Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PKL

di PT Bangun Sarana Baja


KELOMPOK - II
1. NOOR MUHAMMAD SUDIRMAN
2. RYAN SEPTIAN
3. DIAJENG PUTRI HAPSARI
4. AHMAD NURUL FIQRI
5. WELIANTO TANUWIJAYA
6. SUTARYONO

PENYELENGGARA
TRUST BIMO INDONESIA
PENDAHULUAN
Kegiatan praktik kerja lapangan dengan metode daring
ini berorientasi sesuai dengan ruang lingkup tugas dan
fungsi dari ahli K-3 Umum pengawasan peraturan
perundangan K3 bidang Mekanik, Alat angkat angkut,
Pesawat uap dan Bejana Tekan di PT. BANGUN SARANA
BAJA

Kegiatan praktik kerja lapangan untuk calon AK3 Umum


kelompok-2 adalah di perusahaan fabrikasi dan ereksi
besi untuk struktur bangunan, jembatan dan tower.
PENDAHULUAN

Peralatan Mekanik, Alat Angkat Angkut, Pesawat Uap dan Bejana


Tekan merupakan :
 Bagian yang memegang peranan penting dalam produksi
 Peralatan yang memiliki sumber bahaya yang berpotensi
dapat menimbulkan kecelakaan kerja
 Peralatan yang memerlukan kualitas tinggi baik dari segi
mekanika maupun SDM yang mengoperasikan
LATAR BELAKANG
1. Penggunaan peralatan K3 Bidang Mekanik pada:

- Sektor Industri Manufaktur, Konstruksi, dan sektor lain

2. Peralatan Mekanik, merupakan :


- Peralatan yang memiliki sumber bahaya yang berpotensi dapat
menimbulkan kecelakaan kerja

3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat industri/para pelaku usaha


tentang aspek pentingnya masalah K3 Bidang Mekanik, di tempat kerja.
LATAR BELAKANG

4. Pesawat angkat dan angkut pada saat ini banyak dipakai di


tempat-tempat kerja.

5. Masih ditemukan pesawat angkat dan angkut yang belum


memiliki surat pengesahan/ lisensi pemakaian.

6. Masih ada operator pesawat angkat dan angkut yang belum


memiliki Sertifikat / SIO/Lisensi.
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Tugas PKL meliputi :


1. Pengawasan Norma K3 Mekanik :
 Bidang Pesawat Angkat dan Angkut
 Bidang Pesawat Tenaga dan produksi
2. Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap dan Bejana
Tekan
DASAR HUKUM
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang pertambangan
4. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja
pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
1. No. Per.04/Men/1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
2. No. Per.05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
3. No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban,
dan Wewenang Ahli K3
4. No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa K3
5. No. Per.09/Men/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut, Mencabut Permen No. 01/Men/1989
6. Kepmenaker No. Kep. 452/M/BW/1996 tentang Pemakaian
Pesawat Angkat dan Angkut Jenis Rental
7. Permenaker No. 8 tahun 2020 tentang pesawat angkat dan
angkut.
DASAR HUKUM
7. Kep. Bersama Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen HI dan
Pengawasan Ketenagakerjaan, No: PP.72/3/9-99 dan Kep.
507/BW/1999 Tentang Pemeriksaan dan Pengujian terhadap PAA,
PUBT yang berada di Kapal dan Pelabuhan
8. Kep Dirjen PPK No. Kep. 12/DJPPK/II/2011 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pembinaan SDM bidang K3
9. Kep Dirjen PPK No. Kep. 48/DJPPK/VII/2011 tentang Bidang Jasa
Pembinaan K3
10. Kep Dirjen PPK No. 75 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis
Pembinaan Calon Ahli K3 PUBT, PAA dan PTP
11. Surat Edaran Menakertrans Nomor : SE. 03/MEN/DJPPK/IX/2008
tentang Peningkatan Pengawasan K3 terhadap Pemasangan dan
Penggunaan atau Pengoperasian Gondola
12. Surat Edaran Dirjen Binwasnaker Nomor : SE. 01/DJPPK/VI/2009
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan dan Pengujian
Lisensi K3 bagi Petugas, Operator PU, PTP, dan PAA
13. Lain-lain (Standard Nasional atau Standard Internasional / Negara
Lain Yang Dapat Diterima Pemerintah Indonesia)
OBSERVASI

TEMUAN POSITIF
1. Sudah menerapkan SMK3 di perusahaan
2. Sudah mengaplikasikan ISO 9001, ISO 14001, dan
OHSAS 18001
3. Memiliki struktur organisasi yang jelas
4. Memiliki TPS B-3 
OBSERVASI

TEMUAN NEGATIF
1. Beberapa alat angkat tidak memiliki sertifikasi karena hilang (tidak
ada)
2. Beberapa alat angkut tidak memiliki sertifikasi karena hilang (tidak ada)
3. Beberapa operator alat angkat & angkut tidak memiliki SIO
(berdasarkan interview)
4. Tangki bejana tekan tidak memiliki kelengkapan safety sign confined
space
5. Tangki bahan bakar tidak dilengkapi dengan APAB
6. Penerapan 5R kurang berjalan dengan baik (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat
& Rajin)
HASIL OBSERVASI
TEMUAN NEGATIF

- Forklift dan Mobil crane tidak memiliki surat ijin atau lisensi
- Overhead Crane juga tidak memiliki surat ijin atau lisensi
- Sebagian operator forklift tidak memiliki SIO
HASIL OBSERVASI
TEMUAN NEGATIF

- Safety sign untuk confined space pada man hole tangk1 air storage tidak
ada
- Area sekitar tangka bahan bakar tidak dilengkapi APAB
- Indikator tidak jelas dan tidak ada batas yang jelas pada indicator gauge
HASIL OBSERVASI
TEMUAN NEGATIF

5R kurang berjalan dengan semestinya, material


ditempatkan tanpa menggunakan kaidah Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat dan Rajin
KESIMPULAN

Dari hasil observasi dan interview oleh Kelompok II untuk tugas


PKL yang terkait dengan BIDANG K3 PENGAWASAN NORMA K3
MEKANIK (PESAWAT ANGKAT & ANGKUT) & PESAWAT UAP,
BEJANA TEKAN di PT Bangun Sarana Baja, Gresik kami
mendapatkan kesimpulan yaitu:

Perusahan sudah memiliki upaya untuk menerapkan kegiatan K3


dengan membentuk organisasi K3 serta menerapkan SMK3
meskipun ada kekurangan dalam pelaksanaannya karena kondisi
perekonomian dan anggaran dari perusahaan yang terbatas.
MASUKAN DAN SARAN

1. SMK-3 atau kegiatan K-3 harus dijalankan dengan konsisten dan


berkelanjutan meskipun terbatas oleh anggaran dari pimpinan
perusahaan, minimal dengan penggunaan standar safety yang sesuai
untuk tenaga kerja dan peralatan.
2. Pemeriksaan dan pengujian secara berkala pada angkat angkut dan
bejana tekan harus diupayakan lagi untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
3. Penerapan 5R agar dijalankan atau dilaksanakan dengan lebih baik
untuk menunjang penerapan SMK-3 atau kegiatan K-3
SAFETY FIRST, SAFETY
ALWAYS

Anda mungkin juga menyukai