Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. PERTAMINA (PERSERO) INTEGRATED TERMINAL MAKASSAR

KAWASAN PELABUHAN GATE

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 119

MUH. ILHAM SYAINAL

KELAS A

PENYELENGGARA
PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI
Makassar, 27 Maret – 08 April 2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.........................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum...................................................................................................................2
BAB II KONDISI PERUSAHAAN....................................................................................................8
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja...................................................................................8
2.2 Temuan...........................................................................................................................11
BAB III ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI......................................................................13
3.1 Analisa Temuan Positif.................................................................................................13
3.2 Analisa Temuan Negatif...............................................................................................17
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................21
4.2 Saran...............................................................................................................................21
REFERENSI......................................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah faktor penting dalam
berbagai sektor industri. K3 tidak hanya berlaku pada sektor industri barang
(manufaktur) namun juga harus dilakukan pada sektor jasa. Hal ini
dikarenakan K3 juga dianggap sebagai perlindungan bagi aset perusahaan
(SDM, alat, dll). Dengan diterapkannya K3 di lingkungan kerja diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas kerja di sektor industri tersebut. Perlu
disadari bahwa kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian (produksi &
lingkungan) dan tersebut harus dihindari.
K3 telah menjadi isu penting, tidak hanya dalam skala Nasional, tetapi
juga dalam skala Internasional. Setiap perusahaan diwajibkan untuk
menerapkan persyaratan K3. Setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun
tidak menghendaki terjadinya kecelakaan kerja, dan penyakit akibat kerja.
Suatu potensi resiko berupa kecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan
dan penyakit akibat kerja dapat muncul karena kesalahan dalam penggunaan
peralatan, kurangnya informasi terhadap area kerja dan kemampuan serta
keterampilan tenaga kerja yang kurang kompeten di bidangnya.
Berbagai hal diatur dalam K3, seperti ergonomik, kondisi lingkungan
kerja, penggunaan bahan berbahaya, konstruksi bangunan, listrik,
penanggulangan kebakaran, penggunaan alat-alat mekanik (PAA, PTP), serta
Pesawat Uap dan Bejana Tekan. Terkait dengan itu, perusahaan atau tempat
kerja wajib memperhatikan tentang Kelembagaan dan Keahlian K3 serta
penerapan SMK3 agar pelayanan dan pemenuhan syarat K3 dapat
dilaksanakan dengan baik.

1.2 Maksud dan Tujuan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam
pelatihan Ahli K3 Umum dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:

1
1. Memberikan pengalaman serta pengamatan langsung dalam upaya membekali
para calon Ahli K3 Umum dalam praktik nyata. Dalam pelaksanaan dan
penerapan persyaratan dan pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
tempat kerja yang meliputi:
a. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
b. Keadaan mesin-mesin
c. Alat-alat kerja, serta instalasi serta peralatan lainnya
d. Penanganan bahan kimia berbahaya
e. Proses produksi
f. Sifat pekerjaan dan lingkungan kerja
2. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi PT. Pertamina (Persero) Instalasi
TBBM Makassar Kawasan Pelabuhan Gate dalam menerapkan kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pengamatan keseluruhan, antara lain sebagai berikut:

1. Kelembagaan dan Keahlian K3 serta SMK3


2. Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja, dan Bahan Berbahaya
3. K3 Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran
4. K3 Mekanik (PAA, PTP) Pesawat Uap dan Bejana Tekan

1.4 Dasar Hukum


1. Dasar hukum (umum)
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Dasar hukum terkait Kelembagaan K3
a. Peraturan Menteri tenaga kerja No. 04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli KeselamatanKerja
b. Peraturan Menteri tenaga kerja No. 02/MEN/1992 Tentang Tata Cara
Petunjukan, Kewajiban, Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja

2
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/MEN/1995 Tentang.
Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.155/MEN/1984 Tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Nomor KEP.125/MEN/82, Tentang Pembentukan, Susunan Dan Tata
Kerja Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Wilayah Dan Panitia Pembina
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
e. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.
Per01/MEN/1/2007Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan K3
f. Peraturan Menteri tenaga kerja RI No. Per-26/MEN/2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajement
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
g. Peraturan Menteri tenaga kerja RI No. Per-18/MEN/2016 Tentang
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
h. Peraturan Menteri tenaga kerja RI Kep-1135/MEN/1987 Tentang
BendaharaKesehatan dan Keselamatan Kerja
i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-245/MEN/1990 Tentang
Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
j. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.
Per239/MEN/2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi 9
Kompetensi Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
k. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.
Per372/MEN/XI/2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Bulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2010-2014
l. Surat Edaran Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.
SE.02/MEN/DJPPK/I/2011 Tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja Seabagaimana Dimaksud Dalam Undang Undang
No. 1 Tahun 1970 Yg Selanjutnya Disebut Ahli K3
m. Keputusan Dirjen Penmbinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
Kep- 37/DJPPK/XI/2004 Tentang Kelengkapan dan Identitas Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja i. Keputusan Dirjen Penmbinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No. Kep- 69/PPK dan

3
K3/XII/2015 Tentang Pedoman Pembinaan Calon Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

3. Dasar hukum K3 Kesehatan Kerja dan Ergonomi


a. Undang-Undang No. 3 Tahun 1969 tentang persetujuan konvensi
organisasi perburuhan internasional Nomor 120 mengenai Hygiene
dalam perniagaan dan kantor-kantor
b. Perturan Menteri tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi no. per
no01/Men/1976 tentang kewajiban Latihan hygie perusahaan,
kesehatan keselamatan dan kerja bagi tenaga para medis
perusahaan.
c. Peraturan presiden No. 7 tahun 2019 tentang penyakit akibat kerja.
d. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. Per
02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan kerja dalam
penyeleggaraan keselamatan kerja
e. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. Per
01/Men/1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja.
f. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. Per. 03/Men
1982 tentang pelayanan kesehatan .
g. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. Per. 15/Men
/VII/2008 tentang pertologan pertama pada kecelakaan di tempat
kerja
h. Peraturan Menteri tenaga kerja ann transmigrasi No. Per.25/Me/2008
tentang pertolongan pertama pada keelakaan di tempat kerja.
i. Peraturan Menteri tenaga kerjaan RI No. 5 tahun 2018 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja.
j. Keputusan Menteri tenaga kerja nomor 333 tahun 1989 tentang
diagnosa dan pelaporan penyakit akibat kerja.
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.Per.08/Men/2010 tentang Alat Pelindung Diri
4. Dasar Hukum Lingkungan Kerja Adapun dasar hukum mengenai
pengawasan K3 Bahan Kimia Berbahaya adalah sebagai berikut.
a. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.05 Tahun 2018 tentang
Kesahatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Kerja.
4
b. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.SE.01/Men/PPK/IV/2012 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-
syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang
Terbatas/Confined Space.
c. Keputusan Dirjen Binawas Ketenagakerjaan No.Kep.113/DJPPK/2006
tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Ruang Terbatas (Confined space).
5. Dasar Hukum K3 Bahan Kimia Berbahaya
Adapun dasar hukum mengenai K3 Bahan Kimia Berbahaya adalah
sebagai berikut.
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Pestisida.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
d. Keputusan Dirjen PNK No.Kep.001/PPK-PNK/V/2014 tentang
Petunjuk Teknis Potensi Bahaya Instalasi/Fasilitas di Perusahaan.
e. Keputusan Dirjen PPK No.Kep.84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara
penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan
Menengah.
f. Surat Edaran Mennakertrans No.SE.140/Men/PPK-KK/II/2004
tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar
(Major Hazard Instalation).
g. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01 Tahun 1997 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor-faktor Kimia di Lingkungan Kerja.
6. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tenntang Bangunan Gedung
c. Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan

5
d. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.20/DJPPK/VI/2004 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Konstruksi Bangunan
e. Permenaker RI No.9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam pekerjaan pada ketinggian

7. Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik


a. Permenaker No. 12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja
b. Undang – Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
c. Permenaker RI No. 31 tahun 2015 dan Permenaker RI No.
PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
d. Permenaker RI No. 6 tahun 2017 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator
e. Kep. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
f. Ketenagakerjaan No. KEP.407/BW/1999 tentang Persyaratan,
Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift
g. Kep. Dirjen Panwasnaker dan K3 No. KEP.48/PPK&K3/VIII/2015
tentang Pembinaan Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Listrik
h. Kep. Dirjen Panwasnaker dan K3 No. KEP.47/PPK&K3/VIII/2015
tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Bidang Listrik
8. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.89/PPK/XII/2012 tentang
Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Spesialis Listrik Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 186 Tahun
1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
b. Permenakertrans RI No. PER.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
c. Instruksi Menaker RI No. INS 11/M/BW/1997 tentang pengawasan
khusus K3 penanggulangan kebakaran

6
d. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang
persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 tahun 1983 tentang instalasi
alarm kebakaran automatik
9. Dasar Hukum Mengenai K3 Mekanik
a. Undang - Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja Pasal 2 ayat 1 dan 2 (a, f, g, k) serta Pasal 3 ayat
1 (a, n, p)
b. Undang - Undang UAP Tahun 1930
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 8 Tahun
2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 38
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Tenaga dan Produksi
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 37
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana
Tekan dan Tangki Timbun
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-452/M/BW 1996
Tentang Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut Jenis Rental

7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


2.1.1 Sejarah Singkat
PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar merupakan
Badan Usaha Milik Negara yang dibangun pada jaman Belanda di tahun
1925. Pada awalnya PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar
bernama PT. Pertamina (Persero) Instalasi TBBM Makassar Kawasan
Pelabuhan Gate. PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar
dibangun oleh STANVAC pada tahun 1925 dan dioperasikan tahun 1960,
sedangkan lingkup LPG beroperasi tahun 1975. PT. Pertamina (Persero)
Integrated Terminal Makassar berada di Komplek Pelabuhan Soekarno Hatta
Jalan Hatta No.1, Ujung Tanah Kota Makassar, Sulawesi Selatan. dengan
status sewa lahan dari PT. Pelindo IV Cabang Makassar.

2.1.2 Profil PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar


1. Luas Area Daratan: 67.799 m2
2. Luas Area Perairan: 21.099 m2
3. Jumlah Tenaga Kerja: 214 Tenaga Kerja
4. Shift Kerja: Terbagi menjadi 3 kategori shift
a. Shift Pagi
b. Shift Siang
c. Shift Malam
5. Pola Supply dan Distribusi BBM & LPG
a. Memiliki Lembaga Penyalur
1) 132 SPBU
2) 6 SPBU Kompak (APMS)
3) 2 SPMU Mini
4) 1 SPBB
5) 24 SPBUN
6) 24 TNI/POLRI
7) 170 Industri
8) 20 Pertashop
9) 31 SPBE
10)108 Agen LPG

8
b. Penyaluran BBM: Kota Makassar, Kab Gowa, Kab Maros, Kab Takalar,
Kab Jeneponto, Kab Pangkep, Kab Sinjai, Kab Bantaeng, Kab Selayar,
Kab Bulukumba, Kab Bone.
c. Penyaluran LPG: Kota Makassar, Kab Gowa, Kab Maros, Kab Takalar,
Kab Bantaeng, Kab Bulukumba, Kab Bone, Kota Pare-Pare, Kota
Mamuju.
d. Konstinyasi BBM & LPG: DPPU Hasanuddin, FT Pare-Pare, FT
Kolaka, FT Palopo, FT Donggala, FT Kendari, FT Toli-Toli, FT Raha,
FT LPG Kendari
6. Pola Supply BBM & LPG - Supply ke Makassar
a. BBM/BBK:
1) RU V BALIKPAPAN
2) RU IV CILACAP
3) INT TERMINAL TUBAN
4) INT TERMINAL MANGGIS
5) SUPPLIER FAME
6) IMPOR
b. LPG:
1) STS KALBUT
2) STS BALIKPAPAN
2.1.3 Sarana dan Fasilitas Perusahaan
1. Sarana Perusahaan

2. Fasilitas Dermaga
a. Jetty-etty-2 6.500 DWT (BL & DC)
1) Loading Produk: P, S, Px, MFO, Fame, Pertalite, LPG
2) Discharge Produk: Fame, Dex, Turbo, MFO, LPG
3) Line 8’: P, S, Fame, PX, Turbo, MFO, Dexlite
4) Fasilitas Bunker: Ada
5) Disch Rate: Up to 300 KL/Hr
6) Load Rate: Up to 300 KL/Hr

9
7) Occupancy: +/- 84,7%
8) Call Rata-Rata: +/- 21 Call/Bulan
9) Draft: 8 Meter
10)Max LOA: 100 Meter
11)Wind Limits: max 20 knots
b. Jetty-1 18.000 DWT (DC)
1) Discharge Produk: P, PX, S, Fame, Avtur, MFO dan LPG
2) Line 12’: P
3) Line 10’: S, MFO
4) Line 8’: Px, Fame, Avtur
5) Line 6’: LPG
6) Fasilitas Bunker: Ada
7) Disch Rate: Up to 500 KL/Hr
8) Occupancy: +/- 86,7%
9) Call Rata-Rata: +/- 23 Call/Bulan
10) Draft: 9 meter
11) Max LOA: 169 meter
12) Wind Limits: max 25 knots
c. Jetty-3 1.000 DWT (BL Industri)
1) Loading Produk: MFO, Solar dan Fame
2) Line 6’: MFO, Solar dan Fame
3) Load Rate: Max 60 KL/Hr
4) Occupancy: +/- 26,1%
5) Call Rata-Rata: +/- 34 Call/Bulan
6) Draft: 10 meter
7) Min/Max LOA: Max 55 meter
8) Wind Limits: Max 10 knots
3. Fasilitas Tangki Tambun
27 Tangki Tambun dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Pertalite 4 Tangki
b. Solar 2 Tangki
c. Pertamax 2 Tangki
d. Avtur 3 Tangki
e. HSFO 2 Tangki
f. LSFO 1 Tangki
g. Fame 3 Tangki
h. Pertadex 1 Tangki
i. Pertamax Turbo 1 Tangki
j. LPG 4 Tangki
Keterangan:
*23 Tangki BBM dan 4 Tangki LPG
2 unit maintenance T.12 dan T.23
3 UNIT OFF (T14 dan T.08); Pengusulan FUPP dan upgrading dengan SC
5000 KL
4. Fasilitas Operasi & Penyaluran
1. Total Penyaluran Harian Filing Shed*
1) Pertalite 2151 KL
2) Solar 54 KL

10
3) Pertamax 200 KL
4) HSFO & LSFO 10 KL
5) Bio Solar 1281 KL
6) Pertadex 15 KL
7) Dexlite 32 KL
8) Ptx Turbo 8 KL
9) LPG 656 MT
*) Data Filing Shed Bulan Maret 2022. Tidak termasuk Bunker &
Backloading
2. Total Armada MT
1) 72 MT Pola Sewa
2) 62 MT Industri
3) 3 MT APMS
4) 96 Unit Skid Tank 50
5) Unit Truk 3 Kg
6) 10 Unit Filing Bay BBM
7) 3 Jembatan Timbang LPG
8) 30 UFM LPG 3 Kg
9) 3 Dermaga

2.1.4 Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi Perusahaan:
Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia
b. Misi Perusahaan:
Menjadi usaha minyak, gas serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan konsep-konsep komersial yang kuat

2.2 Temuan
2.2.1 Temuan Positif
1. Kelembagaan dan Keahlian K3 dan SMK3:
Terdapatnya safety sign jalur evakuasi
2. Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya:
Bekerja sama dengan perusahaan MHA untuk melakukan pengelolaan
limbah B3
3. K3 Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran:
Panel listrik dalam kondisi tertutup dan aman
4. K3 Mekanik (PAA, PTP) Pesawat Uap dan Bejana Tekan:
Operator Vapor LPG telah memiliki SIO (Surat Izin Operasional)

11
2.2.2 Temuan Negatif
1. Kelembagaan dan Keahlian K3 dan SMK3:
Belum membentuk Lembaga P2K3
2. Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya:
Tidak memiliki ruang P3K dan juga petugas P3K
3. K3 Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran:
Terdapat APAR di ruangan terbuka dalam kondisi pelindung rusak
4. K3 Mekanik (PAA, PTP) Pesawat Uap dan Bejana Tekan:
Tidak terdapatnya safety sign pada area sumur pantau

12
13
BAB III
ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI

3.1 Analisa Temuan Positif

NO SARAN/
FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS DASAR HUKUM
. REKOMENDASI

Kelembagaan dan Keahlian K3 dan SMK3

14
Terdapatnya safety Titik safety sign
sign sebagai (jalur evakuasi) UU No.1 Tahun 1970 pasal 3 ayat
penanda titik sudah sangat 1 huruf d, yaitu memberi
Area Depan Safety Sign kumpul atau jalur tepat karena kesempatan atau jalan
1.
kantor (Jalur Evakuasi) evakuasi yang lokasi menyelamatkan diri pada waktu
akan memudahkan penetapannya kebakaran atau kejadian – kejadian
jika terjadi keadaan tergolong mudah lain yang berbahaya
darurat ditemukan

Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya

15
Kepmenaker No.Kep 187 Tahun

Dengan sistem 1999 tentang Pengendalian Bahan


Bekerja sama Kimia Berbahaya di Tempat Kerja,
pengelolaan
dengan pasal 2
limbah dengan Perusahaan
perusahaan MHA
baik, maka akan harus lebih “pengusaha atau pengurus yang
untuk melakukan
Tempat berdampak baik memperhatikan menggunakan, ,menyimpan,
pengelolaan B3
2. Pengelolaan pula terhadap K3 Kembali limbah memakai, memproduksi dan
dan sudah
Limbah Tenaga kerja, sementara agar mengangkut bahan kimia
memiliki izin
lingkungan kerja, lebih terawatt, berbahaya di tempat kerja wajib
pengelolaan dari
dan tempat lain di aman dan bersih. mengendalikan bahan kimia
dinas lingkungan
sekitar perusahaan berbahaya untuk mencegah
hidup
ini. terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.

K3 Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran

16
Dengan
tertutupnya panel- Peraturan Menteri
panel listrik dalam Ketenagakerjaan RI No.
Dipertahankan Per-12/MEN/2015 Tentang
Panel listrik kondisi tertutup
dan melakukan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Ruang Panel dalam keadaaan dan dilengkapi Listrik di Tempat Kerja, Pasal 3
1. pengecekan
Listrik tertutup dan indikator sehingga b. menciptakan instalasi listrik yang
panel secara
aman dapat mencegah aman, handal dan memberikan
berkala.
terjadinya keselamatan bangunan beserta
sengatan listrik isinya.
pada pekerja

K3 Mekanik (PAA, PTP) Pesawat Uap dan Bejana Tekan

17
Operator Vapor
LPG telah memiliki
PERMENAKER No. 8 Tahun 2020
SIO (Surat Izin
Pasal 140 Ayat (2) Teknisi,
Operasional)
Tetap Operator, Juru Ikat (rigger), dan
Operator Vapor tentunya
mempertahanka Ahli K3 Bidang PAA, & Ayat (3)
Bukti wawancara LPG telah berpengaruh positif
n pengoperasian Kompetensi personal sebagaimana
1. dengan pihak Filling Shed memiliki SIO terhadap tanggung
sesuai dengan dimaksud pada ayat (2) harus
Pertamina (Surat Izin jawab yang
SOP yang dibuktikan dengan sertifikat
Operasional) diemban karena
berlaku kompetensi sesuai dengan
telah paham dan
ketentuan peraturan perundang
terbukti mahir
undangan.
dalam bidang
tersebut

18
3.2 Analisa Temuan Negatif

NO SARAN/
FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS DASAR HUKUM
. REKOMENDASI

Kelembagaan dan Keahlian K3 dan SMK3

Dengan
Terdapat SK memperhatikan
Ruang Rapat PT. Pengesahan P2K3, kondisi UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Pertamina akan tetapi berada perusahaan, Keselamtan Kerja Pasal 10, yaitu:
Bukti wawancara Belum
(Persero) pada tingkatan sebaiknya “Susunan panitia pembina
2. dengan pihak membentuk
Integrated Regional VII membentuk keselamtan dan kesehatan kerja,
Pertamina Lembaga P2K3
Terminal Sulsesl yang Lembaga P2K3 tugas dan lain – lainnyaditetapkan
Makassar kebijakannya di setiap wilayah oleh menteri tenaga kerja”
berbeda regional PT.
Pertamina

Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya

19
Seharusnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja
memiliki ruang dan Transmigrasi Republik
P3K dan Indonesia Nomor : PER 15/MEN
Tidak terdapatnya merekrut staff VII/2008 Tentang Pertolongan
Ruang Rapat PT. ruang P3K dan baru dalam Pertama Pada Kecelakaan
Tidak terdapatnya
Pertamina petugas P3K di bidang Petugas Ditempat Kerja
Bukti wawancara ruang P3K dan
(Persero) tempat kerja P3K agar
1. dengan staff belum memiliki Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2).
Integrated sangat berdampak supaya jika
Pertamina petugas P3K di
Terminal terhadap terjadi 1). pengusaha wajib menyediakan
lingkup Pertamina
Makassar keselamatan dan kecelekaan kerja petugas P3K dan fasilitas PK3 di
kesehatan kerja, bisa segera tempat kerja.
dilakukan
pertolongan 2). Pengurus wajib melaksanakan

pertama. P3K di tempat kerja.

K3 Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran

20
Dengan kondisi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
pelindung APAR
Segera dan Transmigrasi RI No.
yang rusak,
Terdapat APAR di melakukan Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-
tentunya akan
Bagian ruangan terbuka pergantian dan Syarat Pemasangan dan
berpengaruh
1. Konstruksi dalam kondisi perbaikan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
terhadap kualitas
Project pelindungnya terhadap Ringan, Pasal 10 “Alat pemadam
dari tabung APAR
rusak. pelindung pada api ringan yang ditempatkan di
yang tidak akan
tabung APAR alam terbuka harus dilindungi
berfungsi dengan
dengan tutup pengaman”
baik

K3 Mekanik (PAA, PTP) Pesawat Uap dan Bejana Tekan

21
Dengan kondisi
sumur pantau yang
tidak terdapat
pagar dan juga Seharusnya Sesuai dengan SOP PERTAMINA.
Tidak terdapatnya
safety sign sebagai diberikan safety
safety sign pada Dan melihat pada: UU no.1 tahun
Area Tangki peringatan bahwa sign dan pagar
1. area sumur 1970 pasal 3 ayat (1) huruf (a)
Timbun ada lubang, maka di sekitar area
pantau untuk Mencegah dan mengurangi
hal tersebut bisa tangka timbun
proses drain kecelakaan kerja
menjadi potensi tersebut
bahaya bagi
Tenaga Kerja yang
melintas

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian yang telah dibahas terkait pelaksanaan PKL
(Praktik Kerja Lapangan) mengenai hasil observasi dan analisis temuan dapat
disimpulkan bahwa PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar
Kawasan Pelabuhan Gate telah menjalankan beberapa kebijakan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan ditemukannya beberapa temuan
positif. Akan tetapi, budaya kerja K3 belum cukup kuat tercipta yang terlihat
dari kurangnya kesadaran beberapa pekerja dan juga beberapa alat yang
tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dengan ditemukannya
beberapa temuan negatif.

4.2 Saran
PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar Kawasan
Pelabuhan Gate diharapkan menjadikan K3 sebagai budaya yang dibangun
secara berkesinambungan sehingga menjadi nilai-nilai pribadi bagi para
pekerja, pengurus/pengusaha, bukan hanya menjadikan K3 sebagai bagian
dari Standar Operasional Prosedur dan lain-lain di perusahaan, apalagi hanya
menjadikan K3 sekedar mematuhi peraturan. Penting sekali keterlibatan
semua pihak akan kesadaran, komitmen, dan konsistensi dalam penerapan
budaya K3 sehingga menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan
sehat serta dapat mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan
penyakit akibat kerja.

23
REFERENSI

1. Buku Peraturan Perundangan K3


2. Data dari PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Makassar

24

Anda mungkin juga menyukai