Danang Pradana
Febry Rosady Kuay Rumaratu
Harianto Marisi Sirait
Arriyanto
Robby Vergita Yusuf
Evelyn Jessica Worotikan
Winda Yunika Ratnasari
PENYELENGGARA
PT. SAFETY FIRST INDONESIA
Yogyakarta, 17 November 2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil video yang disiapkan oleh panitia dan hasil wawancara dengan
PT. Fathan Berkah Abadi yang sebagai salah satu syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3
Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang
mendalam kepada :
1. Seluruh Staff PT. Fathan Berkah Abadi yang telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan
kunjungan lapangan.
2. Seluruh Staff di PT. Safety First Indonesia selaku penyelenggara pelatihan Ahli K3 Umum,yang
telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan
(PKL) dan penyusunan laporan.
3. Seluruh Trainer dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogtakarta
(DIY) yang telah memberikan materi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum periode 2022 yang telah mampu menjaga suasana
pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudkan kerjasama yang baik.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penyusunan menyadari bahwa semua ini jauh dari kata
sempurna baik dari segi isi maupun cara pengungkapan dan penyajian dalam bentuk tulisan. Oleh
karena itu, kritik serta saran yang membangun sangat diharapkan.dan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membaca khususnya bagi penulis.
Akhir kata, mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini dapat bermanfaat dan semoga
laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 4
A. Latar Belakang..………………………………………....................................... 4
C. Ruang lingkup…………………………………..…………………………...….. 5
D. Dasar Hukum…………………………………………………………..….......... 5
B. Proses Produksi…………………………………………………......................... 9
C. Alur Kerja………...…………………………………………………….............. 10
D. Faktor Bahaya…………………………………………………………….......... 10
1. Temuan Positif…………………………………………………............... 13
2. Temuan Negatif………………………………………….……………... 15
BAB IV PENUTUPAN………………………………………………….................. 28
A. Kesimpulan……………………………………………………………………... 28
B. Saran…………………………………………………………………….............. 28
Lampiran…………………………………………………………………………… 31
Notulen……………………………………………………………………………... 32
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan di tempat kerja telah lama menjadi perhatian pemerintah dan pelaku usaha.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena berkaitan erat dengan produktivitas karyawan dan
perusahaan. Semakin banyak cara untuk memastikan keselamatan tenaga kerja, semakin sedikit
kecelakaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menyediakan sarana untuk
memastikan K3. Kesehatan kerja adalah penting dan perusahaan harus mempertimbangkannya. Zat
berbahaya dan beracun adalah alat atau zat lain yang dapat membahayakan kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia, makhluk hidup lain, atau habitat lain. Karena sifat tersebut, dan bahan
berbahaya beracun dan limbahnya memerlukan penanganan khusus.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) masih sering diabaikan di seluruh Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya kecelakaan kerja. Secara keseluruhan, kondisi kesehatan dan
keselamatan (K3) bagi dunia usaha di Indonesia tergolong rendah karena dunia usaha tidak dapat
dipisahkan dari apa yang disebut tenaga kerja, padahal tenaga kerja merupakan unsur penting dalam
operasional usaha. Hal ini mencerminkan fakta bahwa daya saing perusahaan Indonesia di dunia
internasional masih sangat rendah. Indonesia akan kesulitan memasuki pasar global karena
penggunaan tenaga kerja yang tidak efisien. Terlepas dari kenyataan bahwa perkembangan
perusahaan sangat tergantung pada kualitas tenaga kerjanya. Oleh karena itu, pemerintah harus
mendorong penerapan peraturan atau aturan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja bersama
dengan kepentingan perusahaan.
Sebagai salah satu syarat pelatihan ahli K3 umum yang diselenggarakan oleh Kementerian
Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Manusia Republik Indonesia dan untuk meningkatkan
pengetahuan calon tenaga kesehatan dan keselamatan kerja umum, peserta wajib mengikuti pelatihan
lapangan (PKL). Dengan menyelesaikan PKL, calon ahli K3 umum diharapkan dapat mempelajari
dan mengimplementasikan teori yang diperoleh dengan melatih praktisi K3 di lapangan.
Praktek Lapangan (PKL) dilaksanakan secara daring dengan sasaran PT. Fathan Berkah
Abadi. Perusahaan ini adalah produsen kuliner makanan yang telah menerapkan sistem manajemen
K3 di semua bidang kegiatan produksinya. Hal ini dibuktikan dengan sertifikasi yang diterima
perusahaan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Sebagai prasyarat untuk memperoleh Sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum.
2. Mempraktikkan penerapan teori keselamatan kerja yang dipelajari dalam pembinaan di tempat
kerja.
3. Mendapatkan pemahaman yang jelas tentang praktik kesehatan dan keselamatan kerja di tempat
kerja, khususnya di bidang K3 Kesehatan Kerja, K3 Lingkungan Kerja, K3 Bahan Berbahaya.
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 8 ayat (1) : “Pengurus diwajibkan
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang
akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan padanya.”
b. UU No. 3 Tahun 1969 (Persetujuan Konversi ILO – Hygiene Perniagaan dan Kantor)
c. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
d. PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
e. Perpres No. 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja
f. Permenakertraskop No. 01 Tahun 1976 Tentang kewajiban Pelatihan Hyperkes Bidang
Dokter Perusahaan
g. Permenaker Trans No. 01 Tahun 1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan dan
K3 Bagian Tenaga Para Medis
h. Permenaker No.02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan kerja
i. Permennakertrans NO. 03 Tahun 1982
j. Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg P3K di tempat kerja
k. KepDirjen PPK No. Kep. 22/DJPPK/V/2008
1.4.2 Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konversi ILO No 120 maengenai Hygiene dalam
perniagaan dan kantor-kantor
c. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
d. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
e. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi , serta cara kerja dan sikap kerja yang kurang sesuai, sering
kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah
terjepit. Pada umumnya tenaga kerja di perusahaan ini kurang berhati-hati dan tidak patuh
pada pedoman kerja sehingga kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi.
2. Terpeleset
Potensi bahaya terpeleset sering kali di temukan ditempat kerja. Potensi bahaya ini terjadi
karena adanya lantai yang licin karena adanya tumpahan margarin, tepung atau bahan yg lain,
hal ini sering kali tidak di perhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi menimbulkan
bahaya terpeleset.
3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. FBA disebabkan dari penggunaan dan pemakaian
bahan-bahan dasar kimia seperti : tabung gas oksigen, dll. Yang dapat meledak pada
konsentrasi dan tekanan tertentu. Apabila bahan-bahan tersebut saling berdekatan
(penempatan yang tidak sesuai) dan terkena sinar matahari langsung, maka dapat
menimbulkan potensi bahaya peledakan di tempat kerja.
4. Luka Bakar
potensi bahaya sering kali terjadi ditemukan ditempat kerja. potensi bahaya ini terjadi
karena adanya pemanggangan roti dan alat tersebut merupakan alat yang menghasilkan
panas. hal ini sering kali tidak diperhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi
menimbulkan bahaya luka bakar.
1. Kondisi udara yang kurang bersih akibat debu yang dihasilkan dari penggunaan
material/bahan semen untuk pembuatan kantin
2. Bahan kimia cair tidak memiliki label dan tidak disimpan di tempat yang khusus
peruntukannya
K3 Kesehatan Kerja
1 Area Pabrik 2 Tersedia hand sanitizer di Melindungi para pekerja dan orang lain UU No 1 Tahun 1970 Pasal 3 (1)
Fathan Berkah area masuk pabrik agar terhindar dari virus. “Mencegah dan mengendalikan
Abadi timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan.”
2 Area Pabrik 2 Tersedianya tempat Pemilahan sampah anorganik pada Permen No. 5 tahun 2018 pasal 37 ayat
Fathan sampah anorganik tempatnya 1: “Tempat sampah dan peralatan
Berkah Abadi kebersihan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (3) huruf c harus
disediakan pada tempat kerja.”
3 Dinding Adanya poster Mengingatkan dan mencegah para UU NO.1 Tahun 1970 Tentang
pabrik penggunaan APD pekerja dari kecelakaan kerja dan Keselamatan Kerja pasal 14 poin b:
PAK “Mencegah dan mengendalikan
timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan.”
4 Dinding pabrik Tersedianya kotak P3K Sebagai pertolongan pertama pada Permenakertrans No.
pekerja yang mengalami accident di 15/MEN/VIII/2008 pasal 1:
tempat kerja “Fasilitas P3K di tempat kerja
adalah semua peralatan,
perlengkapan dan bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan P3K
di tempat kerja.”
2 Area pabrik Adanya loker untuk Menyimpan barang – barang pekerja SE Menaker no.4 tahun 2018 ttg
pekerja agar aman Penyediaan Fasilitas Kesejahteraan
Pekerja/Buruh di Perusahaan poin
1: Mendorong perusahaan agar
menyediakan fasilitas kesejahteraan
pekerja/buruh di perusahaannya
dengan memerhatikan kebutuhan
pekerja/buruh dan sesuai ukuran
kemampuan perusahaan yang
dituangkan dalam peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja
bersama
4. Area Pabrik 2 Terdapat sign untuk Memudahkan pada saat emergency UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Fathan jalur evakuasi respon/tanggap darurat Keselamatan Kerja Pasal 3 poin (d)
Berkah Abadi “Memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian
lain yang berbahaya”
5. Area pabrik 1 Disediakan fasilitas Menghindarkan para pekerja dari KEPMEN No. 224 Tahun 2003
Berkah sanitasi berupa toilet, gangguan kesehatan Tentang Kewajiban Pengusaha
Fathan Abadi jamban dan air bersih Pasal 5 (2) “menyediakan kamar
mandi/wc yang layak dengan
penerangan yang memadai serta
terpisah antara pekerja/buruh
perempuan dan laki-laki.”
K3 Bahan Berbahaya
1 Area IPAL Terdapat area khusus Menghindari bahaya pencemaran UU No 1 Tahun 1970 Tentang
untuk IPAL lingkungan di area pabrik Keselamatan Kerja Pasal 2 poin n
“Dilakukan pembuangan atau
pemusnahan sampah atau limbah;”
2 Area IPAL Terdapat GHS Menginformasikan para pekerja dan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Pictogram orang lain adanya bahan berbahaya di Keselamatan Kerja ( Bab X Pasal 14
area tersebut Ayat a dan b) Pengurus diwajibkan:
a. Secara tertulis menempatkan
dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan,
sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya
yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempattempat
yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan
kerja; b. Memasang dalam tempat
kerja yang dipimpinnya, semua
gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan
kerja
3.2 Analisa Temuan Negatif
1 Pekerja Tenaga konstruksi Pengurus seharusnya menyediakan UU NO 1 Tahun 1970 pasal 3 (1)
konstruksi tidak dapat terpajan debu dari APD yang memadai bagi pekerja “Memberi alat-alat perlindungan
menggunakan material/bahan konstruksi diri pada pekerja”
APD lengkap bangunan sehingga
dapat mengalami
gangguan kesehatan
2 Isi dan Tidak memenuhi Segera menambah jumlah kotak P3K PER/MEN/VIII/2008 tentang
jumlah kotak regulasi yang sudah di setiap tempat yang mudah untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
ada. dijangkau serta isi dari kotak P3K di kerja di tempat kerja.
P3K tidak
lengkapi sesuai dengan regulasi yang
sesuai standar
ada.
2. Penyimpanan Pekerja dapat kejatuhan Barang maupun peralatan ditata rapi Permenaker No.05/2018 tentang K3
barang yang barang dan juga sulit agar mempermudah pekerja dalam Lingkungan Kerja
kurang tertata mencari peralatan atau mencari peralatan tersebut
barang
3. Pencahayaan Mata rabun dan Pencahayaan lampu harus terang UU NO.1 Tahun 1970 Tentang
kurang peralatan kurang atau terdapat sinar matahari untuk Keselamatan Kerja Pasal 2 (2) Poin
terlihat menerangi suatu ruangan m “Terdapat atau menyebar suhu,
kelembaban, debu, kotoran, api,
asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara atau
getaran”
4. Bahan Dapat memicu Bahan berbahaya diletakkan jauh dari Permenaker No. PER.13 tahun 2011
berbahaya peledakan dan potensi bahaya percikan api tentang NAB Fisika dan Kimia di
(flamemable) kebakaran tempat kerja
diletakkan
dekat sumber
potensi
bahaya
percikan api
K3 Bahan Berbahaya
1 Tidak ada Dapat memicu spill/leak Tersedianya tempat penyimpanan Permenaker No. PER.13 tahun 2011
tempat liquid kimia berbahaya bahan-bahan berbahaya tentang NAB Fisika dan Kimia di
khusus untuk tempat kerja
bahan
berbahaya
2 Bahan Dapat salah ambil bahan Penamaan barang berbahaya harus UU No 1 Tahun 1970 Pasal 4 ayat
berbahaya berbahaya tertulis (2) “Syarat-syarat tersebut memuat
tidak ada prinsip-prinsip teknis ilmiah
keterangan menjadi suatu kumpulan ketentuan
yang tertulis yang disusun secara teratur, jelas
dan praktis yang mencakup bidang
konstruksi, bahan, pengolahan dan
pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan
pengesahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-
tanda pengenal atas bahan, barang,
produk teknis dan aparat produk
guna menjamin keselamatan
barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang
melakukannya dan keselamatan
umum.”
3. Belum Dapat salah ambil Penamaan barang berbahaya harus NOMOR : KEP.187/MEN/1999. T
adanya ruang bahan berbahaya tertulis E N T A N G. PENGENDALIAN
penyimpanan BAHAN KIMIA BERBAHAYA
chemical pasal 3 poin (a)
yang
memadai
4. Peletakan Memicu resiko bahaya Diletakkan yang jauh dari bahan yang Permenaker No. PER.13 tahun 2011
bahan kebakaran mudah terbakar tentang NAB Fisika dan Kimia di
berbahaya tempat kerja
dekat dengan
bahan yang
mudah
terbakar
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
PT. Fathan Berkah Abadi telah menerapkan beberapa kebijakan dan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan khususnya di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terkait dengan
kesehatan karyawan yaitu memiliki ruangan klinik,yang memadai dan juga menerapkan rambu-
rambu tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Fasilitas toilet staff kantor sudah terpisah antara
laki-laki dan wanita namun untuk toilet yang ada di outlet belum terpisah. Karyawan PT.FBA juga
sudah memiliki fasilitas ambulance dan juga kantin yang sementara dalam pembangunan.
Penerapan K3 untuk lingkungan kerja di PT. Fathan Berkah Abadi sudah cukup baik termasuk
dalam pengindahan peraturan perundang-undangan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
bidang lingkungan seperti PT. FBA melakukan Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dengan menerapkan budaya 5R, himbauan penggunaan APD serta memiliki IPAL untuk
mencegah pencemaran lingkungan. Meskipun begitu masih terdapat beberapa kekurangan
khususnya pada iklim kerja seperti kebisingan, kurangnya cahaya di area pabrik serta material
arrangement yang terlihat masih belum tertata rapi pada beberapa titik.
Penyediaan IPAL di PT. Fathan Berkah Abadi menunjukkan kepatuhan perusahaan untuk menaati
peraturan perundang-undangan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja berkaitan dengan
pengendalian bahan kimia berbahaya. PT. FBA menyediakan kapasitas sebesar 5 kubik untuk
memproses limbah sisa adonan produksi pembuatan kue maupun roti untuk diolah sehingga
mengurangi dampak pencemaran pada lingkungan. Selain itu, terdapat GHS pictogram yang
terpasang di atas bak penampungan untuk mengingatkan tenaga kerja maupun orang lain disekitar
area IPAL akan adanya bahan kimia berbahaya yang ada di area tersebut namun masih ditemukan
beberapa wadah/jerigen yang tidak memiliki label maupun LKDB.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran-saran yang dapat kami berikan kepada PT. Fathan
Berkah Abadi adalah :
PT. Fathan Berkah Abadi diharapkan dapat mempertahankan terlebih diharapkan dapat
meningkatkan kinerja K3 khususnya di bidang Kesehatan melalui pembenahan dari hal-hal kecil
seperti pemberian APD lengkap bagi para pekerja dan orang lain yang memasuki area pabrik, isi
kotak P3K yang dapat disesuaikan dengan tipe berdasarkan jumlah tenaga kerja serta ruangan klinik
yang dikhususkan sesuai fungsinya.
PT. Fathan Berkah Abadi diharapkan untuk barang atau peralatan diletakkan sesuai tempatnya,
seperti dibangunnya tempat khusus untuk menyimpan peralatan. Parkir kendaraan bermotor juga
sesuai tempat parkir yang telah tersediakan, agar tidak menghalangi pekerja untuk berpindah ke
jalur evakuasi. Pencahayaan juga diharapkan mengikuti sesuai yang ada di dasar hukum sesuai
standar yang telah berlaku.
PT. Fathan Berkah Abadai kedepannya diharapkan untuk menyediakan tempat – tempat berbahaya
agar tidak memberi dampak buruk ke perlatan yang lain. Setiap bahan berbahaya diharapkan
tersedianya penamaan agar memudahkan pekerja dalam mmebutuhkan bahan tersebut. Bahan
berbahaya juga jangan diletakkan di bahan yang mudah terbakar, agar tidak terjadinya kebakaran
ringan.
DAFTAR PUSTAKA