Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT. MANDIRI JOGJA INTERNASIONAL

Bidang K3 Kesehatan, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN 62
2023

Disusun Kelompok 3:
1. Agas Mulus Rahardi
2. Egi Rizal
3. Ezza Rachmadiva Nurdyanti
4. Muhammad Fathan Anas
5. Patrick Jose Adi Narendra
6. Selvinus
7. Wildan Kusuma Ramadhan

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Yogyakarta, 8 Februari 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
dan karunianya sehingga penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat
diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat pelaksanaan
Pembinaan dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Online Tahun 2023.
Laporan ini disusun berdasarkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Mandiri
Jogja International Yogyakarta. Selama penyusunan laporan ini, kami tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak yaitu :
1. Seluruh staff PT Mandiri Jogja International yang telah memberikan izin untuk
melakukan PKL dan wawancara langsung
2. Seluruh staff PT Narada Katiga Indonesia selaku PJK3 yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam menyelesaikan pembinaan, kegiatan Praktik Kerja
Lapangan, dan penyusunan laporan
3. Seluruh pemateri dan Disnakertrans Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah
memberikan materi dan ilmu serta pengalamanya kepada kami sebagai peserta
4. Rekan-rekan peserta pembinaan dan sertifikasi Ahli K3 Umum Angkatan 62 yang
telah menjaga kekompakan dan dapat mewujudkan kerjasama dengan baik

Akhir kata, dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis
menyadari banyak kekurangan baik dari isi maupun penyampaiannya. Kami
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun agar tercapainya kesempurnaan
isi maupun penulisan laporan ini.

Yogyakarta, 8 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup...........................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum..............................................................................................................2
1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Kesehatan Kerja............................................2
1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Lingkungan Kerja.........................................3
1.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Bahan Berbahaya..........................................3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN....................................................................................4
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja................................................................................4
2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja................................................................................6
2.3 Faktor Bahaya.............................................................................................................7
2.4 Temuan Hasil Observasi.............................................................................................7
2.4.1 Temuan Positif................................................................................................7
2.4.2 Temuan Negatif..............................................................................................7
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH.....................................................8
3.1 Temuan Positif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun di
PT. Abadi Satria Abadi........................................................................................................8
3.2 Temuan Negatif K3 Mekanik, Bejana Tekan dan Tangki Timbun di PT. Abadi
Satria Abadi.......................................................................................................................12
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................15
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................15
4.2 Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting dalam dunia
industri. Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas. Pada satu sisi,
tempat kerja tidak lepas dari potensi bahaya dan risiko. Tenaga kerja sebagai salah satu
sumber daya perusahaan yang berkaitan dengan tempat kerja juga berpotensi terkena
dampak masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Menyadari pentingnya aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pemerintah
terus mengeluarkan peraturan mengenai bidang-bidang K3 yang lebih luas dengan
dasarnya yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Bidang-bidang K3 tersebut seperti K3 bidang kesehatan kerja, K3 lingkungan kerja, dan
juga K3 bahan berbahaya. Penerapan K3 pada berbagai bidang tersebut tidak lain
bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja.
Memperhatikan hal tersebut, sebagai calon Ahli K3 Umum diharapkan dapat
mengidentifikasi sumber bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja. Hasil identifikasi
tersebut lalu dapat ditemukan solusi atau pengendaliannya.
Berdasarkan hal di atas, untuk memenuhi kompetensi sebagai calon Ahli K3
umum yang berpengalaman, maka perlu dilakukan PraktIk Kerja Lapangan. Setelah
dilakukan kegiatan ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
implementasi K3 di tempat kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
yang meliputi : keadaan dan fasilitas tenaga kerja; keadaan mesin-mesin, alat-
alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya; penanganan bahan kimia berbahaya;
proses produksi; sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional didalam bekerja
dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga
dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Kesehatan Kerja
2. Pelaksanaan K3 di Bidang Lingkungan Kerja
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Bahan Berbahaya

1.4 Dasar Hukum


Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dengan dasar hukum
sebagai berikut :
14.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Kesehatan Kerja
a. Undang – undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Kerja
e. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 01/Men/1976
Tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Dokter Perusahaan
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 01/Men/1979
Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Medis
Perusahaan
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 02/Men/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Rangka
Penyelenggaraan Keselamatan
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 01/Men/1981
Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/Men/1982
Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 11/Men/VI/2005
Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran
2
Narkotika
l. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
05/Men/VIII/2008 Tentang P3K di Tempat Kerja
m. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.
68/Men/IV/2004 Tentang Pencegahan dan Penganggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja.
n. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nomor 5/36/HM.01/IV/2020 Tentang
Pedoman Penyusun
o. Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi No.SE.01 MEN/1979
Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan
p. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor M/7/AS.02.02/V/2020
Tentang Rencana Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi
Corona Virus Disease
q. Surat Edaran Direktur Jenderal Binwasnaker dan K3 Nomor
5/1923/AS.02.03/VI/2020 Tentang Pembinaan K3 dalam masa Pandemi
COVID-19
14.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Lingkungan Kerja
a. Undang – undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Alat
Pelindung Diri
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 9 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Ketinggian
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
f. Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi
No.SE.01/MEN/PPK/IV/2012 Tentang Kewajiban Syarat-Syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas.
14.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Bahan Berbahaya
a. Undang – undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 Tentang

3
Pengendalian Bahan Berbahaya di Tempat Kerja

4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


PT Mandiri Jogja Internasional atau yang biasa disebut MJOINT didirikan pada
tanggal 1 Juni 1997 oleh Rico Yudi Asmoro. PT Mandiri Jogja International berlokasi di
Desa Klondangan, Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta. Merupakan perusahaan
manufaktur yang memproduksi tas dan dompet dari bahan kulit (Leather Goods
Manufacturer) dengan kapasitas produksi mencapai 3500 tas per bulan. Hal ini
menjadikan MJOINT sebagai leader di industri kerajinan kulit di Yogyakarta.
Mengawali langkah bisnis dengan mengekspor produk ke beberapa negara seperti
Amerika, Jepang, Belanda, dan Australia. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin
besarnya perusahaan maka mulai muncul permintaan untuk pasar lokal sehingga produk
kulit perusahaan mulai dijual di Indonesia pada tahun 2008 dengan merek dagang
BUCINI.
PT Mandiri Jogja Internasional juga memiliki kepedulian terhadap kelestarian alam
sehingga turut berkontribusi untuk mendukung adanya Green Campaign dengan
menerapkan sistem environmentally friendly yang memproses kulit sapi dengan bahan
yang lebih ramah lingkungan. MJOINT tidak menggunakan logam dalam proses
penyamakan kulit, namun menggunakan kulit kayu Akasia dalam proses tersebut. Selain
itu, karena lokasi pengolahan kulit terletak berdampingan dengan kawasan tempat
tinggal, perusahaan tidak ingin menghasilkan limbah yang dapat mencemari dan
membahayakan ekosistem setempat sehingga MJOINT berupaya menghasilkan limbah
yang lebih ramah lingkungan.
PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki luas bangunan 80 x 80 m 2 dan
memiliki 150 karyawan. Seluruh karyawan PT. Mandiri Jogja Internasional telah
diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu untuk pelayanan kesehatan di
MJOINT menyediakan klinik perusahaan. Sistem kerja di MJOINT hanya memiliki satu
shift kerja yang dimulai pada pukul 07.30 – 16.00 WIB dan tidak ada lembur. Karyawan
diberikan cuti selama 1 tahun sebanyak 12 kali. Jika jatah cuti tidak dipergunakan, maka
dapat dicairkan ke dalam bentuk uang. Sedangkan untuk Cuti hamil diberikan selama 3
bulan dan tidak termasuk ke jatah cuti sebelumnya.

5
Adapun Visi dan Misi PT. Mandiri Jogja Internasional, sebagai berikut:
1. VISI
PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki semangat untuk memproduksi produk
kulit terbaik dari Indonesia sehingga mengusung visi “To be the best leather
manufactur in Indonesia” dan “To be the best leather product brand in Indonesia
and world wide recognized”.
2. MISI
Visi yang dibuat MJOINT didukung dengan misi “Developing creative
economy with art and local potention to produce high quality leather product and
participate in developing economy society”. Hingga kini, BUCINI menggandeng
pengrajin lokal serta menggunakan bahan baku kulit dari dalam negeri dengan
harapan dapat mengembangkan ekonomi kreatif dengan seni dan potensi lokal
untuk menghasilkan produk kulit berkualitas yang dapat menunjang penampilan
kita.

PT Mandiri Jogja Internasional memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT


Mandiri Jogja Internasional memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur.
Direktur PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki tanggungjawab penuh terhadap
Perusahaan. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Mandiri Jogja
Internasional.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT. Mandiri Jogja Internasional

KOMITMEN KEBIJAKAN K3

Proses produksi di PT Mandiri Jogja International terdiri dari :

6
1. Proses Persiapan Bahan Baku Kulit
Proses ini bertujuan untuk mempersiapkan bahan baku kulit yang akan
digunakan untuk membuat produk BUCINI. Bahan baku yang akan digunakan
diletakkan di ruang dan rak-rak khusus.
2. Proses Pemotongan (Cutting)
Proses pemotongan dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan menggunakan
mesin cutting board. Proses ini adalah proses mengubah lebaran kulit menjadi
potongan-potongan lebih kecil sesuai dengan produk apa yang akan dibuat.
3. Proses Quality Control (QC)
Proses ini dilakukan dengan mengecek kondisi bahan baku kulit yang digunakan.
Hal yang diperhatikan yaitu ada tidaknya kulit yang tidak halus, kulit yang
berlubang, dan kerapihan pemotongan.
4. Proses Seset
Proses ini bertujuan memisahkan kulit dari sisa-sisa lemak yang menempel dan
sisi kulit yang tidak rata. Sehingga saat proses produksi, kulit menjadi lebih
mudah dibentuk.
5. Proses Labelling
Bahan kulit yang sudah dipotong kecil, diberi label menggunakan mesin emboss.
6. Proses Produksi
Proses produksi dengan menggunakan mesin jahit untuk membentuk bahan baku
kulit yang sudah siap dibentuk
7. Proses Finishing
Produk yang sudah jadi dicek kembali dalam finishing, hal yang perlu dicek
ulang yaitu ketebalan bahan, kekuatan lem pada produk, kualias jahitan, dan jika
produk memiliki tali juga diperiksa kekuatannya.
8. Proses packing
Produk yang sudah melewati seluruh proses dan dalam kondisi baik, dipacking
dalam plastik dan dimasukkan ke dalam kardus untuk kemudian dikirim ke
tujuan masing-masing.

2.2 Potensi Bahaya dan Risiko di Tempat Kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Sedangkan risiko adalah dampak yang

7
ditimbulkan dari potensi bahaya tersebut. Potensi bahaya dan risiko di PT. Mandiri Jogja
Internasional yaitu :
Tabel 2.1 Potensi Bahaya dan Risiko di PT Mandiri Jogja Internasional
Potensi Bahaya Risiko
Kebisingan Gangguan pendengaran
Virus COVID-19 Terpapar virus COVID-19
Penggunaan palu, mesin mesin Tertusuk, terjepit, tergores oleh mesin
cutting, mesin seset, dan mesin jahit tersebut
Pekerjaan berulang (repetitive) Kelelahan punggung, tangan, dan tubuh
Penggunaan bahan kimia spray glue Iritasi kulit dan mata, kebakaran
Penggunaan mesin emboss dan Kebocoran isi bejana tekan
bejana tekan

2.3 Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi video dan wawancara, temuan yang berkaitan dengan
kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan bahan berbahaya yaitu :
2.3.1 Temuan Positif
1. K3 Kesehatan Kerja
a. Memiliki kotak P3K yang cukup dan petugas P3K
b. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat ketika pandemi COVID-19
c. Karyawan telah di ikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan
2. K3 Lingkungan Kerja
a. Pencahayaan secara general dan lokal sudah baik
b. Gambar yang terkait dengan awareness K3 dan kesehatan kerja telah
terpasang
c. Memiliki toilet dengan jumlah sesuai yaitu 8 unit dan dibedakan
berdasarkan jenis kelamin
d. Meja mesin cutting sudah sesuai dengan posisi kerja karyawan
3. K3 Bahan Berbahaya
2.3.2 Temuan Negatif
1. K3 Kesehatan Kerja
a. Terdapat kotak P3K yang kosong

8
b. Kotak P3K tidak berdasar putih dan berlambang warna hijau
c. Terdapat pekerja yang tidak menggunakan masker
d. Terdapat pekerja yang tidak menggunakan alas kaki
e. Fasilitas klinik tidak memadai
f. Tidak ada pelayanan kesehatan kerja di perusahaan
g. Tidak ada kegiatan pemeriksaaan kesehatan secara berkala
h. Tidak memiliki tim hygene, dan kebersihan di kelola oleh indvidu masing-
masing
2. K3 Lingkungan Kerja
a. Terdapat suara bising dari mesin pemotongan dan palu
b. Pekerja melakukan pekerjaan dengan membungkuk (postur kerja buruk)
c. Penggunaan kursi tidak ergonomis
d. Gerakan repetitif pekerja yang menggunakan palu
e. Pekerja tidak menggunakan APD (penggunaan mesin, palu dan, pemanasan
mesin seset)
f. Tempat sampah tidak layak
g. Kondisi langit-langit bangunan kusam, usang
h. Sirkulasi udara di kantin kurang
i. Tidak ada petugas kebersihan khusus, pekerja melakukan tugas kebersihan
toilet bergantian
3. K3 Bahan Berbahaya
a Spray glue merupakan aerosol yang mudah terbakar dan mengiritasi kulit
b Pekerja tidak menggunakan APD (kacamata dan sarung tangan) saat
menyemprot spray glue

9
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini temuan positif dan negative di PT Mandiri Jogja Internasional


3.1 Temuan Positif PT Mandiri Jogja Internasional
Sara
A Dasar
Lokasi n
No Foto Temuan Hukum
temuan /
Manfaat (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi
KESEHATAN KERJA
1. Ruang Memiliki kotak Pekerja dapat Melakukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
persiapan, P3K sebanyak 4 dengan mudah pembinaan dan dan Transmigrasi Republik
pemotongan, buah dan petugas mengambil penyediaan secara Indonesia Nomor
dan produksi P3K obat atau alat continuity pada Per.15/Men/VIII/2008 tentang
pertolongan fasilitas dan petugas Pertolongan Pertama Pada
pertama pada P3K Kecelakaan di Tempat Kerja
luka
PASAL 2 ayat 1
Pengusaha wajib menyediakan
petugas P3K dan fasilitas P3K di
tempat kerja.

LAMPIRAN I
Jumlah petugas P3K

10
Sara
A Dasar
Lokasi n
No Foto Temuan Hukum
temuan /
Manfaat (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi
2. Seluruh area Penerapan Mengurangi Menerapkan protokol SE Menteri Ketenagakerjaan RI
kerja perilaku hidup risiko terpapar COVID-19 secara Nomor M/7/AS.02.02/V/2020
bersih dan sehat COVID-19 konsisten tentang Rencana
ketika pandemi dan Keberlangsungan Usaha dalam
COVID-19 menghindari Menghadapi Pandemi Corona
cluster Virus Disease
COVID-19 di
tempat kerja POIN II nomor 1
Melakukan kampanye perilaku
hidup bersih dan sehat
3. Pernyataan narasumber Seluruh area Pekerja telah Pekerja Konsisten kepada Undang-undang No. 24 Tahun
kerja diikutsertakan memiliki seluruh pekerja dan 2011 tentang Badan
BPJS jaminan jika jika ada pekerja baru Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan terjadi yang belum terdaftar
kecelakaan juga harus didaftarkan Pasal 15 ayat 1
kerja dan/atau Pemberi kerja secara bertahap
penyakit akibat wajib mendaftarkan dirinya dan
kerja pekerjanya sebagai peserta kepada
BPJS sesuai dengan program
Jaminan Sosial yang diikuti
LINGKUNGAN KERJA
4. Seluruh area Pencahayaan Pekerja tidak Melakukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
kerja secara general dan mengalami pengecekan terus RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang
lokal (bagi kelelahan mata menerus mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pekerjaan yang saat bekerja kebutuhan Lingkungan Kerja
membutuhkan dan hasil kerja pencahayaan bagi
ketelitian) sudah juga bagus pekerja PASAL 2
baik Pcngusaha dan/atau Pcngurus
wajib melaksanakan syarat-syarat
K3 Lingkungan Kcrja
11
Sara
A Dasar
Lokasi n
No Foto Temuan Hukum
temuan /
Manfaat (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi

PASAL 18 ayat 1
Pencahayaan buatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 16 ayat (2)
huruf b dapat digunakan apabila
pencahayaan alami tidak
memenuhi standar intensitas
cahaya sebagaimana dimaksud
dalam pasal 16 ayat 4
5. Seluruh area Gambar yang Pekerja selalu Tidak menghalangi Undang-undang Nomor 1 Tahun
kerja terkait dengan aware untuk rambu dengan barang 1970 tentang Keselamatan Kerja
awareness K3 dan menjaga lain, jika sudah usang
kesehatan kerja kebersihan bisa diganti PASAL 14 huruf b
telah terpasang Memasang dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan
kerja

12
Sara
A Dasar
Lokasi n
No Foto Temuan Hukum
temuan /
Manfaat (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi
6. Seluruh area Memiliki toilet Kebutuhan Menjaga kebersihan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
kerja yang bersih pekerja akan toilet secara teratur RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang
dengan jumlah toilet dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sesuai (8 unit) dan kebersihannya Lingkungan Kerja
dibedakan jenis tercukupi.
kelamin Jumlah 150 PASAL 34
pekerja dengan Toilet sebagaimana dimaksud
8 jamban. pasal 33 ayat 2 huruf a harus :
1. Bersih dan tidak menimbulkan
bau
2. Tidak ada lalat, larva, nyamuk,
atau serangga lainnva
3. Tersedia saluran pembuangan
air yang mengalir dengan baik
4. Tersedia air bersih
5. Dilengkapi dengan pintu
6. Memiliki penerangan yang
cukup
7. Memiliki sirkulasi udara yang
baik
8. Dibersihkan setiap hari secara
periodik
9. Dapat digunakan selama jam
kerja

PASAL 34 ayat 5 huruf f dan g


f. Untuk 81 sampai 100 orang = 6
jamban
g. Setiap penambahan 40 orang
ditambahkan 1 jamban
13
Sara
A Dasar
Lokasi n
No Foto Temuan Hukum
temuan /
Manfaat (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi
7. Ruang Meja mesin Pekerja tidak Menerapkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
pemotongan cutting sudah mengalami kesesuaian meja dan RI Nomor 5 Tahun 2018 tentang
sesuai dengan nyeri kursi di seluruh proses Keselamatan dan Kesehatan Kerja
posisi kerja punggung (low kerja dan membina Lingkungan Kerja
karyawan back pain) pekerja agar konsisten
menggunakan postur PASAL 3 huruf b
kerja yang baik Syarat-syarat K3 lingkungan kerja
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 meliputi :
b. Pengendalian faktor biologi,
faktor ergonomi, dan faktor
psikologi kerja agar memenuhi
standar

14
3.2 Temuan Negatif PT Mandiri Jogja Internasional
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
KESEHATAN KERJA
1. Ruang Terdapat Fungsi kotak P3K Melengkapi isi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
persiapan kotak P3K tidak berjalan kotak P3K sesuai Transmigrasi Republik Indonesia
yang kosong peraturan Nomor Per.15/Men/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
di Tempat Kerja

PASAL 10 huruf b
b. Isi kotak P3K sebagaimana
tercantum dalam lampiran II
Peraturan Menteri ini dan tidak
boleh diisi bahan atau alat selain
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
P3K di tempat kerja

LAMPIRAN II

2. Seluruh area Kotak P3K Tidak sesuai Mengganti kotak Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
kerja tidak dengan peraturan P3K dengan yang Transmigrasi Republik Indonesia
15
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
berdasar perundang- sesuai standart Nomor Per.15/Men/VIII/2008 tentang
putih dan undangan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
berlambang di Tempat Kerja
warna hijau
PASAL 10 poin a
Terbuat dari bahan yang kuat dan
mudah dibawa, berwarna dasar putih
dengan lambang P3K berwarna hijau;
3. Seluruh area Terdapat Berisiko terpapar Menerapkan SE Menteri Ketenagakerjaan RI
kerja pekerja yang atau menularkan penggunaan Nomor M/7/AS.02.02/V/2020 tentang
tidak penyakit atau masker kepada Rencana Keberlangsungan Usaha
menggunaka virus COVID-19 pekerja dalam Menghadapi Pandemi Corona
n masker serta debu Virus Disease

POIN II Nomor 3a
3. Memastikan pemakaian alat
pelindung diri
a. Gunakan masker untuk pekerja

4. Ruang Terdapat Berisiko Menerapkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan


pemotongan pekerja yang menginjak benda kewajiban Transmigrasi Republik Indonesia
tidak yang tidak menggunakan alas Nomor Per.08/Men/VII/2010 Tentang
menggunaka diinginkan seperti kaki terutama jika Alat Pelindung Diri
n alas kaki gunting, cutter, sedang bekerja
bahan baku, dan mobilitas PASAL 6 ayat 1
tali Pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib memakai
atau menggunakan APD sesuai dengan
potensi bahaya dan risiko.

5. Klinik Fasilitas Tidak sesuai Melengkapi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
16
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
perusahaan klinik tidak standar dan tidak fasilitas yang ada Transmigrasi Republik Indonesia
memadai bisa memberikan di klinik sesuai Nomor Per.15/Men/VIII/2008 tentang
fasilitas kesehatan standart Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
kerja yang baik di Tempat Kerja
bagi pekerja
PASAL 9 ayat 2 poin e
Sekurang-kurangnya dilengkapi
dengan:
1. Wastafel dengan air mengalir
2. Kertas tissue/lap
3. Usungan/tandu
4. Bidai/spalk
5. Kotak P3K dan isi
6. Tempat tidur dengan bantal dan
selimut
7. Tempat untuk menyimpan alat-alat,
seperti : tandu dan/atau kursi roda
8. Sabun dan sikat
9. Pakaian bersih untuk penolong
10. Tempat sampah
11. Kursi tunggu bila diperlukan.

6. Pernyataan narasumber Klinik Tidak ada Pekerja yang sakit Menyediakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
perusahaan pelayanan dan/atau terluka pelayanan Transmigrasi No: Per.03/Men/1982
kesehatan tidak bisa kesehatan kerja Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
kerja di ditangani dengan sesuai peraturan, Kerja
perusahaan cepat dan harus jika tidak mampu
menuju ke fasilitas bisa memilih PASAL 3 ayat 2
kesehatan terdekat diantara pilihan Pengurus wajib memberikan Pelayanan
yang ada dalam Kesehatan Kerja sesuai dengan
PASAL 4 ayat 1 kemajuan
17
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
di samping ilmu pengetahuan dan teknologi.

PASAL 4 ayat 1
(1) Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja dapat:
a. Diselenggarakan sendiri oleh
pengurus.
b. Diselenggarakan oleh pengurus
dengan mengadakan ikatan dengan
dokter atau
Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan
secara bersama-sama
menyelenggarakan
suatu Pelayanan Kesehatan Kerja.

7. Pernyataan narasumber Klinik Tidak ada Tidak memenuhi Menyediakan Undang-undang No. 1 Tahun 1970
perusahaan kegiatan standar dan pelayanan tentang Keselamatan Kerja
pemeriksaan kondisi kesehatan kesehatan kerja
kesehatan pekerja tidak sesuai peraturan, Pasal 8 ayat 2
berkala termonitor dengan jika tidak mampu (2) Pengurus diwajibkan memeriksa
baik bisa memilih semua tenaga kerja yang berada
diantara pilihan dibawah pimpinannya, secara berkala
yang ada Pasal 4 pada Dokter jang ditunjuk oleh
ayat 1 di Pengusaha dan dibenarkan oleh
Peraturan Menteri Direktur.
Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No: Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Per.03/Men/1982 Transmigrasi No. Per.02/Men/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
18
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
Keselamatan Kerja.
PASAL 3 ayat 2
(2) Semua perusahaan sebagaimana
dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di
atas harus melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi tenaga kerja
sekurang-kurangnya 1 tahun sekali
kecuali ditentukan lain oleh Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga
Kerja
LINGKUNGAN KERJA
8. Ruang Terdapat Menimbulkan Melakukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
pemotongan suara bising ketidaknyamanan pengukuran Nomor 5 Tahun 2018 tentang
dan produksi dari mesin dan berisiko kebisingan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pemotongan mengganggu mengendalikanny Lingkungan Kerja
dan palu pendengaran a dengan cara
pekerja jika meredam mesin Pasal 10 ayat 2
berlangsung terus- yang (2) Tempat kerja yang memiliki
menerus menimbulkan sumber bahaya kebisingan
bising serta sebagaimana dimaksud pada ayat
meredam meja (1) merupakan tempat kerja yang
tempat palu terdapat sumber kebisingan terus
digunakan dengan menerus, terputus-putus, impulsif,
kain dan impulsif berulang

9. Ruang Pekerja Pekerja Memberikan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI


pemotongan melakukan mengalami pembinaan atau Nomor 5 Tahun 2018 tentang
pekerjaan nyeri/kelelahan di safety talk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan punggung (low mengenai Lingkungan Kerja
membungkuk back pentingnya
19
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
(postur kerja pain/muscosceleta menjaga postur PASAL 23 ayat 2 huruf a
buruk) l disorder) kerja dan (2) Potensi bahaya faktor ergonomi
memanfaatkan sebagaimana dimaksud pada ayat
fasilitas yang ada (1) meliputi :
seperti kursi dan a. Cara kerja, posisi kerja, dan postur
meja yang sesuai tubuh yang tidak sesuai saat
cara kerja melakukan pekerjaan

10 Mayoritas Penggunaan Pekerja Memberikan kursi Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI


seluruh area kursi tidak mengalami yang ergonomis Nomor 5 Tahun 2018 tentang
kerja ergonomis nyeri/kelelahan di dan sama semua Keselamatan dan Kesehatan Kerja
punggung (low (ditemukan Lingkungan Kerja
back beberapa kursi
pain/muscosceleta sudah ergonomis PASAL 23 ayat 2 huruf b
l disorder) sedangkan yang (2) Potensi bahaya faktor ergonomi
lain belum) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
b. Desain alat kerja dan tempat kerja
yang tidak sesuai dengan
antropometri tenaga kerja
11 Ruang Gerakan Kelelahan pada Rutin melakukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
. produksi repetitif tangan, jika terjadi peregang pada Nomor 5 Tahun 2018 tentang
pekerja yang human error, tangan, dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menggunaka pekerja bisa salah switch pembagian Lingkungan Kerja
n palu dan justru tugas kerja13
mengenai tangan PASAL 23 ayat 2 huruf a
sendiri (2) Potensi bahaya faktor ergonomi
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
20
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
a. Cara kerja, posisi kerja, dan postur
tubuh yang tidak sesuai saat
melakukan pekerjaan
12 Ruang Pekerja tidak Berisiko pada luka Menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
. produksi menggunaka maupun cedera APD berupa Transmigrasi Republik Indonesia
n APD pada pekerja. sarung tangan, Nomor Per.08/Men/Vii/2010 Tentang
(penggunaan Terutama pada baju berlengan Alat Pelindung Diri
mesin, palu area tangan dan panjang, dan
dan, mata (percikan kacamata atau PASAL 6 ayat 1
api) face mask bagi Pekerja/buruh dan orang lain yang
pemanasan
pekerja yang memasuki tempat kerja wajib memakai
mesin seset)
kontak dengan atau menggunakan APD sesuai dengan
percikan api potensi bahaya dan risiko.

13 Seluruh area Tempat Cepat kotor dan Menyediakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
. workshop sampah tidak tidak efisien tempat sampah Nomor 5 Tahun 2018 tentang
layak karena sama saja permanen di tiap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menambah meja kerja yang Lingkungan Kerja
sampah kardus
PASAL 37 ayat 2 huruf b
(2) Tempat sampah sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 paling sedikit
harus :
b. dilengkapi dengan penutup dan
terbuat dari bahan kedap air
14 Ruang Kondisi Menyebabkan Membersihkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
. produksi langit-langit ruangan menjadi langit-langit dan Nomor 5 Tahun 2018 tentang
21
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
bangunan lembab, mengecat ulang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kusam, usang pencahayaan Lingkungan Kerja
berkurang
PASAL 29
Dinding dan langit-langit sebagaimana
dimaksud dalam pasal 28 ayat 1 huruf
a harus :
a.Kering atau tidak lembab
b.Dicat dan/atau mudah dibersihkan
c.Dilakukan pengecatan ulang paling
sedikit 5 tahun sekali, dan
d.Dibersihkan paling sedikit 1 kali
setahun
15 Kantin/ Sirkulasi Pekerja tidak Menyediakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
. ruang makan udara di nyaman ketika ventilasi atau Nomor 5 Tahun 2018 tentang
kantin kurang makan jendela yang lebih Keselamatan dan Kesehatan Kerja
luas dan kipas Lingkungan Kerja
angin untuk
melancarkan Pasal 41 ayat 1
sirkulasi udara Pengurus dan/atau pengusaha wajib
menyediakan sistem ventilasi udara
untuk menjamin kebutuhan udara
pekerja dan/atau mengurangi kadar
kontaminan di tempat kerja
16 Pernyataan narasumber Toilet Tidak ada Pekerjaan menjadi Menugaskan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
. petugas lebih banyak dan petugas Nomor 5 Tahun 2018 tentang
kebersihan menambah tugas kebersihan khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja
khusus, pekerja Lingkungan Kerja
pekerja
melakukan PASAL 24 ayat 2 huruf d
tugas (2) Potensi bahaya faktor psikologis
22
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
kebersihan sebagaimana dimaksud ayat 1
toilet meliputi
bergantian d. beban kerja berlebih secara kuntitatif
BAHAN BERBAHAYA
Ruang Spray Spray glue Berisiko Menyediakan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
Glue merupakan menyebabkan MSDS dan label NO.KEP.187/Men/1999
aerosol yang kebakaran dan kemasan Tentang Pengendalian Bahan Kimia
mudah mengiritasi kulit disesuaikan Berbahaya di Tempat Kerja
terbakar dan kemasan asli
iritan PASAL 11 ayat 1
Bahan kimia termasuk kriteria cairan
sangat mudah terbakar, cairan sangat
mudah terbakar dan gas mudah
terbakar, sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9 huruf c, d, dan e ditetapkan
dengan memperhatikan sifat kimia dan
fisika.

PASAL 11 ayat 2b
Cairan sangat mudah terbakar dalam
hal titik nyala < 21OC dan titik didih >
20OC pada tekanan 1 (satu) atmosfir.

Pekerja tidak Mengenai mata 1. Pekerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
menggunaka dan kulit dan diberikan Transmigrasi Republik Indonesia
n APD menyebabkan instruksi/SOP Nomor Per.08/Men/Vii/2010 Tentang
(kacamata iritasi bekerja dengan Alat Pelindung Diri
dan sarung spray glue
tangan) saat 2. Disediakan PASAL 6 ayat 1
menyemprot APD seperti Pekerja/buruh dan orang lain yang
spray glue kacamata/face memasuki tempat kerja wajib memakai
23
A S
Lokasi Dasar Hukum
No Foto Temuan
temuan (termasuk pasal dan ayat)
Dampak Rekomendasi
mask dan atau menggunakan APD sesuai dengan
sarung tangan potensi bahaya dan risiko.
3. Pekerja
menggunakan
baju lengan
panjang

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. Mandiri Jogja
Internasional (MJOINT), ditemukan temuan negatif yang lebih banyak
daripada temuan positif. Berikut merupakan kesimpulan dari hasil observasi :
1. K3 Kesehatan Kerja
Secara umum pelaksanaan kesehatan kerja di PT Mandiri Jogja Internasional belum
berjalan optimal. Dibuktikan dengan adanya fasilitas seperti klinik dan kotak
P3K lalu adanya petugas P3K, namun fasilitas tersebut belum memenuhi
standart. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan kerja seperti pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja, kekurangannya adalah PT MJOINT belum memiliki
dokter dan paramedis sendiri dan tidak ada kerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya. Sehingga, ketika terdapat tenaga kerja yang sakit atau terluka, harus
menuju ke fasilitas kesehatan terdekat.
2. K3 Lingkungan Kerja
Pelaksanaan syarat K3 lingkungan kerja PT MJOINT memiliki beberapa faktor
yang sudah baik, namun tetap memerlukan perbaikan di faktor lainnya. Faktor
fisika berupa pencahayaan di PT MJOINT sudah memenuhi kebutuhan tenaga
kerja sedangkan faktor fisika berupa kebisingan masih ditemui di area kerja.
Sedangkan untuk faktor ergonomi, terdapat inkonsistensi seperti penggunaan
kursi yang berbeda-beda dan masih terdapat pekerja dengan postur kerja yang
buruk. Faktor lain seperti sirkulasi udara dan psikologi secara umum masih ada
temuan yang perlu diperbaiki,
3. K3 Bahan Berbahaya
PT Mandiri Jogja Internasional memiliki bahan kimia yang digunakan yaitu
spray glue pada proses pengeleman. Temuan yang terkait bidang ini yaitu tidak
terlaksananya penggunaan alat pelindung diri (APD) yang cukup bagi pekerja
karena jika melihat sifat bahan spray glue memiliki sifat sangat mudah terbakar
dan mengiritasi kulit.

25
4.2 Saran
1.
2.
3.
4.
5.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. UU
2. PP/Peraturan Presiden
3. PERMEN
4. KEPMEN
5. Surat Dirjen
6. Standar2

27
LAMPIRAN

28

Anda mungkin juga menyukai