(P.K.L)
KELOMPOK 4
ARESA PAHLAWAN
CANDRA DWI ANGGREINI
HASTRI REFIYANTI
INGWER MEHATOR
NOKA AYU PUTRI LIANA
SAIFUL ANWAR
WAHYU JAYA KELANA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Laporan Kunjungan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah
satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh PT Garuda Sysytrain Indonesia (GSI),
bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja (Kemnaker). Oleh karena itu, pada
tanggal 15 Januari 2020, peserta melakukan kunjungan Praktik Kerja Lapangan di
Proyek Thamrin Nine Phase 2, Jakarta Pusat yang dilaksanakan oleh PT Acset
Indonusa Tbk.
Praktik Kerja Lapangan dilakukan dengan mengambil topik terkait K3
Kesehatan Kerja dan K3 lingkungan kerja dan bahan berbahaya dan beracun (B3).
PKL ini dilakukan untuk melihat temuan-temuan positif maupun negatif di
lapangan. Dalam bidang K3 Kesehatan kerja meliputi poliklinik, dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja, paramedis, petugas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
(P3K), kotak P3K beserta isinya, kantin dan gizi kerja, dan ergonomi. Dalam
bidang K3 lingkungan kerja dan bahan berbahaya dan beracun meliputi
housekeeping, toilet, penanganan bahan kimia, Nilai ambang batas (NAB) kimia,
NAB fisika, Alat Pelindung Diri (APD), K3 ruang terbatas (confined space), K3
deteksi gas, personil K3, petugas ruang terbatas, petugas detektor gas. Sumber-
sumber bahaya tersebut dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan kecelakaan
kerja maupun penyakit akibat kerja.
PKL ini dilaksanakan sebagai pembelajaran bagi peserta sebelum menjadi
Ahli K3 Umum, khususnya dalam bidang K3 Kesehatan Kerja dan K3 lingkungan
kerja dan bahan berbahaya dan beracun (B3). Selain itu, dari pelaksanaan PKL ini
diharapkan ada feedback berupa saran perbaikan atau evaluasi bagi PT Acset
Indonusa Tbk dalam bidang K3, khususnya dalam bidang K3 kesehatan kerja,
lingkungan kerja, bahan berbahaya dan beracun.
2
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari PKL ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
bagi peserta calon Ahli K3 Umum dengan harapan peserta calon Ahli K3 Umum
dapat mengidentifikasi, menganalisa, dan memberikan saran atau rekomendasi
untuk perusahaan. Selain itu, adapun tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah
untuk:
1. Mendapatkan pengetahuan terkait pelaksanaan K3 kesehatan kerja, lingkungan
kerja dan B3.
2. Melakukan pembuktian kesesuaian antara program K3 perusahaan dengan
realiasai di lapangan.
3. Mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan,
khususnya di bidang kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan B3.
3
5. Pemenakertras No. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit akibat
Kerja.
6. Permenakertrans No. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
7. Permenakertrans No. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembina P2K3 serta Tata
Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
8. Pemenakertrans No. 3/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan Dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
9. Permenakertrans No. 15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
10. Permenakertrans No 08/Men/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
11. Permenakertrans No. 333 tahun 1989 tentang Diagnosis dan Laporan
Penyakit Akibat Kerja.
12. Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
13. Kepmenaker No. 187/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
14. Permenaker No. PER.05/MEN/2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan Kerja
15. Keputusan Dirjen No. 22/DJPPK/V/2008 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
16. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/MEN/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
17. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.86/BW/89 tentang Perusahaan Catering
yang Mengelola Tenaga Kerja
4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
5
untuk kemakmuran bangsa melalui kualitas tinggi, aman, dan menyelesaikan
pekerjaan konstruksi tepat waktu.
6
f. Dokter kesehatan kerja dalam menjalankan pelayanan
kesehatan kerja dapat dibantu oleh dokter perusahaan,
paramedis perusahaan
g. Ketentuan dan syarat-syarat penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja serta pengawasannya harus mengikuti
ketentuan undang-undang no. 1 tahun 1970 dan peraturan
pelaksanaannya dan atau standar yang berlaku.
7
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus
b. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan
terhadap pekerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
8
poliklinik sendiri. Perusahaan menyediakan ambulans untuk
proses evakuasi kecelakaan kerja yang terjadi, akan tetapi
ambulans yang dimiliki perusahaan tidak memadai atau rusak, oleh
karena itu apabila terdapat kecelakaan kerja maka mereka
menggunakan mobil operasional mereka. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.15/MEN/VIII/2008 Pasal 11 poin (b) yang menyebutkan
bahwa fasilitas P3K salah satunya meliputi mobil ambulans atau
kendaraan yang dapat digunakan untuk pengangkutan korban.
3. Paramedis
9
atau ditugaskan untuk melaksanakan atau membantu
penyelenggaraan tugas-tugas hygiene perusahaan, kesehatan dan
keselamatan kerja diperusahaan atas petunjuk dan bimbingan
dokter perusahaan.
Dari hasil informasi yang kami dapatkan PT. Acset Indonusa,
Tbk pada proyek Thamrin Nine terdapat 1 orang paramedis
bersertifikat hiperkes setiap hari sesuai dengan jam kerja
operasional mulai dari jam 07:45 sampai 18:00, namun untuk
paramedis yang bekerja di jam lembur perusahaan dari jam 19:00
sampai 22:00 tidak ada.
4. Petugas P3K
Petugas P3K memiliki peranan penting di setiap perusahaan.
Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 15/MEN/VIII/2008, Petugas P3K memiliki
definisi yaitu pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pengurus/pengusaha
dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K ditempat
kerja.
Menurut Permenaker No. 15/MEN/VIII/2008 Pasal
6, petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas diantaranya
melaksanakan tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di
tempat kerja, merawat fasilitas P3K di tempat kerja, mencatat setiap
kegiatan P3K dalam buku kegiatan, melaporkan kegiatan P3K
kepada pengurus.
Berdasarkan hasil wawancara lapangan, PT. Acset Indonusa,
Tbk pada proyek Thamrin Nine sudah mempunyai petugas P3K 18
orang dimana mereka semua adalah petugas HSE (Health Savety
Environment) yang merangkap sebagai petugas P3K.
10
dalam lampiran II peraturan menteri ini.
Berdasarkan observasi di PT. Acset Indonusa, Tbk pada proyek
Thamrin Nine, isi kotak P3K diletakkan didalam lemari ruang
P3K, bukan langsung berada di dalam kotak P3K dan kotak P3K
terkunci. Letak kotak P3K juga tidak berada di setiap lantai maka
tidak sesuai dalam Permenaker dan Trans RI No.15 Tahun 2008
Pasal 10 huruf c menyatakan bahwa penempatan kotak P3K :
1. Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda
arah yang jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila
akan digunakan;
2. Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
Peraturan Menteri ini;
3. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500
meter atau lebih masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
4. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berada di gedung
bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
11
Nine PT ACSET Indonusa, Tbk. memiliki 600 pekerja konstruksi
dan 200 karyawan ACSET. Berdasarkan informasi di lapangan,
tidak tersedianya kantin yang diperuntukan untuk pekerja ataupun
ruang yang dialihfungsikan sebagai ruang makan, namun, disekitar
lokasi sudah terdapat beberapa tempat makan yang dibuka oleh
warga sekitar, akan tetapi di bedeng tempat pekerja tersedia kantin
yang dibuka oleh warga sekitar. Maka dari itu perusahaan tidak
menyediakan kantin atau ruang untuk makan karena telah adanya
ketersediaan warung makan yang dibuka oleh warga sekitar.
Dari informasi yang di dapatkan di PT. Acset Indonusa, Tbk
pada proyek Thamrin Nine, perusahaan tidak memiliki kantin
sendiri, karyawan disarankan untuk membeli makanan diarea
sekitar proyek.
7. NAB Fisika
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia nomor PER.05/MEN/2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Lingkungan Kerja. NAB Faktor Fisika terdiri dari
kebisingan, getaran alat kerja secara langsung dan tidak langsung
pada lengan dan tangan serta seluruh tubuh, radiasi frekuensi radio
dan gelombang mikro, radiasi ultraviolet, medan magnit statis untuk
seluruh tubuh dan bagian anggota tubuh. Hasil yang didapatkan di
lapangan konstruksi proyek Thamrin Nine PT ACSET Indonusa,
Tbk. Tidak diterapkan pengukuran untuk faktor fisik, sedangkan
terdapat beberapa faktor fisik yang ditemukan di lokasi, seperti
kebisingan dan faktor cahaya.
8. APD
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia nomor 8 tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri,
pada pasal 4 berbunyi bahwa “APD wajib digunakan di tempat
12
kerja”. Berdasarkan survey yang dilakukan di lokasi konstruksi
proyek Thamrin Nine PT ACSET Indonusa, Tbk., telah menjalankan
pemakaian APD yang disesuaikan dengan tempat kerjanya. APD
yang digunakan yaitu terdiri dari sepatu safety, sarung tanan, ear
plug, safety helmet, welding mask, dll.
Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia nomor 8 tahun 2010 tentang Alat
Pelindung Diri, pada pasal 5 berbunyi bahwa “Pengusaha atau
Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang
rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat
kerja”. Hasil yang didapatkan di lapangan konstruksi proyek
Thamrin Nine PT ACSET Indonusa, Tbk. bahwa terdapat rambu
pemakaian APD yang sesuai dengan lokasi kerja di maisng-masing
tempat. Selain itu dilakukan pula safety induction untuk setiap
pekerja yang baru bekerja maupun untuk tamu yang datang ke
lokasi. Rambu tersebut terpasang pula di pintu masuk serta terpasang
di information board di setiap lokasi kerja.
13
untuk penyediaan oli yang digunakan dan yang melakukan
pengolahan yaitu vendor tersebut.
10. AK3U
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor PER-02?
MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT ACSET
Indonusa, Tbk. memiliki 18 orang ahli AK3U dan 4 orang yang
memiliki lisensi K3 Pesawat Angkat dan Angkut.
14