Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. FATHAN BERKAH ABADI

Bidang K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja,Bahan Kimia Berbahaya

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


BATCH 24
TAHUN 2022

Disusun Oleh: Kelompok 3

Danang Pradana
Febry Rosady Kuay Rumaratu
Harianto Marisi Sirait
Arriyanto
Robby Vergita Yusuf
Evelyn Jessica Worotikan
Winda Yunika Ratnasari

PENYELENGGARA
PT. SAFETY FIRST INDONESIA
Yogyakarta, 17 November 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil video yang disiapkan oleh panitia dan hasil wawancara dengan
PT. Fathan Berkah Abadi yang sebagai salah satu syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3
Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang
mendalam kepada :

1. Seluruh Staff PT. Fathan Berkah Abadi yang telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan
kunjungan lapangan.
2. Seluruh Staff di PT. Safety First Indonesia selaku penyelenggara pelatihan Ahli K3 Umum,yang
telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan
(PKL) dan penyusunan laporan.
3. Seluruh Trainer dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogtakarta
(DIY) yang telah memberikan materi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum periode 2022 yang telah mampu menjaga suasana
pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudkan kerjasama yang baik.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penyusunan menyadari bahwa semua ini jauh dari kata
sempurna baik dari segi isi maupun cara pengungkapan dan penyajian dalam bentuk tulisan. Oleh
karena itu, kritik serta saran yang membangun sangat diharapkan.dan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membaca khususnya bagi penulis.
Akhir kata, mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini dapat bermanfaat dan semoga
laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, 17 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 4

A. Latar Belakang..………………………………………....................................... 4

B. Maksut dan Tujuan………………………………………..…………………… 5

C. Ruang lingkup…………………………………..…………………………...….. 5

D. Dasar Hukum…………………………………………………………..….......... 5

BAB II KONDISI PERUSAHAAN…………………….…………………………. 8

A. Gambaran Umum Tempat Kerja……………………………………………... 7

B. Proses Produksi…………………………………………………......................... 9

C. Alur Kerja………...…………………………………………………….............. 10

D. Faktor Bahaya…………………………………………………………….......... 10

E. Potensi Bahaya di Tempat Kerja………………....…………………………… 12

F. Temuan-temuan Bahaya ditempat Kerja……..……..……………………....... 13

1. Temuan Positif…………………………………………………............... 13

2. Temuan Negatif………………………………………….……………... 15

BAB III ANALISA……………………………………………………….……....... 17

A. Analisa Temuan Positif…...…...………………………….……………………. 17

B. Analisa Temuan Negatif………………………………………………………... 23

BAB IV PENUTUPAN………………………………………………….................. 28

A. Kesimpulan……………………………………………………………………... 28

B. Saran…………………………………………………………………….............. 28

Daftar Pustaka …………………………………………………………….............. 30

Lampiran…………………………………………………………………………… 31

Notulen……………………………………………………………………………... 32
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keselamatan di tempat kerja telah lama menjadi perhatian pemerintah dan pelaku usaha.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena berkaitan erat dengan produktivitas karyawan dan
perusahaan. Semakin banyak cara untuk memastikan keselamatan tenaga kerja, semakin sedikit
kecelakaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menyediakan sarana untuk
memastikan K3. Kesehatan kerja adalah penting dan perusahaan harus mempertimbangkannya. Zat
berbahaya dan beracun adalah alat atau zat lain yang dapat membahayakan kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia, makhluk hidup lain, atau habitat lain. Karena sifat tersebut, dan bahan
berbahaya beracun dan limbahnya memerlukan penanganan khusus.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) masih sering diabaikan di seluruh Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya kecelakaan kerja. Secara keseluruhan, kondisi kesehatan dan
keselamatan (K3) bagi dunia usaha di Indonesia tergolong rendah karena dunia usaha tidak dapat
dipisahkan dari apa yang disebut tenaga kerja, padahal tenaga kerja merupakan unsur penting dalam
operasional usaha. Hal ini mencerminkan fakta bahwa daya saing perusahaan Indonesia di dunia
internasional masih sangat rendah. Indonesia akan kesulitan memasuki pasar global karena
penggunaan tenaga kerja yang tidak efisien. Terlepas dari kenyataan bahwa perkembangan
perusahaan sangat tergantung pada kualitas tenaga kerjanya. Oleh karena itu, pemerintah harus
mendorong penerapan peraturan atau aturan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja bersama
dengan kepentingan perusahaan.

Sebagai salah satu syarat pelatihan ahli K3 umum yang diselenggarakan oleh Kementerian
Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Manusia Republik Indonesia dan untuk meningkatkan
pengetahuan calon tenaga kesehatan dan keselamatan kerja umum, peserta wajib mengikuti pelatihan
lapangan (PKL). Dengan menyelesaikan PKL, calon ahli K3 umum diharapkan dapat mempelajari
dan mengimplementasikan teori yang diperoleh dengan melatih praktisi K3 di lapangan.

Praktek Lapangan (PKL) dilaksanakan secara daring dengan sasaran PT. Fathan Berkah
Abadi. Perusahaan ini adalah produsen kuliner makanan yang telah menerapkan sistem manajemen
K3 di semua bidang kegiatan produksinya. Hal ini dibuktikan dengan sertifikasi yang diterima
perusahaan.
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini adalah :

1. Sebagai prasyarat untuk memperoleh Sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum.
2. Mempraktikkan penerapan teori keselamatan kerja yang dipelajari dalam pembinaan di tempat
kerja.
3. Mendapatkan pemahaman yang jelas tentang praktik kesehatan dan keselamatan kerja di tempat
kerja, khususnya di bidang K3 Kesehatan Kerja, K3 Lingkungan Kerja, K3 Bahan Berbahaya.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penulisan laporan ini meliputi :
1. Penerapan K3 di bidang K3 Kesehatan Kerja.
2. Penerapan K3 di bidang K3 Lingkungan Kerja
3. Penerapan K3 di bidang K3 Bahan Berbahaya.

1.4 Dasar Hukum


1.4.1 Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja

a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 8 ayat (1) : “Pengurus diwajibkan
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang
akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan padanya.”
b. UU No. 3 Tahun 1969 (Persetujuan Konversi ILO – Hygiene Perniagaan dan Kantor)
c. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
d. PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
e. Perpres No. 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja
f. Permenakertraskop No. 01 Tahun 1976 Tentang kewajiban Pelatihan Hyperkes Bidang
Dokter Perusahaan
g. Permenaker Trans No. 01 Tahun 1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan dan
K3 Bagian Tenaga Para Medis
h. Permenaker No.02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan kerja
i. Permennakertrans NO. 03 Tahun 1982
j. Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg P3K di tempat kerja
k. KepDirjen PPK No. Kep. 22/DJPPK/V/2008
1.4.2 Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konversi ILO No 120 maengenai Hygiene dalam
perniagaan dan kantor-kantor
c. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
d. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
e. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

1.4.3 Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya

a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


b. UU No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konversi ILO No 120 maengenai Hygiene dalam
perniagaan dan kantor-kantor
c. Permenaker No. PER.13 tahun 2011 tentang NAB Fisika dan Kimia di Tempat kerja

d. KEPMEN Tenaha Kerja No. KEP.187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia


Berbahaya di Tempat Kerja
e. SE Menakertrans No.140/2004 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat K3 di Industri
Kimia dengan potensi bahaya besar (Major Hazard Installation)
BAB 2
KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja
2.1.1 Gambaran Umum PT. Fathan Berkah Abadi
PT. Fathan Berkah Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan,
khususnya roti dan kue. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 2016 dan memiliki 34 outlet di
berbagai daerah yang diberi nama Alif’s Bakery & Cookies. Produk yang dijual di outlet tersebut
terdiri dari chiffon cake, roti manis, cake, roti hantaran, kue kering, dan jajanan pasar. Produk-produk
tersebut diproduksi sendiri oleh perusahaan ini di pabrik yang dimiliki. Perusahaan ini memiliki 2
pabrik, pabrik utama memiliki luas tanah sebesar 1.280m2 dan luas pabrik sebesar 800m2 dengan
jumlah karyawan sebanyak 140 orang. Untuk pabrik ke 2 memiliki luas sebesar 700m2 dengan jumlah
karyawan sebanyak 30 orang. Total keseluruhan karyawan sebanyak 235 orang, 170 karyawan
bekerja di pabrik dan 65 karyawan bekerja di outlet.
Dengan memiliki pabrik, tentu perusahaan ini memiliki mesin-mesin besar untuk produksi
produk-produknya tersebut. Kepemilikan mesin-mesin tersebut menjadi perhatian bagi perusahaan
ini bahwa perusahaan ini menyadari, perlu adanya perawatan dan pengecekan yang rutin. Selain itu,
bagi para karyawan pun menjadi perhatian pihak perusahaan yaitu dengan diberlakukannya ketentuan
untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) ketika memasuki ruang produksi. Di samping itu,
pihak keamanan pun turut adil dalam penerapan keselamatan kerja bagi karyawan yaitu dengan
mewajibkan mereka menggunakan masker ketika mau memasuki wilayah pabrik dan akan diberikan
teguran secara langsung bagi yang melanggar, tetapi tetap difasilitasi dengan memberikan masker
pada karyawan terkait. Perusahaan ini juga memperhatikan kesehatan karyawan dengan memberikan
vitamin yang rutin dua minggu satu kali. Tidak hanya itu, perusahaan juga memfasilitasi klinik bagi
karyawan dengan memberikan pengecekan kesehatan seperti tensi, kadar gula, kolesterol, dan asam
urat. Perusahaan ini juga telah memiliki P2K3 yang terdiri dari ketua yaitu direktur utama, sekretaris
yaitu manager HR, dan 6 anggota yang terdiri dari berbagai divisi.
2.1.2 Proses Produksi
PT Fathan Berkah Abadi ini memproduksi berbagai macam jenis produk, seperti chiffon
cake, roti manis, cake, roti hantaran, kue kering, dan jajanan pasar. Produk-produk tersebut pun dibagi
menjadi masing-masing divisi, sehingga masing-masing divisi tersebut memfokuskan produknya
pada produksi di setiap harinya. Dalam proses produksinya, masing-masing divisi akan mengirimkan
daftar bahan baku untuk produksi di hari tersebut kepada pihak Gudang Induk. Gudang Induk
merupakan tempat yang menyimpan seluruh bahan baku untuk seluruh produk. Setelah masing-
masing divisi mengirimkan daftar bahan baku untuk satu hari makan daftar tersebut akan masuk ke
sistem gudang. Setelah itu, pihak gudang akan menyiapkan seluruh bahan baku dan melakukan proses
pengiriman ke masing-masing divisi. Setelah diterima oleh masing-masing divisi, bahan baku
tersebut akan diproses oleh masing-masing karyawan di tiap divisi. Diproses dari mulai diadonkan
sampai dipacking rapi sesuai dengan jenis masing-masing produk, Setelah itu produk akan dikirimkan
ke masing-masing outlet yang tersebut di berbagai daerah. Di samping itu, perusahaan ini memiliki
produk utama yaitu chiffon cake. Dalam pembuatan chiffon cake ternyata berbeda dengan pembuatan
produk lainnya. Untuk chiffon cake itu sendiri ketika divisi menerima bahan baku, kemudian
langsung diproses untuk menjadi adonan. Setelah itu, adonan dimasukan ke loyang khusus chiffon
cake dan diberikan topping lalu dioven. Setelah selesai dioven, kue dikirim ke ruang pendingin. Di
ruang pendingin tersebut terdapat kipas-kipas/blower yang berguna untuk mempercepat proses
pendinginan kue. Ketika kue di ruang pendingin, kue diposisikan terbalik agar ketinggian kue tidak
menyusut. Setelah kue didinginkan, kemudian kue dikeluarkan dari loyang dan dipacking untuk
dikirimkkan ke seluruh outlet.
2.1.3 Alat Kerja
a. Oven
i. Oven Deck
ii. Oven Revolving
iii. Oven Retory
b. Mixer
c. Aerator
d. Pencetak adonan/loyang
e. Lift Barang
f. Genset
2.1.4 Faktor Risiko
a. Area Pabrik
Berikut ini merupakan identifikasi factor bahaya yang mungkin terjadi pada area office PT.
Fathan Berkah Abadi, antara lain :
a. Faktor Fisik
● Bahaya fisik yang timbul di area produksi antara lain : bahaya akibat getaran, bahaya
akibat tekanan panas, tergelincir, terjatuh, terjepit, dan lain-lain.
b. Faktor Psikologi
● Faktor psikologi disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan secara berulang selama 8
jam perhari dapat membuat kejenuhan.
c. Faktor Kimia
● Baya kimia : dapat terjadinya bocor gas akibat tidak teliti dalam pengecekan dapat
menyebabkan oven meledak
2.1.5 Potensi Risiko di Tempat Kerja
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Fathan Berkah Abadi yaitu :

1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi , serta cara kerja dan sikap kerja yang kurang sesuai, sering
kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah
terjepit. Pada umumnya tenaga kerja di perusahaan ini kurang berhati-hati dan tidak patuh
pada pedoman kerja sehingga kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi.
2. Terpeleset
Potensi bahaya terpeleset sering kali di temukan ditempat kerja. Potensi bahaya ini terjadi
karena adanya lantai yang licin karena adanya tumpahan margarin, tepung atau bahan yg lain,
hal ini sering kali tidak di perhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi menimbulkan
bahaya terpeleset.
3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. FBA disebabkan dari penggunaan dan pemakaian
bahan-bahan dasar kimia seperti : tabung gas oksigen, dll. Yang dapat meledak pada
konsentrasi dan tekanan tertentu. Apabila bahan-bahan tersebut saling berdekatan
(penempatan yang tidak sesuai) dan terkena sinar matahari langsung, maka dapat
menimbulkan potensi bahaya peledakan di tempat kerja.
4. Luka Bakar
potensi bahaya sering kali terjadi ditemukan ditempat kerja. potensi bahaya ini terjadi
karena adanya pemanggangan roti dan alat tersebut merupakan alat yang menghasilkan
panas. hal ini sering kali tidak diperhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi
menimbulkan bahaya luka bakar.

2.2 Temuan-temuan di Video


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Fathan Berkah Abadi terdapat 2 jenis
temuan yaitu temuan positif dan temuan negatif dari masing masing aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang diamati.
2.2.1 Temuan Positif
a. Bidang K3 Kesehatan Kerja
1) SOP untuk Pelayanan Kesehatan, kotak + isi dan petugas P3K, ambulance, ruang klinik,
locker dan kerjasama dengan rumah sakit.
2) Adanya informasi/petunjuk untuk penggunaan APD berupa masker, sarung tangan dan
apron sebelum bekerja.
3) Terdapat hand sanitizer sebelum memasuki area kerja.
4) Diberlakukannya jam kerja 2 shift untuk para pekerja.
5) Dilakukan daily check up untuk para pekerja sebelum bekerja seperti pengecekan tensi,
gula darah bahkan pada masa covid dilakukan tes antigen untuk seluruh pekerja.
6) Penyediaan vitamin dan obat-obatan untuk para pekerja dan pembalut khusus pekerja
perempuan.
7) Adanya pemberian reward/penghargaan bagi pekerja teladan.
8) Dipasang speaker untuk mengingatkan jam sholat bagi para pekerja.

b. Bidang K3 Lingkungan Kerja


1) Adanya kampanye penerapan budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat & Rajin).
2) Tersedianya fasilitas sanitasi yang bersih untuk para pekerja dan customer seperti toilet,
jamban dan air bersih.
3) Adanya himbauan untuk tidak menggunakan alas kaki di toilet.
4) Memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan para pekerja melalui install cctv di
25 titik area pabrik.
5) Terdapat jalur evakuasi yang berfungsi pada saat keadaan emergency/darurat.
6) Tempat sampah yang disediakan di beberapa titik area lokasi pabrik.
7) Terdapat instalasi pengolahan limbah (IPAL) sebesar 5 kubik.
8) Penerapan jadwal pembersihan yang dilakukan 2 minggu 1 kali.
9) Pembersihan selokan dengan cara membuat bak penampungan sampah sehingga air
dapat mengalir lancar ke persawahan.
10) Penerapan jadwal pembersihan yang dilakukan 2 minggu 1 kali.
11) Pembersihan selokan dengan cara membuat bak penampungan sampah sehingga air
dapat mengalir lancar ke persawahan.
12) Keselamatan dan keamanan kerja yang diterapkan melalui pemasangan cctv di 25 titik
area pabrik.
c. Bidang K3 Bahan Berbahaya
1. Terdapat informasi mengenai gas/bahan kimia berbahaya melalui GHS pictograms yang
terpajang di area pengolahan limbah (IPAL) pabrik tepatnya diatas bak.
2. Adanya wadah penampung untuk spill oil serta jadwal 3 bulan sekali untuk pergantian
oli.
3. Penempatan khusus untuk area sentral gas bejana tekanan dilengkapi alat indikator serta
nozzlenya.
4. Memiliki IPAL yang merupakan hasil sisa adonan pembuatan kue maupun roti
berkapasitas 5 kubik.

2.2.2 Temuan Negatif


A. Bidang K3 Kesehatan Kerja
1. Fatigue yang masih sering dialami oleh pekerja bahkan hingga pingsan.
2. Isi kotak P3K yang belum memenuhi syarat/standar yang diberlakukan seperti adanya obat-
obatan, kapas yang digunakan tidak sesuai serta kurangnya isi kotak P3K sesuai tipe yang
ditetapkan.
3. Himbauan penggunaan APD yang kurang lengkap yaitu sepatu yang diperuntukkan belum
sesuai/standar dan earplug di area pabrik.
4. Jumlah locker yang masih kurang dibandingkan jumlah pekerja yang ada.
5. Belum tersedianya area tempat makan untuk pekerja pada jam istirahat.
6. Ruang klinik yang digunakan tidak sesuai fungsinya.
7. Terdapat korosi serta pengangkutan barang untuk lift area pabrik I untuk mengangkut produk
jadi sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kehigienisan produk jadi.

B. Bidang K3 lingkungan kerja


1. Lingkungan kerja yang bising serta pencahayaan yang kurang memadai.
2. Akses jalur evakuasi yang masih terhalang dengan barang/material yang berantakan seperti
terdapat kendaraan, keranjang, alat pembersih seperti sapu dan pel-pelan.
3. Ketersediaan jamban yang belum memenuhi jumlah minimum dengan jumlah tenaga kerja
yang tersedia.
4. Toilet area pabrik 1 belum memiliki pembagian jenis kelamin, tempat sampah serta sabun
untuk cuci tangan.
5. Area parkir motor yang berdekatan dengan lokasi pembangunan kantin.
6. Terdapat beberapa area yang kotor karena debu dan penumpukan sampah di beberapa area.
7. Terdapat penempatan material yang berantakan pada rak penyimpanan.
8. Tidak adanya loker untuk ruang ganti bagi pekerja laki-laki maupun perempuan.
9. Cable management yang masih belum baik karena ditemukan adanya kabel-kabel yang
digulung serta berantakan.

C. Bidang K3 Bahan Berbahaya

1. Kondisi udara yang kurang bersih akibat debu yang dihasilkan dari penggunaan
material/bahan semen untuk pembuatan kantin

2. Bahan kimia cair tidak memiliki label dan tidak disimpan di tempat yang khusus
peruntukannya

3. Chemical treatment tidak memuat LDKB

4. Belum adanya waste management untuk bahan berbahaya


BAB 3
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Temuan Positif

No Foto Lokasi Temuan Manfaat Peraturan Perundang-undangan


(termasuk pasal dan ayat)

K3 Kesehatan Kerja

1 Area Pabrik 2 Tersedia hand sanitizer di Melindungi para pekerja dan orang lain UU No 1 Tahun 1970 Pasal 3 (1)
Fathan Berkah area masuk pabrik agar terhindar dari virus. “Mencegah dan mengendalikan
Abadi timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan.”
2 Area Pabrik 2 Tersedianya tempat Pemilahan sampah anorganik pada Permen No. 5 tahun 2018 pasal 37 ayat
Fathan sampah anorganik tempatnya 1: “Tempat sampah dan peralatan
Berkah Abadi kebersihan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (3) huruf c harus
disediakan pada tempat kerja.”

Ayat (2) huruf a: “Tempat sampah


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit harus: a. terpisah dan
diberikan label untuk sampah organic,
non organic dan bahan berbahaya
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.”

3 Dinding Adanya poster Mengingatkan dan mencegah para UU NO.1 Tahun 1970 Tentang
pabrik penggunaan APD pekerja dari kecelakaan kerja dan Keselamatan Kerja pasal 14 poin b:
PAK “Mencegah dan mengendalikan
timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan.”

Permenakertrans no. 3 Tahun 1982


pasal 2 poin i: “memberikan nasehat
mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan
alat pelindung diri yang diperlukan
dan gizi serta peyelenggaraan
makanan di tempat kerja.”

4 Dinding pabrik Tersedianya kotak P3K Sebagai pertolongan pertama pada Permenakertrans No.
pekerja yang mengalami accident di 15/MEN/VIII/2008 pasal 1:
tempat kerja “Fasilitas P3K di tempat kerja
adalah semua peralatan,
perlengkapan dan bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan P3K
di tempat kerja.”

Pasal 2 ayat (1): “Pengusaha wajib


menyediakan petugasP3K dan
fasilitas P3K di tempat kerja.”
5 CCTV Room Instalasi CCTV di 25 Memonitoring pekerja dari potensi UU NO 13 Tahun 2003 Tentang
titik area pabrik bahaya kerja di area pabrik secara Ketenagakerjaan Pasal 35 Pemberi
menyeluruh kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) “Dalam mempekerjakan
tenaga kerja wajib memberi kan
perlindungan yang mencakup
kesejahteraan, keselamatan, dan
kesehatan baik mental maupun fisik
tenaga kerja.”
6 Ditempel di Tertempelnya silentcer Mencegah terjadinya PAK PERMEN No 5 Tahun 2018 Pasal 1
pipal khususnya pada indra pendengaran (29) “Faktor fisika adalah factor
yang dapat memperngaruhi aktivitas
tenaga kerja yang bersifat fsika,
disebabkan oleh penggunaan mesin,
peralatan, bahan dan kondisi
lingkungan di sekitar tempat kerja
yang dapat menyebabkan gangguan
dan PAK pada tenaga kerja,
meliputi iklim kerja, kebisingan,
getaran, radiasi gelombang mikro,
radiasi ultra ungu (ultra violet),
radiasi medan magnet statis,
tekanan udara dan pencahayaan”
K3 lingkungan kerja

1 Dinding Tertempelnya 5R Meminimalisir terjadinya kecelakaan, UU No 1 Tahun 1970 Tentang


pabrik kesandung atau pun terjatuh. Keselamatan Kerja Pasal 14 poin 2
“Memasang dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan
dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja”

2 Area pabrik Adanya loker untuk Menyimpan barang – barang pekerja SE Menaker no.4 tahun 2018 ttg
pekerja agar aman Penyediaan Fasilitas Kesejahteraan
Pekerja/Buruh di Perusahaan poin
1: Mendorong perusahaan agar
menyediakan fasilitas kesejahteraan
pekerja/buruh di perusahaannya
dengan memerhatikan kebutuhan
pekerja/buruh dan sesuai ukuran
kemampuan perusahaan yang
dituangkan dalam peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja
bersama

4. Area Pabrik 2 Terdapat sign untuk Memudahkan pada saat emergency UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Fathan jalur evakuasi respon/tanggap darurat Keselamatan Kerja Pasal 3 poin (d)
Berkah Abadi “Memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian
lain yang berbahaya”

5. Area pabrik 1 Disediakan fasilitas Menghindarkan para pekerja dari KEPMEN No. 224 Tahun 2003
Berkah sanitasi berupa toilet, gangguan kesehatan Tentang Kewajiban Pengusaha
Fathan Abadi jamban dan air bersih Pasal 5 (2) “menyediakan kamar
mandi/wc yang layak dengan
penerangan yang memadai serta
terpisah antara pekerja/buruh
perempuan dan laki-laki.”
K3 Bahan Berbahaya

1 Area IPAL Terdapat area khusus Menghindari bahaya pencemaran UU No 1 Tahun 1970 Tentang
untuk IPAL lingkungan di area pabrik Keselamatan Kerja Pasal 2 poin n
“Dilakukan pembuangan atau
pemusnahan sampah atau limbah;”

2 Area IPAL Terdapat GHS Menginformasikan para pekerja dan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Pictogram orang lain adanya bahan berbahaya di Keselamatan Kerja ( Bab X Pasal 14
area tersebut Ayat a dan b) Pengurus diwajibkan:
a. Secara tertulis menempatkan
dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan,
sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya
yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempattempat
yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan
kerja; b. Memasang dalam tempat
kerja yang dipimpinnya, semua
gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan
kerja
3.2 Analisa Temuan Negatif

No Lokasi Temuan Analisa Potensi Saran/Rekomendasi Peraturan Perundang-undangan


Bahaya (termasuk pasal dan ayat)

K3 Bidang Kesehatan Kerja

1 Pekerja Tenaga konstruksi Pengurus seharusnya menyediakan UU NO 1 Tahun 1970 pasal 3 (1)
konstruksi tidak dapat terpajan debu dari APD yang memadai bagi pekerja “Memberi alat-alat perlindungan
menggunakan material/bahan konstruksi diri pada pekerja”
APD lengkap bangunan sehingga
dapat mengalami
gangguan kesehatan
2 Isi dan Tidak memenuhi Segera menambah jumlah kotak P3K PER/MEN/VIII/2008 tentang
jumlah kotak regulasi yang sudah di setiap tempat yang mudah untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
ada. dijangkau serta isi dari kotak P3K di kerja di tempat kerja.
P3K tidak
lengkapi sesuai dengan regulasi yang
sesuai standar
ada.

3 Ruang klinik Tidak mematuhi Menyediakan ruang klinik khusus Permenakertrans.PER.15/MEN/V1


tidak sesuai aturan/regulasi yang yang sesuai dengan fungsi dan 11/2008 tentang pertolongan
fungsinya berlaku tujuannya pertama pada kecelakaan di tempat
kerja pasal 8 Fasilitas P3k yakni
a.ruang P3k b.kotak P3k c.alat
evakuasi dan alat transportasi d.
fasilitastambahan berupa alat
pelindung diri dan/atau peralatan
khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang
bersifat khusus
K3 Lingkungan Kerja

1 Penumpukan Dapat tersandung Material arrangement diatur Permenaker No.05/2018 tentang K3


material di apabila terjadinya sedemikian rupa dengan Lingkungan Kerja
jalur evakuasi emergency case menyediakan gudang untuk material
(bencana alam seperti tersebut
gempa bumi)

2. Penyimpanan Pekerja dapat kejatuhan Barang maupun peralatan ditata rapi Permenaker No.05/2018 tentang K3
barang yang barang dan juga sulit agar mempermudah pekerja dalam Lingkungan Kerja
kurang tertata mencari peralatan atau mencari peralatan tersebut
barang

3. Pencahayaan Mata rabun dan Pencahayaan lampu harus terang UU NO.1 Tahun 1970 Tentang
kurang peralatan kurang atau terdapat sinar matahari untuk Keselamatan Kerja Pasal 2 (2) Poin
terlihat menerangi suatu ruangan m “Terdapat atau menyebar suhu,
kelembaban, debu, kotoran, api,
asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara atau
getaran”

PERMEN No 5 Thaun 2018


Tentang Pasal 1 (29) “Pencahayaan
adsalah sesuatu yang memebrikan
terang (sinar) atau yang menerangi,
meliputi pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan”

4. Bahan Dapat memicu Bahan berbahaya diletakkan jauh dari Permenaker No. PER.13 tahun 2011
berbahaya peledakan dan potensi bahaya percikan api tentang NAB Fisika dan Kimia di
(flamemable) kebakaran tempat kerja
diletakkan
dekat sumber
potensi
bahaya
percikan api
K3 Bahan Berbahaya

1 Tidak ada Dapat memicu spill/leak Tersedianya tempat penyimpanan Permenaker No. PER.13 tahun 2011
tempat liquid kimia berbahaya bahan-bahan berbahaya tentang NAB Fisika dan Kimia di
khusus untuk tempat kerja
bahan
berbahaya

2 Bahan Dapat salah ambil bahan Penamaan barang berbahaya harus UU No 1 Tahun 1970 Pasal 4 ayat
berbahaya berbahaya tertulis (2) “Syarat-syarat tersebut memuat
tidak ada prinsip-prinsip teknis ilmiah
keterangan menjadi suatu kumpulan ketentuan
yang tertulis yang disusun secara teratur, jelas
dan praktis yang mencakup bidang
konstruksi, bahan, pengolahan dan
pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan
pengesahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-
tanda pengenal atas bahan, barang,
produk teknis dan aparat produk
guna menjamin keselamatan
barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang
melakukannya dan keselamatan
umum.”

3. Belum Dapat salah ambil Penamaan barang berbahaya harus NOMOR : KEP.187/MEN/1999. T
adanya ruang bahan berbahaya tertulis E N T A N G. PENGENDALIAN
penyimpanan BAHAN KIMIA BERBAHAYA
chemical pasal 3 poin (a)
yang
memadai

4. Peletakan Memicu resiko bahaya Diletakkan yang jauh dari bahan yang Permenaker No. PER.13 tahun 2011
bahan kebakaran mudah terbakar tentang NAB Fisika dan Kimia di
berbahaya tempat kerja
dekat dengan
bahan yang
mudah
terbakar
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1. Bidang K3 Kesehatan Kerja

PT. Fathan Berkah Abadi telah menerapkan beberapa kebijakan dan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan khususnya di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terkait dengan
kesehatan karyawan yaitu memiliki ruangan klinik,yang memadai dan juga menerapkan rambu-
rambu tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Fasilitas toilet staff kantor sudah terpisah antara
laki-laki dan wanita namun untuk toilet yang ada di outlet belum terpisah. Karyawan PT.FBA juga
sudah memiliki fasilitas ambulance dan juga kantin yang sementara dalam pembangunan.

2. Bidang K3 Lingkungan Kerja

Penerapan K3 untuk lingkungan kerja di PT. Fathan Berkah Abadi sudah cukup baik termasuk
dalam pengindahan peraturan perundang-undangan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
bidang lingkungan seperti PT. FBA melakukan Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dengan menerapkan budaya 5R, himbauan penggunaan APD serta memiliki IPAL untuk
mencegah pencemaran lingkungan. Meskipun begitu masih terdapat beberapa kekurangan
khususnya pada iklim kerja seperti kebisingan, kurangnya cahaya di area pabrik serta material
arrangement yang terlihat masih belum tertata rapi pada beberapa titik.

3. Bidang K3 Bahan Berbahaya

Penyediaan IPAL di PT. Fathan Berkah Abadi menunjukkan kepatuhan perusahaan untuk menaati
peraturan perundang-undangan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja berkaitan dengan
pengendalian bahan kimia berbahaya. PT. FBA menyediakan kapasitas sebesar 5 kubik untuk
memproses limbah sisa adonan produksi pembuatan kue maupun roti untuk diolah sehingga
mengurangi dampak pencemaran pada lingkungan. Selain itu, terdapat GHS pictogram yang
terpasang di atas bak penampungan untuk mengingatkan tenaga kerja maupun orang lain disekitar
area IPAL akan adanya bahan kimia berbahaya yang ada di area tersebut namun masih ditemukan
beberapa wadah/jerigen yang tidak memiliki label maupun LKDB.
4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran-saran yang dapat kami berikan kepada PT. Fathan
Berkah Abadi adalah :

1. Bidang Kesehatan Kerja

PT. Fathan Berkah Abadi diharapkan dapat mempertahankan terlebih diharapkan dapat
meningkatkan kinerja K3 khususnya di bidang Kesehatan melalui pembenahan dari hal-hal kecil
seperti pemberian APD lengkap bagi para pekerja dan orang lain yang memasuki area pabrik, isi
kotak P3K yang dapat disesuaikan dengan tipe berdasarkan jumlah tenaga kerja serta ruangan klinik
yang dikhususkan sesuai fungsinya.

2. Bidang K3 lingkungan kerja

PT. Fathan Berkah Abadi diharapkan untuk barang atau peralatan diletakkan sesuai tempatnya,
seperti dibangunnya tempat khusus untuk menyimpan peralatan. Parkir kendaraan bermotor juga
sesuai tempat parkir yang telah tersediakan, agar tidak menghalangi pekerja untuk berpindah ke
jalur evakuasi. Pencahayaan juga diharapkan mengikuti sesuai yang ada di dasar hukum sesuai
standar yang telah berlaku.

3. Bidang K3 Bahan Berbahaya

PT. Fathan Berkah Abadai kedepannya diharapkan untuk menyediakan tempat – tempat berbahaya
agar tidak memberi dampak buruk ke perlatan yang lain. Setiap bahan berbahaya diharapkan
tersedianya penamaan agar memudahkan pekerja dalam mmebutuhkan bahan tersebut. Bahan
berbahaya juga jangan diletakkan di bahan yang mudah terbakar, agar tidak terjadinya kebakaran
ringan.
DAFTAR PUSTAKA

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


UU No. 3 Tahun 1969 (Persetujuan Konversi ILO – Hygiene Perniagaan dan Kantor)
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Perpres No. 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja
Permenakertraskop No. 01 Tahun 1976 Tentang kewajiban Pelatihan Hyperkes Bidang Dokter
Perusahaan
Permenaker Trans No. 01 Tahun 1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan dan
K3 Bagian Tenaga Para Medis
Permenaker No.02/Men/1980 Tentang pemeriksaan kesehatan kerja
Permennakertrans NO. 03 Tahun 1982
Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 Tentang P3K di tempat kerja
KepDirjen PPK No. Kep. 22/DJPPK/V/2008

Anda mungkin juga menyukai