Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. YUTAKA MANUFACTURING INDONESIA


BIDANG K3 KELEMBAGAAN, KEAHLIAN K3 DAN PENERAPAN SMK3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 312

KELOMPOK 1

1. EMANUELLA YOSEPHINE RUMUAT


2. TRI UNE LUMBAN GAOL
3. EBEN EZER LENSTENER SIANTURI
4. KINDI BUDIAWAN
5. DEDI PURNAWAN
6. ASEP HERLAMBANG
7. ARSITA NUR RIZKIA PUTRI
8. MUHAMMAD ARSAL SIREGAR

PENYELENGGARA
PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
Bogor, 7 Februari 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan......................................................................................................................................2
C. Ruang Lingkup.............................................................................................................................................2
D. Dasar Hukum................................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................................4
KONDISI PERUSAHAAN.....................................................................................................................................4
A. Gambaran Umum Tempat Kerja..................................................................................................................4
B. Temuan.........................................................................................................................................................6
1. Temuan Positif.........................................................................................................................................6
1.1 Kelembagaan dan Keahlian K3................................................................................................................6
1.2 Penerapan SMK3.......................................................................................................................................7
2. Temuan Negatif........................................................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................................10
ANALISA.............................................................................................................................................................10
A. Analisa Temuan Positif..............................................................................................................................10
B. Analisa Temuan Negatif.............................................................................................................................18
BAB IV.................................................................................................................................................................30
PENUTUP.............................................................................................................................................................30
A. Kesimpulan.................................................................................................................................................30
B. Saran...........................................................................................................................................................30
LAMPIRAN..........................................................................................................................................................31

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Faktor keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal yang sangat penting pada semua tempat
kerja apalagi perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia karena menyangkut dengan
manusia dan properti dalam perusahaan. Pemenuhan fasilitas keselamatan kerja yang memadai dan
ahli kesehatan dan keselamatan kerja menjadi faktor penting agar perusahaan bisa terhindar dari
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Segala sumber bahaya banyak berada di area tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan
dan kesejahteraan pekerja. Faktor-faktor tersebut mampu memberikan kerugian bagi pekerja dan
perusahaan, maka perlu dilakukannya pencegahan dan pengendalian terhadap sumber bahaya
tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal ini jelas
menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan tenaga kerja telah dijamin oleh Negara, namun
penerapannya di Indonesia masih seringkali diabaikan. Apabila keadaan tersebut dibiarkan
Indonesia akan sulit mengalami pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan
tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan perlu memfasilitasi alat dan prosedur penunjang K3
didukung oleh perlindungan hak dasar pekerja sebagai manusia dengan peraturan dan regulasi yang
menjunjung keselamatan dan kesehatan kerja. Aspek K3 harus diterapkan di seluruh kegiatan usaha
terutama perusahaan besar dan perusahaan yang memiliki bahaya risiko rendah sampai risiko tinggi.
Salah satu contoh perusahaan yang sudah menerapkan K3 di tempat kerja adalah PT. Yutaka
Manufacturing Indonesia. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia merupakan salah satu tempat kerja
yang memiliki jumlah pekerja totalnya 1058 orang dan memiliki potensi sumber-sumber bahaya
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Memasuki era globalisasi
menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk mewujudkan visinya, dikarenakan
perkembangan teknologi yang semakin tinggi, penggunaan bahan yang beraneka ragam, serta
penggunaan peralatan yang semakin kompleks sehingga diperlukan tenaga kerja yang ahli dan
terampil dan harus didukung dengan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi tenaga kerja.
Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini peserta mendapatkan kesempatan untuk
melakukan PKL di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia yang memproduksi spare part, cakram, dan
knalpot dari scooter matic hingga mobil. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan
salah satu persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum (AK3U) yang diselenggarakan oleh PT. Garuda Systrain Interindo bekerjasama dengan
1
Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia. Oleh karena itu pada hari Rabu, 07 Februari 2024
kami melakukan PKL secara online di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia (YMI). Pada kegiatan
PKL ini, kami mendapatkan tugas untuk menganalisa hasil observasi baik temuan positif maupun
temuan negative dan juga memberikan rating risiko dan saran sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

B. Maksud dan Tujuan


a. Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah agar peserta Pembinaan Calon Ahli K3 Umum mampu
mengetahui profil perusahaan dan proses kerja yang ada di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia.
b. Tujuan dilaksanakannya PKL ini antara lain :
1) Mengobservasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Yutaka Manufacturing
Indonesia;
2) Mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di PT. Yutaka Manufactur Indonesia;
3) Untuk mengetahui Kelembagaan, Keahlian dan Penerapan SMK3 pada PT. Yutaka
Manufactur Indonesia.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup adalah batasan banyaknya subjek yang tercakup dalam sebuah masalah. Ruang
lingkup pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) kali ini yang dilakukan di PT. Yutaka Manufacturing
Indonesia yang dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Februari 2024 adalah :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3
2. Penerapan SMK3

D. Dasar Hukum
Dasar hukum dalam ruang lingkup Kelembagaan dan Keahlian K3, serta Penerapan SMK3 sebagai
berikut:
a. Kelembagaan dan Keahlian K3
1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat 1 dan 2;
2) Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1 dan 2;
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja;
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (PJK3);
2
6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
b. Penerapan SMK3
1) Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”;
2) Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3) Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3.1) Pasal 86 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : (1) “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas: keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manuasia serta nilai-nilai agama”. (2)
“Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja”.
3.2) Pasal 87 ayat 1 yang berbunyi : Setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
4) Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3);
5) Permenakertrans No. 26 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


1. Profil Perusahaan
PT. Yutaka Manufacturing Indonesia adalah salah satu perusahaan joint venture PT Astra
Honda Motor dan Yutaka Giken Jepang yang bergerak di bidang manufaktur suku cadang
otomatif (Disc Brake dan Muffer) yang telah berdiri sejak tahun 1996. PT Yutaka Manufacturing
Indonesia beralamat di Kompleks Industri MM2100, Jalan Sulawesi 1 Blok H-4, Gandamekar,
Cikarang Barat, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17530. Adapun visi
dan misi perusahan, sebagai berikut :
a). Visi Perusahaan
“Menjadi supplier Disc Brake 2 Wheeler and Exhaust Systems terbaik di Dunia”.
b). Misi Perusahaan
1). Menjadi suplai QCDSM terbaik untuk Disc Brake 2 Wheeler and Exhaust Systems melalui
operasi manajemen yang baik dan kolaborasi harmonis antara Yutaka Giken & Astra Group.
2). Menjadi penerapan tata kelola perusahaan yang baik, melalui perbaikan berkelanjutan dan
keluaran produk hijau, sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi, keunggulan
operasional, keuangan perusahaan yang sehat dan fokus pada kepuasan pelanggan.
3). Memiliki komitmen kepatuhan terhadap peraturan perundangan-undangan khususnya
terhadap lingkungan, tenaga kerja, keamanan, dan keselamatan.

2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Yutaka Manufacturing Indonesia dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Yutaka Manufacturing Indonesia


4
3. Alur Proses Produksi
Alur proses produksi di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2. Alur Proses Produksi PT Yutaka Manufacturing Indonesia

PT Yutaka Manufacturing Indonesia memproduksi knalpot/muffler untuk mobil (4w) dan


motor (2w). Untuk proses produksi muffler motor (2w) terdapat lima tahap, yaitu Sub Assy
(pengendalian plat baja)  Bender (pembentukan muffler sesuai desain)  Welding (pengelasan
muffler yang sudah dibentuk)  Blasting (pembersihan menggunakan pasir silika)  Painting
Assy (pewarnaan muffler yang sudah dibersihkan). Untuk proses produksi muffler mobil (4w)
terdapat 3 (tiga) tahap, yaitu : Bending (pembentukan muffler)  Chammber line (penggulungan
plat)  Welding (pengelasan muffler dan jalur muffler)  Painting (pengecatan muffler yang
sudah dibentuk).
Adapun proses pembentukan disc brake terdapat enam tahap, yaitu : Press (pengepresan plat
baja)  proses HFPQ (pembentukan disc brake)  Machining (perakitan disc brake) 
Electropolishing dan Blasting (pembersihan dan pemolesan disc brake yang sudah dibentuk) 
Painting (pengecatan disc brake)  Grinding dan Finishing (penghalusan permukaan disc brake
dengan tujuan agar tidak ada permukaan yang kasar pada disc brake). Lalu terdapat proses
pendukung kegiatan yaitu : water treatment, pemadam kebakaran, pemeriksaan mesin,
pengepelan lantai produksi, pemeriksaan penerangan, pengangkutan barang, laboratorium,
teknologi informasi, poliklinik.

4. Luas Area Pabrik


Luas area perusahaan pada PT. Yutaka Manufacturing Indonesia, yaitu:
1). Luas Area Perusahaan = 42.000 m2
2). Luas Bangunan = 30.635 m2

5
3). Luas Terbuka = 11.612,5 m2
4). Sisa Lahan = 27%

5. Jumlah Tenaga Kerja


Berdasarkan hasil observasi, data jumlah tenaga kerja di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia
per tahun 2024 sebesar 1058 orang.

B. Temuan
1. Temuan Positif
1.1 Kelembagaan dan Keahlian K3
a). PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah membentuk tim P2K3, telah melakukan rapat
rutin P2K3 dan telah melakukan pelaporan rutin P2K3 setiap 3 bulan sekali ke DISNAKER
setempat.

b). Pelatihan keahlian K3 di perusahaan telah dilaksanakan oleh PJK3

6
c). Telah melakukan safety induction

d). Tersedianya APD di masing-masing unit kerja, seperti safety shoes; safety helmet.

1.2 Penerapan SMK3


a). Perusahaan sudah menerapkan SMK3 dengan hasil sertifikasi gold.

7
b). Perusahaan sudah melakukan audit internal dan audit eksternal SMK3 melalui lembaga audit
independen.

c). Perusahaan memiliki instruksi kerja (SOP), catatan K3.

2. Temuan Negatif
a). Emergency shower dan P3K tidak tersedia di TPS B3.

b). Area bongkar muat tidak tersedia akses khusus pejalan kaki.

8
c). Terdapat rencana program kerja K3, diantaranya rapat P2K3; penggantian APD secara
berkala.
(Perusahaan tidak memberikan evidence sampai batas waktu yang telah ditentukan)

d). Memiliki Ahli K3 DAMKAR Tipe A.


(Perusahaan tidak memberikan evidence sampai batas waktu yang telah ditentukan)

e). Terdapat Ahli K3 Umum yang juga sebagai sekretaris P2K3.


(Perusahaan tidak memberikan evidence sampai batas waktu yang telah ditentukan)

f). Perusahaan memiliki personel tersertifikasi Auditor SMK3.


(Perusahaan tidak memberikan evidence sampai batas waktu yang telah ditentukan)

9
BAB III
ANALISA

A. Analisa Temuan Positif


1. Kelembagaan dan Keahlian K3

No. Lokasi Bukti Foto Temuan Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-undangan Keterangan

1. PT. Perusahaan telah memiliki  Perusahaan memiliki 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
YMI struktur P2K3 yang image positif tentang Keselamatan Kerja, pasal 10
disahkan oleh Kepala Dinas terhadap customer. ayat 1 : Menteri tenaga kerja
Ketenagakerjaan Wilayah II  Perusahaan sudah berwenang membentuk Panitia
(Karawang). memenuhi syarat K3 Pembina Keselamatan dan Kesehatan
sesuai dengan Kerja (P2K3) guna
Perusahaan telah memiliki
Permenaker No. 4 memperkembangkan kerja sama,
Ahli K3 Umum yang juga
Tahun 1987. saling pengertian dan partisipasi
sebagai sekretaris P2K3.
 Adanya Ahli K3 efektif dari pengusaha atau pengurus
umum tenaga kerja dalam tempat-tempat
mempermudah kerja untuk melaksanakan tugas dan
pengurus atau kewajiban bersama di bidang
pengusaha dalam keselamatan dan kesehatan kerja
membentuk P2K3 dalam rangka melancarkan usaha
yang mana syarat produksi.
harus tenaga kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
berlisensi AK3U.
No. 04/MEN/1987 Tentang Panitia

10
Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja.

Pasal 2 ayat 1 : Setiap tempat kerja


dengan kriteria tertentu pengusaha
atau pengurus wajib membentuk
P2K3.

Pasal 3 ayat 1 : Keanggotaan P2K3


terdiri dari unsur pengusaha dan
pekerja yang susunannya terdiri dari
Ketua, Sekretaris, dan Anggota.

Pasal 3 ayat 2 : Sekretaris P2K3 ialah


Ahli Keselamatan Kerja dari
perusahaan yang bersangkutan.

2. PT. Pelatihan keahlian K3 di Perusahaan telah 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI


YMI perusahaan telah memenuhi regulasi K3. No. 04/MEN/1987 Tentang Panitia
dilaksanakan oleh PJK3 . Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Tata Cara Penunjukkan
Ahli Keselamatan Kerja.

Pasal 5 ayat 1 : Setiap pengusaha atau


pengurus yang akan mengangkat Ahli
Keselamatan Kerja harus mengajukan
11
permohonan secara tertulis kepada
Menteri.

Pasal 5 ayat 2 (f) : Sertifikat


pendidikan khusus yang
diselenggarakan oleh Departemen
Tenaga Kerja atau Badan atau
Lembaga Pendidikan yang diakui
Departemen Tenaga Kerja.

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja


No. Per-04/MEN/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

Pasal 1 ayat b : Perusahaan Jasa


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang selanjutnya disebut PJK3 adalah
perusahaan yang usahanya di bidang
jasa K3 untuk membantu pelaksanaan
pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

12
3. PT. Perusahaan telah melakukan Mengurangi dampak Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Safety induction
YMI safety induction. kecelakaan kerja di tentang Keselamatan Kerja, pasal 9 juga dilakukan
perusahaan ayat 1 : Pengurus diwajibkan dengan cara
menunjukkan dan menjelaskan pada pemutaran video
tenaga kerja baru tentang: terhadap
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya visitor/karyawan
serta yang dapat timbul dalam tempat baru.
kerjanya;
b. Semua pengamanan dan alat-alat
perlindungan diri yang diharuskan
dalam tempat kerjanya;
c. Alat-alat pelindung diri bagi tenaga
kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman
dalam melaksanakan pekerjaannya.

13
4. PT. Tersedianya APD di Mengurangi dampak 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
YMI perusahaan, seperti safety risiko kecelakaan kerja tentang Keselamatan Kerja, pasal 14
shoes, safety helmet, dan di perusahaan. huruf c : Menyediakan secara cuma-
lain-lain. cuma, semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan pada tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya
dan menyediakan bagi setiap orang
lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja


dan Transmigrasi Republik Indonesia
No. Per.08/Men/VII/2010 tentang
Alat Pelindung Diri.
Pasal 2 ayat 1 : Pengusaha wajib
menyediakan APD bagi pekerja/buruh
di tempat kerja.

14
5. PT. Perusahaan memiliki ahli Dapat menanggulangi 1.Undang-undang No. 1 Tahun 1970
YMI K3 DAMKAR Tipe B dan kebakaran di tempat tentang Keselamatan Kerja, pasal 3
Tipe C. kerja. ayat 1 huruf b : Mencegah,
mengurangi, dan memadamkan
kebakaran.

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja


No. 186 Tahun 1999 tentang
Penanggulangan Kebakaraan di
Tempat Kerja.

Pasal 6 ayat 2 : Regu penanggulangan


kebakaran dan ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
huruf b dan huruf d, ditetapkan untuk
tempat kerja tingkat resiko bahaya
kebakaran ringan dan sedang I yang
mempekerjakan tenaga kerjja 300
(tiga ratus) orang, atau lebih, atau
setiap tempat kerja tingkat resiko
bahaya kebakaran sedang II, sedang
III dan berat.

Pasal 6 ayat 3 huruf b : Untuk tempat


kerja tingkat resiko bahaya kebakaran
sedang II dan sedang III dan berat, 15
2. Penerapan SMK3

No. Lokasi Bukti Foto Temuan Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-undangan Keterangan

16
6. PT. YMI Perusahaan telah Image positif terhadap Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
menerapkan SMK3 dan customer, dan para No. 26 tahun 2014 tentang
memiliki penghargaan K3 pekerja lebih Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
berupa sertifikat SMK3. terlindungi mengenai Sistem Manajemen Kesehatan dan
aspek K3 di Keselamatan Kerja.
perusahaannya. Pasal 30 ayat 1 : Tingkat pencapaian
penerapan SMK3 bagi setiap
perusahaan yang telah melakukan
penilaian penerapan SMK3
sebagaimana dimaksud dalam pasal
20 ayat 1 meliput: a. tingkat penilaian
penerapan kurang, apabila tingkat
pencapaian penerapan sebesar 0 – 59
%; b. tingkat penilaian penerapan
baik, apabila tingkat pencapaian
penerapan sebesar 60-84%; c. tingkat
penilaian penerapan memuaskan,
apabila tingkat pencapaian penilaian
sebesar 85-100%.
Pasal 30 ayat 4 : Dalam hal
perusahaan telah mencapai tingkat
penilaian penerapan memuaskan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf c maka Menteri dapat
memberikan penghargaan berupa:
17
7. PT. YMI Perusahaan telah melakukan Untuk mengetahui Peraturan Pemerintah Republik Audit internal
audit eksternal SMK3 peningkatan sistem di Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang sedang
melalui audit independen perusahaan berjalan Penerapan Sistem Manajemen berlangsung
(SUCOFINDO). dengan baik. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. bulan Februari
Pasal 16 ayat 1 : Penilaian penerapan 2024.
SMK3 dilakukan oleh lembaga audit
independen yang ditunjuk oleh
Menteri atas permohonan perusahaan.

8. Ruang Terdapat instruksi kerja. 1. Memudahkan 1. Undang-undang No.1 Tahun 1970


produksi sebagai petunjuk dan tentang Keselamatan Kerja, Pasal 14
dan monitoring pada huruf b : Memasang dalam tempat
beberapa aktivitas kerja. kerja yang dipimpinnya, semua
ruang gambar keselamatan kerja yang
2. Bermanfaat untuk
lainnya. diwajibkan dan semua bahan
selalu berhati-hati saat
pembinaan lainnya pada tempat-
bekerja dan terhindar
tempat yang mudah dilihat dan
dari kecelakaan kerja.
terbaca menurut petunjuk pegawai

18
Terdapat prosedur kerja pengawas atau ahli keselamatan kerja.
(SOP), rambu/marka/safety
2. Peraturan Pemerintah Republik
sign
Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pasal 10 ayat 4 huruf c dan d : (c)
Prosedur operasi/kerja, informasi, dan
pelaporan serta pendokumentasian.
(d) instruksi kerja.

B. Analisa Temuan Negatif

No Lokasi Bukti Foto Potensi Bahaya Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran / Peraturan
Peluang Pemajanan Akibat Risiko Rekomendasi Perundang-
undangan

1. TPS B3 : Dapat 6 10 1 60 Melakukan 1. Undang-


Emergency menyebabkan pemasangan undang No. 1
(Risiko
shower dan iritasi emergency tahun 1970.
substans
P3K tidak mata/iritasi pada shower dan Pasal 3 ayat 1
ial)
tersedia. bagian tubuh menyediakan huruf a :
lainnya. P3K. Mencegah dan
mengurangi
kecelakaan.

19
Pasal 30 ayat 1
huruf e : Memberi
pertolongan pada
kecelakaan.

2. Peraturan
Pemerintah No.
101 tahun 2014
tentang
Pengelolaan
Limbah B3. Pasal
17 : Peralatan
penanggulangan
keadaan darurat
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 13 huruf c
paling sedikit
meliputi : a. alat
pemadam api, dan
b. alat
penanggulangan
keadaan darurat
lain yang sesuai.

20
2. Area Terjadinya 6 6 3 108 Pembuatan Undang-undang
Bongkar insiden/accident jalur khusus No. 1 tahun 1970,
(Risiko
Muat & terhadap pejalan kaki. pasal 14 huruf b :
substans
Produksi : pejalanan kaki Memasang dalam
ial)
Di lokasi yang lalu lalang tempat kerja yang
tersebut di lokasi dipimpinnya,
tidak tersebut. semua gambar
tersedianya keselamatan kerja
akses yang diwajibkan
khusus dan semua bahan
pejalan pembinaan
kaki. lainnya pada
tempat-tempat
yang mudah
dilihat dan
terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau
ahli keselamatan
kerja.
3. PT. YMI : Perusahaan tidak Kebakaran sulit 3 3 100 900 Melakukan 1.Undang-undang
Perusahaan memberikan ditanggulangi training ulang No. 1 Tahun 1970
(Resiko
memiliki evidence sampai oleh ahlinya. agar tentang
Tinggi)
ahli K3 batas waktu yang mendapatkan Keselamatan

21
DAMKAR telah ditentukan. SIO yang Kerja, pasal 3
Tipe A. terbaru. ayat 1 huruf b :
Mencegah,
mengurangi, dan
memadamkan
kebakaran.
2. Keputusan
Menteri Tenaga
Kerja No. 186
Tahun 1999
tentang
Penanggulangan
Kebakaraan di
Tempat Kerja.
Pasal 6 ayat 2 :
Regu
penanggulangan
kebakaran dan
ahli K3 spesialis
penanggulangan
kebakaran
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 5 huruf b

22
dan huruf d,
ditetapkan untuk
tempat kerja
tingkat resiko
bahaya kebakaran
ringan dan sedang
I yang
mempekerjakan
tenaga kerjja 300
(tiga ratus) orang,
atau lebih, atau
setiap tempat
kerja tingkat
resiko bahaya
kebakaran sedang
II, sedang III dan
berat.
Pasal 6 ayat 3
huruf b : Untuk
tempat kerja
tingkat resiko
bahaya kebakaran
sedang II dan
sedang III dan

23
berat, sekurang-
kurangnya 1
(satu) orang untuk
setiap unit kerja.
4. PT. YMI : Perusahaan tidak Dapat 3 3 7 63 Dibuatkan Peraturan
Terdapat memberikan menimbulkan rencana Pemerintah
(Risiko
rencana evidence sampai kecelakaan kerja. program K3 Republik
substans
program batas waktu yang serta Indonesia No. 50
ial)
kerja K3, telah ditentukan. terdokumentasi Tahun 2012
diantaranya . tentang
penggantian Penerapan Sistem
APD secara Manajemen
berkala, Keselamatan dan
pelatihan Kesehatan Kerja.
K3, dan
Pasal 6 ayat 1
lain-lain.
huruf b :
Perencanaan K3.

Pasal 9 ayat 1 :
Perencanaan
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 6 ayat (1)
huruf b dilakukan

24
untuk
menghasilkan
rencana K3.
5. PT. YMI : Perusahaan tidak Pengurus tidak 1 2 7 14 Perlu 1. Undang-
Perusahaan memberikan aktif yang dapat melakukan undang No. 1
(Resiko
telah evidence sampai membahayakan pelaporan rutin Tahun 1970
sedang)
melakukan batas waktu yang tempat kerja. ke tentang
rapat rutin telah ditentukan. DISNAKER Keselamatan
P2K3 dan dan melakukan Kerja, pasal 10
telah rapat rutin. ayat 1 : Menteri
melakukan tenaga kerja
pelaporan berwenang
rutin P2K3 membentuk
setiap 3 Panitia Pembina
bulan sekali Keselamatan dan
ke Kesehatan Kerja
DISNAKER (P2K3) guna
setempat. memperkembang
kan kerja sama,
saling pengertian
dan partisipasi
efektif dari
pengusaha atau
pengurus tenaga

25
kerja dalam
tempat-tempat
kerja untuk
melaksanakan
tugas dan
kewajiban
bersama di bidang
keselamatan dan
kesehatan kerja
dalam rangka
melancarkan
usaha produksi.

2. Peraturan
Menteri Tenaga
Kerja RI No.
04/MEN/1987
Tentang Panitia
Pembinaan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
serta Tata Cara
Penunjukkan Ahli
Keselamatan

26
Kerja.
Pasal 12 :
Sekurang-
kurangnya 3
bulan sekali
pengurus wajib
menyampaikan
laporan tentang
kegiatan P2K3
kepada Menteri
melalui Kantor
Departemen
Tenaga Kerja
setempat.

6. PT. YMI : Perusahaan tidak Dapat 3 3 7 63 Dilakukan Peraturan


Perusahaan memberikan menimbulkan sertifikasi Pemerintah
(Resiko
telah evidence sampai potensi bahaya auditor internal Republik
Substans
melakukan batas waktu yang kecelakaan kerja. SMK3 dan Indonesia No. 50
ial)
audit telah ditentukan. melakukan Tahun 2012
internal. audit internal tentang
Berdasarkan secara rutin Penerapan Sistem
hasil yang Manajemen
wawancara, terdokumentasi Keselamatan dan
bahwa
27
Audit . Kesehatan Kerja.
internal Pasal 14 ayat 2 :
sedang Pemantauan dan
berlangsung evaluasi kinerja
bulan K3 sebagaimana
Februari dimaksud pada
2024. ayat 1 melalui
pemeriksaan,
pengujian,
pengukuran, dan
audit internal
SMK3 dilakukan
oleh sumber daya
manusia yang
kompeten.

28
Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)

PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi) / P

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Sangat mungkin terjadi / Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang 10
hampir pasti terjadinya 1 kali dalam 10 kali kesempatan

Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk terjadi 6
(peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali kesempatan)

Tidak biasa namun bisa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi 3
terjadi namun kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali
dalam 1000 kali kesempatan)

Kecil kemungkinannya Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu kebetulan 1


(peluang terjadinya 1 kali dalam 10.000 kali kesempatan)

Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah 0.5
kemungkinannya bertahun-tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam
100.000 kali kesempatan)

Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin 0.2
terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali
kesempatan)

PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut) / E

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Kontinyu Sangat sering atau pekerjaan yang rutin dilakukan 10

Seringkali Terjadinya sekali sampai beberapa kali sehari 6

Kadang-Kadang Sekali seminggu sampai beberapa kali sebulan 3

Tidak Biasanya Sekali dalam sebulan sampai sekali setahun 2

Jarang Sekali dalam beberapa tahun 1

Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5

28
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100

Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40

Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15

Serius Menimbulkan cidera serius (menyebabkan cacat anggota tubuh) 7

Perawatan Medis Menimbulkan cidera yang memerlukan perawatan medis 3

Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan P3K 1

Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah

29
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan beberapa temuan positif di PT. Yutaka
Manufacturing Indonesia terkait Kelembagaan dan Keahlian K3, serta Penerapan SMK3, sebagai
berikut:
1. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah membentuk organisasi P2K3 yang telah disahkan
oleh dinas tenaga kerja setempat sesuai dengan Permenaker No. 4 tahun 1987, telah melakukan
rapat bulanan dan juga telah melaporkan hasil pertemuan ke dinas tenaga kerja setempat.
2. Memiliki hubungan yang baik dengan Dinas setempat terkait pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang mendukung penerapan kebijakan K3.
3. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah melaksanakan penerapan SMK dan pemenuhan
regulasi K3 di bidang kelembagaan K3, keahlian K3, dan SMK3 sesuai dengan peraturan yang
berlaku dibuktikan dengan pencapaiannya 91,56% untuk kategori tingkat lanjutan (166 kriteria).
Namun, masih ditemukan beberapa temuan negative yang diharapkan bisa menjadi sumber
bahaya yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja.
4. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah menyediakan APD dan dokumen K3 sesuai dengan
bidang pekerjaan yang ada di lingkungan kerjanya.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisa yang kami lakukan, kami berikut beberapa saran yang dapat kami
berikan guna meningkatkan penerapan K3 khususnya terkait Kelembagaan dan Keahlian K3, serta
Penerapan SMK3, sebagai berikut:
1. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia perlu mempertahankan hasil pencapaian SMK yang sudah
berada di tingkat lanjut.
2. Perlu adanya tinjauan rutin mengenai sertifikat dari masing-masing ahli K3.
3. Perlu adanya alat penanggulangan keadaan darurat lainnya yang sesuai di area TPS B3 untuk
meminimalisir adanya keadaan darurat.
4. Perlu dibuatnya jalan khusus pejalan kaki di seluruh area pabrik terutama di area bongkar muat
forklift atau area produksi.
5. Perlu dilakukannya dokumentasi secara berkala dari hasil pelaksanaan SMK3 atau K3 di
perusahaan.

30
LAMPIRAN

Struktur Organisasi P2K3 Kebijakan LK3

Dokumentasi Safety Talk

Sertifikat SMK3
*Note: Sertifikat SMK3 yang terbaru belum
release.

31
Safety Induction. Instruksi Kerja.

Alat Pelindung Diri (APD) Rambu-rambu di area kerja.

Standar APD Karyawan. Summary Audit SMK3.

Matriks APD.

32

Anda mungkin juga menyukai