KELOMPOK 1
PENYELENGGARA
PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
Bogor, 7 Februari 2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan......................................................................................................................................2
C. Ruang Lingkup.............................................................................................................................................2
D. Dasar Hukum................................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................................4
KONDISI PERUSAHAAN.....................................................................................................................................4
A. Gambaran Umum Tempat Kerja..................................................................................................................4
B. Temuan.........................................................................................................................................................6
1. Temuan Positif.........................................................................................................................................6
1.1 Kelembagaan dan Keahlian K3................................................................................................................6
1.2 Penerapan SMK3.......................................................................................................................................7
2. Temuan Negatif........................................................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................................10
ANALISA.............................................................................................................................................................10
A. Analisa Temuan Positif..............................................................................................................................10
B. Analisa Temuan Negatif.............................................................................................................................18
BAB IV.................................................................................................................................................................30
PENUTUP.............................................................................................................................................................30
A. Kesimpulan.................................................................................................................................................30
B. Saran...........................................................................................................................................................30
LAMPIRAN..........................................................................................................................................................31
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal yang sangat penting pada semua tempat
kerja apalagi perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia karena menyangkut dengan
manusia dan properti dalam perusahaan. Pemenuhan fasilitas keselamatan kerja yang memadai dan
ahli kesehatan dan keselamatan kerja menjadi faktor penting agar perusahaan bisa terhindar dari
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Segala sumber bahaya banyak berada di area tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan
dan kesejahteraan pekerja. Faktor-faktor tersebut mampu memberikan kerugian bagi pekerja dan
perusahaan, maka perlu dilakukannya pencegahan dan pengendalian terhadap sumber bahaya
tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal ini jelas
menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan tenaga kerja telah dijamin oleh Negara, namun
penerapannya di Indonesia masih seringkali diabaikan. Apabila keadaan tersebut dibiarkan
Indonesia akan sulit mengalami pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan
tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan perlu memfasilitasi alat dan prosedur penunjang K3
didukung oleh perlindungan hak dasar pekerja sebagai manusia dengan peraturan dan regulasi yang
menjunjung keselamatan dan kesehatan kerja. Aspek K3 harus diterapkan di seluruh kegiatan usaha
terutama perusahaan besar dan perusahaan yang memiliki bahaya risiko rendah sampai risiko tinggi.
Salah satu contoh perusahaan yang sudah menerapkan K3 di tempat kerja adalah PT. Yutaka
Manufacturing Indonesia. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia merupakan salah satu tempat kerja
yang memiliki jumlah pekerja totalnya 1058 orang dan memiliki potensi sumber-sumber bahaya
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Memasuki era globalisasi
menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk mewujudkan visinya, dikarenakan
perkembangan teknologi yang semakin tinggi, penggunaan bahan yang beraneka ragam, serta
penggunaan peralatan yang semakin kompleks sehingga diperlukan tenaga kerja yang ahli dan
terampil dan harus didukung dengan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi tenaga kerja.
Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini peserta mendapatkan kesempatan untuk
melakukan PKL di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia yang memproduksi spare part, cakram, dan
knalpot dari scooter matic hingga mobil. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan
salah satu persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum (AK3U) yang diselenggarakan oleh PT. Garuda Systrain Interindo bekerjasama dengan
1
Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia. Oleh karena itu pada hari Rabu, 07 Februari 2024
kami melakukan PKL secara online di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia (YMI). Pada kegiatan
PKL ini, kami mendapatkan tugas untuk menganalisa hasil observasi baik temuan positif maupun
temuan negative dan juga memberikan rating risiko dan saran sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup adalah batasan banyaknya subjek yang tercakup dalam sebuah masalah. Ruang
lingkup pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) kali ini yang dilakukan di PT. Yutaka Manufacturing
Indonesia yang dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Februari 2024 adalah :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3
2. Penerapan SMK3
D. Dasar Hukum
Dasar hukum dalam ruang lingkup Kelembagaan dan Keahlian K3, serta Penerapan SMK3 sebagai
berikut:
a. Kelembagaan dan Keahlian K3
1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat 1 dan 2;
2) Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1 dan 2;
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja;
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (PJK3);
2
6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
b. Penerapan SMK3
1) Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”;
2) Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3) Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3.1) Pasal 86 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : (1) “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas: keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manuasia serta nilai-nilai agama”. (2)
“Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja”.
3.2) Pasal 87 ayat 1 yang berbunyi : Setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
4) Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3);
5) Permenakertrans No. 26 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Yutaka Manufacturing Indonesia dapat dilihat sebagai berikut.
5
3). Luas Terbuka = 11.612,5 m2
4). Sisa Lahan = 27%
B. Temuan
1. Temuan Positif
1.1 Kelembagaan dan Keahlian K3
a). PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah membentuk tim P2K3, telah melakukan rapat
rutin P2K3 dan telah melakukan pelaporan rutin P2K3 setiap 3 bulan sekali ke DISNAKER
setempat.
6
c). Telah melakukan safety induction
d). Tersedianya APD di masing-masing unit kerja, seperti safety shoes; safety helmet.
7
b). Perusahaan sudah melakukan audit internal dan audit eksternal SMK3 melalui lembaga audit
independen.
2. Temuan Negatif
a). Emergency shower dan P3K tidak tersedia di TPS B3.
b). Area bongkar muat tidak tersedia akses khusus pejalan kaki.
8
c). Terdapat rencana program kerja K3, diantaranya rapat P2K3; penggantian APD secara
berkala.
(Perusahaan tidak memberikan evidence sampai batas waktu yang telah ditentukan)
9
BAB III
ANALISA
1. PT. Perusahaan telah memiliki Perusahaan memiliki 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
YMI struktur P2K3 yang image positif tentang Keselamatan Kerja, pasal 10
disahkan oleh Kepala Dinas terhadap customer. ayat 1 : Menteri tenaga kerja
Ketenagakerjaan Wilayah II Perusahaan sudah berwenang membentuk Panitia
(Karawang). memenuhi syarat K3 Pembina Keselamatan dan Kesehatan
sesuai dengan Kerja (P2K3) guna
Perusahaan telah memiliki
Permenaker No. 4 memperkembangkan kerja sama,
Ahli K3 Umum yang juga
Tahun 1987. saling pengertian dan partisipasi
sebagai sekretaris P2K3.
Adanya Ahli K3 efektif dari pengusaha atau pengurus
umum tenaga kerja dalam tempat-tempat
mempermudah kerja untuk melaksanakan tugas dan
pengurus atau kewajiban bersama di bidang
pengusaha dalam keselamatan dan kesehatan kerja
membentuk P2K3 dalam rangka melancarkan usaha
yang mana syarat produksi.
harus tenaga kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
berlisensi AK3U.
No. 04/MEN/1987 Tentang Panitia
10
Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja.
12
3. PT. Perusahaan telah melakukan Mengurangi dampak Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Safety induction
YMI safety induction. kecelakaan kerja di tentang Keselamatan Kerja, pasal 9 juga dilakukan
perusahaan ayat 1 : Pengurus diwajibkan dengan cara
menunjukkan dan menjelaskan pada pemutaran video
tenaga kerja baru tentang: terhadap
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya visitor/karyawan
serta yang dapat timbul dalam tempat baru.
kerjanya;
b. Semua pengamanan dan alat-alat
perlindungan diri yang diharuskan
dalam tempat kerjanya;
c. Alat-alat pelindung diri bagi tenaga
kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman
dalam melaksanakan pekerjaannya.
13
4. PT. Tersedianya APD di Mengurangi dampak 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
YMI perusahaan, seperti safety risiko kecelakaan kerja tentang Keselamatan Kerja, pasal 14
shoes, safety helmet, dan di perusahaan. huruf c : Menyediakan secara cuma-
lain-lain. cuma, semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan pada tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya
dan menyediakan bagi setiap orang
lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
14
5. PT. Perusahaan memiliki ahli Dapat menanggulangi 1.Undang-undang No. 1 Tahun 1970
YMI K3 DAMKAR Tipe B dan kebakaran di tempat tentang Keselamatan Kerja, pasal 3
Tipe C. kerja. ayat 1 huruf b : Mencegah,
mengurangi, dan memadamkan
kebakaran.
16
6. PT. YMI Perusahaan telah Image positif terhadap Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
menerapkan SMK3 dan customer, dan para No. 26 tahun 2014 tentang
memiliki penghargaan K3 pekerja lebih Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
berupa sertifikat SMK3. terlindungi mengenai Sistem Manajemen Kesehatan dan
aspek K3 di Keselamatan Kerja.
perusahaannya. Pasal 30 ayat 1 : Tingkat pencapaian
penerapan SMK3 bagi setiap
perusahaan yang telah melakukan
penilaian penerapan SMK3
sebagaimana dimaksud dalam pasal
20 ayat 1 meliput: a. tingkat penilaian
penerapan kurang, apabila tingkat
pencapaian penerapan sebesar 0 – 59
%; b. tingkat penilaian penerapan
baik, apabila tingkat pencapaian
penerapan sebesar 60-84%; c. tingkat
penilaian penerapan memuaskan,
apabila tingkat pencapaian penilaian
sebesar 85-100%.
Pasal 30 ayat 4 : Dalam hal
perusahaan telah mencapai tingkat
penilaian penerapan memuaskan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf c maka Menteri dapat
memberikan penghargaan berupa:
17
7. PT. YMI Perusahaan telah melakukan Untuk mengetahui Peraturan Pemerintah Republik Audit internal
audit eksternal SMK3 peningkatan sistem di Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang sedang
melalui audit independen perusahaan berjalan Penerapan Sistem Manajemen berlangsung
(SUCOFINDO). dengan baik. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. bulan Februari
Pasal 16 ayat 1 : Penilaian penerapan 2024.
SMK3 dilakukan oleh lembaga audit
independen yang ditunjuk oleh
Menteri atas permohonan perusahaan.
18
Terdapat prosedur kerja pengawas atau ahli keselamatan kerja.
(SOP), rambu/marka/safety
2. Peraturan Pemerintah Republik
sign
Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pasal 10 ayat 4 huruf c dan d : (c)
Prosedur operasi/kerja, informasi, dan
pelaporan serta pendokumentasian.
(d) instruksi kerja.
No Lokasi Bukti Foto Potensi Bahaya Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran / Peraturan
Peluang Pemajanan Akibat Risiko Rekomendasi Perundang-
undangan
19
Pasal 30 ayat 1
huruf e : Memberi
pertolongan pada
kecelakaan.
2. Peraturan
Pemerintah No.
101 tahun 2014
tentang
Pengelolaan
Limbah B3. Pasal
17 : Peralatan
penanggulangan
keadaan darurat
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 13 huruf c
paling sedikit
meliputi : a. alat
pemadam api, dan
b. alat
penanggulangan
keadaan darurat
lain yang sesuai.
20
2. Area Terjadinya 6 6 3 108 Pembuatan Undang-undang
Bongkar insiden/accident jalur khusus No. 1 tahun 1970,
(Risiko
Muat & terhadap pejalan kaki. pasal 14 huruf b :
substans
Produksi : pejalanan kaki Memasang dalam
ial)
Di lokasi yang lalu lalang tempat kerja yang
tersebut di lokasi dipimpinnya,
tidak tersebut. semua gambar
tersedianya keselamatan kerja
akses yang diwajibkan
khusus dan semua bahan
pejalan pembinaan
kaki. lainnya pada
tempat-tempat
yang mudah
dilihat dan
terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau
ahli keselamatan
kerja.
3. PT. YMI : Perusahaan tidak Kebakaran sulit 3 3 100 900 Melakukan 1.Undang-undang
Perusahaan memberikan ditanggulangi training ulang No. 1 Tahun 1970
(Resiko
memiliki evidence sampai oleh ahlinya. agar tentang
Tinggi)
ahli K3 batas waktu yang mendapatkan Keselamatan
21
DAMKAR telah ditentukan. SIO yang Kerja, pasal 3
Tipe A. terbaru. ayat 1 huruf b :
Mencegah,
mengurangi, dan
memadamkan
kebakaran.
2. Keputusan
Menteri Tenaga
Kerja No. 186
Tahun 1999
tentang
Penanggulangan
Kebakaraan di
Tempat Kerja.
Pasal 6 ayat 2 :
Regu
penanggulangan
kebakaran dan
ahli K3 spesialis
penanggulangan
kebakaran
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 5 huruf b
22
dan huruf d,
ditetapkan untuk
tempat kerja
tingkat resiko
bahaya kebakaran
ringan dan sedang
I yang
mempekerjakan
tenaga kerjja 300
(tiga ratus) orang,
atau lebih, atau
setiap tempat
kerja tingkat
resiko bahaya
kebakaran sedang
II, sedang III dan
berat.
Pasal 6 ayat 3
huruf b : Untuk
tempat kerja
tingkat resiko
bahaya kebakaran
sedang II dan
sedang III dan
23
berat, sekurang-
kurangnya 1
(satu) orang untuk
setiap unit kerja.
4. PT. YMI : Perusahaan tidak Dapat 3 3 7 63 Dibuatkan Peraturan
Terdapat memberikan menimbulkan rencana Pemerintah
(Risiko
rencana evidence sampai kecelakaan kerja. program K3 Republik
substans
program batas waktu yang serta Indonesia No. 50
ial)
kerja K3, telah ditentukan. terdokumentasi Tahun 2012
diantaranya . tentang
penggantian Penerapan Sistem
APD secara Manajemen
berkala, Keselamatan dan
pelatihan Kesehatan Kerja.
K3, dan
Pasal 6 ayat 1
lain-lain.
huruf b :
Perencanaan K3.
Pasal 9 ayat 1 :
Perencanaan
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 6 ayat (1)
huruf b dilakukan
24
untuk
menghasilkan
rencana K3.
5. PT. YMI : Perusahaan tidak Pengurus tidak 1 2 7 14 Perlu 1. Undang-
Perusahaan memberikan aktif yang dapat melakukan undang No. 1
(Resiko
telah evidence sampai membahayakan pelaporan rutin Tahun 1970
sedang)
melakukan batas waktu yang tempat kerja. ke tentang
rapat rutin telah ditentukan. DISNAKER Keselamatan
P2K3 dan dan melakukan Kerja, pasal 10
telah rapat rutin. ayat 1 : Menteri
melakukan tenaga kerja
pelaporan berwenang
rutin P2K3 membentuk
setiap 3 Panitia Pembina
bulan sekali Keselamatan dan
ke Kesehatan Kerja
DISNAKER (P2K3) guna
setempat. memperkembang
kan kerja sama,
saling pengertian
dan partisipasi
efektif dari
pengusaha atau
pengurus tenaga
25
kerja dalam
tempat-tempat
kerja untuk
melaksanakan
tugas dan
kewajiban
bersama di bidang
keselamatan dan
kesehatan kerja
dalam rangka
melancarkan
usaha produksi.
2. Peraturan
Menteri Tenaga
Kerja RI No.
04/MEN/1987
Tentang Panitia
Pembinaan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
serta Tata Cara
Penunjukkan Ahli
Keselamatan
26
Kerja.
Pasal 12 :
Sekurang-
kurangnya 3
bulan sekali
pengurus wajib
menyampaikan
laporan tentang
kegiatan P2K3
kepada Menteri
melalui Kantor
Departemen
Tenaga Kerja
setempat.
28
Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)
Sangat mungkin terjadi / Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang 10
hampir pasti terjadinya 1 kali dalam 10 kali kesempatan
Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk terjadi 6
(peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali kesempatan)
Tidak biasa namun bisa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi 3
terjadi namun kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali
dalam 1000 kali kesempatan)
Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah 0.5
kemungkinannya bertahun-tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam
100.000 kali kesempatan)
Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin 0.2
terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali
kesempatan)
28
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C
Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan P3K 1
Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan beberapa temuan positif di PT. Yutaka
Manufacturing Indonesia terkait Kelembagaan dan Keahlian K3, serta Penerapan SMK3, sebagai
berikut:
1. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah membentuk organisasi P2K3 yang telah disahkan
oleh dinas tenaga kerja setempat sesuai dengan Permenaker No. 4 tahun 1987, telah melakukan
rapat bulanan dan juga telah melaporkan hasil pertemuan ke dinas tenaga kerja setempat.
2. Memiliki hubungan yang baik dengan Dinas setempat terkait pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang mendukung penerapan kebijakan K3.
3. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah melaksanakan penerapan SMK dan pemenuhan
regulasi K3 di bidang kelembagaan K3, keahlian K3, dan SMK3 sesuai dengan peraturan yang
berlaku dibuktikan dengan pencapaiannya 91,56% untuk kategori tingkat lanjutan (166 kriteria).
Namun, masih ditemukan beberapa temuan negative yang diharapkan bisa menjadi sumber
bahaya yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja.
4. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah menyediakan APD dan dokumen K3 sesuai dengan
bidang pekerjaan yang ada di lingkungan kerjanya.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa yang kami lakukan, kami berikut beberapa saran yang dapat kami
berikan guna meningkatkan penerapan K3 khususnya terkait Kelembagaan dan Keahlian K3, serta
Penerapan SMK3, sebagai berikut:
1. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia perlu mempertahankan hasil pencapaian SMK yang sudah
berada di tingkat lanjut.
2. Perlu adanya tinjauan rutin mengenai sertifikat dari masing-masing ahli K3.
3. Perlu adanya alat penanggulangan keadaan darurat lainnya yang sesuai di area TPS B3 untuk
meminimalisir adanya keadaan darurat.
4. Perlu dibuatnya jalan khusus pejalan kaki di seluruh area pabrik terutama di area bongkar muat
forklift atau area produksi.
5. Perlu dilakukannya dokumentasi secara berkala dari hasil pelaksanaan SMK3 atau K3 di
perusahaan.
30
LAMPIRAN
Sertifikat SMK3
*Note: Sertifikat SMK3 yang terbaru belum
release.
31
Safety Induction. Instruksi Kerja.
Matriks APD.
32