Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT. MANDIRI JOGJA INTERNASIONAL

Bidang K3 Konstruksi, Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN 64
2023

Disusun Kelompok 2:
1. Kondang Priya Sembada
2. Andrew Pardomuan
3. Harun Assyfa
4. Karissa Ghea Pasya
5. Moh Lukman Ariansyah
6. Muji Rahayu Apriliyani
7. Dilla Ari Alfianty

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Yogyakarta, 17 Maret 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rakhmat dan
karunianya sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan. Laporan PKL ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan Pembinaan dan
Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Online Tahun 2023.
Dalam penyusunan laporan ini penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
PT. Mandiri Jogja Internasional, Yogyakarta. Dan selama pelatihan, pelaksanaan PKL
dan penyusunan laporan , penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Seluruh Staff PT. Mandiri Jogja Internasional, yang telah memberikan izin untuk
melakukan PKL dan wawancara langsung
2. Seluruh Staff Panitia PT. Narada Katiga Indonesia pelatihan Calon Ahli K3
Umum, yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan
kegiatan praktek kerja lapangan ( PKL ) dan penyusunan laporan.
3. Seluruh pemateri dan Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi dan
ilmu serta pengalamanya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum Offline, yang telah mampu
menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudgkan kerjasama
dengan baik
Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dari isi maupun penyampaiannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun sehingga tercapainya
kesempurnaan isi maupun penulisan laporan PKL ini.

Yogyakarta, 17 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum...............................................................................................................2
1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Konstruksi & Bangunan...................................2
1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Listrik...............................................................3
1.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran.............................3
BAB II............................................................................................................................................5
KONDISI PERUSAHAAN............................................................................................................5
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja........................................................................5
2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja........................................................................7
2.3 Faktor Bahaya....................................................................................................8
2.4 Temuan Hasil Observasi....................................................................................5
2.4.1 Temuan Positif...................................................................................................8
2.4.2 Temuan Negatif.................................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................10
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH.............................................................................10
3.1 Temuan Positif K3 Konstruksi & Bangunan, K3 Listrik dan K3
Penanggulangan Kebakaran di PT. Mandiri Jogja Internasional.....................10
3.2 Temuan Negatif K3 Konstruksi & Bangunan, K3 Listrik dan K3
Penanggulangan Kebakaran di PT. Mandiri Jogja Internasional.....................17
BAB IV.........................................................................................................................................26
PENUTUP....................................................................................................................................26
4.1 Kesimpulan................................................................................................................26
4.2 Saran..........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................28
LAMPIRAN ................................................................................................................................. 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan sektor industri, terdapat banyak sumber bahaya
yang berpotensi menimbulkan bahaya. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya
pengendalian terhadap sumber bahaya tersebut, salah satunya adalah pengendalian
terhadap instalasi listrik, penanggulangan kebakaran dan pengawasan konstruksi
bangunanan. Apabila tidak dilakukan pengendalian atau melakukan pengendalian yang
salah terhadap instalasi listrik dapat menimbulkan kecelakan kerja. Berdasarkan hal
tersebut perlu dilakukan upaya penanggulangan kebakaran untuk mencegah terjadinya
kebakaran dan sebagai sarana proteksi.
Sebagai calon AK3 Umum diharapkan dapat melakukan identifikasi terhadap
sumber bahaya yang ada di tempat kerja, salah satunya adalah instalasi listrik,
penangulangan kebakaran dan konstruksi bangunan Selain mengidentifikasi, diharapkan
juga mampu menemukan solusi atau pengendalian dari sumber bahaya.
Oleh dikarenakan hal diatas, guna mendapat calon AK3 Umum yang
berpengalaman perlu dilakukan Praktek Kerja Lapangan. Besar harapan setelah
dilakukan kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang implementasi
K3 di tempat kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang
meliputi : keadaan dan fasilitas tenaga kerja; keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja,
instalasi serta peralatan lainnya; penanganan bahan kimia berbahaya; proses
produksi; sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional didalam bekerja
dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan
meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi dan Bangunan
2. Pelaksanaan K3 di Bidang Listrik
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Penanggulangan Kebakaran

1.4 Dasar Hukum


Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dengan dasar hukum
sebagai berikut :
14.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Konstruksi dan Bangunan
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. pasal 2 ayat 1 dan ayat 2
huruf c.
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 01 Tahun 1980
tentang K3 Konstruksi Bangunan.
d. Peraturan Pemerintah RI No.16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung.
e. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
f. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 9 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada Ketinggian. UU No.
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
g. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No.KEP-20/DJPPK/VI/2004 Tentang Sertifikasi kompetensi Keselamatan
Kesehatan Tenaga Kerja Bidang Konstruksi Bangunan.
h. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No.KEP-74/PPK/XII/2013 tentang Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bidang Supervise Perancah.
i. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang Wajib Lapor
Pekerjaan Proyek Konstruksi.
j. SKB Menakertrans dan MenPU ke 174/1986 dan No 104/KTPS/1986 tentang
K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3 pada
tempat kegiatan konstruksi.
k. Surat edaran Dirjen Binwas No. 13/BW/1998 tentang Akte Pengawasan

2
Proyek Konstruksi Bangunan.
14.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Listrik
a. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 2 ayat 1
dan ayat 2 huruf q.
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. PP No. 50 Tahun 2012 terkait K3 Listrik
d. PermenakerNo.02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir.
e. Permenaker No. Kep-12/MEN/2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja.
f. Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No.Per 02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir.
g. Permenaker Nomor 33 Tahun 2015 tentang perubahan Permenaker 12 tahun
2015
h. Permenaker No. 06 Tahun 2017 Tentang K3 ELEVATOR & ESKALATOR
i. Kepmenakertrans No. Kep- 75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI).
j. KepdirjenNo.Kep 47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Keselamatan Pembinaan
Calon dan Kesehatan Kerja Ahli (K3) Bidang Listrik.
k. KepdirjenNo.Kep 48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik.

14.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran


a. 1UU No. 01 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja. pasal 2 ayat 1 dan pasal 3
ayat 1 huruf b
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Permenakertrans No. 04/Men/1980 tentang Syarat Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR.
d. Permenaker No. Per-02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik.
e. Permenaker No. 04 Tahun 1987 Tentang Tim Tanggap Darurat Organisasi
P2K3.
f. Instruksi Menaker No.11/1997 tentang Pengawasan Khusus K3

3
Penanggulangan Kebakaran.
g. Kepmenaker RI No. 186 Th 1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat kerja.
h. SNI 03-3989-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
i. Permen PU No .26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program
pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi
ditempat keja yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun keluarga pekerja.
Karena frekuensi kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang
sebelah mata pada program ini. Undang- Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun
1970 yaitu UU No.1 tahun 1970 yang mulai diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970
yang juga dijadikan hari lahirnya K3. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi
untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula pekerja yang menuntut produktivitas
kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang
prima. Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyababkan tenaga kerja
tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.
Perusahaan PT. Mandiri Jogja Internasional berlokasi di desa Klodangan,
Kecamatan Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan menempati lahan seluas ± 4.000
m2. PT. Mandiri Jogja Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di industri
fashion dengan produk dompet dan tas kulit dengan bahan baku kulit sapi.
PT. Mandiri Jogja Internasional berdiri pada tahun 1977, awal mulanya hanya
sebuah usaha rumahan dengan karyawan berjumlah 5 orang. Kemudian berkembang dan
mendapatkan badan hukum berbentuk PT (Perseroan Terbatas) pada tahun 2015.
Sekarang PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki 150 karyawan dengan rincian 70%
karyawan laki-laki dan 30% karyawan wanita. Seluruh karyawan PT. mandiri Jogja
Internasional telah diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
Selain itu untuk pelayanan kesehatan di PT. Mandiri Jogja Internasional menyediakan
fasilitas Kesehatan berupa ruangan klinik bagi pekerja.

Adapun Visi dan Misi perusahaan, sebagai berikut:


1. VISI
PT Mandiri Jogja Internasional memiliki visi untuk menjadi produsen kulit terbaik
yang berkuaitas Internasional dan menjadikan BUCINI sebagai brand kulit terbaik di
Indonesia.
5
2. MISI
PT Mandiri Jogja Internasional memiliki misi yaitu mengembangkan ekonomi
kreatif dengan seni dan potensi lokal untuk menghasilkan produk kulit terbaik dan
turut serta dalam memajukan ekonomi masyarakat.

PT. Mandiri Jogja Internasional juga miliki kebijakan K3 perusahan sebagai berikut :
PT. Mandiri Jogja Internasional adalah perusahaan yang menyediakan tempat
kerja yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini merupakan tanggung jawab
bersama dengan cara menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja yang baik dalam bidang
K3. Untuk itu manajemen berkomitmen :
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang lain
(mitra kerja, kontraktor, pengunjung/tamu) di tempat kerja dan masyarakat
sekitar).
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
Jam kerja karyawan di PT. Mandiri Jogja Internasional perhari adalah 8 jam.
Dimulai dari pukul 07.30 – 16.00 WIB dan memiliki waktu untuk instirahat pada pukul
12.00- 12.30 WIB. Dalam seminggu pekerja memiliki waktu 5 hari kerja yaitu senin –
jumat. Dan khusus hari jumat waktu istirahat pekerja adalah dari pukul 11.30 – 13.00
WIB. Pada waktu istirahat perusahaan menyediakan makan siang bagi pekerja yang
menjadi salah satu tunjangan untuk pekerja. Selain makan siang, perusahan juga
menyediakan beberapa tunjangan seperti tunjangan kesehatan dalam bentuk BPJS,
tunjangan kematian, tunjangan hari tua, tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan hari raya
dan tunjangan tahun baru. Tunjangan – tunjangan tersebut berfungsi untuk meningkatkan
semangat kerja karyawan atau pekerja

PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki struktur organisasi yang terperinci


dengan kekuasaan tertinggi berada pada direktur. Posisi direktur membawahi manager
umum, R&D, HRD, dan akutansi. Peranan direktur sendiri memiliki tanggung jawab
penuh atas karyawan dan pengembangan jangka panjang perusahaan serta pengambil
keputusan penting. Sedangkan untuk Manager umum memiliki peran tugas membantu
tugas dari direktur dan memantau seluruh kegiatan yang ada di perusahaan.

6
Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT. Mandiri Jogja Internasional

Proses produksi pada PT. Mandiri Internasional terbagi menjadi beberapa


proses mulai dari proses pemotongan kulit sampai dengan finishing. Dalam proses
pemotongan, merupakan kegiatan yang membuat sebuah pola atau ukuran dasar dari
pembuatan tas kulit. Dalam proses ini ada berbagai cara prosesnya antara lain dengan
manual menggunakan tangan atau menggunakan mesin. Bahan baku yang digunakan
sendiri merupakan kulit sapi yang sudah di olah dan siap untuk di proses menjadi tas,
dompet, sepatu, dan kerajinan kulit lainnya.
Proses selanjutnya lembaran kulit dilakukan proses seset menggunakan mesin
seset. Tujuan dilakukan proses ini untuk menghaluskan permukaan kulit agar mudah di
aplikasikan dalam bentuk apapun. Setelah itu masuk kedalam proses produksi, proses
produksi ini dilakukan mulai dari pemotongan pola, labeling, assembly, proses jahit,
proses finishing, dan pengepakan.

2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Mandiri
Jogja Internasional yaitu
1. Terjepit
2. Terjatuh
3. Peledakan
4. Tertimpa Kulit
5. Terpeleset
6. Tersengat aliran listrik
7
7. Terpapar bahan Kimia
8. Kebakaran

2.3 Faktor Bahaya


Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan di
tempat kerja PT. Mandiri Jogja Internasional, identifikasi bahaya yang dilakukan
diseluruh area PT. Mandiri Jogja Internasional :
1. Faktor Ergonomi
2. Faktor Biologi
3. Faktor Fisika
4. Faktor Kimia

2.4 Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi video dan wawancara, diperoleh temuan sebagai
berikut :
2.4.1 Temuan Positif
1. K3 Konstruksi dan Bangunan
a. Lantai pada bangunan di PT. MJI yang digunakan telah permanen atau sudah
berupa pondasi semen
b. Bangunan yang digunakan oleh PT. MJI sudah bangunan permanen dengan
luas keseluruhan 4000m2
c. Terlihat ventilasi ruang produksi yang cukup baik untuk sirkulasi udara dan
cahaya matahari dapat menerangi ruang produksi
d. Sudah terdpat ventilasi yang baik pada area painting sehingga sirkulasi udara
menjadi baik

2. K3 Listrik
a. PT. MJI telah memiliki panel listrik yang terpusat dengan panel utama yang
berdekatan dengan lokasi peletakan genset
b. PT. MJI sudah memiliki dua penyalur petir untuk di bangunan showroom

3. K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Sudah terdapat instalasi springkel atau pemadam api otomatis di area finishing
b. Sudah terdapat instalasi springkel atau pemadam api otomatis di area kantin
8
c. Sudah ada jalur evakuasi dalam area produksi dan area persiapan
d. Mesin polishing mengeluarkan bunga api akibat gesekan sudah memiliki SOP
penggunaan

2.4.2 Temuan Negatif


1. K3 Konstruksi dan Bangunan
a. Pelafon area produksi sudah terdapat yang mulai rusak
b. Terdapat struktur slof yang sudah retak pada ruang produksi

2. K3 Listrik
a. PT. MJI tidak memiliki Teknisi Listrik yang tersertifikasi
b. Belum menyediakan label pada box panel listrik
c. Lampu yang digunakan di PT. MJI belum dilengkapi dengan penutum
d. Kabel listrik untuk pengoprasian alat embose lebel dan bejana tekan terjuntai
dan belum rapi
e. Masih terdapat instalasi kabel yang terjuntai belum rapi di area produksi
f. Terdapat sambungan kabel listri yang tidak aman di area painting (spray glue)
g. Pada bangunan Produksi hanya terdapat satu penyalur petir

3. K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Hanya terdapat dua buah APAR di bagian produksi, satu apar di showroom dan
hanya terdapat satu apar di bagian persiapan
b. APAR yang ada pada lokasi produksi telah melewati tanggal kadaluarsa dan
tidak dilakukan pengecekan rutin.
c. Belum pernah dilakukan pelatihan rutin dalam penanggulangan kebakaran pada
tenaga kerja wanita
d. Perusahaan belum menyediakan Emergency Alarm.
e. Tim penanggulangan kebakaran hanya terdapat satu orang yang telah
melakukan bimbingan teknis petugas peran kebakatan level D di perusahaan
f. Gudang limbah produksi, dapur, dan ruang genset&instalasi listrik tidak terdapat
APAR yang terpasang sedangkan area tersebut termasuk area dengan resiko
terbakar.
g. Perusahaan Belum meyediakan titik kumpul lokasi aman.

9
10
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini temuan positif dan negative di PT. Mandiri Jogja Internasional.
3.1 Temuan Positif K3 konstruksi dan bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran di PT. Mandiri Jogja Internasional
NoFoto T
Temuan Analisa S Dasar
Manfaat Hukum
R (termasuk
pasal
dan
ayat)
Kontruksi dan Bangunan

1 Gedung LDapat Dapat dilakukan Pasal 3


prusahaan meningkatkan pengecekan Permenake
kualitas bangunan oleh r PER
keselamatan konsultan external 01/MEN/1
para pekerja sehingga dapat 980
dan menjadi diketahui umur tentang
tempat, bangunan dan Keselamat
fasilitas dapat mengetahui an dan
pengobatan secara dini jika ada Kesehatan
dan bagian bangunan Kerja pada
rehabilitatif yang perlu di Konstruksi
untuk perbaiki Bangunan
karyawan

11
NoFoto T
Temuan Analisa S Dasar
Manfaat Hukum
R (termasuk
pasal
dan
ayat)
2. Gedung BBangunan Dapat dilakukan PERMENAKER No.1 Tahun
perusahaan permanen pengecekan 1980 Tentang Kesehatan dan
(wawancara akan bangunan oleh Keselamatan Kerja Pada
narasumber) mempengaruhi konsultan external Konstruksi Bangunan:
struktur sehingga dapat Pasal 6:
kekuatan diketahui umur “Kebersihan dan kerapian di
bangunan itu bangunan dan tempat kerja harus dijaga
sendiri dan dapat mengetahui sehingga bahan-bahan yang
Dapat secara dini jika ada berserakan, bahan-bahan
meningkatkan bagian bangunan bangunan, peralatan dan alat-
kualitas yang perlu di alat kerja tidak merintangi atau
keselamatan perbaiki menimbulkan kecelakaan”
para pekerja

12
3. Ruang produksi TSirkulasi udara Lebih ditingkatkan PERMENAKER No. 5 Tahun
dan lagi ventilasi dan 2018 Pasal 39 ayat (2)
pencahayaan jika 1. Kebutuhan atas udara yang
menjadi lebih memungkinkan di bersih dan sehat
baik dalam tambah dengan sebagaimana dimaksud
tempat kerja blower udara dalam pasal 5 ayat (3) huruf
c harus dipenuhi pada setiap
tempat kerja
2.Pemenuhan kebutuhan udara
di tempat kerja
sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dilakikan
melalui; a. KUDR
b.Ventilasi; dan c.Ruang
udara

4 Ruang painting SSirkulasi udara Perlu di tambah PERMENAKER No. 5 Tahun


menjadi lebih blower udara agar 2018 Pasal 39 ayat (2)
baik dalam sirkulasi udara di 1. Kebutuhan atas udara yang
tempat kerja ruang painting bersih dan sehat
dapat lebih cepat sebagaimana dimaksud
karena ada residu dalam pasal 5 ayat (3) huruf
dari penyemprotan c harus dipenuhi pada setiap
lem tempat kerja
2.Pemenuhan kebutuhan udara
di tempat kerja
sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dilakikan
melalui; a. KUDR
b.Ventilasi; dan c.Ruang
udara

13
Listrik

1. Area pusat PJika terjadi Jika ada instalasi listrik Pasal 3 No.12
instalasi konsleting baru lebih baik 2015
listrik listrik, bisa langsung di tentang
melakukan koneksikan di satu Keselamta
tindakan cepat panel listrik, agar n dan
berupa memudahkan Kesehatan
pemutusan tindakan Kerja
listrik dari pengecekan ketika Listrik di
panel box terdapat kendala Tempat
listrik Kerja

2 Bangunan PMencegah resiko Dapat di tingkatkan 1. PERMENAKER No. Per


showroom berbahaya yang jumlah penyalur 02/Men/1989 Tentang
(wawancara dihasilkan oleh petir agar bangunan Pengawasan Instalasi
narasumber) petir dan PT. MJI dapat Penyalur Petir.
melindungi
terlindungi secara Pasal 19 ayat (1):
bangunan dan
hal-hal lain di
menyeluruh “Instalasi penyalur petir dari suatu
sekitarnya dari bangunan paling sedikit harus
petir. mempunyai 2 (dua) buag
penghantar penurunan”
menit 28:00
2. SNI 04-0225 2000 (PUIL
2000) Sebagai rujukan untuk
sistem proteksi
internal/proteksi bahaya
sambaran tidak langsung.

14
3. PERMENKER No. 31 tahun
2015 tentang perubahan atas
peraturan menteri tenaga
kerja No. Per 02/Men/1989
tentang Instalasi Penyalur
petir.

Penanggulangan Kebakaran

1 Ruang finishing SKetika terjadi Dapat di lakukan Instruksi


kebakaran di optimalisasi
Menaker
bagian instalisasi springkel
finishing di seluruh bagian No.11/19
instalasi produksi PT. MJI
97
springkel sehingga dapat
sudah dapat dilakukan upaya tentang
beroprasi pemadaman api
Pengawa
untuk segera dengan springkel
beroprasi san
memadamkan
Khusus
kebakaran
K3
Penangg
ulangan
Kebakara
n. Poin II
“Proteksi
kebakara
n aktif
adalah
15
penerapa
n suatu
desain
sistem
atau
instalasi,
alarm
dan
pemadan
kebakara
n pada
suatu
bagunan
tempat
kerja
yang
sesuai
dan
handal
sehingga
pada
banguna
n tempat
16
kerja
tersebut
mandiri
dalam
hal
sarana
untuk
menghadapi
bahaya
kebakara
n”.
SNI 03-
3989-
2000
Tata cara
perencan
aan dan
pemasan
gan
sistem
springkle
r
otomatik
17
untuk
pencegah
an
bahaya
kebakara
n pada
banguna
n
gedung.

2 Ruang kantin SKetika terjadi Dapat di lakukan Instruksi


kebakaran di optimalisasi
Menaker
bagian kantin instalisasi springkel
instalasi di seluruh bagian No.11/19
springkel produksi PT. MJI
97
sudah dapat sehingga dapat
beroprasi dilakukan upaya tentang
untuk segera pemadaman api
Pengawa
beroprasi dengan springkel
memadamkan san
kebakaran
Khusus
K3
Penangg
ulangan
Kebakara
n. Poin II

18
“Proteksi
kebakara
n aktif
adalah
penerapa
n suatu
desain
sistem
atau
instalasi,
alarm
dan
pemadan
kebakara
n pada
suatu
bagunan
tempat
kerja
yang
sesuai
dan
handal
19
sehingga
pada
banguna
n tempat
kerja
tersebut
mandiri
dalam
hal
sarana
untuk
menghadapi
bahaya
kebakara
n”.
SNI 03-
3989-
2000
Tata cara
perencan
aan dan
pemasan
gan
20
sistem
springkle
r
otomatik
untuk
pencegah
an
bahaya
kebakara
n pada
banguna
n
Gedung.
3 Banguna SJalur evakuasi Bisa di lengkapi   Undang-undang No. 1 Tahun
perusahaan sudah di atur dengan poster jalur 1970 Tentang
(wawancara ketika terjadi evakuasi yang lebih Keselamatan Kerja,
narasumber) kecelakaan besar pada PT. MJI pasal 3 ayat d:”memberi
sehingga kesempatan atau jalan
tenaga kerja menyelamatkan diri pada
dapat waktu kebakaran atau
langsung kejadian2 lain yang
bergerak berbahaya”
sesuai dengan
jalur evakuasi Kepmenaker RI No. 186 Th
menuju 1999 Tentang Unit
assembling Penanggulangan
point Kebakaran di Tempat
Kerja,
21
Pasal 2 ayat 2 poin
B:”penyediaan sarana
deteksi alarm pemadam
kebakaran dan sarana
evakuasi”

4 Mesin polishing Mesin polishing Pada saat Mesin pholis ketika di PP 50 tahun 2012
di ruang penggunaan jalankan harus 2.1.1 terdapat prosedur
mengeluarkan bunga
persiapan mesin dijauhkan dari sisa terdokumentasi untuk
api akibat gesekan polishing potongan product identifikasi potensi bahaya,
dan bahan mudah penilaian danpengendalian
sudah memiliki SOP sudah di
berlakukan terbakar lainnya risiko k3
penggunaan SOP sehingga
jika pada saat
penggunaan
terdapat
percikan
bunga api
sudah dapat
terhindar
dari potensi
bahaya
kebakaran

22
3.2 Temuan Negatif K3 konstruksi dan bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Analisa Saran/ Dasar Hukum
temuan Dampak Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)

Konstruksi dan Bangunan


1 Ruang produksi Pelafon area produksi
Ketika posisi Pastikan dalam PERMENAKER No.1 Tahun
pelafon sudah memasang Pelafon 1980 Tentang Kesehatan dan
sudah terdapat yang
rapi dan kokoh di struktur yang Keselamatan Kerja Pada
mulai rusak resiko atap rapi, rapat, & Konstruksi Bangunan:
jatuh Kokoh dalam Pasal 6:
tereliminasi pemasanganya “Kebersihan dan kerapian di tempat
kerja harus dijaga sehingga
bahan-bahan yang berserakan,
bahan-bahan bangunan,
peralatan dan alat-alat kerja
tidak merintangi atau
menimbulkan kecelakaan”
2 Ruang produksi Terdapat struktur slof
Struktut slof Pada dinding yang KEPMENAKER NO. 1 TH 1980
sewaktu waktu retak segera di Pasal 8 Ayat (3):
yang sudah retak
bisa roboh dan perbaiki supaya pada Konstruksi Bangunan
merusak strutur tidak menyebabkan peralatan sisi-sisi lantai yang
bangunan retak semakin terbuka, lubang-lubang di
lainnya melebar dan lantai yang terbuka, atap-atap
sehingga dapat memberi rasa atau panggung yang dapat
menimpa nyaman kepada dimasuki, sisi-sisi tangga yang
tenaga kerja para tenaga kerja terbuka, semua galian-galian
23
yang melewatinya. dan lubang-lubang yang
dianggap berbahaya harus
diberi pagar atau tutup
pengaman yang kuat

Listrik
1 Wawancata PT. MJI tidakPT. MJI memilikiPerlu dilakukan Permenaker
narasumber satu orang sertifikasi teknisi No.12
memiliki Teknisi
Teknisi listrik listrik sehingga Tahun 2015
Listrik yang yang tenaga kerja yang Tentang K3
merangkap mengoprasikan dan Listrik di
tersertifikasi
sekaligus melakukan tempat
sebagai oprator pemeliharaan Kerja
generator, dan instalasi listrik dan Pasal 6 ayat (3):
juga teknisi mengoprasikan “Perencanaan,
m
mesin generator pemasangan,
enit 35:40
perubahan,
dan
pemeliharaan
dilakukan
oleh Ahli K3
Listrik
sedangkan”
Pasal 6 ayat (4):
“Pemasangan
dan
pemeliharaan
pada
pembangkita
n, transmisi,
distribusi dan
pemanfaatan
listrik,
24
dilakukan
oleh Teknisi
K3 Listrik”

2 Box panel listrik Belum menyediakan Mengetahui bahwa Ditambahkan level Peraturan Menteri Tenaga Kerja
di ruang terdapat arus bahaya tegangan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3
label pada box panel
persiapan listrik sehingga listrik di setiap Listrik di Tempat Kerja. pasal
listrik pekerja lebih panel listrik agar 2: “pengusaha dan/atau pengurus
berhati-hati saat tenaga kerja lebih wajib melaksanakan k3 listrik di
berada di waspada tempat kerja”
ruangan
tersebut

25
3 Area produksi Lampu yang Jika terjadi ledakan
Sebaiknya pada bagian Pasal 3
lampu, pecahan lampu segera Permenaker
digunakan di PT. MJI
lampu dapat mungkin di beri No.12 tahun
belum dilengkapi terpental dan pelindung lampu. 2015 tentang
berpotensu keselamatan
dengan penutum
mengenai dan
tenaga kerja kesehatan
kerja listrik
di tempat
kerja

4 Ruang produksi Kabel listrik untukJika kabel Di perbaiki instalasinya Pasal 3


mengelupas sesuai dengan Permenaker
pengoprasian alat
dapat standar dan di beri No.12 tahun
embose lebel dan menimbulkan pipa pelindung 2015 tentang
potensi khusus untuk kabel keselamatan
bejana tekan terjuntai
tersengat listrik listrik supaya lebih dan
dan belum rapi pada tenaga aman. kesehatan
kerja kerja listrik
di tempat
kerja

5 Ruang produksi Masih terdapat


Pekerja bisa saja Dirapikan sirkuit jalur Peraturan Menteri Tenaga Kerja
tersetrum listrik listrik dan diisolasi No. 12 Tahun 2015 Tentang
instalasi kabel yang
tegangan tinggi menggunakan K3 Listrik di Tempat Kerja
26
terjuntai belum rapi yang material yang kuat
diakibatkan dan aman seperti
di area produksi
sirkuit jalur pipa khusus
listrik tidak instalasi listrik
isolasi secara
tepat

6 Ruang painting Terdapat sambungan Jika kabel Di beri pipa pelindung ● Pasal 3 Permenaker No.12
mengelupas khusus untuk kabel tahun 2015 tentang
kabel listri yang tidak
dapat listrik supaya lebih keselamatan dan kesehatan
aman di area painting menimbulkan aman. kerja listrik di tempat kerja
potensi
(spray glue)
tersengat listrik
pada tenaga
kerja.

27
7 Bangunan Pada bangunan Instalasi penyalurMencegah resiko 1. PERMENAKER No. Per
produksi petir dari suatu berbahaya yang 02/Men/1989 Tentang
Produksi hanya
bangunan dihasilkan oleh petir Pengawasan Instalasi
terdapat satu paling sedikit dan melindungi Penyalur Petir.
harus bangunan dan hal- Pasal 19 ayat (1):
penyalur petir
mempunyai 2 hal lain di “Instalasi penyalur petir dari suatu
(dua) buag sekitarnya dari petir bangunan paling sedikit harus
penghantar dengan menambah mempunyai 2 (dua) buag
penurunan jumlah penyalur penghantar penurunan”
petir

2. SNI 04-0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem
proteksi internal/proteksi bahaya
sambaran tidak langsung.

3. PERMENKER No. 31 tahun


2015 tentang perubahan atas
peraturan menteri tenaga
kerja No. Per 02/Men/1989
tentang Instalasi Penyalur
petir.

28
Penanggulangan Kebakaran
1Ruang persiapan Ruang Hanya terdapat duaJika terjadi Tempatkan APAR PERMENAKER NOMOR 04
persiapan kebakaran sesuai dengan TAHUN 1980 Tentang cara
buah APAR di
dan berpotensi marking yang pemasangan dan pemeliharaan
produksi bagian produksi, satu membutuhkan sudah di buat dan APAR Pasal 4 ayat 1: “Setiap
waktu lama jumlah yang cukup satu atau kelompok alat
apar di showroom
untuk untuk di showroom pemadam api ringan harus
dan hanya terdapat pemadaman 2 buah ditempatkan pada posisi yang
karena Di ruang persiapan 2 mudah dilihat dengan jelas,
Ruang produksi satu apar di bagian
ketersediaan buah mudah dicapai dan diambil serta
persiapan APAR yang Dan dua ruang dilengkapi dengan pemberian
minim produksi 5 buah tanda pemasangan”
untuk menjangkau Ayat 5: “penempatan tersebut ayat 1
seluruh bagian antara alat pemadam api yang
bangunan satu dengan yang lainnya atau
kelompok satu dan yang lainnya
tidak boleh melebihi 15 meter”

2 Ruang produksi APAR yang ada pada Kondisi APAR Meningkatkan inspeksi PERMENAKER Nomor 04 tahun
yang sudah rutin pada APAR 1980 Tentang cara
lokasi produksi telah
lewat masa izin agar kondisi APAR pemasangan dan pemeliharaan
melewati tanggal guna memiliki selalu siap untuk APAR
potensi tingkat digunakan Pasal 11 ayat (1):
kadaluarsa dan tidak
pemadaman “Setiap alat pemadam api ringan
dilakukan api yang sudah harus diperiksa 2 (dua) kali
tidak optimal dalam setahun, yaitu:
pengecekan rutin
dan
menyebabkan a. pemeriksaan dalam jangka 6
sulitnya (enam) bulan;
penanganan
pertama b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua
kebakaran belas) bulan;”

29
Pasal 11 ayat (2):
Cacat pada alat perlengkapan
pemadam api ringan yang
ditemui waktu pemeriksaan,
harus segera diperbaiki atau alat
tersebut segera diganti dengan
yang tidak cacat.
3 Wawancara Belum pernah Tenaga kerja Lebih di tingkatkan Pasal 9 ayat (3)
narasumber wanita belum dalam pengadaan UU No.01
dilakukan pelatihan
pernah pelatihan Tahun 1970
rutin dalam dilakukan penanggulangan tentang
pelatihan kebakaran kepada keselamata
penanggulangan
penaggulangan tenaga kerja yg n kerja
kebakaran kepada bencana sudah lama bekerja
kebakaran maupun yg baru Keputusan Menteri Tenaga Kerja
seluruh tenaga kerja
bekerja di RI No Kep.186/MEN/1999
Menit 18:25 terutama tenaga kerja perusahaan Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
wanita
Pasal 2 ayat (1):
“Pengurus atau pengusaha wajib
mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, latihan
penanggulanggan kebakaran di
tempat kerja.”
Pasal 2 ayat (2.e):
“Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran
secara berkala;”

30
4 Wawancara Perusahaan belum Tidak adanya Memasang Alarm FirePERMENAKERTRANS No.
narasumber emergency alm Detector untuk 02/Men/1983 - Instalasi
menyediakan
dapat informasi tanggap Kebakaran Alarm Automatik
emergency Alarm menyebabkan dan cepat jika Pasal 1 Ayat (1.a) poin a:
terlambat nya terjadinya Instalasi Alarm Kebakaran
informasi atau kebakaran, karena Automatik adalah sistem atau
deteksi jika api sudah besar rangkaian alarm kebakaran yang
kebakaran dan akan susah menggunakan detektor panas,
proses memadamkan detektor asap, detektor nyala api
Menit 18:50 evakuasi saat hanya dengan dan titik panggil secara manual
terjadi APAR saja serta perlengkapan lainnya yang
kebakaran dipasang pada sistem alarm

5 Wawancara Tim penanggulangan Hanya terdapat 1 Sesuaikan jumlah tim Pasal 6


narasumber orang tim dan kualifikasi Lampiran 3
kebakaran hanya
penanggulanga penanggulangan KEPMENA
terdapat satu orang n kebakaran di bahaya kebakaran KER No.
lingkungan PT. sesuai dengan 186 tahun
yang telah
MJI dan hanya peraturan per 1999
melakukan terdapat undang-undangan.
petugas peran yang terdiri dari 16
bimbingan teknis
kebaran level petugas peran
menit 18:10 petugas peran D kebakaran, 2 regu
penanggulanagn
kebakatan level D di
kebakaran, 2
perusahaan kordinator
penagnggulangan
kebakaran , dan 1
Ahli k3
penanggulangan
kebakaran, karena
31
PT. MJI memiliki
150 tenaga kerja
dan masuk potensi
bahaya kebakaran
sedang II (pabrik
barang kulit)

6 Gudang limbah, Gudang limbah kebakaran api akan


Ditambahkan unit Permenaker Nomor 04 tahun
dapur dan susah APAR di gudang 1980: Tentang cara
produksi dan di
area dipadamkan 1, di dapur 1, di pemasangan dan pemeliharaan
instalasi bagian genset & karena alat genset&instalasi APAR pasal 2 ayat 2 poin c dan
listrik&gens pemadam api listrik 1 atau smoke pasal 4 ayat 1 Pasal 2 ayat 2:
instalasi listrik pusat
et tidak ada pada detector dan jika “Jenis alat pemadam api ringan
tidak terdapat APAR tempatnya memungkinkan terdiri: a. Jenis cairan (air) b.
memasang Jenis busa c. Jenis tepung kering
yang terpasang
sprinkler d. Jenis gas
sedangkan area (hydrocarbonberhalogendan
sebaginya.)”
tersebut termasuk
Pasal 4 ayat (1):
area dengan resiko “Setiap satu atau kelompok alat
pemadam api ringan harus
terbakar
ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan

32
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. Mandiri Jogja
Internasional (MJI), ada bagian kelembagaan K3 sudah menjalankan
kegiatanya dengan cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa hal yang belum
menerapkan K3 baik di bagian konstruksi bangunan, kelistrikan dan kebakaran.
1. Konstruksi Bangunan
Dari Hasil Obsevasi Perusahaan PT. Mandiri Jogja Internasional berlokasi di desa
Klodangan, Kecamatan Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan menempati
lahan seluas ± 4.000 m² dengan luas bangunan ± 8.000 m² (bangunan bertingkat
2).yan terdiri dari area parking ,1 area shoroom, 1 rungan produksi yang
tegabung dengan ruangan finishing goods, 1 ruang painting, 1 area Genset yang
bedeketan dengan area parking, 1 ruangan klinik, 1 area pantery dan 8 toilet.
Ditemukan juga
temuan positif dan 2 temuan negatif, Untuk Temuan negative terdiri :
- Terdapat struktur slof yang sudah retak pada ruang produksi
- Pelafon area produksi sudah terdapat yang mulai rusak
menurut pengamatan kami sudah baik dan mengikuti standar peraturan SMK3
tentang K3 konstruksi, hanya saja untuk perawatan dan penanganan terhadap
konstruksi yang rusak kurang diperhatikan, sehingga dapat mengakibatkan
bahaya kecelakaan saat bekerja

2. Kelistrikan
Dari Hasil Observasi kami terdapat 3 temuan positif dan 7 temuan negatif, untuk
Sample temuan negatif dan category Major :
- PT. MJI tidak memiliki Teknisi Listrik yang tersertifikasi
- Belum menyediakan label pada box panel listrik
- Lampu yang digunakan di PT. MJI belum dilengkapi dengan penutup
- Kabel listrik untuk pengoprasian alat embose lebel dan bejana tekan
terjuntai dan belum rapi
- Masih terdapat instalasi kabel yang terjuntai belum rapi di area produksi
- Terdapat sambungan kabel listri yang tidak aman di area painting (spray
glue)
- Pada bangunan Produksi hanya terdapat satu penyalur petir
Dari pengamatan kami di perlukanya teknisi yang terlisensi seperti yang di atur
dalam Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja.
Apabila hal ini tidak segera di tanggulangi maka akan mengakibatkan
kondisi menjadi Catatrospic

3. Penanggulangan Kebakaran
PT. Mandiri Jogja Internasional sudah melakukan penagngulangan dari analisa
potensi terjadinya kebakaran, Dari Hasil Observasi kami terdapat 3 temuan
positif dan 8 temuan negative.
Satu temuan bersifat major yang memungkinkan seawatu waktu bersifat
catastrospic. Temuannya berupa “Percikan Bungan api mesin seset/ Polisihing
Machine tidak ada cover pelindung”.
Dan didisusul dengan temuan major
- APAR yang ada pada lokasi produksi telah melewati tanggal kadaluarsa dan
tidak dilakukan pengecekan rutin.
- Belum pernah dilakukan pelatihan rutin dalam penanggulangan kebakaran
- Perusahaan belum menyediakan Emergency Alarm.
- Tim penanggulangan kebakaran belum tersertifikasi dan hanya mendapat
pelatihan dasar.
- Gudang limbah produksi tidak terdapat APAR yang terpasang sedangkan
area tersebut termasuk area dengan resiko terbakar.
- Hanya terdapat dua buah APAR, ditemukan satu buah APAR di area
persiapan dan satu buah APAR di area produksi satu buah yang memiliki
potensi besar terjadinya kebakaran
- Perusahaan Belum menyediakan titik kumpul lokasi aman.
4. Dari hasil assestmen kami untuk temuan positif di dominasi oleh K3 konstruksi
bangunan, Sedangkan untuk temuan negative di dominasi oleh temuan K3
kelistrikan dan K3 Kebakaran dengan jenis temuan yang memungkinkan untuk
menjadi Catatrospic.

4.2 Saran
1. Untuk Temuan Berupa Pelafon area produksi sudah terdapat yang mulai rusak,
Harus Segera di perbaiki karena Sewaktu waktu Pelafon Bisa terjatuh
2. Untuk Temuan yang dominant K3 kelistrikan untuk di tingkatkan lagi dalam
Harus Segera di bentuk pembagian Spesialis kelistrikan dan Operator Agar
dalam Kelengkapan Standart instalasi dan Penyimpangan kelistrikan tidak di
temukan lagi
3. Untuk temuan High Risk yang terdiri dari sambungan kabel listrik yang tidak
aman di area painting (spray glue) Harus Segera dilakukan Isolasi Kabel dan
Gunakan Isolasi Kabel 3M agar isosali rapat dana aman & Pada bangunan
Produksi hanya terdapat satu penyalur petir untuk segera dilakukan
pemasangan penangkal petir untuk Mencegah resiko berbahaya yang
dihasilkan oleh petir
4. Untuk temuan Penanggulangan Kebakaran untuk segera di lakukan tidangakan
penanganan : ,
- Tempatkan APAR sesuai dengan marking yang sudah di buat dan jumlah
yang cukup untuk menjangkau seluruh bagian bangunan
- Meningkatkan inspeksi rutin pada APAR agar kondisi APAR selalu siap
untuk digunakan
- Lebih di tingkatkan dalam pengadaan pelatihan penanggulangan kebakaran
kepada tenaga kerja yg sudah lama bekerja maupun yg baru bekerja di
perusahaan
- Memasang Alarm Fire Detector untuk informasi tanggap dan cepat jika
terjadinya kebakaran, karena jika api sudah besar akan susah memadamkan
hanya dengan APAR saja
- Sesuaikan jumlah tim dan kualifikasi penanggulangan bahaya kebakaran
sesuai dengan peraturan per undang-undangan. yang terdiri dari 14 petugas
peran kebakaran, 4 regu penanggulanagn kebakaran, 1 kordinator
penagnggulangan kebakaran , dan 1 Ahli k3 penanggulangan kebakaran,
karena PT. MJI memiliki 150 tenaga kerja dan masuk potensi bahaya
kebakaran sedang II (pabrik barang kulit)
- Ditambahkan unit APAR atau smoke detector dan jika memungkinkan
memasang sprinkler
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Direktorat
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja,. 2018. Modul Ahli
Muda K3 Konstruksi. Penerbit Kementerian Ketenagakerjaan RI. Jakarta.

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Direktorat


Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 2015. Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
di Tempat Kerja. BN.2015/No.540, jdih.kemnaker.go.id : 7 hlm. Penerbit
Kementerian Ketenagakerjaan RI. Jakarta

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. 2004.


Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi
Banguan. NO. KEP 20/DJPPK/VI/2004. Jakarta

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU. 1970. tentang Keselamatan Kerja.


Jakarta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 1980. Tentang K3
Konstruksi Bangunan. Jakarta
Peraturan Pemerintah,Tahun 2021. tentang Bangunan
Gedung. Jakarta
Peraturan Pemerintah, 2000. tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Jakarta
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, 2016. 2017 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada Ketinggian. Tentang Jasa
Konstruksi. Jakarta
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, 2004.
Tentang Sertifikasi kompetensi Keselamatan Kesehatan Tenaga Kerja
Bidang Konstruksi Bangunan, Jakarta .
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, 2013.
tentang Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Supervise
Perancah. Jakarta
Surat Dirjen Binawas, 1997. tentang Wajib Lapor Pekerjaan Proyek Konstruksi.
Jakarta
SKB Menakertrans dan Men PU, 1986 dan 1986. tentang K3 pada tempat
kegiatan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3 pada tempat
kegiatan konstruksi. Jakarta
Surat edaran Dirjen Binwas, 1998. tentang Akte Pengawasan Proyek Konstruksi
Bangunan. Jakarta
Peraturan Pemerintah, Tahun 2012. terkait K3 Listrik. Jakarta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2015 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja. Jakarta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, 2015. tentang
Perubahan Pengawasan Instalasi Penyalur Petir. Jakarta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 2002, tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI). Jakarta
Keputusan direktorat jendral, 2015. tentang Keselamatan Pembinaan Calon
dan Kesehatan Kerja Ahli (K3) Bidang Listrik. Jakarta
Keputusan direktorat jendral, 2015 tentang Pembinaan Teknisi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik. Jakarta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 1980. tentang Syarat Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR. Jakarta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,1983. Tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Otomatik. Jakarta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,1987. Tentang Tim
Tanggap Darurat Organisasi P2K3. Jakarta.
INSTRUKSI MENTRI TENAGA KERJA, 1997. tentang Pengawasan Khusus
K3 Penanggulangan Kebakaran. Jakarta.
Keputusan mentri tenaga kerja, 1999. Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat kerja. Jakarta.
Badan standarisasi nasional, 2000, SNI 03-3989-2000 Tata cara perencanaan
dan pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung. Jakarta.
Perarturan menteri PU. Tahun 2008, Tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta.
LAMPIRAN

1. Lokasi PT. Mandiri Jogja Internasional

Berada di JL. Karang Asam, Sendangtirto, Kec. Berbah, Kabupaten Sleman,


Daerah Istimewa Yogyakarta 55573

2. Hasil Produksi PT. Mandiri Jogja Internasional

Hasil produksi nya ada beberapa macam barang, antaranya :


a. Dompet
b. Tas
c. Sepatu
d. Asesoris
3. Showroom PT. Mandiri Jogja Internasional

4. Data Dokumentasi

Gb. Bahan Material Produksi Gb. Ruang Ganset

Anda mungkin juga menyukai