ANGKATAN KE - X
KELOMPOK 2
1. Agista Karmelia
2. Halimatu Sya’Diah
3. Nur Utsman
4. Rahadian Azmy
5. Rahmat Fauzan Izza
6. Syaifur Rahman
PENYELENGGARA
Yogyakarta 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya PT. MAJa penulisan
laporan PKL ini dapat diselesaikan tepat waktunya. Laporan PKL ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan
Pembinaan dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Angkatan X Tahun 2019.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
1. TEMUAN POSITIF............................................................... 11
2. TEMUAN NEGATIF.............................................................. 16
BAB IV PENUTUP.............................................................................. .. 25
A. KESIMPULAN................................................................................. 25
B. SARAN............................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 26
LAMPIRAN.......................................................................................... 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan sektor industri, terdapat banyak sumber bahaya
yang berpotensi menimbulkan bahaya. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya
pengendalian terhadap sumber bahaya tersebut, salah satunya adalah pengendalian
terhadap instalasi listrik, penyalur petir, penanggulangan kebakaran dan pengawasan
konstruksi bangunanan. Apabila tidak dilakukan pengendalian atau melakukan
pengendalian yang salah terhadap instalasi listrik dapat menimbulkan kecelakan
kerja. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan upaya penanggulangan kebakaran
untuk mencegah terjadinya kebakaran dan sebagai sarana proteksi.
Sebagai calon AK3 Umum diharapkan dapat melakukan identifikasi terhadap
sumber bahaya yang ada di tempat kerja, salah satunya adalah instalasi listrik,
penyalur petir, penangulangan kebakaran dan konstruksi bangunan Selain
mengidentifikasi, diharapkan juga mampu menemukan solusi atau pengendalian dari
sumber bahaya.
Oleh dikarenakan hal diatas, guna mendapat calon AK3 Umum yang
berpengalaman perlu dilakukan Praktik Kerja Lapangan. Besar harapan setelah
dilakukan kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang
implementasi K3 di tempat kerja.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktek kerja lapangan ini adalah:
1. Bidang Pengawasan K3 Instalasi Listrik
2. Bidang Pengawasan K3 Instalasi Penyalur Petir
3. Bidang Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran
4. Potensi bahaya dan tingkat resikonya dari bahaya kebakaran
5. System evakuasi dan alat bantu evakuasi pemadam kebakaran
6. Pengawasan fasilitas bangunan gedung
7. Perawatan dan pemeliharaan fasilitas gedung
D. Dasar Hukum
Dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia dilandasi
dengan dasar hukum sebagai berikut :
A. Peraturan Perundang-undangan
1. UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 tentang setiap warga negara berhak
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
3. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4. Undang-undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
B. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
1. Peraturan Menteri Ketenaga Kerjaan Repulik Indonesia No. 01 tahun
1980 tentang K3 Konstruksi.
2. Peraturan Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia No. 09 tahun
2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan
Pada Ketinggian.
3. Peraturan Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia No. 08 Tahun
2010 tentang Alat Pelindung Diri.
4. Peraturan Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia No.4 tahun
1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR.
5. Peraturan Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia No.2 tahun
2
1983 tentang Instalasi Kebakaran Alarm Automatik di tempat kerja.
6. Instruksi Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia No. 11 tahun
1987 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
7. Peraturan Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia No.12 tahun
2015 tentang K3 Listrik di tempat kerja.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 31 tahun 2015 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir perubahan dari Peraturan
Menteri Tenaga Kerja RI No. 02 tahun 1989.
9. Peraturan Menteri ESDM No.36 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan
SNI 0225:2011 mengenai (PUIL 2011) SNI 0225:2011/Amd:2013.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
kebiasaan kerja yang baik dalam bidang K3. Untuk itu manajemen
berkomitmen :
1. Mentaati perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan
dengan K3 serta mengintegrasikan ke dalam semua aspek operasi.
2. Memotivasi dan memfasilitasi seluruh karyawan untuk pmeningkatkan
perbaikan yang berkelanjutan dalam bidang K3.
3. Mengmbangkan serta mempromosikan sistem manajemen K3 yang
berstruktur, terpadu, dan secara teratur akan dievaluasi kembali guna
menjamin kesesuaian terhadap praktek kerja.
4. Mewajibkan para pemasok dan kontraktor untuk memenuhi standard
K3 yang berlaku di PT. Mitra Adi Jaya.
5
2.4 Struktur Organisasi PT. Mitra Adi Jaya
6
2.5 Struktur Organisasi P2K3PT. Mitra Adi Jaya
7
2.6 Struktur Organisasi Emergency Respon Team PT. Mitra Adi Jaya
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Eemergency Respon Team PT. Mitra Adi Jay
8
2.7 Alur Produksi
Alur proses produksi PT Mitra Adi Jaya (MAJ) terdiri dari 9 tahapan utama, yaitu:
Urai, proses menguraikan tembakau dengan tujuan memisahkan agal dan
gagang.
Giling, proses menggiling tembakau.
Push Cutter, proses pemotongan untuk merapikan ukuran rokok.
Inspeksi, proses pemeriksaan hasil rokok sesuai standard.
Wrapping, proses pembungkusan rokok dengan selubung / kertas khusus untuk
menjaga citarasa rokok.
Packing, proses pembungkusan selanjutnya dalam wadah o Bandroll, proses
pemasangan pita cukai.
Press Bale, proses pengepakan ke dalam kardus.
Finished goods, proses penyimpanan rokok yang sudah siap diambil oleh PT
Sampoerna pusat.
Diagram alur produksi PT. Mitra Adi Jaya (MAJ) ditunjukkan pada Gambar 3.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi lapangan di PT. Mitra Adi Jaya ditemukan temuan positif dan temuan negatif yang dititikberatkan
pada K3 Instalasi listrik, Penanggulangan Kebakaran dan Konstruksi Bangunan.
A. Temuan Positif
Ruang Genset
10
2 Instalasi Listrik Ada tanda bahaya pada - UU No. 1 Tahun 1970 tentang Pasal 14 point b
panel keselamatan kerja Pasal 14
“Memasang dalam tempat kerja yang
Kualitas panel relatif point b dipimpinnya, semua gambar keselamatan
bagus kerja yang diwajibkan dan semua bahan
Kualitas kabel relatif pembinaan lainnya, pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut
bagus ada teknisi listrik petunjuk pegawai atau ahli Keselamatan
( permen 12/2015 pasal Kerja.”
6)
- Terdapat penerangan di
- PERMENAKER No.5
atap ruangan tempat kerja - Pasa 17 ayat 2
PER/MEN/2018 “ Tempat kerja yang menggunakan
yang memadai
3 Kontruksi Bangunan tentang Keselamatan dan pencahayaan alami , desain gedung harus
11
Kesehatan Kerja Lingkungan menjamin intensitas cahaya sesuai standar
Kerja pasal 17 (2) yang ditetapkan.”
12
3 Sirkulasi Udara - Terdapat ventilasi udara - PERMENAKER No.5 Pasal 39
yang cukup PER/MEN/2018 (1) Kebutuhan atas udara yang bersih dan
sehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal 39 ayat 1 dan 2 5 ayat (3) huruf c harus dipenuhi pada
setiap Tempat Kerja.
(2) Pemenuhan kebutuhan udara di
Tempat Kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui:
a. KUDR;
b. ventilasi; dan
c. ruang udara.
4 Penyalur Petir - Terdapat penyalur petir - PERMEN NO 2 TH 1989 - Pasal 10
Instalasi penerima/air terminal (1) Penerima harus dipasang di tempat
yang ditempatkan dilokasi
atau bagian yg diperkirakan dapat
tercantum pada pasal 10,13 ,
pabrik tersambar petir dimana jika bangunan
serta jadwal reksa uji yang yang terdiri dari bagian-bagian seperti
bangunan yang mempunyai menara,
sesuai tercantum pada pasal 51.
antena, papan reklame atau suatu blok
bangunan harus dipandang sebagai suatu
kesatuan;
(2) Pemasangan penerima pada atap yang
mendatar harus benar-benar menjamin
bahwa seluruh luas atap yang
bersangkutan termasuk dalam daerah
perlindungan;
(3) Penerima yang dipasang di atas atap
yang datar sekurang-kurangnya lebih
tinggi 15 cm dari pada sekitarnya;
13
(4) Jumlah dan jarak antara masing-
masing penerima harus diatur
sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin bangunan itu termasuk dalam
daerah perlindungan.
- Pasal 13
Pilar beton bertulang yang
dirancangkan sebagai penghantar
penurunan untuk suatu instalasi penyalur
petir, pilar beton tersebut harus dipasang
menonjol di atas atap dengan mengingat
ketentuan-ketentuan penerima, syarat-
syarat sambungan dan elektroda bumi.
Pasal 51 ayat 1
- PERMEN NO 2 TH 1989 Pasal Pemeriksaan dan pengujian instalasj
Penyalur petir di penyalur petir dilakukan oleh pegawai
28 ayat 1
pengawas, ahli keselamatan kerja dan atau
kebumikan (grounding)
jasa inspeksi yang ditunjuk; (2) Pengurus
atau pemilik instalasi penyalur petir
berkewajiban membantu pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian yang
dilakukan oleh pegawai pengawas, ahli
keselamatan kerja dan atau jasa inspeksi
yang ditunjuk termasuk penyediaan alat-
alat bantu.
Pasal 28 ayat 1
5 “ Elektroda bumi harus dibuat dan pasnag
14
Halaman Gedung sedemikian rupa sehingga tahan
pembumian sekecil mungkin ”
15
7 Halaman kebakaran secara berkala e. Penyelengaraan pelsatihan dan gladi
yang dilaksanakan rutin penanggulangan kebakaran secara berkala.
tiap satu tahun sekali.
B. Temuan Negatif
16
1 Lokasi Rumah -Bahan -Kebakaran A 1 1 Sebaiknya diletakan Permenaker
Genset Bakar ditempat lebih jauh No.187/Men/ 1999
Tinggi
disimpan atau dibuatkan tentang Pengendalian
diruang bangunan khusus Bahan Kimia Berbahaya
genset bahan bakar. di Tempat Kerja Pasal
11
17
3 Penempat Susah E 4 14 Pasang pada Permenakertrans
an APAR dijangkau ketinggian 125 cm 04/Men/1980 tentang
Tinggi
tidak dan dilihat dan diberikan syarat-syarat pemasanga
sesuai tanda berwarna dan pemeliharaan APAR
merah. (pasal 4 ayat 3)
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. PT. Mitra Adi Jaya sudah menerapkan kebijakan perusahaan dan undang
undang keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.
2. PT. Mitra Adi Jaya sudah melaksanakan Peraturan Menteri ESDM No.36 Tahun
2014 tentang Pemberlakuan SNI 0225:2011 mengenai (PUIL 2011) SNI
0225:2011/Amd:2013.
3. PT. Mitra Adi Jaya sudah menerapkan Permenaker No. 1 Tahun 1980 pasal 5
dan 8 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi bangunan.
4. PT. Mitra Adi Jaya sudah melaksanakan Permenaker No. 4 Tahun 1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
5. Berdasarkan hasil analisa dan penilaian resiko di dalam tabel analisa temuan
negatif, maka untuk menentukan nilai dari rating resiko (RR) adalah dengan
rumus: Probability × Severity .
4.2 Saran
19
LAMPIRAN
20
Lampiran 1 SKP Penanggulangan Kebakaran Basic Kelas D
21
Lampiran 2 Tabel Analisa Temuan Negatif
22
23