Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. SINERGI GULA


NUSANTARA DI MOJOKERTO

PENGAWASAN NORMA K3 LISTRIK,


PENANGGULANGAN KEBAKARAN, DAN KONSTRUKSI BANGUNAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM BATCH KE-3

DISUSUN OLEH :

Dony Setiawan Putra

PENYELENGGARA

PT. PHITAGORAS GLOBAL DUTA


SURABAYA, 16 NOVEMBER – 01 DESEMBER 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Tujuan dari
penulisan laporan Praktek kerja Lapangan (PKL) ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat yang
harus dipenuhi bagi peserta pelatihan calon ahli K3 Umum. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini tidak
akan selesai.
Dalam penulisan laporan Praktek kerja Lapangan (PKL) ini kami menyadari adanya
keterbatasan. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
dan membantu dalam menyelesaikan laporan Praktek kerja Lapangan (PKL) ini sehingga dapat kami
selesaikan dengan baik.

Akhir kata kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Penulis,
Dony Setiawan Putra

2
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang …………………………………… 4


2. Maksud Tujuan …………………………………… 4
3. Ruang Lingkup …………………………………… 4
4. Dasar Hukum …………………………………… 5

BAB II. KONDISI/FAKTOR PERUSAHAAN

1. Gambaran Umum Perusahaan …………………………… 6


2. Hasil Observasi ….……………………….. 7-8

BAB III. ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Analisa Temuan Positif …………………………… 9-11


2. Analisa Temuan Negatif …….……………………… 12-13

BAB IV. PENUTUP

1. Kesimpulan …………………………………… 14
2. Saran ………………………………… 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Angka kecelakaan kerja semakin naik sebelum dilaksanakan SMK3. Hal ini dapat
dibuktikan dengan tren untuk kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja semakin naik karena
belum dilaksanakannya sistem manajemen K3 secara merata pada setiap perusahaan, terutama
perusahaan dengan kategori menengah kebawah. Hal ini juga disebabkan oleh ketidakpatuhan
perusahaan atau tidak mengertinya perusahaan tentang peraturan perundang undangan. kasus
kecelakaan kerja. Sehingga dapat disimpulkan ada penurunan, setelah pemerintah secara gencar
menggalakan system manajemen K3 pada semua lini baik konstruksi, manufacturing, maupun
perusahaan lainnya.
Kementerian Ketenagakerjaan sebagai pemegang kebijakan nasional bidang K3
menetapkan 5 program dan strategi nasional K3 periode 2020 – 2024 untuk menekan angka
kecelakaan kerja. Lima program tersebut antara lain yang pertama Gerakan promosi K3, penguatan
kapasitas sumber daya K3, penguatan pengawasan dan penegakan hukum norma K3, penguatan
system pelaporan dan manajemen data dan informasi K3, kordinasi, sinergi, dan kolaborasi K3.
Demi mensukseskan program pemerintah tersebut, maka kelompok kami mencoba membuat
laporan mengenai pengawasan norma K3 Konstruksi, Bangunan, Listrik & Penanggulan Kebakaran
di PT. Sinergi Gula Nusantara.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :


1. Membekali pengetahuan sebagai calon Ahli K3 Umum mengenai K3 dengan praktek nyata
dalam penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempatkerja yang meliputi keadaan dan fasilitas tenaga kerja, sikap tenaga kerja dalam
mengoperasikan peralatan kerja, penanganan bahan kimia berbahaya, sifat pekerjaan dan
lingkungan kerja.
2. Secara khusus diharapkan calon Ahli K3 dapat menjelaskan:
a. Latar belakang pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja.
b. Dasar hukum pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja.
c. Pengertian pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja.
d. Ruang lingkup bahaya lingkungan kerja.
e. Faktor-faktor dan pengendalian lingkungan kerja.
f. Bahan kimia berbahaya.
g. Sanitasi lingkungan.
h. Alat Pelindung Diri.
i. Pengawasan limbah industri

1.3 RUANG LINGKUP

1. Bidang Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan


2. Bidang Pengawasan K3 Listrik

4
3. Bidang Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran

1.4 DASAR HUKUM


1.4.1 K3 Listrik
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER.02/MEN/1989
Tentang Instalasi Penyalur Petir.
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 12 Tahun 2015 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja.
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 31 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER.02/MEN/1989
Tentang Instalasi Penyalur Petir.
6. Peraturan Menteri ESDM No.5 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Akreditasi dan
Sertifikasi Kelistrikan Pasal 12 Ayat 1.
7. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 SNI 0255:2011

1.4.2 K3 Konstruksi Bangunan


1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
KEP.174/MEN/86 Nomor: 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pada Lokasi Kegiatan Konstruksi
5. Instruksi Menaker Nomor INS.01/1992 Tentang Pemeriksaan unit Organisasi K3
6. Surat Edaran Dirjen Binawas Nomor 13/BW/1998 Tentang Akte Pengawasan
Proyek Konstruksi Bangunan
7. Surat Dirjen Binawas NomOR 147/BW/KK/IV/1997/ Tentang Wajib Lapor
Pekerjaan Proyek Konstruksi

1.4.3 K3 Penanggulangan Kebakaran


1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER.04/MEN/1980
Tentang Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR.
3. No. PER.02/MEN/1983 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Tentang Instalasi Alat Alarm Kebakaran Automatik.
4. Kepmenaker No.186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran.
5. Instruksi Menaker No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.

5
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.2 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Sinergi Gula Nusantara atau lebih sering dikenal dengan sebutan Sugar Co adalah Sub
Holding Komoditi Gula PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang ditugaskan untuk mengelola
seluruh pabrik gula yang ada di lingkungan PTPN Group. Perusahaan ini didirikan sebagai wujud
dari salah satu proyek strategis nasional (PSN) dan salah satu dari 88 Program Kementerian BUMN
tahun 2020-2023 untuk mendukung akselerasi Program Ketahanan Pangan demi tercapainya
swasembada gula nasional. Pada awal berdirinya PT. SGN tanggal 17 Agustus 2021, saham
perusahaan dimiliki oleh PTPN III (Persero) Holding Perkebunan dan PTPN XI. Pada tanggal 10
Oktober 2022 seiring dengan dilakukannya spin off 36 pabrik gula milik tujuh anak usaha PTPN
Group yaitu PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV
kedalam PT SGN, maka komposisi kepemilikan saham SGN dimiliki oleh 8 (delapan) PTPN yakni
PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PTPN XIV serta PTPN III (Persero)
Holding Perkebunan. Konsep profesionalitas, sinergi, efisien dan efektif menjadi acuan PT. SGN
dalam mengelola seluruh pabrik gula miliknya yang terbentang dari Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, disamping penerapan nilai-
nilai AKHLAK dalam setiap aspek operasional perusahaan untuk menciptakan operational excellent
guna mendukung program swasembada gula nasional.

Visi
 Menjadi perusahaan agribisnis berbasis tebu yang unggul dan berdaya saing di tingkat global.

Misi
 Memberikan nilai tambah (value creation) bagi segenap stakeholders.
 Menghasilkan produk perkebunan yang bernilai tambah serta berorientasi kepada konsumen.
 Mendukung program Pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula nasional.
 Membentuk kapabilitas proses kerja yang unggul (operational excellence) melalui perbaikan
dan inovasi berkelanjutan dengan tatakelola perusahaan yang baik.
 Mengembangkan kapabilitas organisasi, teknologi informasi dan SDM yang prima.
 Melakukan optimalisasi pemanfaatan aset untuk memberikan imbal hasil terbaik bagi
pemegang saham.
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan untuk kebaikan
generasi masa depan.

6
Hasil Observasi

2.2.1 Temuan positif :

Pengawasan K3 Listrik

1. Instalasi dan peralatan listrik sudah dihubungkan tanah (grounding).


- Permenaker no. 2 tahun 1989 Pasal 2 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
- Permenaker No. 12 Tahun 2015 Pasal 3 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
- PUIL 2011 No 312.2

2. Keadaan fisik instalasi penyalur petir dalam keadaan baik.


- Permenaker No. 2 tahun 1989 pasal 2 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir

Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran

1. APAR sudah ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau.
- Permenaker no. 4 tahun 1980 Pasal 4 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR

2. Terdapat checklist APAR yang dilakukan setiap bulan. Pengisian terakhir APAR adalah
Oktober 2022.
- Permenaker no. 4 tahun 1980 Pasal 4 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR

Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan

1. Pada bangunan yang sedang dalam tahap konstruksi ditutup dengan plat seng dan paranet.
- PP Nomor 16 Tahun 2021 pasal 54 ayat 2 tentang Fasilitas dan peralatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
- Permen PU no. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan
- Permenaker no. 3 tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang

2. Tempat kerja dilengkapi dengan pintu-pintu darurat yang memadai.


- Permen No.1 Tahun 1980 Pasal 94 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
- SNI 03-6574-2021 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah
dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung

7
2.2.2 Temuan Negatif

Pengawasan K3 Listrik
1. Penyalur petir berada di area berbahaya, dekat dengan pengisian bahan bakar, tidak ada
logo/simbol berbahaya
- Permenaker no. 2 tahun 1989 Pasal 2 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
- Instalasi penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang dan dipelihara sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dan atau standard yang diakui;
- PP No. 50 tahun 2012, Perusahaan wajib memasang rambu-rambu K3 sesuai dengan
standard dan pedoman teknis

Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran


1. APAR yang digunakan di area listrik menggunakan powder. Seharusnya menggunakan CO2.
- Permenaker no. 4 tahun 1980 Pasal 4 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR

Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan


1. Jalur pejalan kaki di area produksi berbahaya, licin, dan keropos
- Permenaker no.1 tahun 1980 Pasal 8 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan

8
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Temuan Positif

No Dokumentasi Lokasi Temuan Deskripsi Temuan Analisa Manfaat Dasar Hukum


Temuan
KELISTRIKAN
1 Area teknis mesin & Peralatan listrik 1.Untuk mengalirkan Permenaker No. Per-2/MEN/1989 Tentang
kontrol panel listrik pada genset room arus dari petir menuju ke Instalasi Penyalur Petir Pasal 2, ayat (1-4)
telah dilengkapi tanah agar tidak terjadi
dengan grounding kerusakan pada bangun Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang K3
atau alat yang ada di Listrik di tempat Kerja pasal 3 huruf (a) dan (b)
sekitar nya
PUIL 2011 No 312.2 tentang jenis pembumian
2.Memberikan sistem.
perlindungan dan
keamanan pada seluruh
jaringan listrik

9
2 Area teknisi mesin Plant PG memiliki Menyelamatkan Permenaker No. Per-2/MEN/1989 Tentang
bangunan dengan bangunan dari Instalasi Penyalur Petir Pasal 2, ayat (1 – 4)
ketinggian lebih dari sambaran petir yang
10 m dan memiliki berpotensi
penyalur petir menimbulkan
kerusakan property,
kebakaran, dll

KEBAKARAN
1 Ruang pertemuan APAR sudah 1. Memudahkan Permenaker no. 4 tahun 1980 Pasal 4 tentang Syarat-
PT.SGN ditempatkan pada dalam penggunaan syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR Ayat 1
tempat yang mudah dalam kondisi
dilihat dan dijangkau. emergency

2. Mudah di jangkau
dan cepat diambil
aparnya ketika
terjadi kebakaran api
kecil dari segi
ergonomi

10
2 Ruang mesin PT.SGN Terdapat checklist 1. Memastikan APAR Permenaker no. 4 tahun 1980 Pasal 4 tentang Syarat-
APAR yang dilakukan dapat berfungsi Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR Ayat 2
setiap bulan. Pengisian dengan baik dan
terakhir APAR adalah siap di gunakan.
Oktober 2022. 2. Untuk mengetahui
masa expired

KONSTRUKSI BANGUNAN
1 Tempat kerja dilengkapi Sudah tersedianya Apabila terjadi 1. PP Nomor 16 Tahun 2021 pasal 54 ayat 2
dengan pintu-pintu jalur evakuasi dan kebakaran, karyawan / tentang Fasilitas dan peralatan sebagaimana
darurat yang memadai titik kumpul sudah pengunjung tahu dimaksud pada ayat (1)
terlihat dengan jelas kemana mereka harus 2. Permen PU no. 26 tahun 2008 tentang
mengevakuasi dirinya Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
dengan mencari dan Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan
berlari ke jalur 3. Permenaker no. 3 tahun 1999 tentang
evakuasi Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan
Barang

2 Laydown area sekitar Pada bangunan 1. Menghindari 1. Permen No.1 Tahun 1980 Pasal 94 tentang K3
Gudang bahan bakar yang sedang adanya potensi pada Konstruksi Bangunan
boiler (Ampas tebu) dalam tahap bahaya benda dari 2. SNI 03-6574-2021 tentang Tata Cara
konstruksi atas Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah
ditutup dengan dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan
plat seng dan Gedung
paranet

11
3.2 Analisa Temuan Negatif

No. Dokumentasi Lokasi Temuan Deskripsi Temuan Potensi Bahaya Saran Perbaikan Peraturan Hukum
KELISTRIKAN
1 Area teknisi Penyalur petir Tersengat arus - Diberi logo/simbol - Permenaker no. 2 tahun 1989 Pasal
mesin berada di area listrik bahaya 2 tentang Pengawasan Instalasi
berbahaya, tidak - Memindahkan Penyalur Petir
dilengkapi dengan posisi pengisian - (1) Instalasi penyalur petir harus
logo/simbol bahan bakar (jika direncanakan, dibuat, dipasang dan
berbahaya bisa) dipelihara sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini dan
atau standard yang diakui;
- PP No. 50 tahun 2012, Perusahaan
wajib memasang rambu-rambu K3
sesuai dengan standard dan
pedoman teknis

12
KEBAKARAN
1 Area kontrol Pemakaian jenis Dapat merusak - Mengganti jenis - Permenaker no. 4 tahun 1980 Pasal
panel listrik APAR tidak tepat kelistrikan APAR sesuai 4 “Pemasangan dan penempatan
karena karena dengan alat pemadam api ringan harus
menggunakan jenis meninggalkan peruntukannya yaitu sesuai dengan jenis dan
gas cair. APAR di residu. CO2. penggolongan kebakaran seperti
area listrik tersebut dalam lampiran 2.”
seharusnya memakai
jenis CO2.

KONSTRUKSI BANGUNAN
1 Jalur pejalan kaki Berbahaya, licin, Jatuh, - Dilakukan perbaikan - Permenaker no.1 tahun 1980 Pasal
di area produksi berlubang, dan tergelincir, dan atau renovasi untuk 8 tentang K3 pada Konstruksi
keropos terperosok menghindari potensi Bangunan
terjadinya - Semua peralatan sisi-sisi lantai yang
kecelakaan kerja terbuka, lubang-lubang di lantai
yang terbuka, atap-atap atau
panggung yang dapat dimasuki, sisi-
sisi tangga yang terbuka, semua
galian-galian dan lubang-lubang
yang dianggap berbahaya harus
diberi pagar atau tutup pengaman
yang kuat.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Narasumber PT Sinergi Gula Nusantara dapat
disimpulkan sebagai berikut :
• Penerapan K3 di lingkungan PT Sinergi Gula Nusantara telah dilaksanakan sesuai dengan
peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Komitmen Manajemen PT Sinergi Gula Nusantara menaruh perhatian yang cukup besar
terhadap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di setiap lingkungan kerjanya.
• Penerapan pengawasan K3 di bidang konstruksi, listrik, dan penanggulangan kebakaran
sudah berjalan dengan baik.

4.2 Saran

• Memastikan pengecekan dan perawatan dilakukan secara berkala pada area kerja produksi K3
bidang kelistrikan, kebakaran dan konstruksi bangunan.
• Memperhatikan jalur-jalur evakuasi dan keselamatan.
• Melakukan pengecekan APAR secara berkala 1 bulan sekali dan penempelan label keterangan
APAR yang mencakup isi dan kadaluarsa APAR.
• Legalitas terkait dengan perizinan K3 dipastikan masa izinnya tetap berlaku jangan sampai
kadaluarsa.
• Merenovasi tangga yang sudah keropos & pemberian railing pada akses menuju tangga
khususnya di area produksi.

4.3 Referensi

• Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


• Profil Perusahaan PT Sinergi Gula Nusantara
• Modul Ahli K3 Umum

14
TERIM
A
KASIH.
.
K3
JAYA
JAYA
JAYA

15

Anda mungkin juga menyukai