KKK
1. PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI
SIPIL DINAS TENAGAKERJA DAN TRANSMIGRASI PROV. JATIM
2. DOSEN TIDAK TETAP DI PERGURUAN TINGGI (fakultas hukum)
3. DOSEN DI POLTEKES (fakultas keperawatan)
4. DOSEN DI POLTEK (fakultas K3)
5. PRAKTISI K3
6. PRAKTISI HUKUM (PKPA 2020)
7. PENDIDIKAN STRATA 2 MASTER K3 UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA.
DASAR-DASAR KESELAMATAN KERJA
AK3 UMUM (KEMNAKER)
PJK3. MEIDATAMA
05 Mei 2023
DASAR HUKUM KESELAMATAN KERJA
UU NO 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.
HSE
Penerapan safety pada umumnya berkaitan dengan pekerjaan sehingga safety lebih cenderung
diartikan keselamatan kerja. Bahkan saat ini safety sudah tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan
(Health) dan lingkungan (Environment) atau yang lebih dikenal dengan Safety Health Environment
(SHE), ada juga yang menyebutnya Occupational Health & Environment Safety (OH&ES).
Pendidikan
Pendidikan dan
kompetensi
Pengalaman / Keahlian
Kompetensi /
Pendidikan/Pengalaman
LAPANGAN KERJA DI
ERA INDUSTRIALISASI
DAN DIGITALISASI
COMPETITIVE
ADVANTAGE
BONUS
DEMOGRAFI
JUMLAH KECELAKAAN KERJA DI INDONESIA SAAT INI RELATIF MASIH TINGGI.
BERDASARKAN DATA BPJS KETENAGAKERJAAN, PADA TAHUN 2019 TERCATAT
173.415 KASUS KECELAKAAN KERJA
COMPENSABLE
TAHUN 2020, periode JANUARI – OKTOBER
BPJS mencatat 155.327 kasus kecelakaan kerja, 53 kasus penyakit akibat
kerja, dimana 11 diantaranya adalah kasus Covid-19.
APA PENDAPATMU ?
8
Data ini disampaikan
oleh Menteri
Ketenagakerjaan
Republik Indonesia.
MEWUJUDKAN
TEMPAT KERJA YANG
AMAN DENGAN
BUDAYA KERJA
BERBASIS
KESELAMATAN
KEGAGALAN KONSTRUKSI. “INI
MEMBUKTIKAN PROYEK
KONSTRUKSI TERSEBUT TIDAK
DIRENCANAKAN DENGAN MATANG
ATAU PENGAWASAN YANG KETAT
DAN KONSISTEN,”
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
MANAGEMENT SYSTEMS
Standar internasional yang diterbitkan oleh PBB yang mengatur
penerapan sistem manajemen dan keselamatan dan kesehatan kerja
secara nasional maupun di tingkat organisasi (perusahaan).
PERANAN SDM K3 DI ERA GLOBAL
(REVOLUSI IND.4.0)
COMPLIANCE CUSTUMER
WITH LAW STATISFACTION
ZERO ACCIDENT
(kecelakaan nihil)
PENDEKATAN PENDEKATAN
SDM SECARA TEKNIS
PENDEKATAN
UNDANG-UNDANG
SASARAN KESELAMATAN KERJA
PENDEKATAN - KEILMUAN
Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
PENDEKATAN – EKONOMI
Mencegah Kerugian dan
Meningkatkan produktifitas
UAPAYA
PENGENDALIAN
LATAR BELAKANG TIMBULNYA KESELAMATAN
KERJA
ACCIDENT FREE
Bebas dari kecelakaan
KESELAMATAN ADALAH TANGGUNG JAWAB
SEMUA ORANG DAN BUTUH KOMITMEN
BUSSINESS INTERUPTION
KEINGINAN UNTUK TERHINDAR DR
KERUGIAN MATERI AKIBAT KECELAKAAN
CUSTUMER STATISFACTION
DESAKAN DARI PIHAK LUAR DAN
TUNTUTAN MASYARAKAT
DIMENSI K3 DAN PENGUATAN PROGRAM K3
K3 Pada dasarnya adalah strategi penerapan dari
upaya perlindungan pekerja/buruh sekaligus juga
melindungi keberlangsungan usaha.
TEORI 2
Tindakan pencegahan dapat di konsentrasikan hanya kepada individu yang
telah mengalami kecelakaan sebelumnya.
TEORI 3
Orang dengan kecenderungan kecelakaan kerja yang
rendah dapat dipilih untuk bekerja, sedangkan orang yang telah mengalami
beberapa kecelakaan kerja sebelumnya dapat diminta untuk berhenti.
GOALS FREEDOM ALERTNESS
THEORY
Pekerja harus memiliki kemampuan untuk menetapkan tujuan yang
dapat dicapai.
Pekerja harus memiliki kebebasan untuk mengejar tujuan mereka.
Ini akan menghasilkan iklim kerja yang "kaya" dengan kewaspadaan dan kecelakaan yang lebih
sedikit (Pekerja tetap fokus)
KONSEP PSIKOLOGI
KECELAKAAN
KONSEP MENDASAR bahwa kecelakaan adalah hasil dari perilaku yang
berkualitas rendah (tidak aman) yang dihasilkan dari iklim psikologis yang tidak
menguntungkan yang tidak berkontribusi pada kewaspadaan mental.
ADJUSTMEN STRES THEORI
Penyebab dasar dan penyebab langsung terjadinya kecelakaan
bersumber dari faktor internal dan eksternal, termasuk stres kerja
dan karateristik individu.
INTERNAL EKSTERNAL
KONSEP PSIKOLOGI
KONSEP PSIKOLOGI
KECELAKAAN
KECELAKAAN
Faktor Internal adalah kondisi dan karateristik individu
Faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari
luar tubuh pekerja (lingkungan)
KITA JUGA PERLU PERTIMBANGKAN KONSEP
RANTAI PERISTIWA
The Chain-of-Events Theory
KECELAKAAN TERJADI KARENA ADA
SUMBER BAHAYA
KEYWORDS
1. MENGIDENTIFIKASI RESIKO
2. MENILAI RESIKO
3. MENGENDALIKAN RESIKO
DEFINISI HAZARD
semua sumber situasi maupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cedera atau
kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja
KONSEP
RISIKO
RISIKO RISK = CONSECUENCESS X LIKELIHOOD X EXSPOSURE
CONSECUENCESS : Efek yg akan terjadi dari suatu keberadaan suatu kejadian atas keberadaan bahaya
EXSPOSURE : Paparan atau kontak dengan pekerjaan atau properti dari keadan bahaya.
PEMICU
RISIKO / RISK
KEMUNGKINAN BAHWA ITU AKAN TERJADI BERSAMA DENGAN
SEBERAPA PARAH AKIBAT YANG AKAN DITERIMA
SAFETY HAZARD
MERUPAKAN BAHAYA YANG DAPAT
MENGAKIBATKAN TIMBULNYA KECELAKAAN YANG
DAPAT MENYEBABKAN LUKA HINGGA KEMATIAN,
SERTA KERUSAKAN ASET PERUSAHAAN.
HEALTH HAZARD
MERUPAKAN JENIS BAHAYA YANG BERDAMPAK
PADA KESEHATAN YANG MENYEBABKAN
GANGGUAN KESEHATAN DAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA.
BAHAYA KESELAMATAN (SAFETY HAZARD)
MELAKUKAN SHORTCUTS
MENJADI OVER-CONFIDENT
BURUKNYA HOUSEKEEPING
KEGAGALAN UNTUK
MERENCANAKAN PEKERJAAN
KEMBALI PADA TEORI DOMINO
DALAM MENGANALISIS ATAU INVESTIGASI KECELAKAAN
ATAU MENCARI PENYEBAB KECELAKAAN
RENCANA STRATEGI K3
2.1.2 Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko K3 sebagai
rencana strategi K3 dilakukan oleh petugas yang berkompeten
TERDOKUMENTASI
TEMPAT KERJA (SAFETY HAZARD – HEALTH HAZARD)
TERDOKUMENTASI
FAKTOR INTERNAL .
1. IDENTIFIKASI BAHAYA
FAKTOR EKSTERNAL
2. PENILAIAN RISIKO
MANAJEMEN RISIKO
3. PENGENDALIAN RISIKO
PENETAPAN KRITERIA RISIKO
PRA KONSTRUKSI
Pengkajian & Perancan Pembang
DETAILED ENGINEERING DESAIN TAHAPAN
perencanaan gan unan
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
RK3K DIPRESENTASIKAN
COMISIONING
Harus menyusun RKK
TESTING DAN COMMISSIONING DOKUMEN rencana konseptuan Evaluasi
SMKK teknis
PENYUSUNAN IBPR / HIRADC
Sedang
Sangat
Sangat
Ringan
Ringan
AKTIFITAS /
Berat
Berat
PEKERJAAN
PENILAIAN DAN KATEGORI Sangat
Perkalian antara nilai frekuensi dengan Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering
nilai keparahan suatu resiko.
FREKUENSI
Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
1 – 2 kali
Sering terjadi 1 kali dalam 5 1 kali dalam 15 Hampir
Dampak manusia Property Damage terjadi dlm 1
dlm 1 tahun tahun tahun mustahil terjadi
tahun
BASIC
LACK OF CAUSES
CONTROL IMMIDIATE INSIDENT
LOSSES
CAUSES
( H.W. HEINRICH, 1931)
ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT
SOCIAL
ENVIRON FAULT UNSAFE
MENT OF ACT/
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N
54
( FRANK BIRD JR, 1970 )
Lack of
ORIGIN SYMPTOM CONTACT LOSS
Control
LACK OF
CONTROL BASIC IMMEDIATED
INCIDENT INJURY /
CAUSES CAUSES / ACCIDEN
DAMAGE
KECELAKAAN KEJA
APD TIDAK MENCEGAH KECELAKAAN
SEHINGGA APD BERADA HIRARKI KE 5 (PILIHAN TERAKHIR)
APD
ENGINEERING
ADMINISTRASI
WORK
PRAKTICE
URUTAN REKOMENDASI
AKAN MENJADI URUTAN PELKASANAAN DI LAPANGAN
TERHADAP KECELAKAAN DUM TRUCK YG NABRAK DAN PENGEMUDI
TERPENTAL KELUAR DIKARENAKAN TIDAK PAKAI SEATBELT
REKOMENDASI PRIORITAS
PERBAIKAN BAGAIMANA YANG
TATA CARA KERJA AMAN BISA MENCEGAH KONTAK
TATA CARA KERJA AMAN
DITERJEMAHKAN
(TATA CARA KERJA AMAN)
JSA SOP
STANDAR
OPERSIONAL
PROSEDUR
PKS
PROSEDUR KERJA SPECIFIK
IK INSTRUKSI KERJA
penentuan prioritas terhadap pemilihan
pekerjaan yang perlu dilakukan JSA
DIKENDALIKAN
BAHAYA / HAZARD
MUNCULNYA RISIKO AKIBAT DARI
ORANG / PEKERJA DAPAT TERPAPAR BAHAYA
BAHAYA (HAZARD)
RISIKO / RISK
BAHAYA DAN RISIKO HARUS
APAKAH YANG DIKENDALIKAN
Artinya jika bahaya dapat di
HARUS DIKENDALIKAN ? kendalikan
TIDAK SEMUA BAHAYA
BAHAYA ATAU RISIKO DIHILANGKAN
BAHAYA / HAZARD
LOWWEBEL RISK
HAZARD TIDAK DAPAT
SELURUHNYA DIHILANGKAN
DENGAN PENGENDALIAN RISIKO ACCEPTABLE RISK
DAPAT DIMINIMALISIR
TOLERABLE RISK
PENGENDALIAN DAPAT DIKATAKAN MEMADAI APABILA RISIKO YANG
TERJADI LEBIH KECIL DARI RISIKO YANG BISA DITERIMA
APAKAH ANTARA IBPR DAN JSA ADALAH
HAL YG BERBEDA
ANTARA IBPR DG JSA BUKAN MERUPAKAN HAL YANG BERBEDA
KONTEN NYA
URAIAN LANGKAH JIKA KITA BERBICARA JSA MAKA :
LEBIH SPESIFIK
IDENTIFIKASI BAHAYA PADA SATU KEGIATAN
PENGENDALIAN
HARUS BERAPA LANGKAH DALAM
JSA
CONTOH
PEMINDAHAN OB – DARI PIT KE DISPOSAL
TERGANTUNG MAKA DISANA ADA KEGIATAN LOADING OB
RUANG (OXCAVATOR KE DUM TRUCK)
LINGKUPNYA ADA KEGIATAN TRAVELING (DUMTRUCK DARI PIT KE
DISPOSAL)
KEMUDIAN DI DISPOSAL ADA KEGIATAN DUMPING OB
KONTEN NYA
• URAIAN LANGKAH JIKA KITA BERBICARA JSA MAKA :
• IDENTIFIKASI BAHAYA MELAKUKAN ANALISIS
• PENGENDALIAN PADA SATU KEGIATAN
SOP Batasan operasi peralatan dan TATA CARA KERJA YANG AMAN
keselamatan, prosedur mengaktifkan, ADALAH TANGGUNG JAWAB
mengoperasikan, dan menonaktifkan peralatan PENGURUS PERUSAHAAN
DIPERLUKAN ANALISIS
Organisational influence
inappropriate behaviours
Pre - condition
ASPEK K3 DITINJAU DARI PERILAKU
SAFETY PSYCHOLOGY
(SYSTEMS) (PEOPLE)
BBS
MANAGEMENT
(CULTURE)
PERSON MEMBANGUN BUDAYA K3
PERSON
KNOWLEDGE, SKILL, ENVIRONMENT
ABILITIES, EQUIPMENT, TOOL,
INTELLIGENCE INTERACTION
MACHINES,
HOUSEKEEPING
SAFETY
CULTUR
INTERACTION INTERACTION
ORGANIZ
ATION
JOB
BEHAVIOUR
COMPLYING,
COACHING,
RECOGNIZING
PERILAKU MEMATUHI, MELATIH, MENGAKUI
PEMBENTUKAN PERILAKU
PERILAKU KARENA ADANYA PENGAKTIF DAN
TERBENTUK KARENA ADANYA KONSEKWENSI
O
TIDAK TERSEDIA ALAT
PELINDUNG DIRI
B
S
ACTIFATOR
E
SENGAJA TDK MEMAKAI
ALAT PELINDUNG DIRI
R
F
TANPA
Tukan Cat tidak menggunakan KONSEKWENSI A
RESPIRATOR alat pelindung diri S
I
PENYEBAB KECELAKAAN (ERROR) DIDOMINASI TINDAKAN TDK AMAN
BISA KARENA TIDAK SENGAJA ATAU KESENGAJAAN
BEHAVIOUR
BEHAVIOUR AND OBSERVABLE ACT
MELAKSANAKAN Sering kali perusahaan yang
PROGRAM OBSERFASI menerapkan BBS melakukan
kekeliruan pada fase obserfasi
AKTIFITAS YANG SANGAT
PENTING DALAM Ketidak Ketidak
tersediaan tersediaan
MEMBANGUN BUDAYA K3 sumber daya cukup waktu
Mengamati tindakan-
tindakan pekerja selama PENGAWAS
melakukan pekerjaannya
CENDERUNG
MELAKUKAN INSPEKSI
OBSERVASI VS INSPEKSI
LEBIH CENDERUNG UNTUK
1. TIMING MELAKUKAN ATAU MENILAI,
2. PERILAKU BERUBAH SAAT DI MENGAMATI ATAU MENG INSPEKSI
OBSERVASI (INGAT KEMBALI ) KONDISI-KONDISI TIDAK AMAN –
TEORI ABC BUKAN TINDAKAN-TINDAKAN TIDAK
3. IF FIGHT YOU BACK AMAN.
COPORATE
CULTURE Cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
Budaya perusahaan
Pemikiran
Ide Hasil / Prestasi
Tindakan
MENCAPAI TUJUAN
BERSAMA
SERTA MENUMBUH
KEMBANGKAN
CORPRATE CULTURE
ARTI / MAKNA LAMBANG KE
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan
cedera, penyakit akibat kerja
(PAK) ataupun kefatalan
(kematian).
Nearmiss (hampir
celaka)
Nearmiss (hampir celaka) Insiden yang tidak
menyebabkan cedera, penyakit
akibat kerja (PAK) ataupun
kefatalan (kematian).
PIRAMIDA KECELAKAAN KERJA
Setiap Terjadi
1 Kecelakaan Fatal/Kematian
Biaya Langsung
1. Biaya Pengobatan & Perawatan.
Rp. 1 Juta 2. Biaya Kompensasi (Asuransi).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Biaya Tidak Langsung
{
1. Kerusakan Bangunan.
Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja 2. Kerusakan Alat dan Mesin.
Rp. 5 – 50 Juta 3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material.
(Biaya Kerusakan Aset 4. Gangguan/Terhentinya Produksi.
Yang Tidak Diasuransikan) 5. Biaya Administrasi.
6. Pengeluaran Sarana dan Prasarana Darurat.
{
7. Waktu untuk Investigasi.
8. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang .
Rp. 5 – 3Juta 9. Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
(Biaya Lain-lain 10. Biaya Lembur.
Yang Tidak Diasuransikan) 11. Biaya Ekstra Pengawas.
12. Waktu untuk Administrasi.
13. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang
Kembali karena Cedera.
14. Kerugian Bisnis dan Nama Baik.
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
• Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di
Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.
• Sistem Manajemen
1. Prosedur dan Aturan.
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
3. Penghargaan dan Sanksi.
Budaya 5R
Pengertian
5R adalah cara/metode untuk mengatur/mengelola/mengorganisir
tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara
berkelanjutan.
Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.
Manfaat
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang
lebih efisien.
2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan
luas.
3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja
yang bagus/baik.
4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-
pemborosan di tempat kerja.
Langkah-Langkah Penerapan 5R
Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
Rapi
1. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
2. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya,
keseragaman, fungsi dan batas waktu.
3. Pengaturan tanda visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan.
Resik
1. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
3. Meminimalisir sumber-sumber sampah dan kotoran.
4. Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak (peremajaan).
Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
Rajin
Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
Penerapan Budaya 5R Di Tempat Kerja
MAKNA RAMBU DI TEMPAT KERJA
Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
P3K dan Tanda Sarana /
Darurat Fasilitas Umum
Kebakaran Evakuasi Darurat
LABEL KEMASAN BAHAN
BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
GHS (Globally Harmonized System) – UN (United Nations) Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
Lingkungan
LABEL TRANSPORTASI BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)
LABEL PIPA
Gas Bertekanan.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Terbakar.
LABEL PIPA
LABEL PIPA Air Yang Dapat Diminum, Air Pendingin, Air
LABEL PIPA Umpan Boiler.
LABEL PIPA Bahan Beracun & Korosif.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Media Pemadam Kebakaran.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Menyala.
LABEL PIPA
Sumber : ANSI (American National Standards Intitute) Amerika
TANDA DAN MAKNA PAPAN INFORMASI DI TEMPAT KERJA
Zona Berbahaya.
CONTOH DOKUMENTASI PENERAPAN 5R DI TEMPAT KERJA
LOTO (Lockout – Tagout)
Pengertian
Suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat
berbahaya secara tepat telah dimatikan dan
tidak akan menyala kembali selama
pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan dan perawatan berlangsung
sampai dengan pekerjaan tersebut berakhir.
Prosedur Umum
1. Mengidentifikasi sumber energi.
Peralatan LOTO
2. Mengisolasi dan mematikan sumber
energi.
3. Mengunci dan memberi tanda bahaya
pada sumber energi.
4. Memastikan keefektifan isolasi sumber
energi.
Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran
bekerja sesuai
dengan bahaya
dan resiko kerja
untuk menjaga Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki
keselamatan
tenaga kerja itu
sendiri maupun
orang lain di Rompi Nyala
tempat kerja.
Pelindung Jatuh
Pelampung
Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
Pengertian
Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan dan
atau diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan
dengan pekerjaan.
Contoh
Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low Back Pain, White Finger Syndrom, dsb.
Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun
dan Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ;
Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi
(Stress, dsb).
Pencegahan
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Penyedian Sarana dan Prasarana.
KESEHATAN KERJA PERMENAKER NO. 2 THN 1980
Pengertian
Penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat
yang setinggi-tingginya dari kesehatan fisik,
mental dan sosial dari tenaga kerja pada
semua pekerjaan, pencegahan gangguan
kesehatan pada tenaga kerja yang disebabkan
oleh kondisi kerjanya, perlindungan tenaga
kerja dari resiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu
lingkungan kerja yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikologisnya, dan
sebagai kesimpulannya merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
Sumber : Joint ILO-WHO Committee 1995
manusia kepada pekerjaanya.
Kesehatan Kerja (Selesai)
Ruang Lingkup
1. Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
o Sarana.
o Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan dan paramedis
perusahaan).
o Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan PKK).
2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal, Berkala, Khusus dan Purna
Bakti)
3. Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja, kantin, katering
pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan petugas katering).
5. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6. Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja,
Penyakit Akibat Kerja)
Tanggap Darurat
Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat
yang terbentuk dari 3 unsur (panas, oksigen dan
bahan mudah terbakar ) yang menghasilkan panas
Panas dan cahaya.
Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun besar pada tempat,
Rantai situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang
Reaksi bersifat merugikan dan pada umumnya sulit
Bahan dikendalikan.
Oksigen
Mudah
Terbakar
Segitiga Api
Tahap–tahap Kebakaran
Muncul
1. Reaksi 3 unsur api.
2. Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya.
3. Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.
Tumbuh
1. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
2. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena
panas).
3. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas pemadam.
Puncak
1. Semua bahan mudah terbakar menyala.
2. Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di
dalamnya.
Reda/Padam
1. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
2. Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan
padamnya api.
3. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api
baru.
Grafik Tahap-Tahap Kebakaran 4. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan O2
secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat kebakaran berlangsung).
Metode Pemadaman Api
Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.
Isolasi
1. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan
api.
2. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
Dilusi
1. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media gas CO2.
Pemisahan
1. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
2. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
Pemutusan
1. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat
radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
2. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena
menimbulkan efek rumah kaca).
Klasifikasi Kebakaran
Tuas
Pin
Petunjuk Penggunaan :
Tanda Pemasangan APAR Manometer 1. Tarik pin pengunci
tuas.
Selang 2. Arahkan selang ke
pusat api.
Nozzle / Corong 3. Tekan tuas pegangan
tabung pemadam.
4. Sapukan secara
merata.
Berdasarkan Konstruksi
1. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung untuk
mengeluarkan isi tabung APAR).
2. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu dengan
tabung APAR).
Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
Berdasarkan Kapasitas
APAR Tekanan Tetap
APAR 0.6 kg s.d 90kg.
Hidran