Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(P.K.L)

DI PT. ACSET INDONUSA, Tbk (PROJECT THAMRIN NINE) BIDANG


K3 KESEHATAN KERJA, ERGONOMI, K3 LINGKUNGAN KERJA
DAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3)

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM ANGKATAN KE 46

KELOMPOK 4

ARESA PAHLAWAN
CANDRA DWI ANGGREINI
HASTRI REFIYANTI
INGWER MEHATOR
NOKA AYU PUTRI LIANA
SAIFUL ANWAR
WAHYU JAYA KELANA

PENYELENGGARA PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO


JAKARTA, 15 JANUARI 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................................................1


BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................2
1.2 Maksud dan Tujuan .........................................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................................................3
1.4 Dasar Hukum K3 Bidang Kesehatan Kerja ....................................................................3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN .....................................................................................5
2.1 Gambaran Umum Perusahaan .........................................................................................5
2.2 Temuan-temuan Positif dan Negatif ................................................................................6
2.3 Daftar Temuan .................................................................................................................15
BAB III ANALISA TEMUAN .............................................................................................17
3.1 Temuan Positif ................................................................................................................18
3.2 Temuan Negatif ...............................................................................................................19
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................................23
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................................23
4.2 Saran ................................................................................................................................23

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Laporan Kunjungan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah
satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh PT Garuda Sysytrain Indonesia (GSI),
bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja (Kemnaker). Oleh karena itu, pada
tanggal 15 Januari 2020, peserta melakukan kunjungan Praktik Kerja Lapangan di
Proyek Thamrin Nine Phase 2, Jakarta Pusat yang dilaksanakan oleh PT Acset
Indonusa Tbk.
Praktik Kerja Lapangan dilakukan dengan mengambil topik terkait K3
Kesehatan Kerja dan K3 lingkungan kerja dan bahan berbahaya dan beracun (B3).
PKL ini dilakukan untuk melihat temuan-temuan positif maupun negatif di
lapangan. Dalam bidang K3 Kesehatan kerja meliputi poliklinik, dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja, paramedis, petugas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
(P3K), kotak P3K beserta isinya, kantin dan gizi kerja, dan ergonomi. Dalam
bidang K3 lingkungan kerja dan bahan berbahaya dan beracun meliputi
housekeeping, toilet, penanganan bahan kimia, Nilai ambang batas (NAB) kimia,
NAB fisika, Alat Pelindung Diri (APD), K3 ruang terbatas (confined space), K3
deteksi gas, personil K3, petugas ruang terbatas, petugas detektor gas. Sumber-
sumber bahaya tersebut dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan kecelakaan
kerja maupun penyakit akibat kerja.
PKL ini dilaksanakan sebagai pembelajaran bagi peserta sebelum menjadi
Ahli K3 Umum, khususnya dalam bidang K3 Kesehatan Kerja dan K3 lingkungan
kerja dan bahan berbahaya dan beracun (B3). Selain itu, dari pelaksanaan PKL ini
diharapkan ada feedback berupa saran perbaikan atau evaluasi bagi PT Acset
Indonusa Tbk dalam bidang K3, khususnya dalam bidang K3 kesehatan kerja,
lingkungan kerja, bahan berbahaya dan beracun.

2
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari PKL ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
bagi peserta calon Ahli K3 Umum dengan harapan peserta calon Ahli K3 Umum
dapat mengidentifikasi, menganalisa, dan memberikan saran atau rekomendasi
untuk perusahaan. Selain itu, adapun tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah
untuk:
1. Mendapatkan pengetahuan terkait pelaksanaan K3 kesehatan kerja, lingkungan
kerja dan B3.
2. Melakukan pembuktian kesesuaian antara program K3 perusahaan dengan
realiasai di lapangan.
3. Mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan,
khususnya di bidang kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan B3.

1.3. Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dari PKL ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan K3 dalam bidang Kesehatan Kerja
2. Pelaksanaan K3 dalam bidang Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)

1.4. Dasar Hukum


Dasar hukum K3 yang digunakan dalam bidang Kesehatan Kerja serta
Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sebagai
berikut:
1. UU No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Permenaker No. 01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Paramedis Perusahaan.
4. Pemenakertrans No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

3
5. Pemenakertras No. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit akibat
Kerja.
6. Permenakertrans No. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
7. Permenakertrans No. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembina P2K3 serta Tata
Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
8. Pemenakertrans No. 3/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan Dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
9. Permenakertrans No. 15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
10. Permenakertrans No 08/Men/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
11. Permenakertrans No. 333 tahun 1989 tentang Diagnosis dan Laporan
Penyakit Akibat Kerja.
12. Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
13. Kepmenaker No. 187/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
14. Permenaker No. PER.05/MEN/2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan Kerja
15. Keputusan Dirjen No. 22/DJPPK/V/2008 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
16. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/MEN/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
17. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.86/BW/89 tentang Perusahaan Catering
yang Mengelola Tenaga Kerja

4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja


PT Acset Indonusa Tbk (ACST) adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pengembangan dan pelayanan konstruksi. Perusahaan ini bergerak dalam
bidang usaha seperti gedung pusat perbelanjaan, hotel, kantor, apartemen,
jembatan dan lain-lain. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) didirikan pada tanggal 10
Januari 1995 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1995. Sampai saat ini,
ACSET adalah anggota dari salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia, yaitu PT
Astra International Tbk melalui anak perusahaannya, yaitu PT United Tractors
Tbk. Kantor pusat ACST beralamat di Acset Building, Jl. Majapahit No. 26,
Jakarta, Indonesia.
Visi PT Acset Indonusa Tbk (ACST) adalah untuk melayani klien dengan
sangat baik, melayani klien dengan kemitraan yang kuat dan berusaha untuk
memberikan produk (proyek) terbaik yang terjamin kualitasnya, sedangkan misi
perusahaan ini adalah untuk memberi konstribusi, memberi nilai lebih dan
memberikan kesuksesan yang signifikan bagi klien dan karyawan.
Sejak tahun 2000, Perusahaan telah mengalami pertumbuhan yang cepat dan
sekarang salah satu kontraktor terkemuka di Indonesia. ACST, menjadi Spesialis
Perusahaan konstruksi umum, merupakan salah satu kelompok konstruksi
beberapa di Indonesia dengan kemampuan untuk memberikan layanan yang
membentang di seluruh nilai rantai untuk umum dan proyek-proyek pembangunan
infrastruktur. Sepanjang sejarahnya, ACSET telah terlibat dalam berbagai proyek
konstruksi bergengsi di seluruh negeri. Dengan berani menghadapi tantangan
terus-menerus, ACSET tanpa henti meningkatkan berbagai keterampilan
konstruksi, mengutamakan kualitas, keselamatan kerja, dan ketepatan waktu
dalam penyelesaian.
Dengan semangat dan tujuan bersama dengan Astra, untuk menjadi aset
bangsa yang terus berjuang untuk keunggulan, ACSET akan terus menantang
dirinya sendiri di bidang jasa konstruksi, sementara secara aktif berkontribusi

5
untuk kemakmuran bangsa melalui kualitas tinggi, aman, dan menyelesaikan
pekerjaan konstruksi tepat waktu.

2.2. Temuan-temuan Positif dan Negatif


1. K3 Poliklinik

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja harus dilaksanakan


oleh unit pelayanan kesehatan kerja melalui:
a. Klinik/RS perusahaan atau;

b. Kerjasama dengan unit pelayanan kesehatan diluar


perusahaan Menurut Permenaker No. 03/Men/1982 pasal
3 yang berbunyi :
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
kerja.

2. Pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai


dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan menurut
Permenaker No. 03/Men/1982 pasal 4, Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja dapat:
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus.

b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan


dengan dokter atau Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara
bersama-sama menyelenggarakan suatu
Pelayanan Kesehatan Kerja.
d. Direktur mengesahkan cara penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja sesuai dengan keadaan.
e. Setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dipimpin
dan dijalankan oleh seorang dokter yang disetujui oleh
direktur. (Permenaker no. 03 tahun 1982 pasal 5)

6
f. Dokter kesehatan kerja dalam menjalankan pelayanan
kesehatan kerja dapat dibantu oleh dokter perusahaan,
paramedis perusahaan
g. Ketentuan dan syarat-syarat penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja serta pengawasannya harus mengikuti
ketentuan undang-undang no. 1 tahun 1970 dan peraturan
pelaksanaannya dan atau standar yang berlaku.

h. Penerbitan, pengesahan, penunjukkan sebagaimana dimaksud


dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.

Pelayanan kesehatan kerja di tempat kerja merupakan upaya


peningkatan derajat kesehatan untuk tenagakerja yang dilaksanakan
secara komprehensif meliputi upaya peningkatan dan pemeliharaan
(promotif), pencegahan (preventif), upaya pengobatan (kuratif) dan
upaya pemulihan (rehabilitative).
Dasar hukum terkait pelayanan kesehatan yaitu Permenaker
No.03/Men/1982 pasal 1 huruf a yang berbunyi :
a. Pelayanan kesehatan adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan
dengan tujuan:
1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama dalam
penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan
kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
(rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja.

Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja

(Permenaker no. 03 tahun 1982)

7
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus
b. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan
terhadap pekerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja

d. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi

e. Pembinaan dan pengawasan terhadap perlengkapan kesehatan


kerja

f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan


penyakit akibat kerja
g. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

h. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk


petugas P3K.

i. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan


tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan
gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja
j. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau
penyakit akibat kerja
k. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang
mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya
Dari hasil kunjungan dan pemantauan kami, PT. Acset
Indonusa, Tbk pada proyek Thamrin Nine tidak menyediakan
Poliklinik khusus Karyawan sebagai sarana untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh tenaga kerja, namun mereka
menyediakan ruang P3K dengan satu orang Paramedis. Hal ini
tidak sesuai dengan Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. KEP.22/DJPPK/V/2008 dalam tata cara
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja untuk jumlah tenaga
kerja 500 sd 1000 orang dengan risiko tinggi perlu memiliki

8
poliklinik sendiri. Perusahaan menyediakan ambulans untuk
proses evakuasi kecelakaan kerja yang terjadi, akan tetapi
ambulans yang dimiliki perusahaan tidak memadai atau rusak, oleh
karena itu apabila terdapat kecelakaan kerja maka mereka
menggunakan mobil operasional mereka. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.15/MEN/VIII/2008 Pasal 11 poin (b) yang menyebutkan
bahwa fasilitas P3K salah satunya meliputi mobil ambulans atau
kendaraan yang dapat digunakan untuk pengangkutan korban.

2. Dokter Pemeriksa Tenaga Kerja

Dalam rangka melindungi tenaga kerja terhadap setiap


gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan
kerja serta kemampuan fisik dari tenaga kerja, maka perlu diadakan
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja oleh dokter perusahaan.
Berdasarkan Undang Undang No.1 tahun 1970 pasal 8 ayat 2
menyatakan bahwa pengurus diwajibkan memeriksakan semua
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya secara berkala
pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh
Direktur.

Berdasarkan hasil observasi, PT Acset Indonusa Tbk pada


proyek Thamrin Nine, tidak memiliki dokter pemeriksa tenaga
kerja sedangkan jumlah pekerja di perusahaan ini lebih dari 500
dengan potensi bahaya yang tinggi, hal ini menyalahi aturan
Keputusan Dirjen No. 22/DJPPK/V/2008 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.

3. Paramedis

Sesuai dengan Permenaker No. 01/Men/1979 Pasal 2, yang


dimaksud tenaga paramedis ialah tenaga paramedis yang ditunjuk

9
atau ditugaskan untuk melaksanakan atau membantu
penyelenggaraan tugas-tugas hygiene perusahaan, kesehatan dan
keselamatan kerja diperusahaan atas petunjuk dan bimbingan
dokter perusahaan.
Dari hasil informasi yang kami dapatkan PT. Acset Indonusa,
Tbk pada proyek Thamrin Nine terdapat 1 orang paramedis
bersertifikat hiperkes setiap hari sesuai dengan jam kerja
operasional mulai dari jam 07:45 sampai 18:00, namun untuk
paramedis yang bekerja di jam lembur perusahaan dari jam 19:00
sampai 22:00 tidak ada.

4. Petugas P3K
Petugas P3K memiliki peranan penting di setiap perusahaan.
Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 15/MEN/VIII/2008, Petugas P3K memiliki
definisi yaitu pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pengurus/pengusaha
dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K ditempat
kerja.
Menurut Permenaker No. 15/MEN/VIII/2008 Pasal
6, petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas diantaranya
melaksanakan tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di
tempat kerja, merawat fasilitas P3K di tempat kerja, mencatat setiap
kegiatan P3K dalam buku kegiatan, melaporkan kegiatan P3K
kepada pengurus.
Berdasarkan hasil wawancara lapangan, PT. Acset Indonusa,
Tbk pada proyek Thamrin Nine sudah mempunyai petugas P3K 18
orang dimana mereka semua adalah petugas HSE (Health Savety
Environment) yang merangkap sebagai petugas P3K.

5. Kotak P3K dan Isinya

Dalam Permenker dan Transmigrasi RI No. 15 Tahun 2008


Tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja
dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b bahwa fasilitas P3K salah satunya
adalah Kotak P3K dan isinya dijelaskan pada Pasal 10 tercantum

10
dalam lampiran II peraturan menteri ini.
Berdasarkan observasi di PT. Acset Indonusa, Tbk pada proyek
Thamrin Nine, isi kotak P3K diletakkan didalam lemari ruang
P3K, bukan langsung berada di dalam kotak P3K dan kotak P3K
terkunci. Letak kotak P3K juga tidak berada di setiap lantai maka
tidak sesuai dalam Permenaker dan Trans RI No.15 Tahun 2008
Pasal 10 huruf c menyatakan bahwa penempatan kotak P3K :
1. Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda
arah yang jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila
akan digunakan;
2. Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
Peraturan Menteri ini;
3. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500
meter atau lebih masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
4. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berada di gedung
bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.

6. Kantin dan Gizi kerja, Ergonomic, dll


Berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi nomor SE.01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Tempat Makan, bahwa “Semua perusahaan yang
memperkerjakan buruh lebih dari 200 orang, supaya menyediakan
kantin di perusahaan yang bersangkutan”. Kemudian, berdasarkan
Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.86/BW/89 tentang
Perusahaan Catering yang Mengelola Tenaga Kerja menerangkan
bahwa perusahaan diberi rekomendasi berdasarkan kesehatan
hygiene dan sanitasi.
Dari informasi yang didapatkan proyek konstruksi Thamrin

11
Nine PT ACSET Indonusa, Tbk. memiliki 600 pekerja konstruksi
dan 200 karyawan ACSET. Berdasarkan informasi di lapangan,
tidak tersedianya kantin yang diperuntukan untuk pekerja ataupun
ruang yang dialihfungsikan sebagai ruang makan, namun, disekitar
lokasi sudah terdapat beberapa tempat makan yang dibuka oleh
warga sekitar, akan tetapi di bedeng tempat pekerja tersedia kantin
yang dibuka oleh warga sekitar. Maka dari itu perusahaan tidak
menyediakan kantin atau ruang untuk makan karena telah adanya
ketersediaan warung makan yang dibuka oleh warga sekitar.
Dari informasi yang di dapatkan di PT. Acset Indonusa, Tbk
pada proyek Thamrin Nine, perusahaan tidak memiliki kantin
sendiri, karyawan disarankan untuk membeli makanan diarea
sekitar proyek.

7. NAB Fisika
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia nomor PER.05/MEN/2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Lingkungan Kerja. NAB Faktor Fisika terdiri dari
kebisingan, getaran alat kerja secara langsung dan tidak langsung
pada lengan dan tangan serta seluruh tubuh, radiasi frekuensi radio
dan gelombang mikro, radiasi ultraviolet, medan magnit statis untuk
seluruh tubuh dan bagian anggota tubuh. Hasil yang didapatkan di
lapangan konstruksi proyek Thamrin Nine PT ACSET Indonusa,
Tbk. Tidak diterapkan pengukuran untuk faktor fisik, sedangkan
terdapat beberapa faktor fisik yang ditemukan di lokasi, seperti
kebisingan dan faktor cahaya.

8. APD
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia nomor 8 tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri,
pada pasal 4 berbunyi bahwa “APD wajib digunakan di tempat

12
kerja”. Berdasarkan survey yang dilakukan di lokasi konstruksi
proyek Thamrin Nine PT ACSET Indonusa, Tbk., telah menjalankan
pemakaian APD yang disesuaikan dengan tempat kerjanya. APD
yang digunakan yaitu terdiri dari sepatu safety, sarung tanan, ear
plug, safety helmet, welding mask, dll.
Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia nomor 8 tahun 2010 tentang Alat
Pelindung Diri, pada pasal 5 berbunyi bahwa “Pengusaha atau
Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang
rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat
kerja”. Hasil yang didapatkan di lapangan konstruksi proyek
Thamrin Nine PT ACSET Indonusa, Tbk. bahwa terdapat rambu
pemakaian APD yang sesuai dengan lokasi kerja di maisng-masing
tempat. Selain itu dilakukan pula safety induction untuk setiap
pekerja yang baru bekerja maupun untuk tamu yang datang ke
lokasi. Rambu tersebut terpasang pula di pintu masuk serta terpasang
di information board di setiap lokasi kerja.

9. Penampungan Sementara untuk Limbah Kimia


Berdasarkan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia
nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun pasal 3 ayat 1 bahwa “Setiap orang yang
menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3
yang dihasilkan”. Sedangkan berdasarkan survey yang dilakukan di
lokasi konstruksi proyek Thamrin Nine PT ACSET Indonusa, Tbk.,
limbah B3 yang dihasilkan di lapangan yaitu oli bekas dari
penggunaan mesin. Sesuai dengan hasil temuan bahwa di lapangan
tidak tersedianya tempat penampungan untuk limbah bekas oli yang
dihasilkan. Akan tetapi terdapat pihak ketiga yang melakukan
pengolahan limbah bekas oli tersebut. Mekanisme yang diterapkan
perusahaan dalam pengolahan limbah bekas oli yaitu terdapat vendor

13
untuk penyediaan oli yang digunakan dan yang melakukan
pengolahan yaitu vendor tersebut.

10. AK3U
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor PER-02?
MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT ACSET
Indonusa, Tbk. memiliki 18 orang ahli AK3U dan 4 orang yang
memiliki lisensi K3 Pesawat Angkat dan Angkut.

11. Housekeeping/5S dan Toilet


Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja pasal 33 bahwa “Fasilitas kebersihan harus
disediakan pada setiap tempat kerja meliputi toilet dan
kelengkapannya”. Berdasarkan pada Pasal 34 ayat (7) huruf c “untuk
200 orang atau lebih memiliki 1 (satu) jamban dan 1 (satu) peturasan
untuk setiap 50 (lima puluh) orang”.
Berdasarkan survey yang dilakukan di lokasi konstruksi
proyek Thamrin Nine PT ACSET Indonusa, Tbk., terdapat 4 kubikal
toilet untuk buang air kecil di setiap 5 lantai lokasi proyek. Akan
tetapi tidak terdapat toilet untuk buang air besar di lokasi proyek,
sedangkan untuk jumlah toilet tidak diketahui seberapa banyak
ketersediaannya di lokasi proyek. Kemudian, untuk kegiatan
housekeeping atau 5S, dilapangan kerja telah dilakukan
penampungan sampah akan tetapi tidak dilakukan pemilahan
terhadap sampah domestik yang dihasilkan, sedangkan untuk limbah
kayu dan limbah besi dikumpulkan secara terpisah ditempat yang
memudahkan untuk dibawa oleh pengumpul.

14

Anda mungkin juga menyukai