Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT.


WASKITA BETON PRECAST, Tbk
PLANT KLATEN

BIDANG K3 KELEMBAGAAN, NORMA K3


KESEHATAN DAN PENERAPAN SMK3

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


KELOMPOK 2 OLEH:

1. Satria Berbudi
2. Bagus Dwi Sulaksono
3. Selly Shinta Dewi
4. Rosdiana
5. Faruk Wibisono

PENYELENGGARA

PT. PATRARI JAYA

YOGYAKARTA

2023

1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang................................................................................. 3
1.2. Maksud dan Tujuan ......................................................................... 4
1.3. Ruang Lingkup ................................................................................ 5
1.4. Dasar Hukum................................................................................... 5
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN................................................................... 9
2.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 9
2.2. Profil Perusahaan............................................................................. 10
2.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ................................................... 11
2.4. Struktur Organisasi.......................................................................... 12
BAB III
ANALISA.............................................................................................. 13
3.1.Bidang Kelembagaan…………. ...................................................... 14
3.2. Bidang Norma K3 Kesehatan…………………………………….. 18
3.3. Bidang Penerapan SMK3................................................ ………… 23

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 26
4.1. Kesimpulan..................................................................................... 26
4.2. Saran ............................................................................................... 27

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan Manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di


sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat
digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasioanal di negara itu.
Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang
dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.
Perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat dengan SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Pada dasarnya
setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang menghendaki terjadinya
kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Suatu
kemungkinan bahaya besar, berupa kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat diakibatkan
oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman dan kemampuan
serta keterampilan tenaga kerja yang kurang. memadai.
Potensi bahaya yang ada ditempat kerja harus dilakukan pengendalian.
Berdasarkan PP 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3, Potensi Bahaya
harus dilakukan Identifikasi dan Pengendaliannya. Pengendalian Risiko
dilakukan sesuai dengan hirarki pengendalian risiko, mulai dari eliminasi,
substitusi, rekayasa Engeneering, pengendalian adminstrasi dan Alat Pelindung
Diri (APD).
Upaya perlindungan tenaga kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan
sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya untuk mencapai
suatu tingkat produktivitas yang tinggi, aspek pentingnya adalah upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Dimana apabila Pekerja terlindungi
kesehatannya dan dapat dengan tenang melakukan pekerjaan, pekerja tersebut

3
akan lebih fokus bekerja dan akan membuatnya dapat bekerja lebih produktif.
Selain itu, dampaknya bagi perusahaan adalah selain produktifitas yang tinggi,
kerugian besar akibat kecelakaan kerja, baik dari materil ataupun peralatan
dapat dihindari. Sebagai calon AK3 Umum diharapkan dapat melakukan
identifikasi terhadap sumber bahaya yang ada di tempat kerja. Selain
mengidentifikasi, diharapkan juga mampu menemukan solusi atau pengendalian
dari sumber bahaya. Dalam rangka mendapat calon AK3 Umum yang
berpengalaman perlu dilakukan Praktik Kerja Lapangan. Besar harapan setelah
dilakukan kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang
implementasi K3 di tempat kerja. PT. Waskita Beton Precast (Waskita Precast)
terbentuk resmi sebagai entitas anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk
(Waskita) pada 7 Oktober 2014. Waskita Precast adalah perusahaan manufaktur
beton precast dan ready mix dengan kapasitas produksi saat ini salah satu
terbesar di Indonesia. PT. Waskita Beton Precast telah menerapkan pelaksanaan
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup ( K3LH ) serta telah
menyediakan Alat Pelindung Diri bagi tenaga kerja maupun orang lain yang
berada di tempat kerja, training K3, sarana dan prasarana pengolahan limbah
hasil industri.
PT. Waskita Beton Precast dinilai cukup baik bagi kami sebagai calon
AK3 Umum untuk menimba ilmu pengetahuan pengalaman praktek kerja
lapangan (PKL). Selain itu dapat berlatih untuk mengidentifikasi bahaya,
penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan memberikan solusi pengendalian
risiko sesuai dengan hirarki pengendalian risiko. Berkaitan dengan latar
belakang tersebut di atas, maka saya melaksanakan observasi dan penelitian
serta menyusun Laporan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
Waskita Beton Precast.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :

a. Memahami kewajiban dan wewenang ahli K3 umum di tempat kerja,


sehingga para calon ahli K3 umum dapat bertindak secara professional
didalam bekerja dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam
menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja K3 ditempat kerja yang
menjadi lingkup tanggung jawabnya
4
b. Membekali para calon Ahli K3 umum dalam praktek nyata penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
yang meliputi K3 kontruksi bangunan, K3 Listrik dan K3 penangulangan
kebakaran.
c. Membuat laporan hasil dari PKL pada PT. Waskita Beton Precast

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup praktek kerja lapangan ini adalah :


1. Bidang K3 Kelembagaan
2. Norma K3 Kesehatan
3. Penerapan SMK3

1.4. Dasar Hukum

1.4.1. Peraturan Umum

a. Undang – undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


b. Peraturan Menteri No 4 tahun 1995 Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
c. Peraturan Menteri No 125 tahun 1984 tentang Penyempurnaan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nmor KEP.125/MEN/1982
Pembentukan Susunan Dan Tata Kerja Dewan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Nasional, Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Wilayah Dan
Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
d. Peraturan Menteri No 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
e. Peraturan Menteri No 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban
Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
f. Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
g. PERMENAKER No.1/MEN/1976 tentang Wajib Latih Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan
h. PERMENAKER No.1/MEN/1979 tentang Wajib Latih Hyperkes bagi
Paramedis Perusahaan
i. PERMENAKER No.2/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan bagi
Tenaga Kerja
5
j. PERMENAKER No.1/MEN/1981 tentang Wajib Lapor PAK
k. PERMENAKER No.3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
l. KEPDIRJEN BINWASNAKER No.22 Tahun 2008 tentang Juklak
Pelayanan Kesehatan Kerja
m. Permenakertrans No.25/MEN/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
n. KEPMENAKERTRANS No.Kep.68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
o. KEPDIRJEN BINWASNAKER No.20 Tahun 2005 tentang Juknis
P2HIV/AIDS di Tempat Kerja
p. KEPDIRJEN BINWASNAKER No.44 Tahun 2012 tentang Penghargaan
HIV/AIDS di Tempat Kerja
q. Permenakertrans No.PER-11/MEN/2005 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalagunaan dan Peredaran Gelap Narkotika,
Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya di Tempat Kerja
r. Permenakertrans No.PER-15/MEN/VIII/2008 tentang P3K
s. KEPDIRJEN BINWASNAKER No.53 Tahun 2009 tentang Juknis Pelatihan
dan Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja
t. Permenaker No.26 Tahun 2014 tentang tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
u. Undang – undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

1.4.2. Dasar Hukum Bidang K3 Kelembagaan

a. Undang – undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


b. UU No. 3 tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan
c. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
d. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
e. Permenaker No. Per 04/M/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3.
f. Permenaker No. Per 04/M/1995 tentang Perusahaan Jasa K3.
g. Permenaker No. Kep. 155/M/1984 j.o Kepmen No. Kep. 125/M/1982 tentang
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional dan Wilayah.
h. Kepmenaker No. Kep 186/M/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di tempat kerja.
i. Permenakertrans No. Per 15/M/2008 tentang P3K di tempat kerja
j. Permenaker No. Per 02/M/1982 tentang Penunjukkan dan Kewenangan Ahli
6
K3.
k. Permenakertran No.Per 01/M/1976 tentang Kewajiban Dokter Perusahaan
mengikuti pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
l. Permenakertran No.Per.01/M/1979 tentang Kewajiban pelatihan Hiperkes
dan Keselamatan bagi Paramedis
m. Permenakertran No.Per.01/M/1988 tentang Kwilifikasi dan Syarat2 Operator
Pesawat Uap.
n. Permenakertrans No.Per.09/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut.
o. Permenakertrans NoPer.02/M/1982 ttg Kwalifikasi Juru Las
p. Kep.Dirjen Binwasnaker Kep.407/BW/1999 tentang Teknisi Lift
q. Kep.Dirjen Binawas Kep.311/BW/2002 tentang Teknisi Listrik

1.4.3. Dasar Hukum Norma K3 Kesehatan Kerja

a. Konvensi ILO No. 120 (UUNo. 3/1969) tentang Higiene dalam perniagaan
dan kantor-kantor
b. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
c. Perpres R.I No. 07 tahun 2019 tentang penyakit akibat kerja
d. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
e. Permen No. 01 tahun 1976 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan
f. Permen No. 01 tahun 1979 tentang kewajiban latihan Hyperkes bagi
paramedis perusahaan
g. Permen No. 03 tahun 1985 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
pemakaian Asbes
h. Permen No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
i. Permen No. 01 tahun 1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja
j. Permen No. 03 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
k. Permen No. 03 tahun 1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja yang mengelola pestisida
l. Kepmen No. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja
m. SE. Men No. 01 tahun 1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
7
n. SE. Men No. 01 tahun 1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di
Udara Lingkungan Kerja
o. SE. Dirjen Binawas No. 86 tahun 1989 tentang perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi tenaga kerja
p. Kepts. Dirjen Binawas No. 157 tahun 1989 tentang Tata Cara dan Bentuk
Laporan Penyelenggaraan Pelayananan Kesehatan Kerja
q. Kepmennakertrasn No. Kep. 79/Men/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penialaian Cacat karena Kecelakaan dan PAK.
r. Pasal 8 UU. No. 1 tahun 1970 tentang Pengurus wajib Periksan Kesehatan
Tenaga Kerja
s. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
awal, berkala, khusus
t. Permenakertrans No. Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
u. Permennaker No. Per. 04/Men/1995 (PJK3)

1.4.4. Dasar Hukum Penerapan SMK3

a. Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (pasal 87)


b. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
c. Permenaker No.05 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
d. Permenaker No.26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan SMK3

8
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Waskita Beton Precast (Waskita Precast) terbentuk resmi sebagai


entitas anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (Waskita) pada 7 Oktober
2014. PT. Waskita Beton Precast adalah perusahaan manufaktur beton precast
dan ready mix dengan kapasitas produksi saat ini salah satu terbesar di
Indonesia. Perseroan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada 20 September 2016. Setelah IPO 2016, berbagai pencapaian pun
berhasil diterima oleh perusahaan, di antaranya meraih Alpha 10th Annual Best
Deal & Solution Award Southeast Asia 2016, dengan penyerapan dana IPO
sebesar Rp 5,1 triliun. Kemudian, Waskita Precast juga masuk dalam Index
Morgan Stanley Capital Internasional (MSCI) 2017, Index LQ45 pada awal
tahun 2018, dan Indeks Kompas 100 pada tahun 2018. Pada tahun 2019
menerima CSA Award dari Asosiasi Analis Efek Indonesia & CSA Research.
Dan pada tahun 2020 juga mendapatkan Indonesia Construction Safety Award
dan CEO Safety Leadership Award dari A2K4 Indonesia.
Selain itu, Waskita Precast memperoleh 3 (tiga) sertifikasi sistem
manajemen terintegrasi padatahun 2017 yaitu ISO 9001: 2015 terkait Quality
Management System, 14001:2015 mengenai Environment Management
System, dan ISO 45001:2018 mengenai Occupational, Health and Safety
Management System sebagai suatu standar internasional untuk Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3. Dan pada tahun 2020
memperoleh Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan yaitu SNI ISO
37001:2016 dari Sucofindo.
Saat ini perusahaan mempunyai kapasitas produksi sebesar 3,7 juta
ton/tahun, dengan didukung oleh 9 plant, 31 batching plant, dan 1 quarry yang
tersebar di Pulau Sumatera, Jawa hingga Sulawesi. Adapun sejumlah proyek
besar yang telah diselesaikan dengan menggunakan produk precast & readymix
Waskita Precast, antara lain Jalan Tol Benoa Bali, Jalan Tol Gempol-Pasuruan,
Jalan Tol Gempol-Porong, Jalan Tol Pejagan-Pemalang paket 1 dan 2, LRT
Palembang, Jalan Tol Becakayu seksi 1b dan 1c, Terminal 3 Bandara Soekarno-
9
Hatta, Jalur Khusus Busway Adam Malik, Underpass Palembang, Jalan Tol
Jakarta CikampekII Elevated, Jalan Tol Batang-Semarang, Jalan Tol
Pemalang-Batang, Jalan Tol Pasuruan- Probolinggo, NCICD DKI Jakarta,
Bandara New Yogyakarta International Airport, Jalan Tol JORR II Kunciran-
Serpong, Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar, Jalan Tol Pematang
Panggang Kayu Agung, RDMP Pertamina Balikpapan dan Bandara Sultan
Hasanuddin.
Tidak hanya itu, guna mendukung komitmen untuk menciptakan inovasi
produk dan meningkatkan kualitas produk, Waskita Precast membangun
sebuah laboratorium research center yang merupakan bagian dari Gedung
Learning Center di daerah Karawang Timur dengan luas lahan 1,1 Ha dan luas
bangunan 2.261 m² yang terdiri dari lantai dasar dan workshop digunakan
untuk kegiatan Laboratorium Research Center sedangkan lantai 2 dan 3
digunakan untuk kegiatan Learning Center. Laboratorium Research Center
memiliki peralatan lab yang cukup lengkap sehingga dapat membantu unit
bisnis dalam melakukan pengujian pengujian yang dibutuhkan baik pengujian
material, pengujian mortar, pengujian pasta dan pengujian beton. Pembangunan
laboratorium ini juga merupakan langkah Waskita Precast untuk menunjang
lahirnya produk dan inovasi baru sehingga dapat terus melaksanakan
pembangunan proyek-proyek lebih maksimal.
Plant Klaten adalah Plant teranyar Perseroan yang didirikan untuk
memenuhi kebutuhan betoncetak dan pra cetak akan proyek proyek PT.
Waskita Beton Precast, Tbk yang berada di Pulau Jawa. Memulai produksi
sejak Februari 2017, Plant Klaten memiliki kapasitas produksi sebesar 225.000
ton/tahun.
Dengan lahan seluas 3.3 ha, Plant Klaten memproduksi Produk unggulan
"WSBP" diantaranya PCI Girder, Square Pile, CCSP, dan U Ditch. Dengan
mutu Beton K 600, K 550, dan K 225, Plant Klaten di percaya untuk
menyuplai produk ke proyek Pemalang - Batang Toll Road, Semarang Batang
Toll Road, dan Salatiga - Boyolali Toll Road.

2.2. Profil Perusahaan

Berikut ini merupakan profil singkat perusahaan dari PT. Waskita Beton Precast Plant
Klaten Nama : PT. WASKITA BETON PRECAST, Tbk Plant Klaten
10
Bentuk : Perseroan Terbatas Tahun Berdiri beroperasi sejak Tahun 2017

Alamat : Jl. Desa Suren, Kel. Dimas, Kab. Klaten, Provinsi Jawa Tengah
Ijin Usaha : Akta Pendirian Perseroan Terbatas, SBUJK, SIUP

Produk : PCI Girder, Square Pile, CCSP, dan U Ditch dengan mutu Beton
K600, K550, dan K225

2.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

"Menjadi Partner Terpercaya dalam Industri Beton Terintegrasi, Konstruksi dan


Modular di Indonesia".

Misi :
 Menjadi One Stop Solution di industri beton terintegrasi, Konstruksi dan Modular
serta Peralatan Pendukung sesuai kebutuhan pelanggan.
 Membangun tata kelola yang baik dengan menerapkan etika dan kepatuhan terhadap
seluruh peraturan yang berlaku dalam setiap proses bisnis perusahaan.
 Menumbuhkan kompetensi pegawai secara cerdas berbasis industrI untuk peningkatan
kinerja dan kesejahteraan pegawai.
 Menciptakan healthy profit, growth dan business sustainability yang dilakukan
bersama-sama dengan mitra kerja.
 Menjalankan sistem manajemen terintegrasi, teknologi tepat guna untuk
menumbuhkan inovasi, efektifitas & efisiensi, serta unggul dalam kualitas,
keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan menuju industri hijau

11
2.4. Struktur Organisasi

12
BAB III

ANALISA

PT. Waskita Beton Precast Plant Klaten didalam melaksanakan semua


kegiatan produksinya didukung oleh 86 orang yang terdiri atas 84 orang pria
dan 2 orang wanita yang bekerja dalam1 shift selama 5 hari kerja perminggu
dari hari Senin-Jumat dengan jam kerja 08.00 WIB s.d.16.00 WIB (Istirahat
30 menit). Berdasarkan PP No 50 tahun 2012 PT. Waskita Beton Precast
sudah menerapkan SMK3 berupa sosialisasi dan simulasi tentang K3 terkait,
dan saat ini penerapan SMK3 telah mendapatkan akreditasi dari Lembaga
yang berwenang dengan kategori tingkat lanjut yaitu 166 kriteria dengan
tingkat penilaian penerapan memuaskan. Komitmen perusahaan untuk
menerapkan norma-norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah ditetapkan
dan disosialisasikan dan PT. Waskita Beton Precast telah membentuk P2K3
sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Tenaga Kerja
no.04/MEN/1987. P2K3 juga melakukan rapat internal setiap satu bulan
sekali. Saat ini tim P2K3 PT. Waskita Beton Precast memiliki beberapa
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja diantaranya :
a. Bidang K3 Konstruksi Bangunan

b. Bidang K3 Kelistrikan dan Bidang Penyalur Petir

c. Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran

d. Bidang K3 Mekanik

e. Bidang K3 Bejana Tekan

f. Bidang K3 Kesehatan Kerja

g. Bidang K3 Lingkungan Kerja

h. Bidang K3 Bahan Beracun Berbahaya

PT. Waskita Beton Precast telah memerhatikan banyak bidang K3


terutama bidang K3 dibagian Mekanik dan Pesawat Uap, Bejana Tekan dan
Tangki Timbun dengan usaha sebaiknya dari segi melakukan uji riksa
terhadap pesawat angkat angkut, uji kelayakan terhadap bejana tekan dan
13
tangki timbun serta melakukan sertifikasi untuk beberapa operator yang akan
menjalankan proses pemakaian pada pesawat-pesawat tersebut. PT. Waskita
Beton Precast juga telah mendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap tenaga kerja dengan melengkapi Alat Pelindung Diri serta
mendaftarkan tenaga kerja dalam jaminan sosial serta melakukan sertifikasi
untuk tenaga kerja.Selanjutnya secara detail berdasarkan observasi
lapangan (virtual), dapat kami sampaikan beberapa temuan positif dan temuan negatif
dari
penerapan norma norma K3 terkait Bidang K3 bidang Kelembagaan, Norma
K3 Kesehatan dan Penerapan SMK3 sebagaimana uraian berikut ini :

3.1. Bidang K3 Bidang Kelembagaan yaitu :

3.1.1 . Temuan Positif

No Temuan Keterangan Peraturan

1 Rapat P2K3 rutin dilakukan Permen No.


setiap bulan yang dihadiri 04/Men/1987
oleh Ketua, Sekretaris, dan tentang P2K3
anggota P2K3

2 Menyampaikan laporan Permen No.


P2K3 ke Menteri Tenaga 04/Men/1987
Kerja melalui Disnaker tentang P2K3 Pasal
setempat setiap 3 bulan 12

3 Terdapat struktur organisasi - Undang –


P2K3 dan sudah diresmikan Undang No. 1
Disnaker Tahun 1970
- Permen No.
04/Men/1987
tentang P2K3
Pasal 2

14
4 Mempunyai petugas P3K Permenakertrans
yang sudah tersertifikasi No. Per 15/M/2008
tentang P3K di
tempat kerja

5 Mempunyai Permenakertrans
Teknisi/Operator yang sudah No.Per.09/VII/201
tersertifikasi 0 tentang Operator
dan Petugas
Pesawat Angkat
dan Angkut

6 Setiap tahun dilakukan riksa Permenaker No. 4 /


uji terhadap pesawat angkat 1995 tentang
dan angkut yang dilakukan Perusahaan Jasa
oleh PJK3 K3

7 Tempat Kerja telah memiliki Kepmenaker No.


Struktur Tanggap Darurat 186 tahun 199
serta anggota telah memiliki
sertifikasi internal maupun
eksternal sesuai fungsi
masing-masing.

8 Tempat Kerja sudah Kepmenaker No.


memiliki Assembly Point 186 tahun 199
(Titik Kumpul) jika terjadi
bahaya darurat.

15
9 Telah melaksanakan Kepmenaker No.
kegiatan simulasi tanggap 186 tahun 199
darurat

10 Terdapat 3 Personel Ahli K3 - UU No. 1


Umum dengan jumlah Tahun 1970
seluruh pekerja 86 orang Tentang
Keselamatan
Kerja Pasal 3
Tentang
Syarat-syarat
keselamatan
kerja.
- PERMENAKE
R No. 2
Tahun 1992
Tata cara
penunjukan
dan Wewenang
Ahli
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja Pasal 2.

11 Terdapat bukti pengesahan UU No. 1 Tahun


P2K3 Oleh Dinas Prov. Jawa 1970 Tentang
Tengah Keselamatan Kerja
Pasal 10 Ayat 1
Permenaker No
04/MEN/1987
(P2K3) Pasal 3 ayat
3

16
12 Sertifikasi Pemadam Kepmenaker No.
Kebakaran diinformasikan Kep 186/M/1999
dilakukan kepada 8 personil tentang Unit
(sesuai interview) Penanggulangan
Kebakaran di
tempat kerja

13 Perusahaan telah melakukan UU No. 1 Tahun


pengukuran Lingker secara 1970 Tentang
berkala dengan melibatkan Keselamatan Kerja
PJK3 Permenaker No.04
Tahun 1995 (PJK3)

3.1.2 Temuan Negatif

No Temuan Rekomendasi Peraturan

1 Berdasarkan Wawancara UU No. 1 Tahun 1970


bersama PIC K3 ditempat Tentang Keselamatan
kerja, bahwa perusahaan sudah Pasal 8
bekerja sama dengan Rumah Permenakertrans No. 3
Sakit maupun Puskesmas Tahun 1982 (Tugas
terdekat terkait pelayanan Pokok PKK)
kesehatan namun, belum KepDirjen PKK tahun
menetapkan dokter maupun 2008
paramedic yang sudah
tersertifikasi Hiperkes, belum
memiliki SKP. (Pelaporan
statistic kesehatan).
Disarankan untuk dilakukan
evaluasi TNA terkait
kebutuhan tenaga medis sesuai
perundangan

17
3.2 Bidang Norma K3 Kesehatan Kerja

3.2.1 Temuan Positif

No Temuan Keterangan Peraturan

1 Terdapat izin - Permenaker 05 Tahun


penyimpanan sementara 2018 tentang
limbah B3 dan Bahan Keselamatan &
Kimia yang bekerja sama kesehatan Kerja
dengan pihak ketiga Lingkungan Kerja
- PP No. 7 tahun 1973
ttg Pengawasan atas
Peredaran,
Penyimpanan dan
Penggunaan
Pesetisida;
- Permennaker No.
03/1986 ttg Syarat-
Syarat Keselamatan
dan Kesehatan di
Tempat Kerja yang
Mengelola Pesetisida.
- Kepmen No.
187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja

No Temuan Keterangan Peraturan

2 Seluruh Karyawan (86 - Permenakertrans


orang) terdaftar dan NOMOR PER
tercover BPJS 03/MEN
/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan

18
Pekerja
- UU No. 13/2003
tentang
Ketenagakerjaan
- UU No.40 Tahun
2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial
- Permenaker No. 10
Tahun 2016 tentang
Tentang Tata Cara
Pemberian Program
Kembali Kerja Serta
Kegiatan Promotif dan
Kegiatan Preventif
Kecelakaan Kerja dan
Penyakit Akibat Kerja

3 Tempat kerja telah Permenakertrans NOMOR


PER 03/MEN/1982
dilengkapi toilet di setiap
lantai kantor, di area luar
kantor dan di Pos Security,
serta di area laboratorium

4 Tempat kerja sudah Permenaker No. 5 Tahun


2018 tentang Keselamatan
melakukan pengukuran
dan Kesehatan Kerja
lingkungan kerja Lingkungan Kerja

5 Pemasangan Palet pada PP NOMOR


P.12/MENLHK/SETJEN/P
Penyimpanan B3 dengan
LB.3/5/2020 Tentang
drum Penyimpanan Limbah
Bahan Berbahaya

6 Pengujian/pungkuran Udara, KEP-187/MEN/1999


Tentang Pengendalian
Air Limbah, Ergonomi dan
Kimia Berbahaya di
Emisi setiap 6 bulan Tempat Kerja

19
3.2.2 Temuan Negatif

No Temuan Rekomendasi Peraturan

1 Isi kotak P3K dalam - PERMENAKERT


keadaan kosong/ tidak RANS No.PER-
tersedianya obat-obatan, 15/MEN/VIII/2008
disarankan menggunakan tentang P3K
sistem perencanaan SMK3 - KEPDIRJEN
untuk memonitoring masa BINWASNAKER
kadarluarsa dan No.53 Tahun 2009
pemeriksaan kotak P3K tentang Juknis
Pelatihan dan
Lisensi Petugas
P3K di Tempat
Kerja

2 Di area workshop hanya PERMENAKERTRAN


tersedia 2 kotak P3K dan S
tidak terdapat dokumentasi No.PER-15/MEN/VIII/
ruang P3K 2008 tentang P3K

3 1. Dokter - Permenakertran
Perusahaan/pemeriksa No.Per.01/M/1979
berada stay di kantor tentang Kewajiban
pusat pelatihan Hiperkes
2. Perusahaan bekerja sama dan Keselamatan
dengan puskesmas dan bagi Paramedis
rumah sakit terdekat - Permenakertran
yang jaraknya tidak No.Per 01/M/1976
diketahui tentang Kewajiban
Dokter Perusahaan
mengikuti pelatihan
Hiperkes dan
Keselamatan Kerja
- Permenakertrans

20
No. 3 Tahun 1982
(Tugas Pokok PKK)
KepDirjen PKK
tahun 2008

4 Terdapat pekerja yang tidak - Permennakertrans


menggunakan APD dan safety No. Per.
15/Men/VIII/2008
helmet di dalam workshop tentangg P3K di
tempat kerja
- Undang – Undang
No.1 Tahun 1970
pasal 12 huruf b
- PERMEN No: Per-
08/MEN/VII/2010,
tentang Alat
Pelindung Diri

5 Terdapat pekerja tidak Undang – Undang No.1


menggunakan masker dan 1970 pasal 3 ayat 1 huruf
g
debu risiko penyakit ISPA

6 Berdasarkan interview, Perusahaan agar segera Permennakertrans No.


Belum dibahas informasi melakukan pemeriksaan 02/1980 ttg Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja
mengenai Pemeriksaan Kesehatan Rutin setiap tahun Dalam Penyelenggaraan
Kesehatan Pegawai dan melakukan evaluasi hasil Keselamatan Kerja
Perusahaan pemeriksaan kesehatan
pekerja secara awal, berkala,
dan khusus

7 Perusahaan agar segera Permen No. 5 Tahun


menindaklanjuti hasil 2018

Pengukuran lingkungan kerja


terkait Biologis Kamar mandi
di laboratorium yang
berlumut.

21
3.3 Bidang Penerapan SMK3

3.3.1 Temuan Positif

No Temuan Keterangan Peraturan

1 Telah memiliki Sertifikat PP No.50 Tahun 2012


Penerapan SMK3 kategori tentang Penerapan
tingkat Lanjutan (166 Sistem Manajemen
kriteria) dengan hasil Keselamatan dan
Memuaskan dan Sertifikasi Kesehatan Kerja
ISO 45001:2018 (SMK3)

2 Pengurus Perusahaan PP No.50 Tahun 2012


melaksanakan Tinjauan tentang Penerapan
Manajemen untuk Sistem Manajemen
memastikan SMK3 berjalan Keselamatan dan
di tempat kerja Kesehatan Kerja
(SMK3)

3 Papan kebijakan SMK3 yang PP No. 50 Tahun 2012


sudah di sahkan Tentang Penerapan
SMK3

22
3.3.2 Temuan Negatif

No Temuan Rekomendasi Peraturan

1 Sertifikat Penerapan SMK3 PP No.50 Tahun 2012


kategori tingkat Lanjutan tentang Penerapan
(166 kriteria) dengan hasil Sistem Manajemen
Memuaskan telah expired Keselamatan dan
September 2023 Kesehatan Kerja
(SMK3)

2 Belum terdapat display / Menempel kebijakan K3 pada PP No.50 Tahun 2012


poster kebijakan K3 pada lokasi strategis yang mudah tentang Penerapan
lokasi strategis yang dilihat oleh seluruh pekerja Sistem Manajemen
mudah dilihat oleh maupun tamu. Keselamatan dan
seluruh pekerja dan tamu. Kesehatan Kerja
(SMK3)

3 Agar dilakukan pemasangan PERMEN No: No


tanda APAR. 4/MEN/1980 tentang
Syarat-syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan

4 Berdasarkan Wawancara UU No. 1 Tahun 1970


bersama PIC K3 ditempat Tentang Keselamatan
kerja, bahwa melalui PP No. 50 Tahun
komitmen manajemen yang 2012 Tentang
dituangkan dalam kebijakan penerapan (Lampiran
untuk mencapai Zero Insiden. II)
Perusahaan telah menyusun
program BBS (base Basic
Safety) Golden rules namun,

23
belum ter implementasikan
dengan baik di tempat kerja.
Disarankan untuk Dilakukan
evaluasi program kerja secara
keseluruhan dan dapat
dimasukkan dalam tinjauan
manajemen.

24
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemantauan lapangan yang telah dilakukan mengenai


pengawasan norma K3 Kelembagaan, K3 Kesehatan, dan Penerapan
SMK3, Secara umum kondisi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. Waskita Beton Precast sudah diimplementasikan
dengan baik dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Dibuktikan dengan adanya komitmen bersama dan sertifikasi


penerapan SMK3 dari Kemenaker dan ISO 45001.
2. Perusahaan juga mempunyai struktur organisasi tanggap darurat dan
dibentuknya P2K3
3. Memiliki tempat penampungan limbah B3 sementara
4. Memiliki kamar mandi yang terpisah antara pria dan wanita serta
jumlahnya mencukupi untuk pekerja/karyawan.
5. Rapat P2K3 rutin dilakukan setiap bulan yang dihadiri oleh Ketua,
Sekretaris, dan anggota P2K3
6. Menyampaikan laporan P2K3 ke Menteri Tenaga Kerja melalui
Disnaker setempat setiap 3 bulan
7. Terdapat struktur organisasi P2K3 dan sudah diresmikan Disnaker
8. Mempunyai petugas P3K yang sudah tersertifikasi
9. Mempunyai Teknisi/Operator yang sudah tersertifikasi
10. Setiap tahun dilakukan riksa uji terhadap pesawat angkat dan angkut
yang dilakukan oleh PJK3
11. Tempat Kerja telah memiliki Struktur Tanggap Darurat serta anggota
telah memiliki sertifikasi internal maupun eksternal sesuai fungsi
masing-masing.
12. Tempat Kerja sudah memiliki Assembly Point (Titik Kumpul) jika
terjadi bahaya darurat.
13. Telah melaksanakan kegiatan simulasi tanggap darurat
14. Terdapat 3 Personel Ahli K3 Umum dengan jumlah seluruh pekerja 86
orang
25
15. Terdapat bukti pengesahan P2K3 Oleh Dinas Prov. Jawa Tengah
16. Terdapat izin penyimpanan sementara limbah B3 dan Bahan Kimia
yang bekerja sama dengan pihak ketiga
17. Seluruh Karyawan (86 orang) terdaftar dan tercover BPJS
18. Tempat kerja telah dilengkapi toilet di setiap lantai kantor, di area luar
kantor dan di Pos Security, serta di area laboratorium
19. Tempat kerja sudah melakukan pengukuran lingkungan kerja
20. Pemasangan Palet pada Penyimpanan B3 dengan drum
21. Pengujian/pungkuran Udara, Air Limbah, Ergonomi dan Emisi setiap 6
bulan
22. Telah memiliki Sertifikat Penerapan SMK3 kategori tingkat Lanjutan
(166 kriteria) dengan hasil Memuaskan dan Sertifikasi ISO 45001:2018
23. Pengurus Perusahaan melaksanakan Tinjauan Manajemen untuk
memastikan SMK3 berjalan di tempat kerja
24. Sertifikasi Pemadam Kebakaran dilakukan kepada 8 personil (sesuai
interview)
25. Terdapat Papan kebijakan SMK3 yang sudah di sahkan saat memasuki
lokasi tempat kerja

Di sisi lain dalam penerapannya masih terdapat kelemahan maupun


ketidaksesuaian dengan ketentuan SMK3 sehingga masih ditemukannya
temuan-temuan negatif.

4.2 Saran

Dengan terdapatnya beberapa hasil temuan negatif pada saat melakukan


Praktik Kerja Lapangan di wilayah kerja PT. Waskita Beton Precast, maka
dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Melakukan pengisian pada kotak P3K dengan obat-obatan agar selalu


dalam kondisi siap diperlukan kapapnpun dan disarankan
menggunakan sistem perencanaan SMK3 untuk memonitoring masa
kadarluarsa dan pemeriksaan kotak P3K
2. Di area workshop hanya tersedia 2 kotak P3K dan tidak terdapat
dokumentasi ruang P3K
3. Dokter Perusahaan/pemeriksa berada di kantor pusat dan tidak
26
diketahui jarak antara tempat kerja dengan klinik terdekat
4. Agar seluruh pekerja comply terhadap aturan K3 terkait dengan
menggunakan APD dan safety helmet di dalam workshop, serta
menggunakan masker agar aman dari debu dengan risiko penyakit
ISPA
5. Perusahaan agar segera melakukan pemeriksaan Kesehatan Rutin
setiap tahun dan melakukan evaluasi hasil pemeriksaan kesehatan
pekerja secara awal, berkala, dan khusus
6. Perusahaan agar segera menindaklanjuti hasil Pengukuran
lingkungan kerja terkait Biologis Kamar mandi di laboratorium yang
berlumut.
7. Perusahaan melakukan perpanjanan (surveillance) terkait Sertifikat
Penerapan SMK3 kategori tingkat Lanjutan (166 kriteria) dengan
hasil Memuaskan telah expired September 2023
8. Menempel kebijakan K3 dan penerapan SMK3 pada lokasi strategis
yang mudah dilihat oleh seluruh pekerja maupun tamu.
9. Melengkapi dan menempel tanda APAR pada seluruh lokasi
ditempatkan APAR
10. Disarankan untuk dilakukan evaluasi TNA terkait kebutuhan tenaga
medis sesuai perundangan
11. Disarankan untuk Dilakukan evaluasi program kerja secara keseluruhan
dan dapat dimasukkan dalam tinjauan manajemen.

27

Anda mungkin juga menyukai