(MM2100 Industrial Town Blok J-8, Cikarang Barat, Bekasi 17520, Indonesia)
Disusun Oleh:
HILMAN FAUZI
SYAHRIAL FAHRUDIN
MERYDIAN JOSEPHINE
JANUARI 2021
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmatnya
sehingga penyusunan laporan PKL di PT. Sankei Gohsyu Industries terkait Pengawasan K3 Bidang
Pesawat Uap, Bejana Tekan, Tangki Timbun, Pengawasan K3 Bidang Lingkungan Kerja, Bahan
Kimia Berbahaya dan Pengawasan K3 Bidang Kesehatan Kerja dapat selesai tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun sebagai bukti telah terselesaikanya kegiatan Virtual Praktek Kerja Lapangan.
Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Kementrian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi sebagai Pembina K3, Semua staff Lembaga Trainers Management Indonesia
(TMI), Para pengajar pelatihan Ahli K3 Umum, PT. Sankei Gohsyu Industries sebagai tempat PKL
Ahli K3 Umum dan Pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu sehingga rangkaian
kegiatan PKL dapat berjalan dengan lancar tanpa suatu halangan apapun.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
laporan ini serta sebagai perbaikan bagi kami di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ke
depannya untuk dapat kami terapkan di tempat kerja kami masing – masing.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
K3 atau yang dikenal sebagai keselamatan dan kesehatan kerja sudah banyak
diterapkan hampir diseluruh perusahaan. Peraturan pemerintah, dan manajemen kualitas dari
setiap perusahaan atau tempat kerja mulai menanamkan program ini. K3 penting untuk
diterapkan, terlebih apabila para stake holder dan pihak perusahaan melihat lebih jauh
mengenai keuntungan jangka panjang.
Tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja
nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan
kerja yang tidak kondusif.
3
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam Pengawasan
norma keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja.
1.2.2 Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional didalam bekerja dan
dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan
meningkatkan kinerja Ahli K3 Umum di tempat kerja yang menjadi lingkup
tanggung jawabnya.
Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, calon Ahli K3 Umum belajar melakukan
analisa terhadap pemenuhan peraturan perundangan k3 dengan lingkup sebagai berikut :
Dasar hukum yang digunakan sebagai landasan dalam pembuatan laporan PKL ini
di antaranya adalah sebagai berikut :
4
1.4.2.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan kesehatan kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun.
5
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
PT. Sankei Gohsyu Industries berlokasi MM2100 Industrial Town Blok J-8,
Cikarang Barat, Gandamekar, Kec. Cikarang Bar., Bekasi, Jawa Barat 17155 (West Java)
– Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang Industri Manufaktur Spare Part Kendaraan
Bermotor dan Mesin lainnya.
Wanita : 64 Orang
6
2.1.3 Kebijakan K3
7
2.1.4 Sertifikat Perusahaan
Main
Technical Forging Heat
Raw Material Die Production Inspection and
Design (Desain Forming Processing
(Bahan Baku) (Pembentukan) Testing
Teknik) (Penempaan) (Pemanasan)
(Pengujian)
8
2.2 Temuan Hasil Observasi
Dalam kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang telah kami lakukan pada hari
Kamis 28 Januari 2021, kami menemukan hal positif dan negatif terkait dengan
pelaksanaan program K3 dan juga beberapa hal yang memerlukan perbaikan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil obsevasi lapangan, diperboleh temuan sebagai berikut :
9
2.2.2 Temuan Negatif
1. Area Bejana Tekan (Tabung Oxygen dan FCC) tidak ada pagar sehingga bisa
sembarang orang masuk.
2. Terdapat pekerja yang tidak memakai APD sesuai yang dipersyaratkan oleh
perusahaan.
3. Penyimpanan APD tidak tertata dengan rapi.
4. Terdapat tumpahan oli di dalam area pabrik.
5. Petugas P3K belum tersertifikasi.
6. Tamu dan pekerja masih belum disiplin menerapkan pencegahan COVID-19
seperti physical distancing. Tamu tidak jaga jarak saat plan tour dan pekerja
tidak jaga jarak di area istirahat.
7. Tidak tersedia klinik perusahaan di PT SGI
8. Jumlah petugas P3K belum sesuai dengan kebutuhan dari jumlah karyawan
9. Jumlah kotak P3K belum sesuai dengan peraturan perundang perundangan
10
BAB III
ANALISA TEMUAN
11
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
dalam bejana, contoh: Bejana yang diisi oleh nitrogen yang
dikempa, pengujian berkala 5 tahun sekali.
2 Terdapat rambu Meminimalisir terjadinya 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan rambu
kewajiban penggunaan kecelakaan kerja, Pasal 3 ayat (1) poin f: Memberi alat-alat perlindungan diri pada kewajiban APD tidak
APD di area pabrik penyakit akibat kerja, para pekerja terhalang oleh benda,
gangguan produksi dan Pasal 13: Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, dapat terlihat jelas
meningkatkan diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan dan warna tidak
produktivitas memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan pudar
Pasal 14 poin b dan c:
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
2. Permenaker No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
12
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
Pasal 5: Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara
tertulis dan memasang ramburambu mengenai kewajiban
penggunaan APD di tempat kerja.
3 Tamu diberikan dan Meminimalisir terjadinya 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 1. Melakukan
diwajibkan memakai near miss, kecelakaan Pasal 3 ayat (1) poin f: Memberi alat-alat perlindungan diri pada pemeriksaan
Alat Pelindung Diri kerja dan penyakit akibat para pekerja rutin terhadap
(APD) yang kerja Pasal 13: Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, APD yang
dipersyaratkan selama diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan digunakan
berada di area pabrik memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan 2. Memastikan
Pasal 14 poin c: Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat semua
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada tamu/orang lain
di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang datang ke
yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk- pabrik memakai
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas APD
atau ahli keselamatan kerja.
2. Permenaker No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
Pasal 6 ayat (1): Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki
tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuai
dengan potensi bahaya dan risiko
4 APD telah tersedia bagi Meminimalisir terjadinya 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 1. Melakukan
pekerja near miss, kecelakaan Pasal 3 ayat (1) poin f: Memberi alat-alat perlindungan diri pada pemeriksaan
13
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
kerja dan penyakit akibat para pekerja rutin terhadap
kerja Pasal 14 poin c: Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat APD yang
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada digunakan
di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain 2. Memastikan
yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk- semua pekerja
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas memakai APD
atau ahli keselamatan kerja.
2. Permenaker No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
Pasal 2: Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh
di tempat kerja.
5 Penggunaan APD sudah Melakukan pemeriksaan 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Melakukan
disesuaikan dengan rutin terhadap APD yang Pasal 3 ayat (1) poin f: Memberi alat-alat perlindungan diri pada pemeriksaan rutin
setiap kondisi di area digunakan para pekerja terhadap APD yang
pabrik dan sudah Pasal 14 poin c: Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat digunakan
disesuaikan dengan perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada
kebutuhan dan jenis di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain
bahaya di area pabrik yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
2. Permenaker No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
Pasal 7 ayat (1 dan 2):
14
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
(1) Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen
APD di tempat kerja.
(2) Manajemen APD, meliputi:
a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan
kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;
c. pelatihan;
d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. pembinaan;
g. inspeksi; dan
h. evaluasi dan pelaporan.
6 Pengukuran lingkungan Meminimalisir terjadinya 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Melakukan
kerja dilakukan setiap 6 kecelakaan kerja dan Pasal 3 ayat (1) poin g: Mencegah dan mengendalikan timbul pengukuran
bulan sekali penyakit akibat kerja atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, lingkungan kerja
pada pekerja uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan secara berkala dan
getaran; memastikan hasil
2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 pengukuran berada di
Lampiran II poin 7.2.2: Pemantauan/pengukuran lingkungan bawah NAB
kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikologi.
15
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
3. Permenaker No.5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
Pasal 5 ayat (1) poin a: Pelaksanaan syarat – syarat K3
Lingkungan Kerja dilakukan melalui kegiatatan pengukuran dan
pengendalian lingkungan kerja.
7 Pekerja PT. SGI Pekerja merasa aman dan 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan semua
memiliki BPJS mendapat perlindungan Pasal 8 ayat (2): Pengurus diwajibkan memeriksakan semua pekerja telah
Kesehatan dan Asuransi dari perusahaan tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala terdaftar dalam
Keselamatan pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh asuransi
direktur.
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86 ayat (1) poin a: Setiap pekerja/buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja.
3. UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
Pasal 15 ayat (1): Pemberi Kerja secara bertahap wajib
mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada
BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
8 Pemeriksaan kesehatan Meminimalisir terjadinya 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan semua
berkala dilakukan setiap penyakit akibat kerja, Pasal 8 ayat (1 dan 2): pekerja telah
1 tahun sekali meningkatkan (1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, melakukan
16
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
produktivitas kerja kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang pemeriksaan
akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan kesehatan berkala
sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya. Melakukan evaluasi
(2) Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja terhadap hasil
yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada pemeriksaan
dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh kesehatan
direktur.
2. Permenaker No. Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja
Pasal 3 ayat (2): Semua perusahaan harus melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-
kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan
Tenaga Kerja.
9 Pada pekerja shift pagi, Meningkatkan kebugaran 1. Kepmenaker No. 317 Tahun 2020 tentang Senam Pekerja Melakukan senam
diwajibkan melakukan dan kefokusan pekerja Sehat secara rutin
senam taiso selama 10 sebelum bekerja
menit sebelum
melakukan pekerjaan
10 Kotak P3K ada di setiap Meminimalisir terjadinya 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan semua
17
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
departemen/ruangan infeksi pada luka Pasal 3 ayat (1) poin e: Memberi pertolongan pada kecelakaan perlengkapan P3K
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sesuai dengan
Pasal 86 ayat (1) poin a: Setiap pekerja/buruh mempunyai hak standar dan
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kebutuhan pekerja
kerja.
3. Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja
Pasal 2 ayat (1): Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K
dan fasilitas P3K di tempat kerja.
11 Memiliki protokol Meminimalisir terpapar 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan semua
kesehatan dan tersedia Coronavirus dan Pasal 3 ayat (1) poin h: Mencegah dan mengendalikan pekerja mentaati
fasilitas pencegahan mencegah terjadinya timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, protokol kesehatan
COVID-19 seperti COVID-19 di lingkungan peracunan, infeksi dan penularan yang berlaku
pemeriksaan suhu badan, perusahaan 2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
hand-sanitizer, cuci Pasal 86 ayat (1) poin a: Setiap pekerja/buruh mempunyai hak
tangan dan masker untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja.
3. Surat Edaran Menaker RI M/7/AS.02.02/V/2020 tentang
Rencana Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Protokol
Pencegahan Penularan COVID-19 di Perusahaan
18
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
12 Memiliki Safety Data Mengetahui bahaya dan 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Melakukan update
Sheet (SDS) di setiap bentuk pengendalian dari Pasal 3 ayat (1) poin c: SDS bila terjadi
bahan kimia yang bahan kimia yang Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. perubahan informasi,
digunakan digunakan 2. Kepmenaker No. KEP.187/MEN/1999 tentang Pengendalian memastikan SDS
Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja dapat dibaca dengan
Pasal 3 poin a: Pengendalian bahan kimia berbahaya meliputi jelas dan
penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan label. menggunakan 2
bahasa, yaitu Bahasa
Inggris dan Indonesia
13 Menyediakan kantin bagi Pemenuhan gizi kerja 1. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Makanan harus
pekerja yang pada pekerja selama SE.01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin Dan Ruangan mengandung gizi
bekerjasama dengan bekerja di perusahaan Makan seimbang dan
catering Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengambil memastikan kantin
kebijaksanaan untuk mengajurkan kepada: selalu dalam keadaan
1. Semua perusahaan yang memperkerjakan buruh antara 50 bersih
sampai 200 orang supaya menyediakan ruang tempat makan di
perusahaan yang bersangkuran.
2. Semua perusahaan yang memperkerjakan buruh lebih dari 200
orang supaya menyediakan kantin di perusahaan yang
bersangkutan.
14 Ketersediaan toilet sudah Terpenuhinya kebutuhan 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan toilet
19
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
terpenuhi bagi pekerja sanitasi di lingkungan Pasal 3 ayat (1) poin l: Memelihara kebersihan, kesehatan dan dalam keadaan
perusahaan ketertiban. bersih, tersedianya
2. Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang air bersih yang cukup
Pasal 34 ayat (5): Untuk menjamin kecukupan atas kebutuhan sabun dan
jamban dengan jumlah Tenaga Kerja dalam satu waktu kerja perlengkapan
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: kebersihan lainnya
a. untuk 1-15 orang = 1 (satu) jamban;
b. untuk 16-30 orang = 2 (dua) jamban;
c. untuk 31-45 orang = 3 (tiga) jamban;
d. untuk 46 -60 orang = 4 (empat) jamban;
e. untuk 61 - 80 orang = 5 (lima) jamban;
f. untuk 81 -100 orang = 6 (enam) jamban; dan
g. setiap penambahan 40 orang ditambahkan 1 (satu) jamban.
15 Terdapat emergency eye Mencegah terjadinya 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan tempat
wash diletakkan dekat iritasi mata dan penyakit Pasal 3 ayat (1) poin h: Mencegah dan mengendalikan emergency eye wash
dengan penyimpanan B3 akibat kerja timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, bersih dan tersedia
peracunan, infeksi dan penularan air yang cukup
16 TPS B3 dilengkapi Mencegah terpapar 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan tanda
dengan tanda dan gambar limbah B3 dan Pasal 14 poin b: Memasang dalam tempat kerja yang dan gambar K3
B3 meminimalisir terjadinya dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan terlihat dengan jelas
penyakit akibat kerja dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang
20
No. Temuan Manfaat Peraturan Perundangan K3 Saran
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli Keselamatan Kerja
17 Perusahaan telah Mencegah terjadinya 1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan pelayan
membuat MoU dengan dampak yang serius Pasal 3 ayat (1) poin e: Memberi pertolongan pada kecelakaan kesehatan yang telah
pelayanan kesehatan apabila terjadi kecelakaan 2. Permenaker No. 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan melakukan MoU siap
terkait kerja atau PAK Tenaga Kerja dan sigap bila
Pasal 4 ayat (1): diperlukan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat: perusahaan atau bila
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus. terjadi kecelakaan
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan kerja atau PAK
dengan dokter atau Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama
menyelenggarakan suatu Pelayanan Kesehatan Kerja.
21
3.2 Analisa Temuan Negatif
22
No. Temuan Potensi Bahaya Peraturan Perundangan K3 Saran
APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.
3 Penyimpanan APD tidak APD dapat rusak dan tidak 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Membuat rak dan
tertata dengan rapi layak Pasal 3 ayat (1) poin f: Memberi alat-alat perlindungan memasang label pada
diri pada para pekerja rak agar peletakan APD
2. Permenaker No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung dapat tertata rapi dan
Diri memudahkan pencarian
Pasal 7 ayat (1 dan 2): saat ingin menggunakan
(1) Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan APD
manajemen APD di tempat kerja.
(2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), meliputi:
a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya
dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;
c. pelatihan;
d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. pembinaan;
g. inspeksi; dan
h. evaluasi dan pelaporan.
23
No. Temuan Potensi Bahaya Peraturan Perundangan K3 Saran
4 Terdapat tumpahan oli di Terjadinya kejadian near 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Memastikan semua area
dalam area pabrik miss, kecelakaan kerja dan Pasal 3 ayat (1) poin a: Mencegah dan mengurangi kerja tidak terdapat
penyakit akibat kerja kecelakaan bahaya
5 Petugas P3K belum 1. Terjadi infeksi yang 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Melakukan pelatihan
tersertifikasi lebih serius saat Pasal 3 ayat (1) poin e: Memberi pertolongan pada pada petugas P3K sesuai
menangani luka kecelakaan dengan ketentuan
2. Melakukan pengobatan 2. Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang standar
atau penanganan tidak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja
sesuai standar Pasal 3 ayat (1): Petugas P3K di tempat kerja harus
3. Mengakibatkan memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Kepala
terjadinya penyakit Instansi yang bertanggung jawab di bidang
akibat kerja ketenagakerjaan setempat.
6 Tamu dan pekerja masih Terpapar Coronavirus dan 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 1. Memberikan
belum disiplin menerapkan memiliki kemungkinan Pasal 3 ayat (1) poin h: Mencegah dan mengendalikan edukasi terkait
pencegahan COVID-19 terinfeksi COVID-19 timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun COVID-19
seperti physical distancing psychis, peracunan, infeksi dan penularan 2. Menumbukan sikap
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan positif terhadap
Pasal 86 ayat (1) poin a: Setiap pekerja/buruh pencegahan
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas COVID-19
keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Memastikan semua
24
No. Temuan Potensi Bahaya Peraturan Perundangan K3 Saran
3. Surat Edaran Menaker RI M/7/AS.02.02/V/2020 pekerja menerapkan
tentang Rencana Keberlangsungan Usaha dalam protokol kesehatan
Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019 dengan baik
(COVID-19) dan Protokol Pencegahan Penularan
COVID-19 di Perusahaan
7 Tidak tersedia klinik Mendapat penanganan yang 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Melakukan
perusahaan di PT SGI lambat saat terjadi Pasal 3 ayat (1) poin e: Memberi pertolongan pada penyelenggaraan
kecelakaan kerja, sehingga kecelakaan pelayanan kesehatan
bisa berpotensi pada 2. Permenaker No. 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan dengan menyediakan
dampak yang lebih serius Kesehatan Tenaga Kerja klinik di perusahaan
dan dapat mengakibatkan Pasal 4 ayat (1):
PAK Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat:
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus.
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan
ikatan dengan dokter atau Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-
sama menyelenggarakan suatu Pelayanan Kesehatan
Kerja.
3. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor Kep. 22/DJPPK/V/2008 Tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
25
No. Temuan Potensi Bahaya Peraturan Perundangan K3 Saran
Bagian IV Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja
A. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
dilaksanakan sendiri oleh perusahaan :
1. Dilaksanakan bagi perusahaan dengan :
a. Jumlah tenaga kerja 1000 orang atau lebih
b. Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1000 orang tetapi
memiliki tingkat risiko tinggi (penentuan tingkat risiko
suatu perusahaan/tempat kerja mengacu pada standar atau
peraturan perundangan yang berlaku).
8 Jumlah petugas P3K belum Terjadi keterlambatan dalam 1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Jumlah petugas P3K
sesuai dengan kebutuhan penanganan luka pada saat Pasal 3 ayat (1) poin e: Memberi pertolongan pada yang seharusnya yaitu 5
dari jumlah karyawan terjadi kecelakaan kerja, kecelakaan orang petugas P3K
terjadi infeksi yang serius 2. Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang
pada luka dan penanganan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja
luka yang tidak sesuai Lampiran I Rasio Jumlah Petugas P3K di Tempat
standar Kerja
a. Tempat kerja dengan potensi bahaya rendah
25 – 150 pekerja = 1 orang petugas P3K
>150 pekerja = 1 orang petugas P3K untuk setiap 150
orang atau kurang
26
No. Temuan Potensi Bahaya Peraturan Perundangan K3 Saran
9 Jumlah kotak P3K belum Terjadi keterlambatan dalam 1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Jumlah kotak P3K yang
sesuai dengan peraturan pengobatan luka pada saat Pasal 3 ayat (1) poin e dan h: perlu disediakan yaitu
perundang perundangan terjadi kecelakaan kerja, e. Memberi pertolongan pada kecelakaan 6 kotak C dan 1 kotak B
terjadi infeksi yang serius, h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
dan kesulitan mencari obat akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan,
luka yang sesuai di unit kerja infeksi dan penularan
tertentu 2. Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja
Lampiran III Jumlah Pekerja/Buruh, Jenis Kotak P3K dan
Jumlah Kotak P3K
a. Kurang 26 pekerja = 1 kotak A
b. 26 – 50 pekerja = 1 kotak B atau 2 kotak A
c. 51 – 100 pekerja = 1 kotak C atau 2 kotak B atau 4
kotak A atau 1 kotak B dan 2 kotak a
d. Setiap 100 pekerja = 1 kotak C atau 2 kotak B atau 4
kotak A atau 1 kotak B dan 2 kotak a
Kotak A untuk 25 pekerja atau kurang
Kotak B untuk 50 pekerja atau kurang
Kotak C untuk 100 pekerja atau kurang
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. PT. Sankei Gohsyu Industries (SGI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
komponen otomotif, memiliki jumlah karyawan sebanyak 640 orang, menerapkan
sistem kerja shift dan telah memiliki kebijakan K3.
2. Terdapat 17 temuan positif dan 9 temuan negatif yang terdapat PT. Sankei Gohsyu
Industries (SGI) terkait norma Pengawasan K3 Pesawat Uap, Bejana Tekan, Tangki
Timbun, Pengawasan K3 Lingkungan Kerja, Bahan Kimia Berbahaya, dan
Pengawasan K3 Kesehatan Kerja
4.2 Saran
4.2.1 Saran bagi PT. Sankei Gohsyu Industries (SGI)
1. Diharapkan PT. Sankei Gohsyu Industries (SGI) melakukan sosialisi terhadap
komitmen dan kebijakan K3 kepada seluruh pekerja guna terciptanya budaya
K3 di lingkungan perusahaan
2. Diharapkan PT. Sankei Gohsyu Industries (SGI) melaksanakan peraturan
perundang-undangan K3 sesuai dengan kebutuhan perusahaan
3. Melakukan pelatihan K3 secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran pekerja terkait K3
28