Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. BETON ELEMENINDO PERKASA


BIDANG K3 MEKANIK, PESAWAT UAP, BEJANA TEKAN DAN
TANGKI TIMBUN

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE 1 OFFLINE BANDUNG
2023

KELOMPOK 1

1. Satya Hermawan
2. Ambar Salsa Azzahra
3. Dimas Daffa Setiawan
4. Muhammad Vikram Fatahillah

PT. SAFETY FIRST INDONESIA


Bandung, 16 Februari 2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan
karunia-Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kunjungan lapangan pada PT. Beton
Elemenindo Perkasa yang sebagai salah satu syarat kelulusan dalam pelatihan calon
Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan,
penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami
menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Seluruh Staf PT. Beton Elemenindo Perkasa yang telah memberikan izin
untuk melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 1 offline tahun
2023 Bandung yang telah mampu menjaga suasana pelatihan yang
kondusif dan dapat mewujudkan kerjasama yang baik.
Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang relatif singkat,
sehingga sangat wajar apabila masih banyak kekurangannya. Akhir kata, penyusun
berharap semoga laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh
penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Bandung, 16 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Maksud Dan Tujuan ........................................................................ 2
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................ 2
1.4 Dasar Hukum ................................................................................... 2
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ....................................................................... 4
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja ..................................................... 4
2.2 Dasar-Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik .............................. 6
2.3 Dasar-Dasar Hukum Pesawat Uap dan Bejana Tekan .................... 7
2.4 Alat Kerja ........................................................................................ 7
2.5 Potensi Bahaya di tempat kerja ....................................................... 7
2.6 Faktor Bahaya .................................................................................. 9
2.7 Temuan-temuan ............................................................................. 11
BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH ............................................ 13
3.1 Temuan Positif di PT. Beton Elemenindo Perkasa ....................... 13
3.2 Temuan Negatif di PT. Beton Elemenindo Perkasa ...................... 23
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 33
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 33
4.2 Saran .............................................................................................. 33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek penting yang baru
diperhatikan dalam kegiatan perusahaan. Salah satu upaya untuk menjaga
keselamatan kerja dengan cara menekan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan
kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja termasuk penyakit yang
timbul akibat hubungan kerja. Selain itu, kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dan berangkat dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya
termasuk kedalam kategori kecelakaan kerja (Hadipoetro, 2014).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program
pemerintah. Program ini lahir dikarenakan terjadinya banyaknya kecelakaan
terjadi di tempat kerja yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun
keluarga pekerja. Undang-Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu
UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang mulai diundangkan pada
tanggal 12 Januari 1970 yang mana tanggal tersebut diperingati sebagai hari
lahirnya K3. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih
produktivitas kerja yang baik pula pekerja yang menuntut produktivitas kerja
tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang
prima. Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyababkan tenaga
kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.
PT. Beton Elemindo Perkasa merupakan industri yang memproduksi
beton Precast dan Prestress. Kegiatan yang berlangsung di PT. Beton Elemindo
Perkasa 1 dan di PT. Beton Elemindo Perkasa 2 merupakan kegiatan industri
yang sama yaitu Industri Beton Precast dan Prestress.
Di perusahaan ini terdapat beberapa luang lingkup K3 didalamnya, yang
dimana K3 bidang mekanik yaitu pesawat tenaga dan produksi, pesawat angkat dan
angkut, dan tangka timbun. Oleh karena itu, PT. Beton Elemenindo Perkasa
merupakan lokasi yang tepat untuk kami calon ahli K3 umum dalam melakukan
observasi lapangan. Pembahasan yang diambil yaitu pengawasan tentang

1
keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang mekanik, pesawat uap, bejana tekan,
dan tangka timbun.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Mengetahui kondisi lingkungan kerja di PT. Beton Elemenindo Perkasa
2. Mendapatkan gambaran mengenai penerapan K3 di tempat kerja.
3. Salah satu sarana untuk membantu penerapan K3 di PT. Beton
Elemenindo Perkasa.
4. Menganalisis temuan positif dan negatif di PT. Beton Elemenindo
Perkasa
5. Mengaplikasikan sistem K3 di tempat kerja

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari pelaporan praktek lapangan ini adalah untuk mengetahui
sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya di bidang mekanik (pesawat
tenaga dan produksi, pesawat angkat dan angkut), uap dan bejana tekan.
1.4 Dasar Hukum
Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dilandasi dengan
dasar hukum sebagai berikut:
A. Dasar Hukum K3 Mekanik
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 38 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2020 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Angkut
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Lingkungan Kerja

2
B. Dasar Hukum K3 Pesawat UAP
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang UAP Tahun 1930 (Stoom Ordomantie)
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 04/MEN/1995 Tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1998 tentang
kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap

C. Dasar Hukum K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan


1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 37 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.06 /Men/1990 Tentang Ketentuan
Pewarnaan Tabung Gas Bertekanan

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


PT. Beton Elemenindo Perkasa didirikan pada tahun 1990 yang berlokasi
di Jl. Raya Batujajar No. 56, Desa Giriasih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten
Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pada awalnya pendiriannya PT Beton
Elemenindo Perkasa Mengkonsentrasikan diri pada proyek Hollow Core Slab
(HCS) yang tergolong baru bagi masyarakat Seiring dengan perjalanan waktu,
kepercayaan masyarakat pada PT Beton Elemenindo Perkasa semakin meningkat.
Pengembangan produk pun semakin bertambah, seperti : half slab, tiang pancang,
pagar beton, dinding precast (Facade), U-Ditch, kansteen, bantalan kereta api
(Sleeper), meja & tempat duduk precast, tangga precast, dan balok serta kolom
precast.
PT. Beton Elemenindo Perkasa merupakan salah satu perusahaan
manufaktur yang bergerak dalam pembuatan beton bangunan secara modern.
Adapun produk yang dihasilkan oleh PT. Beton Elemenindo Perkasa yaitu U-
Ditch, Panel Pagar, Kanstein Pile, Tangga Precast, Hollow Core Slab, Half Slab
dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan operasionalnya PT. Beton Elemenindo
Perkasa didukung lebih dari 100 tenaga kerja yang berinteraksi secara langsung
dengan mesin-mesin dan peralatan kerja lainnya.
PT. Beton Elemenindo Perkasa bergerak dalam pembuatan beton bangunan
secara modern. Dalam melakukan kegiatan operasionalnya PT. Beton
Elemenindo Perkasa didukung lebih dari 100 tenaga kerja yang berinteraksi
secara langsung dengan mesin-mesin dan peralatan kerja lainnya. Mesin-mesin
berat dan peralatan kerja yang berbahaya memungkinkan timbulnya potensi
bahaya dan risiko kecelakaan. Kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Beton
Elemenindo Perkasa sangat fluktuatif dengan jenis luka yang variatif. Tindakan
pengendalian yang dilakukan perusahaan selama ini hanya menyediakan Alat
Pelindung Diri (APD) tanpa didukung dengan sistem manajemen yang
mendukung terkait keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga Sistem

4
manajemen terkait keselamatan kerja sangat penting untuk diterapkan di
PT. Beton Elemenindo Perkasa, oleh karena itu perusahaan perlu menerapkan
Sistem Manajemen Kelesamatan dan Kesehatan Kerja. Adapun langkah awal
dalam melakukan SMK3 adalah melakukan identifikasi kecelakaan kerja yang
terjadi dan melakukan pengendaliaannya. Identifikasi yang dilakukan pada
penelitian kali ini dengan metode HIRARC. HIRARC merupakan gabungan dari
hazard identification, risk assessment dan risk control merupakan sebuah metode
dalam mencegah atau meminimalisir kecelakaan kerja. Usulan yang akan
diberikan peneliti akan memberikan usulan pengendalian kecelakaan kerja yang
mengacu pada OHSAS 18001:2007 yang terintegrasi dengan Peraturan
Pemerintah terkait SMK3.
Prinsip kesuksesan telah menjadi pengalaman tim kami dalam
memproduksi beton pracetak. Kami telah mendapat kepercayaan dari industri
bangunan dalam menggunakan produk Pelat Beton Berongga (HCS) atau Hollow
Core Slab yang menawarkan lebih banyak kelebihan daripada cor konvensional.
A. VISI
Menjadi Perusahaan terkemuka dan terpercaya dalam industri beton bermutu
tinggi.
B. MISI
Meningkatkan kualitas dan keterampilan sumber daya manusia dengan
dukungan teknologi andal untuk menciptakan tim kerja dengan motivasi dan
prestasi kerja optimal yang berkesinambungan.
PT. Beton Elemenindo Perkasa adalah perusahaan yang menyediakan
tempat kerja yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini merupakan
tanggung jawab bersama dengan cara menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja
yang baik dalam bidang K3. Untuk itu manajemen berkomitmen :
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang
lain (mitra kerja, kontraktor, pengunjung/tamu) di tempat kerja dan
masyarakat sekitar).
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang

5
berlaku dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3
untuk meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.

C. Logo Perusahaan

D. Struktur Organisasi PT. Beton Elemenindo Perkasa


PT. Beton Elemenindo Perkasa memiliki struktur organisasi yang terperinci.
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Beton Elemenindo Perkasa.

2.2 Dasar-Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik


a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang kesehatan kerja
b. Permen No.04/Men/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi
c. Permen No.05/Men/1985 tentang pesawat angkat dan angkut
d. Permen No.01/Men/1989 tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator
keran angkat.

6
2.3 Dasar-Dasar Hukum Pesawat Uap dan Bejana Tekan
a. UU Uap tahun 1930
b. Pesawat Uap tahun 1930
c. UU Nomor 1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja
d. Permen Nomor 1 / Men / 1988 mengenai Klasifikasi & Syarat-syarat
Operator dari Pesawat Uap
e. Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan Bejana Tekan dan
Tangki Timbun

2.4 Alat Kerja


a. Penggerak mula
b. Turbin
c. Pelengkapan Transmisi Tenaga Mekanik
d. Mesin Perkakas Kerja dan Mesin Produksi
e. Mesin Gerinda
f. Mesin Press
g. Tanur
h. Pesawat Angkat dan Angkut
i. Pondasi Mesin

2.5 Potensi Bahaya di tempat kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT.
Beton Elemenindo Perkasa yaitu :
1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi, serta cara kerja dan sikap kerja yang
kurang sesuai, sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya. Angka kecelakaan
kerja yang sering terjadi adalah terjepit. Kecelakaan ini biasanya terjadi pada
proses Operation and maintenance yaitu terjepit alat konstruksi ataupun bahan
kontruksi yang terjadi karena kelalaian, kurangnya perhatian atau kesadaran diri
dari tiap pekerja terhadap keamanan dalam bekerja, dan masih banyaknya pekerja

7
yang masih belum menggunakan APD. Pada umumnya tenaga kerja di perusahaan
ini kurang berhati-hati dan tidak patuh pada pedoman kerja sehingga kecelakaan
kerja tersebut dapat terjadi.

2. Terjatuh
Potensi bahaya terjatuh sering kali di temukan di tempat kerja. Potensi
bahaya ini terjadi karena adanya tangga yang tidak ada pengaman atau hanya ada
satu pegangan saja dan bahkan tidak ada pegangan, hai ini sering kali tidak di
perhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi menimbulkan bahaya terjatuh.

3. Tersetrum ataupun Terkena Percikan Api


Sumber bahaya listrik yang ada di PT. Beton Elemenindo Perkasa di
sebabkan karena kurang berhati – hati pada saat proses pengelasan. Masih
ditemukan beberapa tenaga kerja yang masih belum lengkap dalam memakai APD
saat proses pengelasan. Contoh lain masih ditemukan kabel listrik yang berbelit,
terdapat banyak barang di daerah panel listrik yang kemungkinan bisa
menyebabkan konslet atau arus pendek listrik. Hal – hal tersebut dapat
menyebabkan adanya potensi bahaya akibat listrik ataupun kebakaran.

4. Tertimpa
Peralatan dan bahan konstruksi yang tergantung di atas ataupun baru
diturunkan dari suatu alat atau truk dapat jatuh apabila penempatannya tidak
sesuai sehingga dapat mengenai tenaga kerja yang sedang bekerja di
bawahnya,dan juga pada saat bahan – bahan seperti semen, pasir atau flyash
datang yang masih berada di atas truk saat akan di turunkan secara estafet sehingga
apabila yang berada di bawah belum siap menerima tenaga kerja dari atas dapat
tertimpa dengan jumlah yang sangat banyak bahkan berkilo – kilo ataupun ton.

8
5. Terpeleset
Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan
bahaya terpeleset. Kurangnya saluran pembuangan air dan banyaknya sisa pasir
atau kerikil kecil yang menyebabkan permukaan lantai pekerja licin, dan juga
masih ditemukan tenaga kerja yang belum menggunakan safety shoes untuk
mengurangi hal tersebut.

6. Tertusuk
Potensi bahaya ini terjadi karena adanya alat yang berujung tajam atau
dari kendaraan berat yang bisa menyebabkan terjadinya tertusuk kepada tenaga
kerja. Masih kurangnya perhatian atau kesadaran diri dari tiap pekerja terhadap
keamanan dalam bekerja, dan masih banyaknya pekerja yang masih belum
menggunakan APD.

2.6 Faktor Bahaya


Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan
di tempat kerja PT. Beton Elemenindo Perkasa, identifikasi bahaya yang dilakukan
banyak terjadi di area produksi. Faktor-faktor bahaya yang dapat diidentifikasi
antara lain :
1. Faktor Fisika
Bahaya fisik yang timbul di area produksi, antara lain : bahaya akibat
getaran, bahaya akibat tekanan panas, tergelincir, terjatuh, tertimpa, terjepit,
tersetrum ataupun terkena percikan api, tertusuk dan lain-lain.

2. Faktor Kimia
Penggunaan bahan kimia pada proses produksi seperti Precast Beton. bahan
kimia tersebut dapat mengakibatkan keracunan apabila terhirup oleh pekerja dan
apabila dengan mudah meledak dan terbakar apabila tidak digunakan dan
diperlakukan sesuai prosedur.

9
3. Faktor Ergonomi
Bahaya ergonomi adanya ketiak sesuaian antara pekerja dengan alat kerja
dapat mengakibatkan terjadinya bahaya ergonomi seperti kegiatan produksi yang
monoton seperti bekerja yang selalu berdiri, karena di perusahaan tidak
memperbolehkan pekerjanya bekerja dengan posisi berdiri, dengan alasan bekerja
dengan duduk, dapat menimbulkan perasaan malas dan produktivitas menurun.
Ada juga hal lainnya seperti larangan merokok yang menyebabkan pekerja
akhirnya sembarang merokok pada saat bekerja.

4. Faktor Biologi
Bahaya biologi berasal dari bakteri dan jamur. Bahaya ini bahkan dapat
berpotensi lebih besar karena kondisi kebersihan pada area produksi jauh lebih
rentan. Bakteri dan jamur ini berasal dari tempat sampah yang masih kurang
terjaga kebersihannya. Ada juga hal lainnya seperti jentik nyamuk karena kurang
terawatnya atau masih terdapat genangan air di daerah produksi.

10
2.7 Temuan-temuan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Beton Elemenindo
Perkasa (BEP) terdapat 2 jenis temuan. Temuan positif dan temuan negatif dari
masing-masing aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diamati.
A. Temuan Positif K3 Mekanik
1. Operator pesawat angkat dan angkut sudah mempunyai lisensi K3 pesawat
angkat dan angkut
2. Forklift telah dilakukan pemeriksaan dan pengujian secara berkala oleh
UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah IV Bandung
3. Dilakukan pemeriksaan dan pengujian alat secara berkala
4. Hoist diberikan label keterangan dapat memuat kapasitas beban
maksimum
5. Hook pada alat angkut memuat keterangan dapat mengangkut kapasitas
maksimum berat barang yang akan diangkut
6. Mobile crane telah dilakukan pemeriksaan dan pengujian secara berkala
oleh UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah IV Bandung
B. Temuan Positif Pesawat Uap
Tidak ditemukan temuan
C. Temuan Positif Bejana Tekan
1. Terdapat name plate identitas dan kapasitas dari bejana tekan
2. Bejana tekanan terbuat dari bahan yang kuat
D. Temuan Positif Tangki Timbun
1. Tangki timbun menggunakan kaki dari rangka baja
2. Terdapat penyalur petir pada tangka timbun

11
E. Temuan Negatif K3 Mekanik
1. Tenaga kerja tidak mematuhi aturan larangan merokok yang sudah dibuat
oleh perusahaan
2. Tenaga kerja diantaranya Operator forklift, teknisi, dan THL tidak
memakai alat pelindung diri yang lengkap
F. Temuan Negatif Pesawat Uap
Tidak ditemukan temuan
G. Temuan Negatif Bejana Tekan
1. Kondisi bejana tekan sudah berkarat
H. Temuan Negatif Tangki Timbun
1. Tangki timbun tidak memiliki pagar pembatas dan tidak memiliki jarak
dengan bangunan produksi

12
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

Berikut analisa temuan positif dan negatif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan, dan Tangki Timbun pada PT. Beton
Elemenindo Perkasa
3.1 Temuan Positif di PT. Beton Elemenindo Perkasa

Tabel 3.1 Analisa temuan positif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan, dan Tangki Timbun
Tempat Potensi Dasar
No. Foto Temuan Saran Bunyi Pasal
Temuan Bahaya Hukum
Mekanik
1. Area Operator telah Apabila Lisensi K3 Permenaker Operator
BEP 2 memiliki lisensi operator tidak pesawat No. 8 tahun forklift/lifttruck,
K3 pesawat memiliki lisensi angkat dan 2020 pasal rack stackers,
angkat dan K3 pesawat angkut milik 153 ayat 1 reach stackers,
angkut angkat dan operator poin f telehandler kelas
angkut maka harus II sebagaimana
operator diperpanjang dimaksud dalam
Alat angkut forklift tersebut belum secara Pasal 152 ayat

13
sah dan tidak berkala 5 (1) huruf (f)
berkompeten (lima) tahun harus memiliki
untuk sekali Lisensi K3.
mengoperasikan
forklift
berdasarkan
Surat Izin Operator pesawat angkat dan
perundang-
angkut
undangan.
Area Forklift telah Apabila forklift Forklift harus Permenaker Pemeriksaan dan
BEP 2 dilakukan tidak dilakukan tetap No. 8 tahun pengujian
pemeriksaan pemeriksaan dilakukan 2020 pasal sebagaimana
dan pengujian secara berkala pemeriksaan 174 ayat dimaksud dalam
secara berkala dikhawatirkan dan (1) poin (b) Pasal 173
2. oleh UPTD terdapat pengujian meliputi
Pengawasan kerusakan dan secara pemeriksaan dan
Ketenagakerjaan mengganggu berkala pengujian:
Wilayah IV produkivitas selama 1 a. Pertama
Alat angkut forklift
Bandung perusahaan (satu) tahun b. Berkala
sekali c. Khusus

14
d. ulang

Surat Pemeriksaan Forklift

15
Area Dilakukan Apabila alat Tenaga kerja UU Nomor Menyesuaikan
BEP 2 pemeriksaan tidak dilakukan wajib 1 Tahun dan
dan pengujian pemeriksaan menggunakan 1970 pasal menyempurnakan
alat secara secara berkala alat 3 ayat (1) pengamanan
berkala dikhawatirkan pelindung poin (r) pada pekerja
3.
alat tersebut diri lengkap yang bahaya
dapat terlilit agar terhindar kecelakaannya
oleh pekerja dari menjadi
kecelakaan bertambah tinggi
Penggulung wire
kerja
Area Hoist diberikan Apabila hoist Label Permenaker Perlengkapan
BEP 2 label keterangan tidak diberikan kapasitas No. 8 tahun pesawat angkat
dapat memuat keterangan maksimum 2020 pasal dan pesawat
kapasitas beban beban beban muatan 16 poin (b) angkut paling
4. maksimum maksimum dituliskan di sedikit terdiri atas
maka dapat tempat yang keterangan
terjadi potensi lebih terlihat kapasitas beban
bahaya berupa dan jangan maksimum yang
Alat angkat Hoist
kelebihan beban memuat diizinkan

16
sehingga dapat beban
menimbulkan melebihi
kecelakaan kapasitas
maks
Area hook pada alat Apabila hoist Label Permenaker Perlengkapan
BEP 2 angkut memuat tidak diberikan kapasitas No. 8 tahun pesawat angkat
keterangan keterangan maksimum 2020 pasal dan pesawat
dapat beban beban muatan 16 poin (b) angkut paling
mengangkut maksimum dituliskan di sedikit terdiri atas
kapasitas maka dapat tempat yang keterangan
5. maksimum berat terjadi potensi lebih terlihat kapasitas beban
barang yang bahaya berupa dan jangan maksimum yang
akan diangkut kelebihan beban memuat diizinkan
sehingga dapat beban
Alat angkat hook menimbulkan melebihi
kecelakaan kapasitas
maksimum

17
Area Mobile crane Apabila Mobile Mobile crane Permenaker Pemeriksaan dan
BEP 2 telah dilakukan crane tidak harus tetap No. 8 tahun pengujian
pemeriksaan dilakukan dilakukan 2020 pasal sebagaimana
dan pengujian pemeriksaan pemeriksaan 174 ayat dimaksud dalam
secara berkala secara berkala dan (1) poin (b) Pasal 173
oleh UPTD dikhawatirkan pengujian meliputi
6.
Pengawasan terdapat secara pemeriksaan dan
Ketenagakerjaan kerusakan dan berkala pengujian:
Wilayah IV mengganggu selama 1 a. Pertama
Bandung produkivitas (satu) tahun b. Berkala
Mobile Crane
perusahaan sekali c. Khusus
d. ulang
Pesawat Uap
Tidak ditemukan temuan

18
Bejana Tekan
Area Terdapat Apabila tidak Name plate Permenaker Setiap bejana
BEP 2 name plate terdapat label dirawat dan No 37 tekanan
identitas dan mengenai dibersihkan tahun 2016 diberikan tanda
kapasitas dari identitas dan supaya pasal (9) pengenal
bejana tekan kapasitas bejana terlihat ayat (1) meliputi poin
tekan maka dengan jelas (a) sampai
operator dapat dengan (i)
1.
dengan mudah
mengoperasikan
bejana tekan
dengan
Name Plate bejana tekan
kapasitas yang
sudah
ditentukan

19
Area Bejana Apabila bejana Dilakukan Permenaker Bahan dan
BEP 2 tekanan tekan tidak pemeriksaan No. 37 konstruksi
terbuat dari terbuat dari setiap hari tahun 2016 Bejana
bahan yang bahan dan terkait pasal 8 Tekanan harus
kuat konstruksi yang dengan cukup kuat.
kuat dapat tekanan dan
menyebabkan bejana
2.
kerusakan pada tersebut
alat yang agar
mengganggu menghindari

Kompresor produktivitas adanya


produksi di kerusakan
perusahaan pada bejana
tersebut

20
Tangki Timbun
1. Area Tangki timbun Jika tangki Tangki Permenaker Pemasangan
BEP 2 menggunakan timbun tidak timbun No. 37 tangki timbun
kaki dari dapat harus tahun 2016 di atas lantai
rangka baja menahan mempunyai pasal (56) yang
beban tangki konstruksi ayat (1) dan mempunyai
akan pondasi (2) dan fondasi yang
menyebabkan yang kuat pasal (57) konstruksinya
roboh dan dan aman ayat (1) dan kuat menahan
terjadi untuk (2) beban tangki
tumpahan dan menahan timbun pada
kebocoran beban saat terisi penuh
Tangki Timbun
tangki timbun tangki
timbun
ketika terisi
penuh

21
2. Area Terdapat Apabila tidak Tangki Permenaker Tangki Timbun
selain dilakukan
BEP 2 penyalur petir ada penyalur timbun agar No 37
pemeriksaan
pada tangka petir pada dipasang Tahun
dan/atau pengujian
timbun tangki timbun penyalur 2016 pasal sebagaimana
maka petir petir agar 72 ayat (2) dimaksud pada
dapat terhindar ayat (1) dilakukan
pemeriksaan
mengenai dari ledakan
dan/atau pengujian
Tangki Timbun tangki dan di tangka
alat pembumian,
dapat timbun penyalur petir, dan
menyebabkan sarana
ledakan penanggulangan
kebakaran sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.

22
3.2 Temuan Negatif di PT. Beton Elemenindo Perkasa
Tabel 3.2 Analisa temuan negatif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan, dan Tangki Timbun
Tempat Potensi
No. Foto Temuan Saran Dasar Hukum Bunyi Pasal
Temuan Bahaya
Mekanik
1. Area Tenaga Abu residu Agar UU Nomor 1 Tahun Dengan peraturan
BEP 2 kerja tidak dari dilakukan 1970 pasal 3 ayat perundang-undangan
mematuhi pembakaran inspeksi (1) poin (b) ditetapkan syarat-
aturan rokok dapat kepada setiap syarat keselamatan
larangan membakar tenaga kerja kerja untuk:
merokok bahan- agar tidak Mencegah,
yang sudah bahan yang merokok mengurangi dan
dibuat oleh mudah pada saat memadamkan api
perusahaan terbakar sedang
Tenaga kerja merokok bekerja

23
Area Tenaga Tenaga Tenaga kerja a. UU Nomor 1 a. Menyesuaikan
BEP 2 kerja kerja dapat wajib Tahun 1970 dan
diantaranya terkena menggunakan pasal 3 ayat (1) menyempurnakan
Operator potensi alat poin (r) pengamanan
forklift, bahaya pelindung diri b. Permenakertrans pada pekerja
teknisi, dan langsung lengkap agar No. 8 Tahun yang bahaya
THL tidak maupun terhindar dari 2010 Pasal 4 kecelakaannya
memakai PAK kecelakaan ayat (1) poin (k) menjadi
alat kerja maupun bertambah tinggi
2. pelindung PAK b. APD wajib
diri yang digunakan di
lengkap tempat kerja
Tenaga kerja tidak memakai APD dimana:
(k) dilakukan
pekerjaan yang
mengandung
bahaya tertimbun
tanah, kejatuhan,
terkena

24
pelentingan
benda, terjatuh,
atau terperosok,
hanyut atau
terpelanting
Pesawat Uap
Tidak ditemukan temuan

25
Bejana Tekan
Area Kondisi Dapat Perlu Permenaker Pelaksanaan syarat-
BEP 2 bejana tekan menyebabkan dibuatkan atap 37 tahun syarat K3 Bejana
sudah penyakit agar bejana 2016 pasal Tekanan atau
berkarat seperti gatal tersebut tidak 3 poin (b) Tangki Timbun
dan bahkan terkena air sebagaimana
tetanus hujan yang dimaksud dalam
apabila ada menyebabkan Pasal 2 bertujuan:
tenaga kerja korosi pada (b) menjamin dan
1. yang alat dan memastikan Bejana
menyentuh dilakukan Tekanan atau
bejana pemeriksaan Tangki Timbun
tersebut dan secara berkala yang aman untuk
Bejana Tekan
akibat korosi minimal 5 mencegah
tersebut dapat tahun sekali teijadinya
menyebabkan peledakan,
peledakan kebocoran, dan
kebakaran; dan

26
Tangki Timbun
Area Tangki menyebabkan Membuat Permenaker (1) Lokasi tempat
BEP 2 timbun tidak potensi pagar No. 37 Tangki Timbun
memiliki bahaya pembatas dan tahun 2016 harus dipasang
pagar seperti tangki tanda larangan pasal 28 pagar pengaman
pembatas dan roboh dan masuk untuk ayat (1) dan dengan jarak paling
tidak menimpa orang yang (2) sedikit 25 m (dua
1. memiliki orang yang tidak puluh lima meter)
jarak dengan sedang berkepentingan dihitung dari
bangunan berada di dinding Tangki
produksi lingkungan Timbun dan tanda
kerja tersebut larangan masuk
bagi yang tidak
berkepentingan

27
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktik kerja lapangan yang telah dilakukan
mengenai pengawasan norma K3 mekanik, Pesawat Uap, Bejana tekan, dan
tangki timbun di PT Beton Elemenindo Perkasa, maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Bidang K3 Mekanik
a. Pesawat angkat dan angkut telah memiliki Surat Izin Alat yang mana
hal tersebut menandakan bahwa alat tersebut legal untuk digunakan
b. Operator pesawat angkat dan angkut telah memiliki Lisensi K3 pesawat
angkat dan pesawat angkut
c. Alat laik untuk dioperasikan sudah melalui riksa uji
2. Tidak terdapat pesawat uap yang digunakan di PT. Beton Elemenindo
Perkasa
3. Bidang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun
a. Bejana tekan telah dilengkapi dengan penyalur petir yang mana hal
tersebut telah memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang
b. Bejana tekan sudah dilengkapi dengan name plate yang berisi identitas
dari bejana tekan tersebut
c. Tangki timbun telah memenuhi syarat rangka konstruksi

4.2 Saran
- Perlu memperhatikan terkait pemeriksaan rutin alat yang digunakan
sesuai dasar hukum yang tertera.
- Perlu memperhatikan kembali terkait pengawasan dari keamanan dari
tenaga kerja, masih banyaknya tenaga kerja yang belum sadar dengan
sendirinya untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi diri
masing – masing tiap tenaga kerja.
- Perlu memberikannya pembinaan terkait K3 kontruksi bagi para tenaga
kerja, dengan memberi arahan yang jelas dan mudah diterima bagi para
tenaga kerja yang ada di perusahaan BEP 2.

33
- Selalu mengecek dan memastikan ulang terkait keamanan alat uji ataupun
alat transportasi yang digunakan sebelum pekerjaan dimulai tiap harinya.

34
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


Peraturan Uap (STOOM VERORDENING) STOOM VERORDENING 1930 atau
dengan kata dalamBahasa Indonesia Peraturan Uap tahun 1930.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.01 Tahun 1988 Tentang Kwalifikasi dan
Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.08 Tahun 2010 Tentang
Alat Pelindung Diri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.09 Tahun 2010 Tentang
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

SFI (Safety First Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai