Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN NORMA K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, LISTRIK DAN


PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT LRT JAKARTA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


KELOMPOK 3

1. ANDI RACHMAN PUTRA


2. FADLY ADAM
3. HARIO ADRIANSYAH BUDIYANTO
4. KRISTOVEL EFRUAN
5. PEGGI LHUCITA RULIYAN
6. SATRIA OKTARIADI
7. SYAFIATUN NURIYAH
8. TIA UNIARTI WININGSIH

PENYELENGGARA
PT PHITAGORAS GLOBAL DUTA
15 JULI - 01 AGUSTUS 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia
dari-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam
rangka pelatihan Calon Ahli K3 Umum Batch 163. Dikarenakan adanya pandemi
wabah Covid-19 maka kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan secara
virtual / online sebagai bentuk penerapan Protokol Kesehatan yang tentunya
memfasilitasi keterbatasan untuk dapat menilai secara menyeluruh terkait kegiatan
observasi lapangan dalam rangka upaya penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di PT Light Rail Transport (LRT) Jakarta. Namun, hal ini tidak mengurangi
nilai dan manfaat pembelajaran yang diperoleh sebagai tujuan dari pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan. Dalam rangka memenuhi kegiatan pembelajaran sebagai
Calon Ahli K3 Umum yang dilaksanakan selama 12 hari yakni pada tanggal 18 Juli –
01 Agustus 2022, Kelompok 3 menyusun Laporan Pelaksanaan PKL dengan tema
PENGAWASAN NORMA K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, LISTRIK DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT LRT JAKARTA. Penyusunan laporan ini
menggunakan pendekatan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Kami
mengucapkan terima kasih kepada PT Light Rail Transport (LRT) Jakarta serta
pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga penyusunan
laporan PKL ini dapat diselesaikan. Semoga laporan PKL ini dapat membawa
manfaat bagi pihak yang membaca dan khususnya untuk perkembangan ilmu
pengetahuan K3. Atas segala kekurangan yang terdapat didalamnya kami mohon
masukan untuk perbaikan kedepan.

Tim Penulis

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Maksud dan Tujuan 3
1.3 Ruang Lingkup 4
1.4 Dasar Hukum 4
BAB II KONDISI / FAKTA PERUSAHAAN 6
2.1 Gambaran Umum Perusahaan 6
2.2 Temuan-Temuan 7
BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH 9
3.1 Analisis Temuan Positif 9
3.2 Analisis Temuan Negatif 16
BAB IV PENUTUP 20
4.1 Kesimpulan 20
4.2 Saran 20
REFERENSI 22
LAMPIRAN 24

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu persyaratan
untuk mendapatkan sertifikat Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
(AK3U) yang diadakan oleh PT. Phitagoras yang bekerjasama dengan Kementerian
Tenaga Kerja Republik Indonesia. Oleh karena itu, pada hari Rabu tanggal 27 Juli
2022 kami melakukan PKL secara online di PT. LRT yang berlokasi di Jalan
Pegangsaan Dua No. 80, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.
Sektor konstruksi memegang peranan penting pada era globalisasi dan
revolusi industri 4.0. Pekerjaan Konstruksi adalah suatu pekerjaan yang mempunyai
resiko tinggi. Penyebab utama kecelakaan secara umum yaitu Unsafe Action dan
Unsafe Condition. Permasalahan keselamatan yang sering terjadi adalah
kecelakaan kerja, kebakaran, terkena aliran listrik, sehingga perlu dilakukan
pengendalian resiko. Berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan yang
menunjukkan bahwa Pada 2021, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia sebanyak
234.270 kasus. Jumlah tersebut naik 5,65% dari tahun sebelumnya sebesar 221.740
kasus. Menurut Brainly, Keselamatan Kerja yaitu Perlindungan terhadap
kesejahteraan fisik seseorang dan mencegah kecelakaan atau cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Keselamatan kerja sendiri merupakan merupakan bagian yang
penting terkait dengan program dan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dan bagian dari pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan serangkaian kegiatan dalam
pelatihan Ahli K3 Umum yang dimaksudkan untuk memperkaya wawasan dan
pengetahuan peserta pelatihan adalah konteks yang lebih praktikal. Peserta
diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan teoritisnya secara langsung
di lapangan. PKL ini juga dimaksudkan untuk membekali pengetahuan bagi para
calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja Umum (AK3U) mengenai K3 melalui
praktik nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan

3
kesehatan kerja yang meliputi K3 konstruksi bangunan, listrik dan penanggulangan
kebakaran.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian dari
kegiatan pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U)
dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Melalui PKL, calon Ahli K3
Umum dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang
ditentukan dalam surat keputusan penunjukannya (SKP), seperti yang dijelaskan di
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/MEN/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pasal 9 dan pasal 10.
Tujuan dari calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) ini
mengikuti PKL di PT LRT Jakarta pada tanggal 27 Juli 2022 adalah agar wawasan
yang diperoleh selama pelatihan dapat menambah khasanah keilmuan terkait
penerapan peraturan dan norma K3 di tempat kerja nantinya melalui pengawasan
serta perbaikan yang berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko
kecelakaan kerja di perusahaan.
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini adalah untuk mengetahui
penerapan peraturan dan norma K3 di perusahaan yang dikunjungi. Laporan ini juga
bisa digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk menghindari
risiko kecelakaan kerja.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari Praktek Kerja Lapangan ini meliputi:
A. Penerapan norma K3 Konstruksi Bangunan
B. Penerapan norma K3 Listrik
C. Penerapan norma K3 Penanggulangan Kebakaran

1.4 Dasar Hukum


Dasar hukum yang digunakan meliputi:
A. Dasar hukum penerapan norma K3 Konstruksi Bangunan
a. Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
b. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 20 tahun 2004
tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Konstruksi Bangunan

4
c. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No
174 tahun 1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi
B. Dasar hukum penerapan norma K3 Listrik
a. Permenaker No. 02 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
b. Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Listrik di Tempat Kerja
c. Kepmenaker No. 75 Tahun 2002 tentang K3 Listrik
d. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No. 48 Tahun
2015 tentang Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik
e. SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
C. Dasar hukum penerapan norma K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Permenaker No. 04 tahun 1980 tentang APAR
b. Kepmenaker No. 186 tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
c. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. INS.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan
Khusus Penanggulangan Kebakaran
d. SNI 03-3989- 2000 tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem
springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
e. SNI 03-3985-2000 tentang Tata cara perencanaan, pemasangan dan
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
f. SNI 03 – 1736 - 2000 tentang Tata cara perencanaan sistem proteksi pasif
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.

5
BAB II
KONDISI / FAKTA PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT Light Rail Transport (LRT) Jakarta (disingkat LRT Jakarta) adalah sistem
lintas rel terpadu yang beroperasi di DKI Jakarta. Saat ini, LRT Jakarta memiliki jalur
sepanjang 5,8 km (3,6 mi) yang melayani enam stasiun. LRT Jakarta dimiliki dan
dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Layanannya sendiri
dioperasikan oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak usaha dari PT Jakarta
Propertindo, sebuah badan usaha milik daerah DKI Jakarta. Pembangunan sistem
LRT dimulai pada bulan Juni 2016 dan beroperasi penuh tanggal 1 Desember 2019.
LRT atau Light Rail Transport merupakan proyek pembangunan prasarana
transportasi massal yang diharapkan dapat menjadi pemutus mata rantai
permasalahan transportasi yang ada di Indonesia, khususnya Ibukota DKI Jakarta.
Tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi ditambah dengan rasio kesibukan
yang juga tinggi berbanding lurus dengan kebutuhan infrastruktur transportasi yang
dituntut semakin berkembang. Sehingga diharapkan sarana transportasi yang ada
dapat mengimbangi tingkat populasi yang kian bertambah.
Dalam rangka mendukung dan memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan
sistem transportasi massal / public transportation system yang efektif, efisien dan
terintegrasi agar dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi sehingga dapat
menurunkan angka kemacetan. Berdasarkan Peraturan Presiden no 98 tahun 2015
pasal 2, pemerintah menugaskan PT. Adhi Karya untuk membangun prasarana
Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) terintegrasi dengan jalur lintasan yang
menghubungkan 6 ruas di dalam kota Jakarta.
PT. LRT jakarta telah menerapkan SMK3 dengan kegiatan dibawah QHSE,
dimana telah terlaksananya beberapa program program yang meliputi: Pengelolaan
RKAP, Program Kerja Departemen, KPI Departemen dan individu, QHSE, sistem
manajemen Mutu, K3L serta keselamatan perkeretaapian, Laporan berkala QHSE
dan komunikasi serta koordinasi.
PT LRT Jakarta telah mempunyai kelembagaan P2K3 yang menjadi wadah
kerjasama antar pihak perusahaan dan pekerja dalam hal penerapan K3. P2K3 LRT
jakarta dibentuk merujuk kepada peraturan menteri tenaga kerja RI no.

6
PER.04/MEN/1987 tentang panitia pembina keselamatan kerja. Seluruh kegiatan K3
di kelola oleh P2K3 dilaporkan secara berkala ke Disnakertrans DKI Jakarta.

2.2 Temuan-Temuan
Hasil dari pengamatan lapangan secara virtual dari perusahaan PT LRT
Jakarta dibagi menjadi temuan positif dan temuan negatif pada norma K3 konstruksi
bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran dengan rincian sebagai berikut:
A. Temuan Positif K3 Konstruksi Bangunan
a. Perawatan bangunan yang dilakukan oleh vendor sudah melakukan
penerapan work permit
b. Limbah dari konstruksi yang dihasilkan oleh vendor telah disupervisi oleh tim
jalur dan bangunan LRT Jakarta dan disalurkan ke TPA sesuai spesifikasi
limbah (Non B3 dan B3)
c. Seluruh operator alat berat yang digunakan untuk perawatan bangunan &
tenaga ahli sudah memiliki sertifikat/license sesuai dengan regulasi
d. Alat Berat dan operator untuk perawatan bangunan (Boom lift & Scissor lift)
sudah tersertifikasi
e. Sudah disediakan pintu emergency exit, area pejalan kaki, fasilitas disabilitas
dan fasilitas umum lainnya
B. Temuan Positif K3 Listrik
a. Jalur listrik sudah tersertifikasi layak operasi oleh dinas perhubungan
b. Genset sudah tersertifikasi layak operasi
c. Teknisi K3 listrik sudah tersertifikasi
d. Penyalur petir sudah terpasang & tersertifikasi
e. APD khusus untuk kelistrikan sudah dipenuhi
C. Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Ahli K3 kebakaran sudah tersertifikasi
b. Di area vital dan ruangan khusus sudah terpasang gas inert suppression
system, APAR, APAB, water sprinkler dan hydrant
c. Monitoring kondisi APAR dan hydrant dilakukan secara rutin
d. Drill kebakaran dilakukan secara terjadwal dan rutin setiap bulan dan
melibatkan internal maupun eksternal sesuai dengan kategori drill

7
D. Temuan Negatif K3 konstruksi bangunan
a. Pencahayaan di beberapa area depo tidak sesuai ketentuan yang berlaku
(terlihat gelap)
E. Temuan Negatif K3 Listrik
a. Belum adanya ahli K3 listrik
F. Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Jumlah ahli K3 kebakaran tidak mencukupi sesuai regulasi (hanya ada 2 ahli
K3 kebakaran)
b. Pada area hydrant terdapat unused material sehingga menghalangi hydrant
c. Posisi sign APAR melebihi dari standar (terlihat melebihi 125 cm)
d. Posisi APAR terhalang oleh barang-barang untuk evakuasi (tempat tidur,
kursi, kursi roda)
e. Tidak ada sign APAR di ruang Pos Kesehatan

8
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisis Temuan Positif


A. K3 Konstruksi Bangunan

NO TEMUAN REKOMENDASI PERATURAN


PERUNDANGAN

1 Perawatan melakukan monitoring Permenaker 05/men/1996


bangunan yang terhadap compliance lampiran II bagian 6
dilakukan oleh work permit serta tentang prosedur ijin kerja
vendor wajib untuk kesesuaian work permit yang didokumentasikan
melakukan apply dengan pekerjaannya dan ijin kerja untuk
work permit tugas-tugas yang berisiko
tinggi :
6.1.3 Terdapat prosedur
kerja yang
didokumentasikan dan jika
diperlukan diterapkan
suatu sistem ‘Ijin Kerja’
untuk tugas-tugas yang
berisiko tinggi

2 Limbah (non B3 Terus melakukan UU 18 Tahun 2008 tentang


Padat Cair maupun monitoring serta pengelolaan sampah
B3) sisa dari dokumentasi Pasal 9 ayat 1
kegiatan konstruksi penanganan yang (e) melakukan
yang dihasilkan oleh sesuai terhadap jenis pemantauan dan evaluasi
vendor akan limbahnya secara berkala setiap 6
disupervisi oleh (enam) bulan selama 20
pihak organik (dua puluh) tahun
departemen jalur terhadap tempat
dan bangunan LRT pemrosesan akhir sampah
Jakarta dan dengan sistem
disalurkan ke pembuangan terbuka yang
Tempat telah ditutup
Penampungan yang
disediakan sesuai UU 32 Tahun 2009 tentang
kriteria Limbah. perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup

PP nomor 101 tahun 2014


tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun

9
3 Seluruh operator Monitoring masa Permenaker No. 8 tahun
alat berat & tenaga berlaku sertifikat/license 2020 tentang Keselamatan
ahli sudah memiliki dan Kesehatan Kerja
sertifikat / license Pesawat Angkat dan
sesuai dengan Pesawat Angkut
regulasi Pasal 140 ayat 1 dan 3 :
(1) Pemasangan dan/atau
perakitan, pemakaian atau
pengoperasian,
pemeliharaan dan
perawatan, perbaikan,
perubahan atau modifikasi,
serta pemeriksaan dan
pengujian harus dilakukan
oleh personil yang
mempunyai kompetensi
dan kewenangan di bidang
K3 Pesawat angkat dan
pesawat angkut
(3) Kompetensi personel
sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (2)
harus dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi
sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan

4 Alat Berat dan Harus dilakukan Permenaker No. 8 tahun


operator untuk inspeksi berkala dan 2020 tentang Keselamatan
perawatan melakukan daily dan Kesehatan Kerja
bangunan (Boom lift checklist setiap akan Pesawat Angkat dan
& Scissor lift) sudah digunakan Angkut
tersertifikasi Pasal 140 ayat 1 dan 3 :
(1) Pemasangan dan/atau
perakitan, pemakaian atau
pengoperasian,
pemeliharaan dan
perawatan, perbaikan,
perubahan atau modifikasi,
serta pemeriksaan dan
pengujian harus dilakukan
oleh personel yang
mempunyai kompetensi
dan kewenangan di bidang
K3 Pesawat angkat dan
pesawat angkut
(3) Kompetensi personel
sebagaimana yang

10
dimaksud pada ayat (2)
harus dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi
sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan

5 Sudah disediakan Melakukan perawatan ● Permen PU No.


pintu emergency rutin dan pengecekan 30/PRT/M/2006 tentang
exit, area pejalan kelayakan Pedoman Teknis
kaki, fasilitas Fasilitas dan
disabilitas dan Aksesibilitas pada
fasilitas umum Bangunan Gedung dan
lainnya Lingkungan
Pasal 4 ayat 1 :
(1)Persyaratan teknis
fasilitas dan aksesibilitas
pada bangunan gedung
dan lingkungan meliputi :
a) Ukuran dasar ruang, b)
Jalur pedestian, c) Jalur
pemandu, d) Area parkir,
e) Pintu, f) Ram, g)
Tangga, h) Lif, i) Lif
tangga, j) Toilet, k)
Pancuran, l) Wastafel, m)
Telepon, n) Perlengkapan
dan Peralatan Kontrol, o)
Perabot, p) Rambu dan
Marka

● Permen PUPR No. 14


Tahun 2017 terkait
pintu darurat
Pasal 9 ayat (2) :
Penyediaan Fasilitas dan
Aksesibilitas hubungan
ke, dari, dan di dalam
Bangunan Gedung harus
mempertimbangkan
tersedianya: a. hubungan
horizontal antar
ruang/antar bangunan; b.
hubungan vertikal antar
lantai dalam Bangunan
Gedung; dan c. sarana
evakuasi.

11
Pasal 24 ayat (1) :
Setiap Bangunan
Gedung kecuali rumah
tinggal tunggal dan
rumah deret sederhana
harus menyediakan
sarana evakuasi
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (2)
huruf c yang meliputi: a.
akses eksit; b. eksit; c.
eksit pelepasan; dan d.
sarana pendukung
evakuasi lainnya

B. K3 Listrik

NO TEMUAN REKOMENDASI PERATURAN


PERUNDANGAN

1 Jalur listrik sudah Memonitoring secara Permen ESDM No. 38


tersertifikasi layak rutin terkait kondisi jalur tahun 2018 tentang Tata
operasi oleh dinas listrik Cara Akreditasi dan
perhubungan Sertifikasi
Ketenagalistrikan
Pasal 49 ayat 1 :
Setiap instalasi
penyediaan tenaga listrik
dan instalasi pemanfaatan
tenaga listrik tegangan
tinggi dan tegangan
menengah, wajib memiliki
Sertifikat Laik Operasi.

2 Genset sudah 1. Memonitoring secara UU No.30 tahun 2009


tersertifikasi layak rutin kondisi Genset tentang Ketenagalistrikan
operasi 2. Pengujian emisi Pasal 19
Genset 1) Izin usaha untuk
3. Maintenance genset menyediakan tenaga
listrik terdiri atas:
a. Izin usaha penyediaan
tenaga listrik
b. Izin operasi.
(2) Setiap orang yang
menyelenggarakan
penyediaan tenaga listrik
untuk kepentingan umum

12
wajib memiliki izin usaha
penyediaan tenaga listrik.

Permen LH & Kehutanan


RI No.11 Tahun 2021
tentang Baku Mutu Emisi
Mesin dengan
Pembakaran
Pasal 3 :
Penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang
mengoperasikan Mesin
Dengan Pembakaran
Dalam atau Genset
berkewajiban melakukan:
a. pemantauan Emisi;
b. pengelolaan data dan
informasi pemantauan
Emisi; dan
c. pengelolaan Emisi
Fugitif

3 Teknisi K3 listrik Melakukan pembinaan Keputusan Dirjen


sudah tersertifikasi kepada teknisi K3 listrik Pembinaan Pengawasan
yang dapat Ketenagakerjaan & K3
dilaksanakan melalui: No.KEP.48/PPK &
1. Refreshment K3/VII/2015 Tentang
2. Diskusi teknisi keselamatan dan
3. Praktek pemasangan, kesehatan kerja listrik
pemeliharaan instalasi, Diktum Kesatu :
perlengkapan dan Pemasangan dan
peralatan listrik Pemeliharaan terhadap
4. Evaluasi instalasi, perlengkapan
dan peralatan listrik dapat
juga dilaksanakan oleh
teknisi K3 Listrik yang
memiliki sertifikat dan
lisensi yang dikeluarkan
oleh Menteri
Ketenagakerjaan atau
Pejabat yang ditunjuk

4 Penyalur petir sudah 1. Instalasi penyalur Peraturan Menteri


terpasang & petir harus dipelihara Ketenagakerjaan No.31
tersertifikasi agar selalu bekerja tahun 2015 tentang
dengan tepat aman dan Perubahan atas peraturan
memenuhi syarat menteri tenaga kerja
2. Melakukan nomor PER.02/MEN/1989
pemeriksaan dan tentang pengawasan
pengujian instalasi instalasi penyalur petir

13
penyalur petir oleh Pasal 49A :
pegawai pengawas Pembuatan, pemasangan,
dan/atau perubahan
instalasi penyalur petir
harus dilakukan
pemeriksaan dan
pengujian oleh pengawas
ketenagakerjaan spesialis
K3 listrik dan/atau ahli K3
bidang listrik.

5 APD khusus untuk Melakukan pengecekan Permen 8 Tahun 2010


kelistrikan sudah secara berkala untuk tentang Alat Pelindung Diri
dipenuhi oleh LRT kondisi dan ketersedian Pasal 4 Ayat 1 :
Jakarta APD sesuai dengan disebutkan beberapa
pekerjaan kriteria tempat kerja
dimana wajib
mengenakan APD
termasuk pada saat
melakukan instalasi
berbahaya yang
menimbulkan kecelakaan,
kebakaran, atau
peledakan.

C. K3 Penanggulangan Kebakaran

NO TEMUAN REKOMENDASI PERATURAN


PERUNDANGAN

1 Ahli K3 kebakaran Monitoring masa berlaku Kepmenaker No.


sudah tersertifikasi sertifikat/license kep-186/men/1999
tentang unit
penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
Pasal 7 ayat (2) :
untuk dapat ditunjuk
menjadi petugas peran
kebakaran harus
memenuhi syarat :
-sehat jasmani dan rohani
-pendidikan minimal SLTP
-telah mengikuti kursus
teknis penanggulangan
kebakaran tingkat dasar

2 Di area vital dan 1. Melakukan inspeksi Permenaker Trans RI


ruangan khusus secara berkala No.Per-04/MEN/1980
sudah terpasang gas 2. melakukan tentang syarat-syarat

14
inert suppression pemeliharaan pemasangan dan
system, APAR, terhadap alat proteksi pemeliharaan alat
APAB, water kebakaran pemadam api ringan
sprinkler dan hydrant BAB 2 Pasal 4 ayat (1) :

3 Monitoring kondisi Memastikan Permenaker Trans


APAR dan hydrant ketersediaan APAR dan No.Per-04/MEN/1980
dilakukan secara Hydrant dalam kondisi tentang syarat-syarat
rutin yang baik dan siap pemasangan dan
digunakan pemeliharaan alat
pemadam api ringan.
pasal 11 ayat (1):
setiap alat pemadam api
ringan harus diperiksa 2
(dua) kali dalam setahun
yaitu :
● pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam)
bulan
● pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua
belas) bulan

Instruksi menteri RI nomor


inst II/M/bw/1997 tentang
pengawasan khusus k3
penanggulangan
kebakaran.
Bab IV No.8 :
tentang prosedur riksa uji
fire hydrant.

4 Drill kebakaran 1. melakukan Kepmenaker No.


dilakukan secara pemeriksaan / pelatihan kep-186/men/1999
terjadwal dan rutin penanggulangan tentang unit
setiap bulan dengan bahaya kebakaran penanggulangan
melibatkan internal 2. melakukan kebakaran di tempat kerja.
maupun eksternal pengawasan Pasal 2 Ayat 1 dan 2 :
sesuai dengan pemasangan sarana (1). Pengurus atau
kategori drill proteksi kebakaran pada Perusahaan wajib
konstruksi bangunan mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran, latihan
penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
(2). Kewajiban mencegah,

15
mengurangi dan
memadamkan kebakaran
di tempat kerja
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: a.
Pengendalian setiap
bentuk energi; b.
penyediaan sarana
deteksi, alarm,
memadamkan kebakaran
dan sarana evakuasi; c.
pengendalian penyebaran
asap, panas dan gas; d.
pembentukan unit
penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
e. penyelenggaraan
latihan dan gladi
penanggulangan
kebakaran secara berkala;
f. memiliki buku rencana
penanggulangan keadaan
darurat kebakaran, bagi
tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari
50 (lima puluh) orang
tenaga kerja dan atau
tempat yang berpotensi
bahaya kebakaran sedang
dan berat.

3.2 Analisis Temuan Negatif


A. K3 Konstruksi Bangunan

NO TEMUAN POTENSI BAHAYA REKOMENDASI PERATURAN


PERUNDANGAN

1 Pencahayaan kurangnya melakukan Peraturan Menteri


beberapa area pencahayaan dapat pengukuran Tenaga kerja dan
di depo tidak menyebabkan lingkungan kerja Transmigrasi No.
sesuai kecelakaan pekerja secara berkala PER
ketentuan yang gangguan 01/MEN/1980
berlaku (terlihat penglihatan bagi menambah Tentang
gelap) kesehatan pekerja penerangan di Keselamatan dan
lokasi atau Kesehatan Kerja
menambah titik Pada Konstruksi
lampu Bangunan

16
Pasal 5 ayat 2:
Tempat-tempat
kerja,
tangga-tangga,
lorong-lorong
dan gang-gang
tempat
orang bekerja
atau sering
dilalui, harus
dilengkapi
dengan
penerangan yang
cukup sesuai
dengan ketentuan
yang berlaku.

B. K3 Listrik

NO TEMUAN POTENSI REKOMENDASI PERATURAN


BAHAYA PERUNDANGAN

1 Belum adanya ahli Resiko 1. Memastikan Permenaker 12


K3 listrik terjadinya ahli k3 listrik Tahun 2015
kecelakaan masih berlaku tentang K3 Listrik
kerja akibat 2. memonitoring di Tempat
bahaya masa berlaku Kerja
pekerjaan ahli k3 listrik Pasal 6:
listrik (3) Perencanaan,
pemasangan,
perubahan dan
pemeliharaan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 5
ayat 91)
dilakukan oleh
a. Ahli K3 bidang
listrik
pada perusahaan
b. Ahli K3 bidang
listrik
pada PJK3

17
C. K3 Penanggulangan Kebakaran

NO TEMUAN POTENSI REKOMENDASI PERATURAN


BAHAYA PERUNDANGAN

1 Jumlah ahli K3 Kurangnya Menyesuaikan Kepmenaker RI


kebakaran tidak petugas yang jumlah ahli K3 No.KEP.186/MEN/
mencukupi sesuai kompeten Kebakaran 1999
regulasi (hanya ada dalam dengan jumlah Pasal 6:
2 ahli K3 kebakaran) menanggulan tenaga kerja (1) Petugas peran
gi kebakaran kebakaran
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 5 huruf a,
sekurang
kurangnya 2 (dua)
orang untuk setiap
jumlah tenaga
kerja 25 (dua
puluh lima) orang

2 Pada area hydrant menghalangi memastikan Instruksi Menteri


terdapat unused penggunaan area di sekitar RI nomor inst
material sehingga hydrant dalam hydrant tidak II/M/bw/1997
menghalangi hydrant kondisi darurat terhalangi oleh tentang prosedur
material riksa uji fire
hydrant

3 Posisi sign APAR Pada saat Agar posisi sign Permenakertrans


melebihi dari standar kondisi APAR No.04 tahun 1980
(terlihat lebih dari emergency, disesuaikan tentang
125 cm) posisi APAR dengan regulasi Syarat-Syarat
susah terlihat maksimal adalah Pemasangan dan
125 cm dari Pemeliharaan Alat
dasar lantai Pemadam Api
Ringan
Bagian II Pasal 4:
(3) Tinggi
pemberian tanda
pemasangan
tersebut ayat (1)
adalah 125 cm
dari dasar lantai
tepat diatas satu
atau kelompok
alat pemadam api
ringan
bersangkutan

4 Posisi APAR Pada saat Agar barang - Permenaker Trans

18
terhalang oleh kondisi barang No.Per-04/MEN/1
barang - barang emergency,po dipindahkan dari 980 tentang
untuk evakuasi sisi APAR akses jalur syarat-syarat
(kursi,kursi roda dan terhalang tersebut pemasangan dan
tandu) barang - sehingga pada pemeliharaan alat
barang saat penga pemadam api
ringan

5 Untuk sign APAR di Pada saat Memasang Permenakertrans


ruang PosKes tidak kondisi tanda APAR No.04 tahun 1980
ada emergency, sesuai dengan tentang
posisi APAR peraturan yang Syarat-Syarat
susah terlihat berlaku Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api
Ringan
Bagian II Pasal 4:
(1) Setiap satu
atau kelompok
alat pemadam api
ringan harus
ditempatkan pada
posisi yang
mudah dilihat
dengan jelas,
mudah dicapai
dan diambil serta
dilengkapi dengan
pemberian tanda
pemasangan

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapangan) online yang
telah kami lakukan di PT LRT Jakarta membuktikan bahwasanya penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja pada bidang konstruksi bangunan, listrik dan
penanggulangan kebakaran telah dijalankan dengan baik. Hal tersebut terlihat
dengan pelaksanaan K3 yang dilakukan dalam setiap pekerjaan dan potensi
bahaya yang terdapat di PT. LRT jakarta. PT. LRT Jakarta juga telah memiliki dan
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
PP 50 tahun 2012. Sistem manajemen tersebut telah dilakukan audit internal dan
eksternal, dengan hasil penilaian memuaskan meskipun demikian dalam observasi
PKL kelompok-3 AK3U 163 menemukan beberapa temuan yang kiranya dapat
dijadikan sebagai improvement opportunity agar sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja terimplementasi dengan baik dan memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan pemerintah sesuai Permenaker No.26 tahun 2014 tentang
penyelenggaraan penilaian penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.

4.2 Saran
Berdasarkan temuan positif dan negatif yang telah dianalisis, berikut ini saran
yang dapat diberikan kepada PT LRT terkait pelaksanaan K3 konstruksi bangunan,
listrik dan penanggulangan kebakaran:
1. Melakukan monitoring terhadap masa berlaku sertifikat / license operator, teknisi
dan tenaga ahli K3 yang dimiliki.
2. Melakukan inspeksi rutin terhadap alat-alat berat, kelistrikan dan pemadam
kebakaran.
3. Melakukan perawatan rutin dan pengecekan kelayakan fasilitas serta
aksesibilitas pada bangunan gedung.
4. Memastikan alat pemadam kebakaran agar tersedia dan dalam kondisi baik
apabila diperlukan.
5. Menambah penerangan pada lokasi yang belum sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

20
6. Menyesuaikan jumlah ahli K3 Kebakaran dengan jumlah tenaga kerja agar
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

21
REFERENSI

1. Dasar hukum penerapan norma K3 Penanggulangan Kebakaran


2. Instruksi Menteri RI nomor inst II/M/bw/1997 tentang prosedur riksa uji fire
hydrant
3. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. INS.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan
Khusus Penanggulangan Kebakaran
4. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No. 48 Tahun 2015
tentang Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik
5. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 20 tahun 2004 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi
Bangunan
6. Kepmenaker No. 186 tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
7. Kepmenaker No. 75 Tahun 2002 tentang K3 Listrik
8. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No 174
tahun 1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
9. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3
No.KEP.48/PPK & K3/VII/2015 Tentang teknisi keselamatan dan kesehatan kerja
listrik
10. Modul Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
11. Permen ESDM No. 38 tahun 2018 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi
Ketenagalistrikan
12. Permen PU No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
13. Permen PUPR No. 14 Tahun 2017 tentang pintu darurat
14. Permenaker 05/men/1996 lampiran II bagian 6 tentang prosedur ijin kerja yang
didokumentasikan dan ijin kerja untuk tugas-tugas yang berisiko tinggi
15. Permenaker No. 02 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
16. Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Listrik di Tempat Kerja
17. Permenaker No. 8 tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

22
18. Permenaker No.31 tahun 2015 tentang Perubahan atas peraturan menteri
tenaga kerja
19. Permenakertrans 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
20. Permenakertrans No. 04 tahun 1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan
21. Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
22. PP nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
23. Profil Perusahaan PT. LRT Jakarta
24. SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
25. SNI 03 – 1736 - 2000 tentang Tata cara perencanaan sistem proteksi pasif untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
26. SNI 03-3985-2000 tentang Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian
sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
27. SNI 03-3989- 2000 tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem
sprinkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
28. UU 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
29. UU 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
30. UU No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
31. Video Profil Perusahaan dan penerapan K3 PT LRT Jakarta
32. Wawancara dengan Penanggung Jawab K3 PT LRT Jakarta

23
LAMPIRAN

No Bukti Temuan Keterangan

1 Seluruh operator alat


berat yang digunakan
untuk perawatan
bangunan & tenaga ahli
sudah memiliki
sertifikat/license sesuai
dengan regulasi

2 Sudah disediakan pintu


emergency exit, area
pejalan kaki, fasilitas
disabilitas dan fasilitas
umum lainnya

3 Di area vital dan ruangan


khusus sudah terpasang
gas inert suppression
system, APAR, APAB,
water sprinkler dan
hydrant

24
No Bukti Temuan Keterangan

4 Monitoring kondisi APAR


dan hydrant dilakukan
secara rutin

5 Pencahayaan di beberapa
area depo tidak sesuai
ketentuan yang berlaku
(terlihat gelap)

6 Pada area hydrant


terdapat unused material
sehingga menghalangi
hydrant

7 Posisi APAR terhalang


oleh barang-barang untuk
evakuasi (tempat tidur,
kursi, kursi roda) dan
tidak terdapat sign APAR.

25
No Bukti Temuan Keterangan

8 Tidak ada sign APAR di


ruang Pos Kesehatan

26

Anda mungkin juga menyukai