaan
Standar Penggunaan cahaya yang tepat dan tidak
panas membuat pekerja menjadi lebih
nyaman dan konsentrasi

II.Temuan Negatif
ANALISA
TEMUAN REKOMENDASI/ PERATURAN
NO DOKUMENTASI TEMUAN POTENSI
(LOKASI) SARAN PERUNDANGAN
BAHAYA
PERMENAKER NO. 5
Sakit di bagian TAHUN 2018
Cara duduk yang tidak Senam peregangan
1 Ruang Produksi trulang ekor dan
ergonomis otot
punggung

UU No. 23 1992 ttg


Kesehatan Para
Pernafasan bisa
Salah satu karyawan tidak Selalu mengunakan Masker apekerja wajib
2 Ruang produksi terpapar bahan kimia
memakai masker
dari tembakau
saat kerja memakai alat
pelindung diri dengan
tepat dan benar
Permen NOMOR 5
TAHUN 2018 Pasal 33
Dengan karyawan +/-
Penambahan jumlah Fasilitas Kebersihan
1400 org toilet kurang
karyawan dan membuat
3 Ruang Toilet Negatif dan toilet untuk
safety device alarm untuk
Peraturan menteri
disabilitas tidak ada perburuhan nomor 7
toilet disabilitas
safety divice
tahun 1964 ayat 6
tentang penyediaan
Tidak terdapatnya apar pasal 11 Permenakertrans
didalam Ruang genset No 4 Tahun 1980
bisa menyebabkan saat
terjadi bahaya
4 Ruang Genset Negatif Penambahan APAR
kebakaran maka
berbahaya bagi
operator dan
sekitarnya.
Ketika bencana, Peraturan Pemerintah No.
Tidak ada tanda jalur akses jalur evakuasi Untuk ruang meeting pintu 50 Tahun 2012.
evakuasi dan exit yang akan berdesakan, keluar di perlebar dan arah
terbaca jelas di ruang jatuh tertimpa orang, bukaanya keluar didorong
5 Ruang Meeting
meeting dan akses pintu pintu sliding akan serta diberikan tanda
sliding menghambat orang exit/jalur evakuasi yang
membuka dengan terang mudah dilihat
cepat
Tertabrak kendaraan Peraturan Pemerintah No.
Tidak ada jalur pemisah bermotor Akses Jalan Di beri 50 Tahun 2012
antar kendaraan bermotor Tanda lebih jelas atau
6 Jalur jalan kendaraan
dengan pejalan kaki. dipisah dengan jalur
Kendaraan
Tidak ada APAR di ruang
layer serta pintu dan Ruangan Harus tertutup, pasal 11 Permenakertrans
POtensi Kebakaran
jendela terbuka Sediakan APAR, Poin + No 4 Tahun 1980
Di area layer, bau
APD Khusus Sudah DI
7 Ruang layer menyengat dari
sediakan PT Ketika
twmbakau yg keluar
Bekerja di dldalam R.
dari Ruang layer
Layer

Lambang P3K belu sesuai Lambang P3K belum Lambang P3K belum sesuai
Kecil karena tidak sesuai dengan dengan dengan Permenakertrans No.
8 Kotak P3K sesuai dengan symbol warna hijau dan 15 Tahun 2008
peraturan. diletakan di tempat
terbuka
Tidak tersedianya Kepmen PU Nomor:
Nomer Emergency Menyediakan poster list 10/KPTS/2000 dan UU
nomer telp emergency Nomer 1 Tahun 1970,
Terlambatnya proses
9 Ruang Publik dan memasang Pasal 3
penanganan bahaya
ditempat yang mudah
terlihat

Tidak ditemukannya Jika dalam kondisi Permenakertrans No. 15


Mobil Ambulance darurat hal dapat Tahun 2008 pasal 11(b)
Sediakan mobil
10 KLINIK Pratama memperlambat
Ambulace
pertolongan lanjutan
pada korban.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penerapan SMK3 di PT. Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS) sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku, namun pada pelaksanaannya masih ada temuan-temuan minor yang menjadi koreksi kepada tim K3 dan manajemen PT. Putera
Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS).

1. TEMUAN POSITIF
 P2K3 sudah terbentuk
 SMK3 sudah diterapkan di perusahaan.
 Sudah terdapat serikat pekerja.
 P2K3 sudah disahkan oleh disnaker setempat
 Program kerja K3 sudah tercantum dalam kebijakan dan Komitmen perusahaan
 Ahli K3 sudah lengkap. (Terdiri dari Ahli K3 Umum, Ahli K3 listrik, Ahli K3 lingkungan, dan Ahli K3 kebakaran (Petugas
kebakaran kelas A,B,C,D), tenaga kesehatan dan auditor internal K3.
 Safety Induction sudah dilaksanakan tim yang sudah diberi pelatihan dan pemakaian APD sudah dilakukan dan lengkap.
 Kebijakan dan komitmen K3 sudah ada dan lengkap serta sudah ada revisi kebijakan.
 VIsi Misi Perusahaan mendukung tema dari keseleamatan dan Kesehatan kerja :Mission Zero, Beyond Zero, Zero Losses
 Audit SMK3 sudah dilakukan dari tahun 2018-2022 dan sudah memiliki sertifikat SMK3 Gold.
 SOP, safety sign, rambu, marka sudah ada dan jelas.

2. TEMUAN NEGATIF
 Akses masuk toilet disabiltas kurang lebar (sama dengan toilet lainnya).
 Tidak ada jalur pemisah antar kendaraan bermotor dengan pejalan kaki.
 Tidak ada tanda jalur evakuasi dan exit yang terbaca jelas di ruang meeting dan akses pintu sliding
 Tidak ada APAR di ruang layer serta pintu dan jendela terbuka
 Tidak ada APAR dan penerangan di ruang genset.
 Lambang P3K belum sesuai dengan Permenakertrans No. 15 Tahun 2008
 Di area proses pemilahan tembakau ada pekerja yang tidak menggunakan masker.
 Tidak ditemukannya mobil Ambulance.

B. SARAN
Diharapkan dengan adanya perbaikan pada temuan-temuan negatif dapat menjadikan PT. Putera Pacitan Indonesia Sejahtera
(PPIS) sebagai perusahaan yang penerapan SMK3nya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai