Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. MASS RAPID TRANSIT JAKARTA
PENGAWASAN NORMA K3 PESAWAT UAP BEJANA
TEKAN & K3 MEKANIK

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 4 (Batch 175) :


1. Roby Nugroho (17525)
2. Mohamad Aminullah (17506)
3. Simon (17510)
4. Agung Nugraha Widjaja (17504)
5. I Wayan Sunarta (17526)
6. Aji Andri Adi (17513)
7. Eny Sukaryani (17527)

PENYELENGGARA
PT. PHITAGORAS GLOBAL DUTA
MARET 2023

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tak terhingga kami panjatkan ke kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia dari-Nya hingga kami dapat
manjalani Pelatihan online Calon Ahli K3 Umum. Praktik Kerja Lapangan
(PKL) kami lakukan secara virtual di PT. Mass Rapid Transportation
Jakarta (PT. MRTJ). Sehingga terdapat banyak keterbatasan dalam
menilai secara menyeluruh terkait kegiatan observasi lapangan sebagai
upaya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Mass
Rapid Transportation Jakarta (PT. MRTJ).
Meski demikian, hal ini tidak mengurangi semangat dan antusias
rekan-rekan kelompok 4 dalam mengobservasi dan menilai penerapan
aspek Pengawasan Norma SMK3 dan Kelembagaan K3 di PT. Mass
Rapid Transportation Jakarta (PT. MRTJ) sebagai tujuan dari
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan. Untuk menyempurnakan pelatihan
Calon Ahli K3 Umum yang telah dan akan dilaksanakan sejak tanggal 06
maret s.d 18 maret 2023, kami dari Kelompok 4 menyusun dan
menyampaikan Laporan Pelaksanaan PKL dengan tema Pengawasan
Norma K3 Pesawat Uap Bejana Tekan & K3 Mekanik. Penyusunan
laporan ini dilakukan sebagai hasil observasi dan analisa yang mengacu
pada perundang-undangan K3 yang berlaku.
Kami menyampaikan terimakasih kepada PT. MRTJ dan seluruh
pihak yang telah membantu dalam pengarahan, pembimbingan hingga
selesainya penyusunan laporan PKL ini. Kami berharap laporan ini dapat
menjadi manfaat bagi pihak-pihak terkait. Demikian laporan ini kami buat.

Tim Penulis

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 3
Latar Belakang 4
Maksud dan Tujuan 5
Ruang Lingkup 6
Dasar Hukum 6
BAB II KONDISI DAN FAKTA PERUSAHAAN 7
Gambaran Umum Perusahaan 7
Temuan Observasi 9
Temuan Positif 10
Temuan Negatif 12
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 14
Analisa Temuan Positif 14
Analisa Temuan Negatif 22
BAB IV PENUTUP 30
Kesimpulan 30
Saran 31
REFERENSI 32

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan infrastruktur merupakan suatu projek yang signifikan
dan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan sehari-hari
masyarakat. Projek demikian telah dikenal memiliki kompleksitas dan resiko
bahaya yang tinggi (Kamar et al. 2019) sehingga sangat memerlukan
ketelitian dalam penerapan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap
pekerja yang terkait di dalamnya. Hal ini juga teraplikasikan di dalam
pembangunan dan pengoperasian MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta.
Sehingga PT. MRT Jakarta merupakan tempat yang sangat tepat untuk
calon ahli K3 umum melakukan observasi dan memahami penerapan K3 di
PT. MRTJ sebagai dasar untuk pengaplikasian ilmu ke depannya. Dimana
dalam pelaksanaan operasionalnya, PT. MRTJ menggunakan boiler, crane
maupun forklift sebagai peralatan untuk menunjang kegiatan
pemeliharaannya.
Boiler atau ketel uap adalah sebuah bejana tertutup yang dapat
membentuk uap dengan tekanan lebih besar dari sari atmosfer dengan
jalan memanaskan air boiler yang berada didalamnya dengan gas-gas
panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Penggunaan boiler sangat
rentan terhadap adanya bahaya baik berasal dari komponennya sendiri
maupun dari lingkungan luar. Oleh karena itu, safety system sangat
diperlukan untuk semua komponen yang terlibat dalam proses produksi
atau kerja, khususnya untuk komponen yang berisiko besar terjadi
kegagalan, seperti halnya boiler yang bekerja pada temperature dan
tekanan tinggi. Penggunaan alat mekanik seperti crane maupun forklift juga
dapat memberikan bahaya tersendi seperti terpeleset, tertabrak maupun
hal buruk lainnya. Sehingga analisis mengenai manajemen risiko, yaitu
dengan identifikasi bahaya dan analisis risiko sangat perlu dilakukan.
Kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas yang dapat dialami
oleh MRT dapat memberikan dampak buruk selain terhadap korban dan
sosial, kecelakaan ini juga akan berdampak pada meningkatnya cost/ biaya
4
yang harus dikeluarkan untuk membayar kerugian atau kerusakan alat oleh
perusahaan HSA (2006). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa kecelakaan
yang terjadi akan merugikan banyak pihak. Sehingga dengan program
pencegahan terjadinya kecelakaan, akan menyimpan banyak biaya yang
harus dikeluarkan apabila terjadi kecelakaan (Karim et al. 2019). Dengan
mengidentifikasi pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di PT.
MRTJ, maka kesesuaian pelaksanaan terhadap peraturan perundang-
undangan dan peraturan pemerintah dapat teridentifikasi. Sehingga hasil
analisis ini dapat menjadi salah satu rekomendasi untuk peningkatan
pelaksanaan kesehatan dan kesalamatan kerja di PT. MRTJ.
Dalam rangka untuk lebih memahami Keselamatan dan Kesehatan
kerja pada dunia nyata, kami berkesempatan untuk melakukan observasi
dan wawancara dengan PT. Mass Rapid Trans Jakarta terkait penerapan
K3 secara virtual. Sebagai Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(AK3) Umum diharapkan dapat melakukan identifikasi terhadap sumber
bahaya yang ada di tempat kerja. Selain mengidentifikasi, diharapkan juga
mampu memberikan solusi yang tepat atau pengendalian untuk
meminimalisasi risiko dari sumber bahaya. Hasil berupa rekomendasi yang
diharapkan dapat digunakan oleh PT. MRTJ sebagai masukan dan upaya
peningkatan penerapan K3 di perusahaan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan sebelumnya,
adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktek kerja lapangan PKL
di PT. Mass Rapid Trans Jakarta sebagai berikut :
1. Memahami penerapan K3 di PT. Mass Rapid Transit Jakarta (MRTJ).
2. Mengidentifikasi dan menganalisis pelaksanaan dan penerapan K3 di
PT. Mass Rapid Transit Jakarta (MRTJ).
3. Memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan sebagai ahli K3 Umum
Kemenaker.

5
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
adapun ruang lingkup dari penulisan laporan praktek kerja lapangan (PKL)
ini sebagai berikut:
1. Bidang pengawasan norma K3 pesawat uap bejana tekan
2. Bidang pengawasan norma K3 mekanik.

1.4 Dasar Hukum


Dasar hukum yang digunakan dalam penulisan laporan praktek kerja
lapangan (PKL) meliputi;
1. Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Undang – Undang No. 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
4. Undang-Undang Uap tahun 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930)
5. Peraturan Uap tahun 1930
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01 tahun 1988 tentang
Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 08 tahun 2020 tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 50 tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 38 tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
10. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat
kesehatan kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja
11. Permenaker No. 05 tahun 2018 tentang kesehatan dan keselamatan
kerja
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
13. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi.
6
BAB II
KONDISI DAN FAKTA PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berdiri pada tanggal
17 Juni 2008, berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan
mayoritas saham dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (struktur
kepemilikan: Pemprov DKI Jakarta 99.98%, PD Pasar Jaya 0.02%). PT
MRT Jakarta memiliki ruang lingkup kegiatan di antaranya untuk
pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT,
pengoperasian dan perawatan (operation and maintenance/O&M)
prasarana dan sarana MRT, serta pengembangan dan pengelolaan
properti/bisnis di stasiun dan kawasan sekitarnya, serta Depo dan kawasan
sekitarnya.
Dasar hukum pembentukan PT MRT Jakarta adalah Peraturan
Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta
(sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas (PT)
MRT Jakarta) dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang
Penyertaan Modal Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta
(sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang
Penyertaan Modal Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta).
Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis
sejak tahun 1985 oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
saat itu, B. J. Habibie. Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan
sebagai proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional.
Berangkat dari kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab.

7
Pencarian dana disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia
memberikan pinjaman.
Pada 28 November 2006 penandatanganan persetujuan pembiayaan
Proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International
Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk
Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi
studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Telah disetujui pula
kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk satu
badan menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.
Pada tanggal 17 Juni 2008, Pemerintah DKI Jakarta mendirikan PT MRT
Jakarta.
JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International
Cooperation Agency (JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC
selaku pemberi pinjaman. Dalam jadwal yang dibuat JICA dan MRT
Jakarta, desain teknis dan pengadaan lahan dilakukan pada tahun 2008-
2009, tender konstruksi dan tender peralatan elektrik serta mekanik pada
tahun 2009-2010, Pengerjaan desain dasar jalur pertama ini dilakukan pada
tahun 2010 - 2012.
Pada tanggal 26 April 2012, pencanangan persiapan proyek Lin
Utara–Selatan MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi
Bowo. Setahun setelahnya, pada tanggal 11 Juni 2013 ditandatangani tiga
kontrak proyek pertama, yaitu konstruksi lintasan bawah tanah. Sementara
itu, kontrak untuk lintasan layang ditandatangani pada tanggal 10 Oktober
2013. Konstruksi lintasan fase pertama Lin Utara–Selatan telah tersambung
sepenuhnya pada tanggal 29 November 2017.
Jalur MRT Fase I sepanjang ± 16-kilometer dari Terminal Lebak Bulus
hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo.
Untuk meminimalisir dampak pembangunan fisik Fase I, selain
menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga
memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Jalur pertama
MRT Jakarta resmi dioperasikan pada tanggal 24 Maret 2019 setelah
diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

8
Pembangunan alur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah
pengembangan jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian
dari sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang.
Berikut merupakan beberapa tahapan pelaksanaan Proyek MRT Jakarta :
● Dalam tahap Engineering Service, PT MRT Jakarta bertanggung
jawab terhadap proses prakualifikasi dan pelelangan kontraktor.
● Dalam tahap Konstruksi, PT MRT Jakarta sebagai atribusi dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menandatangani kontrak dengan
kontraktor pelaksana konstruksi, dan konsultan yang membantu
proses pelelangan kontraktor, serta konsultan manajemen dan
operasional.
● Dalam tahap operasi dan pemeliharaan, PT MRT Jakarta bertanggung
jawab terhadap pengoperasian dan perawatan, termasuk memastikan
agar tercapainya jumlah penumpang yang cukup untuk memberikan
pendapatan yang layak bagi perusahaan.
Pelaksanaan pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi,
baik pada tingkatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
dan PT MRT Jakarta sendiri. Oleh karena itu, dokumen anggaran yang
diperlukan juga melibatkan lembaga-lembaga tersebut dengan nama
program dan kegiatan berbeda namun dengan satu keluaran yang sama,
pembangunan MRT Jakarta.
PT. MRT Jakarta adalah perusahaan BUMD milik Jakarta yang sudah
mengimplementasikan standard-standard ISO dan SMK3, Diantaranya :
ISO 9001:2015 (Manajemen Kualitas), ISO 45001:2018 (Sistem
Manajemen K3), ISO 14001:2015 (Manajemen Lingkungan) bahkan ISO
37001:2016 (Anti Penyuapan), dan juga sudah menerima penghargaan
Bendera Emas SMK3 PP 50 Tahun 2012.

2.2 Temuan Observasi


PKL ini dilakukan secara virtual, data diperoleh melalui pengamatan
video “Materi Kunjungan Industry PT. MRT Jakarta” dan informasi
tambahan diperoleh dengan melakukan sesi wawancara secara langsung
dengan pihak PT. MRT Jakarta (Bpk. Anggadanu dan Tim).
9
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh temuan-temuan
sebagai berikut:
2.2.1 Temuan Positif
1. PT. MRT Jakarta telah memiliki ijin operasional untuk Pesawat Uap
atau Boiler dengan kapasitas 2 ton yang digunakan untuk pencucian
kereta (body washing). Pemeliharaan dan perawatan mesin boiler
beserta perlengkapan pengamannya (safety valve) telah dilakukan
secara baik, teratur dan periodical. Pengoperasional boiler dilakukan
oleh 2 orang operator yang telah memiliki SIO kelas 2 (1 orang) dan
kelas 1 (1 orang).

Gambar 1 Interview Terkait Boiler


2. Overhead Crane telah dilengkapi dengan keterangan kapasitas
maksimum yakni 2.8 Ton (dioperasikan dengan kualifikasi operator
kelas 3) yang juga telah memiliki SIO dari Kementerian Tenaga Kerja
dan Kementerian Perhubungan serta memiliki alat atau tombol
penghenti darurat (emergency stop) pada tombol merah.

Gambar 2 Beban & Emergency Stop Overhead Crane

10
3. Peralatan angkat angkut berupa forklift telah memiliki SIA dan
operator yang bertugas telah memiliki SIO dari kemenaker dan dinas
perhubungan. Karena keterbatasan informasi sehingga jumlah
operator forklift beserta kapasitas forklift belum diketahui.

Gambar 3 Tempat Parkir Forklift


4. Pengujian dan perawatan pesawat angkat dan angkut telah dilakukan
secara rutin bekerjasama dengan pihak ketiga (Penanggung Jawab
K3)
5. Forklift yang sedang tidak digunakan terletak pada landasan yang rata
dan garpu pada sisi bawah menempel pada permukaan landasan.

Gambar 4 Forklift tidak sedang beroperasi

11
2.2.2 Temuan Negatif
1. Lifting jack tidak memiliki safety sign

Gambar 5 Tidak ada safety sign

2. Menit ke-2, Detik ke-38: Melihat kondisi tidak aman dari Roda MRT
yang tergeletak dengan penahan/pengganjal yang kami rasa kurang
aman.

Gambar 6 Penahan/pengganjal roda MRT


3. Sesuai gambar 6 diatas juga terdapat Webbing sling tidak terletak
pada tempatnya dan masih mengait di bagian roda MRT.
4. Penempatan saw machine dan mesin bor tidak memiliki pemisah/
pembatas/ area pejalan kaki

12
Gambar 7 Tidak ada garis batas wilayah kerja
5. Tidak adanya tanda peringatan operasi yang efekif pada saat
pengoperasian overhead crane, seperi lampu & bunyi sirine yang
terlihat pada gambar berikut.

Gambar 8. Tidak adanya Tanda Peringatan Operasi


6. Ditemukan SIO operator pesawat angkat dan angkut yang tidak
tervalidasi oleh kementerian tenaga kerja dan melewati masa berlaku

13
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Temuan Positif


NO LOKASI TEMUAN PERATURAN
1 PT. PT. MRT Jakarta telah Undang-undang uap tahun
MRT memiliki ijin operasional 1930 Pasal 19 ayat 1(a):
Jakarta untuk Pesawat Uap atau “tentang hal pemeliharaan
Boiler dengan kapasitas 2 dan pelajanan pesawat uap
ton yang digunakan untuk dan perlengkapannja”
pencucian kereta (body
washing). Pemeliharaan Undang-undang uap tahun
dan perawatan mesin 1930 Pasal 39 ayat 1 (a):
boiler beserta "agar pesawat-pesawat
perlengkapan uapnya dan segala sesuatu
pengamannya (safety yang dianggap termasuk
valve) telah dilakukan dalamnya berada dalam
secara baik, teratur dan keadaan pemeliharaan yang
periodical. baik."
Pengoperasional boiler
dilakukan oleh 4 (empat) Undang-undang uap tahun
orang operator yang telah 1930 Pasal 6 ayat 1:
memiliki SIO kelas 1 (2 “Dilarang mendjalankan
orang) dan kelas 2 (2 suatu pesawat uap tanpa
orang) memiliki surat izin untuk itu
jang diberikan oleh Direktur
Pembinaan Norma - norma
Keselamatan Kerdja,
Hygiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerdja”

14
Permenaker nomor 1 tahun
1988 pasal 3 : tentang
kualifikasi operator kelas 1
dan 2
2 PT. Overhead Crane telah Permenaker 08 tahun 2020
MRT dilengkapi dengan pasal 28 :
Jakarta keterangan kapasitas “Kolom atau pilar atau
maksimum yakni 2.8 Ton menara keran angkat hams
(dioperasikan dengan dikonstruksi kuat, sesuai
kualifikasi operator kelas dengan jenis dan kapasitas
3) yang juga telah keran angkat serta
memiliki SIO dari memenuhi ketentuan
Kementerian Tenaga peraturan perundang -
Kerja dan Kementerian undangan dan standar yang
Perhubungan serta berlaku”
memiliki alat atau tombol
penghenti darurat Permenaker 08 tahun 2020
(emergency stop) pada pasal 16 ayat a-b:
tombol merah “Perlengkapan Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut
paling sedikit terdiri atas:
a. pelat nama yang memuat
data Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut;
b. keterangan kapasitas
beban maksimum yang
diizinkan;”
Permenaker 08 tahun 2020
pasal 148 ayat 1 tentang
persyaratan operator kelas 3

Permenaker 08 tahun 2020


pasal 165 ayat 5 :
15
“Operator keran angkat kelas
III selain berwenang
melakukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) juga
berwenang mengoperasikan
keran angkat sesuai
jenisnya dengan kapasitas
sampai dengan 25 (dua
puluh lima) ton atau tinggi
menara sampai dengan 40
m (empat puluh meter)”
3 PT. Peralatan angkat angkut Permenaker 08 tahun 2020
MRT berupa forklift dan Over tentang K3 Pesawat angkat
Jakarta Head crane telah memiliki dan Angkut Pasal
SIA dan 33 operator yang
terdiri dari kelas 2 dan 3 153 ayat 1 (e):
yang telah memiliki SIO "Memiliki sertifikat
dari kemenaker dan dinas kompetensi di bidangnya"
perhubungan. Karena
keterbatasan informasi Pasal 154 "Lulus uji operator
sehingga jumlah operator Forklift"
forklift beserta kapasitas
forklift belum diketahui Permenaker 08 tahun 2020
pasal 148 ayat 1-3 poin e-f:
“memiliki sertifikat
kompetensi dibidangnya dan
memiliki lisensi K3”

Permenaker 08 tahun 2020


pasal 173 ayat 1:
“Setiap kegiatan
perencanaan, pembuatan,
pemasangan dan/atau
16
perakitan, pemakaian atau
pengoperasian, perbaikan,
perubahan atau modifikasi
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut harus
dilakukan pemeriksaan dan
pengujian”
4 PT. Pengujian dan perawatan Permenaker No. 4 Tahun
MRT pesawat angkat dan 1995 pasal 3 poin c : “Jasa
Jakarta angkut telah dilakukan Pemeriksaan dan Pengujian
secara rutin bekerjasama Teknik
dengan pihak ketiga pasal 4 (1) poin g. : “Meliputi
(Penanggung Jawab K3) bidang pesawat angkat dan
angkut”
5 PT. Forklift yang sedang tidak Permenaker 08 tahun 2020
MRT digunakan terletak pada pasal 3 poin b dan c:
Jakarta landasan yang rata dan “Pelaksanaan syarat K3
garpu pada sisi bawah Pesawat Angkat, Pesawat
menempel pada Angkut, dan Alat Bantu
permukaan landasan. Angkat dan Angkut
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 bertujuan:
b. menjamin dan
memastikan keamanan
dan keselamatan
Pesawat Angkat,
Pesawat Angkut, dan
Alat Bantu Angkat dan
Angkut; dan
c. menciptakan Tempat
Kerja yang aman dan
sehat untuk
meningkatkan
17
produktivitas”
Permenaker 08 tahun 2020
pasal 5 ayat 4 :
“Pemeliharaan dan
perawatan Pesawat Angkat,
Pesawat Angkut, dan Alat
Bantu Angkat dan Angkut
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 harus:
a. sesuai prosedur
pemeliharaan dan
perawatan;
b. dilakukan secara
berkala;
c. sesuai dengan buku
manual yang diterbitkan
oleh pabrik pembuat
dan/atau standar yang
berlaku; dan
d. dapat memastikan
bagian utama yang
menerima”
6 PT. Tabung oksigen SURAT EDARAN MENTERI
MRT (berwarna putih) sudah TENAGA KERJA REPUBLIK
Jakarta terpasang dengan klem INDONESIA No. SE.
dan diletakan dalam 06/MEN/1990 TENTANG
posisi berdiri, safety valve PEWARNAAN BOTOL
terpasang. BAJA/TABUNG GAS
BERTEKANAN
7. Botol baja atau tabung gas
bertekanan untuk kelompok
gas untuk
keperluan kesehatan
18
(Medical Gases) harus dicat
warna putih;
7 PT. Setiap pesawat tenaga Sesuai dengan permenaker
MRT dan produksi diberikan No.38 tahun 2016
Jakarta pelat nama (Taging) yang Pasal 15 :
memuat data – data Setiap pesawat tenagadan
pesawat tenaga dan produksi harus diberi pelat
produksi nama yang memuat data
pesawat Tenaga dan
Produksi
Pasal 16
1. Perlengkapan dan instalasi
listrik pesawat tenaga dan
produksi harus sesuai
dengan ketentuan Undang –
Undang bidang kelistrikan
2.Pesawat tenaga dan
produksi harus dilakukan
pembumian sesuai dengan
ketentuan perundang –
undangan
8 PT. PT. MRT Jakarta sudah Undang-undang uap tahun
MRT memiliki SOP dan 1930
Jakarta Instruksi kerja bagi Pasal 2
operator untuk Pesawat-pesawat uap yang
mengoperasikan boiler dimaksud dalam pasal 1 dari
Undang-undang uap 1930
adalah:
a. Pemanas-pemanas air
diperuntukan guna
mempertinggi temperatur dari
air pengisi
untuk ketel-ketel uap dengan
19
jalan pemanasan dengan
hawa pembakaran.
b. Pengering-pengering uap
diperuntukan guna
mempertinggi temperatur dari
uapnya,
dengan jalan pemanasan dari
hawa pembakaran. Bila
pesawat-pesawat ini
bersambungan langsung
dengan ketel uapnya, maka
ia dianggap bersatu dengan
ketel
uapnya.
c. Penguap-penguap
diperuntukan guna membuat
air sulingan dengan jalan
pemanasan
dengan uap, dan
d. Bejana-bejana uap
kedalam mana langsung atau
tidak langsung dimaksudkan
uap dari
ketel uapnya, terkecuali
pesawat-pesawat yang
disebut dalam ayat c.”

Undang – Undang Uap 1930


Pasal 33
Pemakai-pemakai dari
pesawat-pesawat uap yang
padanya diberikan ijin
bersyarat,
20
seperti yang ditetapkan
dalam pasal 31 adalah
berkewajiban setelah cacat-
cacat yang
dituliskan dalam Akte ijm itu
hapus atau telah diperbaiki,
memberitahukannya secara
tertulis kepada Kepala
Jawatan Pengawasan
Keselamatan Kerja melalui Ir.
dari Jawatan
tersebut.”

9 PT. PT. MRT Jakarta telah Pasal 40


MRT melaksanakan uji boiler Peraturan Uap 1930 (Stoom
Jakarta berkala sesuai dengan Verordening)
peraturan perundang –
undangan 1. “Pemeriksaa dalam dari
ketel-ketel uap kapal,
diadakan sekurang-
kuranguya sekali
dalam 1 tahun dan ketel uap
darat sekurang kurangnya
sekali dalam 2 tahun.

21
3.2 Analisa Temuan Negatif
NO LOKASI TEMUAN POTENSI BAHAYA REKOMENDASI PERATURAN
1 PT. MRT Lifting jack tidak Setiap tenaga kerja dan Lifting Jack harus Undang - Undang No. 1
Jakarta memiliki safety sign orang lain yang tidak memiliki safety sign Tahun 1970 pasal 3 ayat 1
mengetahui adanya poin:
sumber bahaya jika "memperoleh keserasian
tidak terdapat safety antara tenaga kerja, alat
sign kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya"

Permenaker 50 tahun
2012: "setiap perusahaan
harus menerapkan
HIRARC (Hazard
Identification, Risk
Assessment, and Risk
Control) yakni meliputi
identifikasi terhadap
bahaya di tempat kerja,

22
penilaian risiko bahaya,
serta pengendalian risiko
dalam penerapan SMK3"

Permenaker No.
05/MEN/1996 (SMK3) :
“Rambu-rambu mengenai
keselamatan dan tanda
pintu darurat harus
dipasang sesuai dengan
standar dan pedoman“
2 PT. MRT Roda kereta setelah Roda dapat Roda kereta yang Undang Undang No. 1
Jakarta digunakan tidak menggelinding jika telah digunakan dan tahun 1970 pasal 3 ayat 1:
memakai penahan terjadi bencana alam sedang tidak “a. mencegah dan
permanen sehingga atau tersenggol benda dipakai, diberi alat mengurangi kecelakaan
ditakutkan akan lain penahan permanen r. menyesuaikan dan
menggelinding begitu yang lebih besar menyempurnakan
saja dan menutupi pengamanan pada
pekerjaan yang

23
setengah bagian bahaya
roda kecelakaannya
menjadi bertambah
tinggi.”
3 PT. MRT Sling yang telah sling bisa terikat dengan Sling yang telah UU No 1 tahun 1970 pasal
Jakarta digunakan tidak benda lain yang dapat digunakan dapat ayat 1 poin p:
dikembalikan pada mengakibatkan roda dikembalikan pada "mengamankan dan
tempatnya (dibiarkan menggelinding tempatnya untuk memperlancar pekerjaan
pada tempat terakhir memudahkan bongkar-muat, perlakuanf
penggunaan) apabila akan dan penyimpanan barang"
digunakan lagi
4 PT. MRT Penempatan saw Pejalan kaki tidak Penempatan saw Peraturan Pemerintah No.
Jakarta machine dan mesin mengetahui area yang machine dan mesin 29/2000 Pasal 30 ayat (1):
bor tidak memiliki harus dilewati apabila bor harus memiliki a. keteknikan, meliputi
pemisah/ pembatas/ saw machine dan mesin area / pembatas persyaratan
area pejalan kaki bor sedang digunakan yang jelas antara keselamatan umum,
area mesin dengan konstruksi
area pejalan kaki bangunan, mutu hasil
pekerjaan, mutu

24
bahan dan atau
komponen
bangunan, dan mutu
peralatan sesuai
dengan standar atau
norma
yang berlaku;
b. keamanan,
keselamatan, dan
kesehatan tempat
kerja konstruksi
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan yang
berlaku;
c. perlindungan sosial
tenaga kerja dalam
pelaksanaan
pekerjaan

25
konstruksi sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku;
5 PT. MRT Pipa di area workshop Pipa yang berisi bahan Pipa pada area Undang - Undang No. 1
Jakarta tidak memiliki berbahaya tidak workshop dapat Tahun 1970 pasal 3 ayat 1
keterangan warna/ teridentifikasi dengan diberi tanda / warna poin m:
sign arah mudah dari tampak berbeda untuk pipa "memperoleh keserasian
luarnya dan sangat yang menampung antara tenaga kerja, alat
berbahaya apabila bahan berbahaya kerja, lingkungan, cara dan
terjadi kebocoran pipa sehingga proses kerjanya"
memudahkan
identifikasi potensi
bahaya
6 PT. MRT Ditemukan SIO Adanya kecelakaan Dilakukan sertifikasi Permenaker no. 8 tahun
Jakarta operator pesawat kerja akibat kepada operator 2020 pasal 140 (4) dan (5)
angkat dan angkut penggunaan pesawat yang munggukan : “Kewenangan personel
yang tidak tervalidasi angkat dan angkut tidak pesawat angkat dan dibuktikan dengan lisensi

26
oleh kementerian sesuai dengan kriteria angkut serta K3 sesuai dengan
tenaga kerja dan sertifikasi melakukan ketentuan perundang-
melewati masa berlaku pengecekan rutin undangan”
terhadap masa
berlaku surat ijin
operasi
7 PT. MRT Ditemukan tabung Tidak ada control Dilakukan checklist PERATURAN MENTERI
Jakarta Oksigen di Klinik penggunaan tabung harian dan tercatat KETENAGAKERJAAN
karyawan yang belum oksigen dalam logbook REPUBLIK INDONESIA
termanifest penggunaan tabung NOMOR 37 TAHUN 2016
(pengelolaan dilakukan oksigen, untuk TENTANG
oleh pihak ke-2 / menghindari isi KESELAMATAN DAN
vendor) tabung habis saat KESEHATAN KERJA
ada pasien / BEJANA TEKANAN DAN
karyawan yang TANGKI TIMBUN
membutuhkan
pertolongan oksigen Pasal 9
tambahan (1) Setiap Bejana Tekanan
diberikan tanda pengenal

27
meliputi:
a. nama pemilik;
b. nama dan nomor urut
pabrik pembuat;
c. nama gas atau bahan
yang diisikan beserta
simbol kimia;
d. berat kosong tanpa
keran dan tutup;
e. tekanan pengisian (Po)
yang diijinkan kg/cm^;
f. berat maksimum dari
isinya untuk bejana berisi
gas yang dikempa menjadi
cair;
g. volume air untuk bejana
berisi gas yang dikempa;
h. nama bahan pengisi
porous mass khusus untuk

28
bejana penyimpanan gas
yang berisi iarutan
asetilen; dan
i. bulan dan tahun
pengujian hidrostatik
pertama
dan berikutnya.

29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pemantauan dan pengamatan lapangan secara
virtual yang telah dilakukan megenai Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap
Bejana Tekan dan K3 Mekanik di PT. MRT Jakarta maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. PT MRT Jakarta adalah suatu perusahaan di bidang transportasi
perkeretaapian BUMD milik Pemprov DKI Jakarta yang beroperasi di
wilayah Jabodetabek.
2. PT. MRT Jakarta telah memiliki ijin operasional untuk Pesawat Uap
atau Boiler dengan kapasitas 2 ton yang digunakan untuk pencucian
kereta (body washing). Pemeliharaan dan perawatan mesin boiler
beserta perlengkapan pengamannya (safety valve) telah dilakukan
secara baik, teratur dan periodical. Pengoperasional boiler dilakukan
oleh 2 orang operator yang telah memiliki SIO kelas 2 (1 orang) dan
kelas 1 (1 orang) sesuai dengan Permenaker 1 tahun 1988.
3. PT. MRT Jakarta memiliki Overhead Crane dengan kapasitas
maksimum 2.8 Ton dioperasikan oleh operator kelas 3 yang sudah
memiliki SIO dari Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian
Perhubungan. Overhead crane juga dilengkapi dengan alat atau
tombol penghenti darurat (emergency stop)
4. Peralatan angkat angkut berupa forklift di PT. MRT Jakarta telah
memiliki SIA dan operator yang bertugas telah memiliki SIO dari
kemenaker dan dinas perhubungan.
5. PT. MRT Jakarta telah melakukan pengujian dan perawatan pesawat
angkat dan angkut secara rutin bekerjasama dengan pihak ketiga
(Penanggung Jawab K3)
6. PT. MRT Jakarta menerapkan penempatan forklift yang sedang tidak
digunakan pada landasan yang rata dan garpu pada sisi bawah

30
menempel pada permukaan landasan sesuai dengan peraturan
Permenaker no. 8 tahun 2020.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Menambahkan safety sign dan garis pembatas atau pemisah untuk
peralatan berat seperti lifting jack, saw machine, dan mesin bor
2. Mengkondisikan roda kereta, sling dan peralatan lain yang diperbaiki
atau tidak dipakai, diberi alat penahan permanen yang lebih besar dan
menutupi setengah bagian roda serta ditempatkan pada tempat yang
tidak mengganggu pekerjaan
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terkait validasi surat izin
operator termasuk masa berlakunya.
4. Diberikan data penggunaan tabung oksigen (inventory control) untuk
mempermudah pengawasan isi tabung.

31
REFERENSI
1. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (tercantum pada Dasar Hukum Sub Bab 1.4)
2. Profil Perusahaan PT. MRT Jakarta https://jakartamrt.co.id/id/sejarah
3. Modul Ahli K3 Umum
4. Hasil Wawancara Narasumber PT. MRT Jakarta.
a. Apakah perusahaan memiliki pesawat angkat angkut dan peralatan
lain dan sudah memiliki izin/pengesahan SIA & SIO ?
Perusahaan memiliki pesawat angkat angkut seperti overhead
crane, forklift yang telah memiliki SIA dari Kementerian Tenaga
Kerja.
Setiap operator mempunyai SIO dengan lisensi dari Kementerian
Tenaga Kerja dan Kementerian perhubungan,dan dilakukan
pemantauan terkait lisensi yang sudah mendekati kadaluarsa.
Ditemukan SIO “abal-abal” pada beberapa operator ketika dilakukan
inspeksi dari Kementerian Tenaga Kerja dan diminta untuk
membenahi SIO “abal-abal” tersebut
b. Apakah pemeliharaan mesin, pesawat, dan peralatan lainnya sudah
memadai ?
Pemeliharaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan setiap jenis
mesinnya. Periode pelaksanaan bervariasi yang meliputi harian,
mingguan, bulanan. Sistem maintenance kereta dilakukan
menggunakan system maximo yang dapat menjadwalkan
maintenance secara otomatis. Meskipun demikian, beberapa mesin
lainnya dilakukan maintenance melalui pihak ketiga.
c. Apakah ada operator forklift yang belum memiliki SIO?
Semua operator telah dilengkapi dengan SIO dan PT MRT juga telah
memiliki sistem reminder untuk mengingatkan kepada pegawai yang
SIO-nya mendekati kadaluarsa
d. Bagaimana cara perawatan alat angkat angkut seperti forklift,
overhead crane, dll dan berapa kali periodenya?

32
PT MRT menggunakan PJK3 atau vendor untuk pemeliharaan alat
angkat angkut seperti forklift, overhead crane, dll dan dilakukan
secara harian, mingguan serta bulanan mengikuti manual dari alat.
e. Dari operator yang melakukan maintenance, apakah terdapat
personil yang tidak menggunakan APD ?
Umumnya personel menggunakan APD yang disediakan oleh
perusahaan dalam penerapannya depo MRTJ melakukan
pengawasan penggunaan APD menggunakan CCTV yang diletakan
di area depo dan melibatkan komponen karyawan dalam
pengawasan penggunaan APD

33

Anda mungkin juga menyukai