Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. PLN (Persero) UPDK TELLO
MAKASSAR

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

ANGKATAN KE – 145

FADRIYAN ANANTO S.

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Makassar, 24 Agustus 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................................2
B. Maksud dan Tujuan.........................................................................................................3
C. Ruang Lingkup................................................................................................................4
D. Dasar Hukum...................................................................................................................6
BAB II Gambaran Umum Perusahaan.....................................................................................13
A. Gambaran Umum Perusahaan.......................................................................................13
B. Visi dan Misi Perusahaan..............................................................................................13
C. Struktur Perusahaan......................................................................................................14
D. Jumlah Tenaga Kerja.....................................................................................................14
E. Jumlah Shift Kerja.........................................................................................................14
F. Sarana Pokok dan Fasilitas Penunjang..........................................................................15
BAB III Analisa.......................................................................................................................16
a. Analisa dan Temuan Positif..........................................................................................16
b. Analisa dan Temuan Negatif.........................................................................................22
BAB IV Penutup......................................................................................................................24
A. Kesimpulan...................................................................................................................24
B. Saran..............................................................................................................................24
REFERENSI............................................................................................................................25

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan kemajuan zaman, maka permasalahan bidang ketenagakerjaan juga


bertambah, terlebih jika hal ini dikaitkan pada dimensi lain semisal dimensi ekonomi, sosial
maupun politik. Meski demikian permasalahan mendasar dalam bidang ini tetap tak beranjak
dari permasalahan klasik yaitu hubungan “buruh- majikan”, lalu mogok kerja dan PHK
maupun hak-kewajiban. Baik pekerja maupun majikan dalam kedudukannya masing masing
memiliki hak dan kewajiban. Akan tetapi, dalam permasalahan ini adalah para pekerja yang
memerlukan adanya perlindungan dan jaminan hukum atas terselenggaranya hak-hak mereka.
Dalam bidang ketenagakerjaan jaminan tersebut secara umum meliputi jaminan ekonomis,
jaminan sosial dan jaminan teknis yang bertujuan untuk mewujudkan keadaan pekerja beserta
keluarganya yang berkehidupan secara layak, sejahtera baik mental maupun spiritual. Hal ini
tertuang pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 86 ayat (1) dan (2), yang
menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam rangka untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal, dengan tujuan utnuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat
kerja. Pertimbangan diterapkan Keselamatan dan Kesehatan Keerja juga tercantum dalam
Permenaker No. 05/MEN/1996 yang menyatakan bahwa terjadinya kecelakaan ditempat kerja
sebagaian besar disebabkan oleh faktor manusia dan
Menurut Widodo (2015) Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bidang yang terkait

dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja disebuah institusi

maupun di lokasi proyek. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk

menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat

melindungi dan menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerjanya. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan

korban jiwa dan kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses

produksi secara menyeluruh

2
dan merusak lingkungan, yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Jika

perusahaan kurang memperhatikan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan pekerja,

maka kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan akan tinggi dan kerugian perusahaan akan

meningkat.

Dengan adanya praktik kerja lapangan (PKL) untuk memberikan pengatahuan tentang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Perusahaan Pelindo Makassar serta dapat bisa

mengimplementasi ilmu penerapan K3.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, adalah
sebagai berikut.

1. Untuk memberikan pengatahuan dan penerapan K3 dalam ruang lingkup kerja di


PT Pelindo Makassar
2. serta mengatahui bagaiamana penerapan Nilai Nilai K3 di Pelindo sesu aturan yang
berlaku.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengamatan pada laporan ini meliputi :

Ruang lingkup Kelembagaan K3, Keahlian K3 :


1. Cara Kerja, Proses & Lingkungan Kerja
2. Menentukan Tindakan Koreksi alternatif yang terbaik
3. Pemeriksaan & Pengujian
4. Pembinaan K3

Ruang Lingkup SMK3 :

1. Pengamatan dan Penerapan SMK3


2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
3. Audit SMK3
4. Penghargaan K3 (Zero Accident Award Sertifikat SMK3)

3
5. Prosedur Intruksi kerja

Ruang Lingkup Kesehatan Kerja, Ergonomi :

1. Dasar-dasar kesehatan kerja dan peraturan perundangan norma kesehatan kerja


2. Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
3. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
4. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
5. Gizi kerja dan penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja
6. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja
7. Pencehagan penyakit di tempat kerja

Ruang Lingkup Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya :

1. Pengertian lingkungan kerja, iklim kerja, Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB),
kebisingan, getaran, radiasi gelombang radio atau gelombang mikro, radiasi ultra
ungu (ultra violet), medan magnet statis, tekanan udara ekstrim, pencahayaan,
kualitas udara dalam ruangan (KUDR), Nilai Ambang Batas (NAB), higiene,
sanitasi, Bahan Kimia berbahaya, Nilai Ambang Kuantitas (NAK), Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB), label, Globally Harmonised

4
Systems (GHS), Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya (DPPB), ruang terbatas
(confined spaces), bekerja pada ketinggian (working at height) dan alat pelindung
diri (APD).
2. Faktor-faktor lingkungan kerja yang berdampak pada kesehatan tenaga kerja.
3. Penerapan higiene dan sanitasi di tempat kerja.
4. Personil K3 bidang Lingkungan Kerja.
5. Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja.
6. Syarat-syarat K3 pada tempat kerja yang mengelola pestisida.
7. Syarat-syarat K3 pada pemakaian asbes.
8. K3 pengelolaan limbah di tempat kerja.
9. Syarat-syarat K3 bekerja pada ruang terbatas.
10. Syarat-syarat K3 bekerja pada ketinggian.
11. Syarat-syarat K3 pekerjaan pada penyelaman di dalam air.
12. Pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD)

Ruang Lingkup Konstruksi Bangunan :

1. Karakteristik kegiatan proyek konstruksi bangunan


2. Jenis-jenis bahaya pada kegiatan konstruksi bangunan
3. Unsur-unsur terkait pada kegiatan konstruksi bangunan
4. Strategi penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan
5. Elemen program K3 proyek konstruksi bangunan
6. Pengawasan pelaksanaan K3 proyek konstruksi bangunan
7. Personil dan peralatan
8. Inspeksi rutin internal

Ruang Lingkup K3 Listrik :

1. K3 Instalasi penyalur petir


2. K3 Elevator dan escalator
3. Personil K3 listrik
4. Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan
pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V dan dayanya > 100 W

5
Ruang Lingkup K3 Penanggulangan Kebakaran :

1. Personil K3 Penanggulangan Kebakaran


2. Sistem Proteksi Kebakaran; aktif (APAR, hidran, springkler,dll) dan pasif (material
dinding tahan api/fire retardant)
3. Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3, dll)

Ruang Lingkup Objek Pengawasan Pesawat Angkat dan Angkut :

1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau


pengoperasian, reparasiI modifikasi dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
2. Personil K3 yang mengoperasikan pesawat angkat dan angkut.

Ruang Lingkup K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun :

1. Sumber potensi bahaya pada bejana tekanan dan tangki timbun,


2. Persyaratan K3 bejana tekanan dan tangki timbun.
3. Tata cara pemeriksaan dan tata laksana teknis K3 bejana tekanan dan tangki timbun.

D. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang kami gunakan, meliputi :

1. Dasar Hukum (Umum)


 Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Dasar Hukum Keahlian dan Kelembagaan K3
 Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

6
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 155 Tahun 1984 tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor kep-
125/MEN/1982, tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasioanal, Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Wilayah dan Panitia Pembina
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan
dan kesehatan Kerja Umum.
 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 02 tahun 2011
tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 tahun 2011
tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya disebut Ahli K3
 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor 48
Tahun 2011 tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 69/PPK&K3/XII/2015 tentang Pedoman
3. Dasar Hukum SMK3
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Terdiri dari 11
Bab dan 18 Pasal
 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Terdiri dari 18 Bab
dan 193 Pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada pasal 87.
 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3
4. Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja dan Bahan
Berbahaya
 PP 88 tahun 2019 tentang Kesehatan kerja

7
 Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan International Nomor 120 Mengenai Higiene Dalam Perniagaan dan
Kantor-kantor.
 Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja Peraturan
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per- 01/Men/1976
tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Bagi Dokter Perusahaan.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per01/Men/1979
tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Bagi Tenaga Para Medis Perusahaan
 Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
 Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
 Permennakertrnas No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
 Permennakertrans No. Per. 11/Men/2005 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Tempat Kerja
 Permennakertrans No. Per. 25/Men/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
 Permennakertrans No. Per. 15/Men/2008 tentang Pertolongan pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 333 Tahun 1989 Tentang Diagnosa dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
 Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan .
 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian Hepatitis B
Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

8
 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/89 tentang Perusahaan Catering
Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
 SE 280/2010 tentang Pandemi Influenza
 Kepdirjen PPK No. 20/DJPPK/2005 tentang Petunjuk Pelaksaan Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
 Kepdirjen PPK No. 22/DJPPK/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
 Kepdirjen No. 44/DJPPK/2012 tentang Pedoman Pemberian Pengharaan Program
Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di Tempat Kerja
 SE Menaker No. M/9/HK.04/VII/2021 Tentang Optimalisasi PenerapanProtokol
Kesehatan Di Tempat Kerja Dan Penyediaan Perlengkapan Sarana Kesehatan
Bagi Pekerja/Buruh Oleh Perusahaan selama Pandemi Covid-19
 SE Menaker No. M/8/HK.04/V/2020 tentang perlindungan pekerja/buruh dalam
program jaminan kecelakaan kerja pada kasus penyakit akibat kerja karena corona
virus disease 2019 (covid-19)
 SE Menaker No. M/7/AS.02.02/V/2020 tentang Rencana Keberlangsungan Usaha
Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019
 SE Menaker No. M/3/HK.04/III/2020 tentang pelindungan pekerja/buruh dan
kelangsungan usaha dalam rangka pencegahan dan penanggulangan covid- 19
 Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/36/HM.01/IV/2020 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha Dalam Menghadapi Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
 Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/76/HM.01/VII/2020 tentang Protokol K3
Kembali Bekerja Dalam Pencegahan Penularan Covid-19.
 Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/77/HM.01/VII/2020 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha Dalam Menghadapi Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Bagi Usaha Kecil dan Menengah.
 Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/151/AS.02/XI/2020 tentang pedoman
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja Pada masa pandemi Covid-19.

9
5. Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
6. Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
 Keputusan Dirjen PPK No. Kep. 84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara Penyusunan
Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah
7. Dasar Hukum Pada Penggunaan Bahan Kimia Khususnya Pestisida
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1986 tentang tentang Syarat-
syarat K3 di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
8. Dasar Hukum K3 Pada Pemakaian Asbes
 Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1985 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
 Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep.104/DJPPK/IX/2006 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan K3 Pemakaian Bahan yang Mengandung Asbes di Tempat
Kerja.
9. Dasar Hukum Syarat – Syarat K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas (Confined Spaces)
 Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006 tentang
Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas
10. Dasar Hukum Syarat – Syarat K3 Bekerja Pada Ketinggian (Working At Height)
 Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja b. Peraturan
Menteri Ketengakerjaan R.I. Nomor 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Dalam Ketinggian
11. Dasar Hukum Pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD)
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/MEN/2010 tentang
Alat Pelindung Diri
12. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

10
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.01/Men/1980 tentang K3 pada
Konstruksi Bangunan
 SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3
pada Tempat Kegiatan Konstruksi beserta Pedoman Pelaksanaan K3 pada Tempat
Kegiatan Konstruksi
 Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang Akte Pengawasan Proyek
Konstruksi bangunan
 Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang Wajib Lapor Pekerjaan
Proyek Konstruksi.
13. Dasar Hukum K3 Pengawsan Listrik, lift dan proteksi bahaya sambaran petir yaitu :
 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
 Permenaker Nomor 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
 Permenaker Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
 Permenaker Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
 Permenaker Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenaker Nomor 2
Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
 Permenaker Nomor 6 Tahun 2017 tentang K3 Elevator dan Eskalator
 Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3 Nomor
Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik
 Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3 Nomor
Kep.48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi K3 Listrik.
14. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/Men/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02/Men/1983 tentang
Instalasi Kebakaran Alarm Automatik

11
 Keputusan Menteri Tenaga Nomor 186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
 Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
 Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI
No.13/MEN/XI/2015 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja.
15. Dasar Hukum K3 Pesawat Angkat-Angkut
 Undang- Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Pasal 86 dan
87);
 Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Kesehatan Kerja (pasal 2, 3, 4 dan 5);
 Permenaker No.Per.05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut;
 Kepmenaker No. 452/MEN/1996 tentang Pesawat Angkat dan Angkut Jenis
Rental
 Permenakertrans No.Per.09/Men/VII/2010 tentang Operator
dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.
 Permenaker No. 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengawasan Ketenagakerjaan.
16. Dasar Hukum Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
 Undang - Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengawasan Ketenagakerjaan.
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana tekanan dan Tangki Timbun.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-
02/MEN/1982 tentang Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja.

12
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Pelabuhan

Indonesia III (Persero), dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) adalah perusahaan BUMN Non-

Listed yang sahamnya 100% dimiliki oleh Kementerian BUMN selaku Pemegang Saham

mewakili Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 2021, secara legal PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) digabungkan ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 101 Tahun 2021. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) bertindak sebagai surviving

entity (perusahaan yang bertahan). Kemudian berdasarkan Surat Menteri Badan Usaha Milik

Negara Republik Indonesia No. S-756/MBU/10/2021 tanggal 1 Oktober 2021 perihal Persetujuan

Perubahan Nama, Perubahan Anggaran Dasar dan Logo Perusahaan, PT Pelabuhan Indonesia II

(Persero) berganti nama menjadi “PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau disingkat Pelindo”.

Terminal Petikemas Makassar (TPM) adalah salah satu segmen usaha PT. Pelindo, untuk

menangani kegiatan pelayanan petikemas seiring dengan meningkatnya perkembangan

kontainerisasi melalui Pelabuhan Makassar saat ini maupun yang akan datang. Pelayanan yang

diberikan oleh TPM berorientasi kepada efisiensi biaya dan efektif waktu serta kepuasan

pelanggan dalam menghadapi persaingan global.

B. Visi dan Misi Perusahaan


Visi Perusahaan:

“Menjadi Pimpinan Ekosistem Maritim terintegrasi dan Berkelas Dunia

13
Misi Perusahaan:
1. Mewujudkan jaringan ekosistem maritim nasional melalaui peningkatan konektifitas jaringan
dan integrasi pelayanan guna mendukung pertumbuhan ekonomi indonesia.
2. Menyediakan jasa kepelabuhan dan maritim yang handal dan terintegrasi dengan kawasan
industri untuk mendukung jaringan logistic indonesia dan global dengan memaksimalkan
manfaat ekonomi selat malaka.

C. Struktur Perusahaan

Berikut Struktur Organisasi dan P2K3 PT. Pelindo Petikemas Makassar


Makassar

14
D. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja di PT. Pelindo Terminal Petikemas Makassar


sebanyak 645 Orang. Laki-laki sebanyak 602 orang dan perempuan
sebanyak 43 orang.

E. Shift Kerja

Terdapat 4 grup dan dalam satu Grob terdiri dari tiga shift kerja di PT. Pelindo
Terminal Petikemas Makassar, yakni shiftpagi,sore, dan malam. Hal ini dikarenakan
khusus pada site PT. Pelindo Terminal Petikemas Makassar hampir beroperasi sekitar
24 jam dengan resikokerja yang berada pada kategori bahaya besar.

15
pembangkit listrik saat dibutuhkan.
F. Sarana Pokok dan Fasilitas Penunjang

Berikut Sarana Pokok dan Fasilitas Penunjang PT. PLN (Persero) UPDK Tello
Makassar:

 Reefer Plug, 108 unit

 Sambungan listrik PLN Elektriikasi, 4,3 MW

 Smart Plug (SHORT TO SHIP) 2 Unit

 Ganset 3 unit

 Mobil PMK, 2 Unit

 Tangki timbun , 2 Unit

 CCTV, 86 Unit

 Berthing, Light System, 82 Titik

 Mobil Angkut BBM 2 Unit

 Shuttle Bus, 1 Unit

16
BAB III
ANALISA

a. Analisa dan Temuan Positif

No Fot Temuan Analisis Saran Dasar hukum


o
1 Yang PT Pelindo Telah selalu update Berdasar Pemnaker No. 4 tahun 1987
menjadi membuat P2K3 tentang pelaporan tentang pada pasal 2 ayat 1 dan 2 yang
sekertaris di yang di berikan menyatakan setiap tempat kerja dengan
PT Pelindo terhadap kemenker kriteria tertentu wajib P2K3
Merupakan agar semua proses
Ahli K3 manajemen bisa
berjalan sesuai
dengan regulasi
yang telah di
tetapkan

2 Sertifikat PT Pelindo telah Mempertahankan  Berdasarkan PP RI No 50 tahun 2012


emas yang mendapatkan dan pencapaian tentang penerapan sistem manajemen
di dapatkan sertifikat Emas tentang penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja pasal 5
Pelindo sebanyak 7 kali SMK3 di ayat 1
dengan dengan audit perusahan  PP RI NO. 50 TAHUN 2012 tentang
menerapka n terkhir sebesar 95 penerapan sistem manajemen keselamatan
SMK % dan kesehatan kerja, pasal 6 ayat (1), dan
dengan (2).
sangat baik

17
3 Bahwa setiap Ahli K3 yang Harus menjalankan Permenaker No. 2 Tahun 1992 Tentang
ahli k3 di terdapat di tugas dan fungsinya Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Pelindo telah perusahaan sebagai ahli K3 Wewenang K3,
bersertifikat telahberlisensi sesuai dengan Pasal 2 Ayat 1 dan 2
Ahli K3 dari (1) Menteri tenaga kerja atau pejabat yang
Kemenker dan regulasi yang
dan telah berkompeten berlaku ditunjuk berwenang menunjuk ahli
mempunyai keselamatan dan kesehatan kerja pada
surat temapat kerja dengan kriteria tertentu
keterangan dan pada perusahaan yang memberikan
petunjukan jasa dibidang keselamatan dan
kesehatankerja.
(2) Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
dalam ayat satu adalah:
a. Suatu tempat kerja dimana
pengurus mempekerjakan
tenaga kerja lebih dari seratus
orang
b. Suatu tempat kerja dimana
pengurus mempekerjakan
tenaga kerja kurang dari 100 orang
akan tetapimenggunakan bahan,
proses, alat dan atau instalasi
yang besar risiko bahaya
terhadap kesehatan
dan keselamatan
kerja

18
4 Selalu Di PT pelindo Menyiapkan Undang Undang No. 1 tahun 1970 Pasal 13
menyiapk selalu sepatu safety barang siapa akan memasuki sesuatu tempat
an APD menyiapkan yang masih kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
baik tamu APD terhadap kurang keselamatan kerja dan memakai alat-alat
ataupun pekerja atau perlindungan diri yang di wajibkan
tenaga tamu sebelum
kerja masuk ke
lapangan
operasional

5. Melakuka Memberikan Memberikan safety Undang-undang No 1 tahun 1970


n safety pemahaman induction terhadap
tentang Keselamatan Kerja pasal 1
induction tentang safety tenaga kerja yang
inductioan bekerja pada Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
lapangan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
operasioanal
perusahaan tantang; a) kondisi kondisi bahaya serta
apa yang dapat timbul dalam tempat kerja
b) semua pengaman dan APD yangdi
harusakan dalam semua
tempat kerja

19
6 Wawancara Melakukan PT. Pelindo  UU No.1 Tahun 1970 pasal 8 ayat 1
tes memberikan
“Pengurus diwajibkan
wawancar a MCU setiap 6
dan proses sekali terhadap memeriksakanKesehatan badan,
MCU tenaga kerja
kondisi mental dan kemampuan fisik dari
tenaga kerja yang akan diterima nya
maupun akan dipindahkan sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
padanya.
 Permenekartrans
No.02/MEN/1980 pasal 1bagian
b “pemeriksaan
kesehatan berkala adalah
pemeriksaan Kesehatan padawaktu-
waktu tertentu terhadaptenaga kerja
yang dilakukan
oleh dokter.

20
7 Memberika PT Pelindo Menambah  PP 101 Tahun 2014 Tentang
n tempat Memberikan tempat
Pengelolaan Limbah B3 pasal 3 ayat
penampun telah penampungan
gan Limbah menyediakan sementara pada (1) “Setiap Orang yang menghasilkan
cair tempat limbah B3 di
Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan
sementara pembuangan workshop
sementara pada Limbah B3 yang dihasilkannya”.
limbah
 Permen LHK Nomor 12 Tahun
B3 sebelum
di bawa 2020 Pasal 1 ayat (10) “Penyimpanan
langsung oleh
Limbah B3 adalahkegiatan menyimpan
mitra
pembuangan Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil
limbah
Limbah B3 dengan maksud menyimpan
sementara Limbah B3 yang
dihasilkannya”.
 Permen LHK Nomor 12 Tahun
2020 Pasal 2 Ayat (1) Setiap Orang
yang menghasilkan Limbah B3,
Pengumpul Limbah
B3, Pemanfaat Limbah B3 Pengolah
Limbah B3, dan Penimbun Limbah B3
wajib melakukan Penyimpanan Limbah
B3.j

21
8 Tempat PT. Pelindo Menambah
Permenaker no 5 tahun 2018 tentang K3
sampah di telah Jumlah tempat
workshop memberikan sampah lingkungan Kerja
tempat sampah
di berbagi Pada pasal 37 ayat 2
lokasi kerja
sehingga dapat Tempat sampah sebagamana yang
mempermuda
dimaksud pada ayat 1 menjeleskan bahwa :
h dalam
membuang
a. Terpisah dan diberikan label untuk
sampah sesuai
dengan kriteria smpah organik, non organik, dan
bahan B3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan

b. Dilengkapi dengan penutup dan


terbuat dari bahan kedap air,
Tidak menjadi saran lalat dan
serangga lain

22
9 Adanya PT Pelindo Mengganti UU No.1 tahun 1970 UU No. 13 tahun
hydrant telah hydrant yang
2003 Pasal 86 “Setiap pekerja/buruh
pada titik menyiapkan sudah usang
lokasi hydrant pada atau mengecet mempunyai hak untuk memperoleh
bahaya lokasi lokasi ulang
perlindungan atas keselamatan dan
kebakaran yang sesuai
kesehatankerja”
Kepmenaker No. 186 tahun 1999
disebutkan bahwa :
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm,
pemadam kebakaran dan
sarana evakuasi;
10 Menyediak PT Pelindo Memberikan Peraturan Mentri Ketenagakerjaan
an APD Menyediakan penyediaan
RI No 8 Tahun 2010 Pasal 2 Ayat 1
APD bagi loker bagi
tenaga kerja tenaga kerja Pengusaha wajib menyediakan APD bagi
yang yang berada pekerja/buruh di tempat kerja.
melakukan pada lokasi
kerja pada kerja
lapangan
operasioanal

23
11 Terdapatn Mobil Memberikan Kepmenaker RI No.186
ya mobil pemadam kode kepada Tahun1999 tentang unit
pemadam sangat petugas jika penanggulangan kebakaran di
pada lokasi diberlukan oleh sewaktu waktu tempat kerja
kerja perusahaan ada kebakaran Sesuai pasal 2 ayat 1 dan ayat 2
yang berisoko
bahaya tinggi
khususnya
pada saat
terjadi
kecelakaan

12 Terdapat Tangga Memberikan Permen RI no 36 tahun 2005 pasal 59 bahwa


pada darurat yang tanda jalur setiap gedung harus menyediakan sarana
Gedung harus evakuasi yang evakuasi atau sistem keamanan gedung, salah
operasiona l dipersiapkan lebih jelas dan satunya tangga darurat
PT Pelindo oleh mudah di dapat
perusahaan
dengan
ketentuan
regulasi yang
berlaku

24
13 Terdapat Terdapat Jalur masuk seharusnya Permenaker RI No.12 Tahun 2015 pasal 3
di PT generator bisa dimanimalisir dari huruf b tentang menciptakan instalasi listrik
Pelindo genset pada orang yang bukan yang aman dan memberikan keselamatan
perusahaan pegawai maintanance bangunan beserta isinya
yang dapat
mempermuda h
arus
kelistrikan
pada
perusahaan dan
juga
pada para
tenaga kerja

25
14 Adanya Penempatan Kontrol dan rawat PERMENAKER
relling dengan baik, agar No. 0 1 tahun 1980
untuk kesadaran akan pasal 8 Tentang Keselamatan dan
keselamatan dari Kesehatan Kerja pada Konsatruksi
musibah lebih di Bangunan
kedepankan.

15 Tersedianya Adanya jalur Rawat dengan PERMENAKER No.186


Pintu Darurat evakuasipada baikagar Tahun 1999 Pasal 2 (4)huruf d
dan Jalur saatkeadaan kesadaran akan Tentang Unit Penanggulngan
Evakuasi darurat keselamatan dari Kebakaran di Tempat Kerja.
serta Titik musibah lebih
Kumpul dikedepankan.
(Assembly
Point)

26
17 Adanya Untuk mencegah Permenaker No. 2
penangkal Tahun 1989 Pasal 9 Tentang
terjadinya PengawasanInstalasi Penyalur Petir.
petir
kecelakaan Yang
disebabkan oleh
petir

18 Sesuai diskusi dengan pihak Adanya Tersedianya Memastikan Peraturan MenteriTenaga Kerja No.
PT. PLN (Persero)UPDK Alarm alarm pemeliharaan agar
2 tahun 1983 tentang instalasialarm
Makassar Kebak kebakaran yang masih dapat
kebakaranautomatik
aran digunakan berfungsi
untuk
memberttihuka
n peringatan
apabilaterjadi
kebakaran

27
b. Analisa dan Temuan Negatif

No Foto Analisis Saran/Rekomendasi Dasar hukum


1 Tidak Dalam suatuperusahaan PERMENAKER dan TRANSMIGRASI No. 4 Tahun
tersedianya harusmenyiapkan APAR 1980 pasal 6; (a) setiap APAR harus dipasang
(ditempatkan) menggantung pada dinding dan penguatan
APAR agar dalam pencegahan Sengkang atau degan konstruksi penguat lainnya atau
saat terjadi kecelakaan ditempatkan dalamlemari ata peti (box) yang tidsk dikunci,
kerja dapat segera (b) lemari atau peti seperti disebut ayat 1 dapat dikunci
dengan syarat bagiandepannya harus diberi kacamata
diantisipasi (safety glass) dengan tebal maksimum 2 mm

2 Penempatan Tata letak suatu alat PERMENAKER 04 TAHUN 1987 Tentang P2K3
tangga yang yang digunakan dan Penunjukan AK3 Pasal 4 P2K3
tidak rapi dapat dalam melakukan Mempunyai tugas memberikan saran dan
menggangu pekerjaan harus pertimbangan baik diminta maupun
proses pekerjaan sesuai pada tempat yang tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai
dan dapat telah disediakan, tangga ,masalah, keselamatan dan kesehatan kerja. Ayat 2
mengakibatkan yangukurannya point C Mengembangkan system pengendalian
kecelakaan kerja besar dapat mengganggu bahaya tehadap keselamatan dan Kesehatan kerja;
aktifiktas apabila berada mengevauasi timbulnya
kecelakaan, oenyakit akibat kerja,serta mengambil
pada tempat yang salah
Langkah-langkah yang diperlukan; mengembangkan
penyuluhan dan penelitian dbidang keselamatan kerja,
hygiene perusahaan, Kesehatan kerja dan ergonomi

28
3 SKP Ahli K3 Diharapkan Permenaker No.02 Tahun 1992 Tentang Tata Cara
Umum belum agarsegera untuk di Penunjukan, KEwajiban, dan Wewenang AK3 Pasal 7 ayat
diperpanjang perpanjang SKPnya (1)yaitu kepetusan penunjukan ahli keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat
(1) berlaku untuk jangka waktu 3 tahun

4 Panel listrik yang Melakukan PERMENAKER No 12


tidakmemiliki pemeliharaan agar Tahun 2015 Pasal 5tentang keselamatandan
penutup tidak menimbulkan kesehatan kerja listrik di tempat kerja
potensi bahaya

5 Penempatan APAR Sebaiknya Permenakertrans No : PER.04/MEN/1980


yang tidak sesuai memperhatikan BAB II Pasal 6 1) Setiap alat pemadam api ringan harus
dengan syarat standar dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding
dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi
penempatanAPAR
penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti
yang (box) yang tidak dikunci.
tepatsupayamudah
diakses dan
terilndungi
daripot

29
ensi yang dapat
merusak APAR

6.

Permenaker No.37 Tahun 2016 tentang K3 bejana


Instalasi usahakan tekanan dan tangki timbun, pasal 3 huruf a,b,
work shop segera di perbaiki
agar tidak terjadi
kecelakaan kerja

30
7. Segera mengganti permenaker nomor 37 tahun 2016 pasal 19 ayat 3.
Work Shop regulator
compressor yang
sesui dengan
standar.

Permenaker No 5 Tahun 2018 Tentang keselamatan dan


8. Tidak tersedia tempah Sebaiknya di TPS
sampah atau pemilahan limbah B3 yang kesehatan kerja lingkungan kerja Pasal 37 Ayat 2
tempat sampah di bentuk padat atau tempat sampah yang dimaksud adalah
ruangan wordshop dan sedimen harus
TPS limbah B3 a. Terpisah dan diberikan label untuk smpah
menggunalan
kantong warna organik, anorganik dan B3 sesuai dengan
kuning ketentuan undang – undang
b. Dilengkapi penutp dan terbuat dari bahan
kedap air dan
c. Tidak mnjadi saran lalat dan binatang serangga
lainnya.

31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktek kerja lapangan yang sudah dilakukan di PT.Pelindo IV Makassar
dapat di tarik kesimpulan bahwa ditemukannya beberapa temuan positif yang ada di
PT.Pelindo IV antara lain adanya standar prosedur yang sudah memadai dan sesuai
dengan regulasi yang ada seperti temuan mobil pemadam kebakaran yang selalu
standby di dalam area kerja, terdapatnya Apar sebagai bukti pencegahan terhadap
bahaya kebakaran yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan beberapa temuan positif
lainnya. Selain itu,terdapat temuan yang masih belum memenuhi standar prosedur
yang ada seperti alat pelindung diri yang menjadi salah satu bukti terjadinya
penyimpangan yang masih dilakukan oleh tenaga kerja.

4.2 Saran
Setelah melakukan Praktek Kerja lapangan yang dilakukan di PT.Pelindo IV
Makasaar penulis merekomendasikan beberapa saran yaitu lebih memperhatikan lokasi kerja
terlebih khusus untuk penerangan yang masih kurang di beberapa tempat demi mencegah
terjadi nya kecelakaan kerja yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai